Anda di halaman 1dari 28

TEKNIK PANTAI

BANGUNAN PELINDUNG PANTAI

DOSEN :
DR. IR. ACHMAD PERWIRA MULIA, M.Sc

ANGGOTA :
1. (14 0404 021) MUHAMMAD ANSHARI MATONDANG
2. (14 0404 012) FAHRUL ROZI SURBAKTI
BANGUNAN PELINDUNG PANTAI
A. Groin
Groin adalah struktur pengaman pantai yang dibangun menjorok relatif
tegak lurus terhadap arah pantai. Bahan konstruksinya umumnya kayu,
baja, beton (pipa beton), dan batu. Pemasangan groins menginterupsi aliran
arus pantai sehingga pasir terperangkap pada upcurrent side, sedangkan
pada downcurrent side terjadi erosi, karena pergerakan arus pantai yang
berlanjut
Penggunaan Groin dengan menggunakan satu buah groin tidaklah efektif.
Biasanya perlindungan pantai dilakukan dengan membuat suatu seri
bangunan yang terdiri dari beberapa groin yang ditempatkan dengan jarak
tertentu. Hal ini dimaksudkan agar perubahan garis pantai tidak terlalu
Selain tipe lurus seperti yang ada pada gambar ada juga groin tipe L dan
signifikan.
tipe T, yang kesemuanya dibangun berdasarkan kebutuhan
B. Jetty
Jetty adalah bangunan tegak lurus pantai yang diletakan di kedua sisi
muara sungai yang berfungsi untuk mengurangi pendangkalan alur oleh
sedimen pantai. Pada penggunaan muara sungai sebagai alur pelayaran,
pengendapan dimuara dapat mengganggu lalu lintas kapal. Untuk
keperluan tersebut jetty harus panjang sampai ujungnya berada di luar
sedimen sepanjang pantai juga sangat berpengaruh terhedap pembentukan
endapan tersebut. Pasir yang melintas didepan muara geelombang pecah.
Dengan jetty panjang transport sedimen sepanjang pantai dapat tertahan
dan pada alur pelayaran kondisi gelombang tidak pecah, sehingga
memungkinkan kapal masuk kemuara sungai.
Selain untuk melindingi alur pelayaran, jetty juga dapat digunakan untuk
mencegah pendangkalan dimuara dalam kaitannya dengan pengendalian
banjir. Sungai-sungai yang bermuara pada pantai yang berpasir engan
gelombang yang cukup besar sering mengalami penyumbatan muara oleh
endapan pasir.karena pengaruh gelombang dan angin, endapan pasir
terbentuk di muara. Transport akan terdorong oleh gelombang masuk
kemuara dan kemudian diendapkan. endapan yang sangat besar dapat
menyebabkan tersumbatnya muara sungai. penutupan muara sungai dapat
menyebabkan terjadinya banjir didaerah sebelah hulu muara. Pada musim
penghujan air banjir dapat mengerosi endapan sehingga sedikit demi sedikit
muara sungai terbuka kembali. Selama proses penutupan dan pembukaan
kembali tersebut biasanya disertai dengan membeloknya muara sungai
dalam arah yang sama dengan arah transport sedimen sepanjang pantai.
Jetty dapat digunakan untuk menanggulangi masalah tersebut, mengingat
fungsinya hanya untuk penanggulangan banjir, maka dapat digunakan salah
satu dari bangunan berikut, yaitu jetty panjang, jetty sedang, jetty pendek.
Jetty panjang apabila ujungnya berada diluar gelombang pecah.tipe ini
efektif untuk menghalangi masuknya sedimen kemuara, tetapi biaya
konstruksi sangat mahal, sehingga kalau fungsinya hanya untuk
penaggulangan banjir maka penggunaan jetty tersebut tidak ekonomis.
Kecuali apabila daerah yang harus dilindungi terhadap banjir sangat
penting. Jetty sedang dimana ujungnya berada anatar muka air surut dan
lokasi gelombang pecah, dapat menahan sebagian transport sedimen
sepanjang pantai. Alur diujung jetty masih memungkinkan terjadinya
endapan pasir. Pada jetty pendek, kaki ujung bangunan berada pada
permukaan air surut.fungsi utama bnagunan ini adalah menahan
berbeloknya muara sungai dan mengkonsentrasikan aliran pada alur yang
telah ditetapkan untuk bisa mengerosi endapan, sehingga apada awal musim
penghujan di mana debit besar (banjir) belum terjadi, muara sungai telah
Selain ketiga tipe jetty tersebut, dapat pula dibuat bangunan yang
ditempatkan pada kedua sisi atau hanya satusisi tebing muara yang tidak
menjorok kelaut. Bangunan ini sama sekali tidak mencegah terjadinya
endapan dimuara, fungsi bangunan ini sama dengan jetty pendek, yaitu
mencegah berbeloknya muara sungai degan mengkonsentrasikan aliran
untuk mengerosi endapan.
C. Breakwater
Breakwater atau dalam hal ini pemecah gelombang lepas pantai adalah
bangunan yang dibuat sejajar pantai dan berada pada jarak tertentu dari
garis pantai. Pemecah gelombang dibangun sebagai salah satu bentuk
perlindungan pantai terhadap erosi dengan menghancurkan energi
gelombang sebelum sampai ke pantai, sehingga terjadi endapan dibelakang
bangunan. Endapan ini dapat menghalangi transport sedimen sepanjang
pantai.
Sebenarnya breakwater atau pemecah gelombang dapat dibedakan menjadi
dua macam yaitu pemecah gelombang sambung pantai dan lepas pantai. Tipe
pertama banyak digunakan pada perlindungan perairan pelabuhan,
sedangkan tipe kedua untuk perlindungan pantai terhadap erosi. Secara
umum kondisi perencanaan kedua tipe adalah sama, hanya pada tipe pertama
perlu ditinjau karakteristik gelombang di beberapa lokasi di sepanjang
pemecah gelombang, seperti halnya pada perencanaan groin dan jetty.
Penjelasan lebih rinci mengenai pemecah gelombang sambung pantai lebih
cenderung berkaitan dengan palabuhan dan bukan dengan perlindungan
pantai terhadap erosi. pemecah gelombang lepas pantai dibuat sejajar pantai
dan berada pada jarak tertentu dari garis pantai, maka tergantung pada
panjang pantai yang dilindungi, pemecah gelombang lepas pantai dapat
dibuat dari satu pemecah gelombang atau suatu seri bangunan yang terdiri
dari beberapa ruas pemecah gelombang yang dipisahkan oleh celah.
Bangunan ini berfungsi untuk melindungi pantai yang terletak
dibelakangnya dari serangan gelombang yang dapat mengakibatkan erosi
pada pantai. Perlindungan oleh pemecahan gelombang lepas pantai terjadi
karena berkurangnya energi gelombang yang sampai di perairan di belakang
bangunan. Karena pemecah gelombang ini dibuat terpisah ke arah lepas
pantai, tetapi masih di dalam zona gelombang pecah (breaking zone). Maka
bagian sisi luar pemecah gelombang memberikan perlindungan dengan
meredam energi gelombang sehingga gelombang dan arus di belakangnya
dapat dikurangi.
Gelombang yang menjalar mengenai suatu bangunan peredam gelombang
sebagian energinya akan dipantulkan (refleksi), sebagian diteruskan
(transmisi) dan sebagian dihancurkan (dissipasi) melalui pecahnya
gelombang, kekentalan fluida, gesekan dasar dan lain-lainnya. Pembagian
besarnya energi gelombang yang dipantulkan, dihancurkan dan diteruskan
tergantung karakteristik gelombang datang (periode, tinggi, kedalaman air),
tipe bangunan peredam gelombang (permukaan halus dan kasar, lulus air
dan tidak lulus air) dan geometrik bangunan peredam (kemiringan, elevasi,
Berkurangnya energi gelombang di daerah terlindung akan mengurangi
pengiriman sedimen di daerah tersebut. Maka pengiriman sedimen sepanjang
pantai yang berasal dari daerah di sekitarnya akan diendapkan dibelakang
bangunan. Pantai di belakang struktur akan stabil dengan terbentuknya
endapan sediment tersebut.
D. Seawall
Seawall hampir serupa dengn revetment (stuktur pelindung pantai yang
dibuat sejajar pantai dan biasanya memiliki permukaan miring), yaitu
dibuat sejajar pantai tapi seawall memiliki dinding relatif tegak atau
lengkung. Seawall juga dapat dikatakan sebagai dinding banjir yang
berfungsi sebagai pelindung/penahan terhadap kekuatan gelombang.
Seawall pada umumnya dibuat dari konstruksi padat seperti beton, turap
baja/kayu, pasangan batu atau pipa beton sehingga seawall tidak
meredam energi gelombang, tetapi gelombang yang memukul permukaan
seawall akan dipantulkan kembali dan menyebabkan gerusan pada bagian
tumitnya.
E. Artificial Headland
Tanjung buatan adalah struktur batuan yang dibangun di sepanjang ujung
pantai mengikis bukit-bukit untuk melindungi titik strategis, yang
memungkinkan proses-proses alam untuk melanjutkan sepanjang bagian
depan yang tersisa. Hal ini secara signifikan lebih murah daripada
melindungi seluruh bagian depan dan dapat memberikan perlindungan
sementara atau jangka panjang dengan aktif dari berbagai macam resiko.
Tanjung sementara dapat dibentuk dari gabions atau kantong pasir, namun
umurnya biasanya tidaklah panjang antara 1 sampai 5 tahun
Tanjung buatan berfungsi menstabilkandaerah pesisir pantai, membentuk
garis pantai semakin stabil, garis pantai menjadi lebih menjorok sehingga
energi gelombang akan hilang pada daerah shoreline dan akhirnya
membentuk pesisir rencana yang lebih stabil dan dapat berkembang. Stabilitas
akan tergantung pada panjang dan jarak dari tanjung. struktur pendek
dengan celah panjang akan memberikan perlindungan lokal tetapi tidak
mungkin mengizinkan bentuk rencana stabil untuk dikembangkan. Jika erosi
berlangsung terus-menerus tanjung mungkin perlu diperpanjang atau
dipindahkan untuk mencegah kegagalan struktural, meskipun tanjung buatan
akan terus memberikan perlindungan sebagai breakwaters perairan dekat
pantai.
F. Beach Nourishment
Beach Nourishment merupakan usaha yang dilakukan untuk memindahkan
sedimentasi pada pantai ke daerah yang terjadi erosi, sehingga menjaga
pantai tetap stabil.
Kita ketahui erosi dapat terjadi jika di suatu pantai yang ditinjau terdapat
kekurangan suplai pasir. Stabilitasi [antai dapat dilakukan dengan
penambahan suplai pasir ke daerah yang terjadi erosi itu. Apabila erosi
terjadi secara terus menerus , maka suplai pasir harus dilakukan secara
berkala dengan laju sama dengan kehilangan pasir . Untuk pantai yang cukup
panjang maka penambahan pasir dengan cara pembelian kurang efektif
sehingga digunakan alternatif pasir diambil dari hasil sedimentasi sis lain
dari pantai.
G. Terumbu Buatan
Terumbu buatan (artificial reef) bukanlah hal baru, di Jepang dan Amerika
usaha ini telah dilakukan lebih dari 100 tahun yang lalu. Mula-mula
dilakukan dengan menempatkan material natural berukuran kecil sebagai
upaya untuk menarik dan meningkatkan populasi ikan. Di Indonesia,
terumbu buatan mulai disadari peranan dan kehadirannya oleh masyarakat
luas sejak tahun 1980-an, pada saat dimana Pemda DKI. Jakarta
menyelenggarakan program bebas becak, dengan merazia seluruh becak
yang beroperasi di ibu kota dan kemudian mengalami kesulitan dalam
penampungannya, sehingga pada akhirnya bangkai becak tersebut dibuang
ke laut.
Berbagai macam cara, baik tradisional maupun modern, bentuk dan bahan
telah digunakan sebagai terumbu buatan untuk meningkatkan kualitas
habitat ikan dan biota laut lainnya.
Saat ini sedang terjadi pergeseran paradigma rekayasa pantai dari
pendekatan rekayasa secara teknis yang lugas (hard engineering approach) ke
arah pendekatan yang lebih ramah lingkungan (soft engineering approach).
Salah satu contoh misalnya adalah bangunan pemecah gelombang
(breakwater) yang semula ambangnya selalu terletak di atas muka air laut,
kini diturunkan elevasinya hingga terletak dibawah muka air laut.
Kesimpulan
Untuk Menanggulangi erosi pantai, langkah pertama yang harus dilkakukan
adalah mencari penyebab terjadinya erosi. Dengan mengetahui penyebabnya,
selanjutnya kita dapat menentukan cara penanggulangannya yang biasanya
dapat berupa bangunan-bangunan pelindung pantai ataupun dengan
menambah suplai seidmen.
Beberapa jenis bangunan yang dapat dibuat untuk mengatasi erosi dan
gelombang pada pantai antara lain dengan membangun susunan groin pada
pesisir pantai, jetty baik yang single maupun double jetty, seawall dan
sebagainya. Kesemua jenis bangunan pelindung pantai dibangun
beradasarkan fungsinya masing-masing. Ada yang dibangun tegak lurus dan
ada pula yang dibangun sejajar garis pantai.
Stabilisasi pantai dilakukan dengan membuat bangunan pengarah sediment
seperti tanjung buatan, pemecah gelombang sejajar pantai, dan karang
buatan yang dikombinasikan dengan pengisian pasir. Metoda ini dilakukan
apabila suatu kawasan pantai terdapat defisit sediment yang sangat besar
Namun Pope (1997) merangkum filosofi bangunan pelindung pantai sebagai
berikut:
1. Tak ada satu pun bangunan pelindung pantai yang permanen. Tak satu pun
bangunan yang bisa bertahan selamanya di lingkungan pantai yang
dinamis.
2. Tak satu pun bangunan pantai yang bisa digunakan untuk menanggulangi
seluruh lokasi. Bangunan yang berfungsi baik di suatu tempat belum tentu
berfungsi dengan baik di tempat lain.
3. Tak satu pun bangunan pantai yang bekerja baik pada semua kondisi.
Setiap pelindung pantai hanya didisain untuk kondisi tertentu yang
terbatas, jika batas kondisi tersebut dilampaui, maka bangunan tidak bisa
berfungsi sebagaimana yang diharapkan.
4. Tak ada bangunan pantai yang ekonomis atau murah.
5. Tapi, ada suatu cara/pendekatan yang mampu melindungi lokasi dalam
jangka waktu usia ekonomis bangunan yang efektif.
6. Ada upaya-upaya teknis yang bisa digunakan dengan bantuan proses-
proses pantai untuk mendapatkan hasil yang bisa diperkirakan.
7. Ada daerah-daerah dimana upaya manusia dalam melindungi pantai tidak
menghasilkan apapun.
8. Ada daerah dimana bangunan pantai (hard structures) lebih tepat
digunakan.
9. Ada daerah dimana bangunan pantai tidak layak digunakan, soft
structures lebih tepat.
10. Ada daerah dimana tidak diperlukan bangunan perlindungan pantai.
REFERENSI :
1. https://syahrin88.wordpress.com/2010/09/09/bangunan
-pelindung-pantai/

Anda mungkin juga menyukai