Nama Puskesmas : TEMBOKREJO Kecamatan : MUNCAR Kabupaten : BANYUWANGI Propinsi : 15 10 14 02 Tahun : 2017
DATA WILAYAH Luas Wilayah : 1.590,317 Ha/m2 wilayah dataran rendah ( 10% )
wilayah dataran tinggi ( 17% )
Batas Wilayah Kecamatan Muncar :
Sebelah Utara : Desa Jatisari Kec. Rogojampi Sebelah Timur : Selat Bali Sebelah Selatan : Desa Kedungrejo Kec. Muncar Sebelah Barat : Desa Bagorejo Kec. Srono Jumlah desa yang dapat dijangkau kendaraan roda 4 : 3 desa yang dapat dijangkau kendaraan roda 2 : 3 desa yang tidak dapat dijangkau oleh roda 4 & 2 : 0 desa Luas Persawahan / pertanian : 51,73% Luas Pekarangan : 1,5% Luas Lapang : 0,0001% DATA KEPENDUDUKAN Jumlah penduduk seluruhnya : 42.827 orang Laki laki : 21.279 orang Perempuan : 21.548 orang PEREMP LAKI-LAKI UMUR UAN
2 Jumlah Penduduk Total Miskin (Jamkesmas) : 7.938 Jiwa
3 Jumlah Kepala Keluarga Miskin (KK) : 2.809 KK
4 Jumlah Anggota Keluarga Miskin (JAMKESMAS) : 9.488 orang
5 Jumlah yang mempunyai kartu Jamkesmas : 6.797 orang
6 Jumlah ibu hamil : 743 orang
7 Jumlah ibu hamil Miskin : 50 orang
8 Jumlah bayi ( < 1 tahun ) : 556 bayi
9 Jumlah Anak balita ( 1-4 tahun) : 2.103 anak
10 Jumlah Wanita Usia Subur : 10.909 orang
11 Jumlah Pasangan Usia Subur : 7.085 Pasang
12 Jumlah ibu bersalin : 654 orang
13 Jumlah ibu Nifas : 674 orang
14 Jumlah Ibu meneteki : 453 orang
KETENAGAAN Dokter : 1 orang Dokter gigi : 1 orang Jumlah dokter mahir jiwa : 0 orang Sarjana Kesehatan Masyarakat : 0 orang Bidan : 9 orang - P2B 3 orang - D3 Kebidanan 6 orang Bidan di desa : 3 orang Perawat Kesehatan : 7 orang - SPK ; 2 orang - D3 Keperawatan : 3 orang - S1 Keperawatan : 2 orang Perawat Gigi : 1 orang Perawat mahir jiwa : 0 orang Sanitarian/D3 Kesling : 0 orang Petugas Gizi/ D3 Gizi : 1 orang Asisten Apoteker : 0 orang Analis laboratorium/D3 Laboratorium : 0 orang Juru Imunisasi / juru malaria : 0 orang Tenaga Administrasi : 9 orang Sopir , penjaga : 0 orang Lain lain : 0 orang SARANA KESEHATAN
Rumah Sakit
-Rumah Sakit Pemerintah : 0 buah
-Rumah Sakit Swasta : 0 buah
Rumah bersalin : 0 buah
Puskesmas Pembantu : 2 buah
Puskesmas keliling : 0 buah
Polindes : 1 buah
BP Swasta : 2 buah
Praktek Dokter Swasta : 6 buah
Praktek Bidan Swasta : 11 buah
Praktek Perawat : 8 buah
PENCAPAIAN PELAKSANAAN IVA DI PUSKESMAS TEMBOKREJO MULAI OKTOBER 2015 JULI 2017 BULAN OKTOBER 2015 : 8 ORANG BULAN JANUARI 2017 : 8 ORANG BULAN NOVEMBER : 10 ORANG BULAN FEBRUARI : 6 ORANG BULAN DESEMBER : 0 ORANG BULAN MARET : 1 ORANG TOTAL : 18 ORANG BULAN APRIL : 9 ORANG BULAN JANUARI 2016 : 8 ORANG BULAN MEI : 0 ORANG BULAN FEBRUARI : 6 ORANG BULAN JUNI : 0 ORANG BULAN MARET : 1 ORANG BULAN JULI : 5 ORANG BULAN APRIL : 9 ORANG BULAN MEI : 0 ORANG BULAN JUNI : 0 ORANG BULAN JULI : 4 ORANG BULAN AGUSTUS : 8 ORANG BULAN SEPTEMBER : 5 ORANG BULAN OKTOBER : 3 ORANG BULAN NOVEMBER : 12 ORANG BULAN DESEMBER : 2 ORANG TOTAL : 50 ORANG Mencegah lebih baik daripada mengobati Upaya pencegahan kanker payudara dan kanker leher rahim antara lain : 1. Pola Hidup Sehat dengan CERDIK C = Cek kesehatan secara teratur E = Enyahkan asap rokok R = Rajin aktifitas fisik D = Diet sehat dengan kalori seimbang I = Istirahat cukup K = Kelola stress Tujuan 1. Meningkatnya motivasi masyarakat untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin 2. Meningkatnya jumlah perempuan yang melakukan deteksi dini kanker payudara dan kanker leher rahim 3. Meningkatnya penemuan lesi prakanker dan stadium dini kanker leher rahim 4. Meningkatkan penemuan kasus dini kanker payudara 5. Terlaksananya perluasan informasi tentang penyakit kanker, faktor risiko kanker dan upaya pengendaliannya 6. Terselenggaranya kampanye pengendalian kanker melalui media 7. Terselenggaranya koordinasi Lintas program , lintas sektor (organisasi profesi, LSM, dan masyarakat) Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Pelaksanaan kegiatan meliputi beberapa tahapan yang dilakukan baik di pusat maupun daerah. 1. Promosi dan edukasi kepada masyarakat melalui berbagai media. Masyarakat diharapkan mengetahui, memahami serta berperan serta dalam gerakan nasional ini, sehinga perlu materi yang memuat tentang pentingnya pemeriksaan deteksi dini pada perempuan melalui berbagai media baik cetak maupun elektronik. Materi meliputi, ajakan untuk berperilaku hidup bersih dan sehat serta CERDIK,, faktor risiko apa saja yang perlu dihindari oleh seseorang untuk mencegah kanker, siapa saja yang perlu diperiksa deteksi dini, pemeriksaan apa saja yang akan dilakukan terhadap para perempuan. Kegiatan promosi dan edukasi melibatkan tokoh agama, tokoh masyarakat dengan menggunakan media massa cetak dan elektronik nasional maupun lokal daerah. Media yang digunakan diharapkan untuk memperluas cakupan informasi kepada masyarakat luas. Spanduk, pesan singkat melalui perangkat telepon genggam, surat kabar, radio, televisi dan jejaring sosial merupakan contoh media yang dapat digunakan pada promosi dan edukasi kepada masyarakat. Contoh isi materi promosi dan edukasi dapat merujuk pada lampiran 1 2. Sosialisasi Sosialisasi diperlukan untuk memberikan pemahaman tentang pemeriksaan deteksi dini kanker leher rahim dan kanker payudara kepada masyarakat agar mereka mendapatkan informasi yang lengkap dan mengerti manfaat dari pemeriksaan tersebut. Sosialisasi dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan, kader kesehatan, dan tim penggerak PKK. Sosialisasi dilakukan sebelum pemeriksaan deteksi dini, dan dilakukan di tempat yang memadai untuk menyampaikan dengan jelas seperti pemeriksaan deteksi dini, kegiatan posyandu, kegiatan posbindu, forum arisan, forum pengajian dsb. 3. Konseling Konseling diberikan agar klien mau melakukan pemeriksaan deteksi dini kanker leher rahim dan payudara. Konseling tentang deteksi dini kanker leher rahim dan kanker payudara, diberikan oleh kader kesehatan atau tenaga kesehatan. Sasaran pemeriksaan Deteksi dini kanker leher rahim dan kanker payudara dilakukan pada kelompok sasaran perempuan 20 tahun ke atas, namun prioritas program deteksi dini di Indonesia pada perempuan usia 30-50 tahun dengan target 50 % perempuan sampai tahun 2019. Deteksi dini kanker payudara dilakukan dengan pemeriksaan payudara klinis (SADANIS) yaitu pemeriksaan payudara oleh petugas kesehatan sambil mengajarkan kepada Ibu/klien untuk melakukan SADARI setiap bulannya. Hambatan yang dirasakan : Konsekuensi negatif potensial yang mungkin timbul ketika mengambil tindakan tertentu, termasuk tuntutan fisik, psikologis, hambatan perempuan tidak melakukan deteksi dini kanker serviks adalah kurangnya pengetahuan akan bahaya kanker, pendidikan yang kurang atau kurangnya informasi tentang penyakit kanker dan deteksi dininya, sehingga muncul rasa takut, cemas, ataupun malu bila hasilnya positif dan memilih untuk menghindarinya. Kurangnya promosi kesehatan dan belum maksimalnya perluasan informasi deteksi dini kanker serviks metode IVA ditanggung oleh JKN juga menjadi hambatan seseorang melakukan IVA. rasa malu, status sosial ekonomi yang rendah, pendidikan yang terbatas, rasa takut terhadap diagnosis kanker leher rahim berhubungan dengan kegagalan deteksi dini kanker leher rahim