PLASTIS
ELASTO-PLASTIS
CREEP BATUAN
BELLA SAFIRA
Perilaku batuan ini dapat ditentukan antara lain dilaboratorium
dengan pengujian kuat tekan. Dari hasil pengujian dapat
dibuat kurva tegangan-regangan.
Perilaku batuan dikatakan elastik (linier maupun non linier)
jika tidak terjadi permanen pada saat tegangan dibuat nol.
= .E 1 = 0
Kurva
creep
Perilaku batuan dikatakan plasik, bila pada
batuan terjadi failure pada saat tegangan
maksimum diberikan. Atau dengan kata lain,
Plastisitas adalah karateristik batuan yang
mengijinkan regangan (deformasi) permanen
yang besar sebelum batuan tersebut hancur
(failure). Hal ini dapat diperoleh pada kurva
tegangan regangan.
Perilaku batuan sebenarnya yang diperoleh dari pengujian kuat
tekan digambarkan oleh BIENIAWSKI.
Pada tahap awal batuan dikenakan gaya, kurva berbentuk landai
dan tidak linier yang berarti bahwa gaya yang diterima oleh
batuan dipergunakan untuk menutup crack/fissure yang terdapat
didalam batuan.
Sesudah itu kurva menjadi linier sampai batas tertentu yang kita
kenal dengan batas elastik.
Terbentuk fracture baru dan perambatannya stabil sehingga kurva
tetap linier.
Sesudah batas elastik dilewati maka perambatan fracture tidak
stabil, kurva tidak linier lagi dan tidak berapa lama kemudian
batuan akan hancur. Titik hancur ini menyatakan kekuatan
batuan.
c = maximum stress
(strengthfailure)
Stress E = elastic limit
r = residual stress
Volumetrik
strain
Unstable frecture
propogation
Fracture
inititaion
Closing of crack
l a
Lateral strain axial strain
125
100
5 tahun
75
1 tahun
1 bulan
50
1 hari
25
1 jam
10 menit
0
5 10 15 .103
Didaerah I dan II pada kurva tegangan-regangan menyatakan tidak ada
creep dan creep stabil. Sehingga didaerah tersebut kestabilannya adalah
untuk jangka panjang, karena regangan tidak akan bertambah sampai
kapanpun pada kondisi tegangan konstan. Daerah III terjadi creep dengan
kestabilan semu yang pada saat tertentu akan terjadi failure. Daerah IV
terjadi creep yang tidak stabil dimana pada beberapa saat saja terjadi
failure.