Ferdianus Ferrao Sonlay Maria Oktavia Wea Rismawaty Velgas Lau Pinto Manek Yunita Padabain Uji kemurnian adalah suatu proses untuk mengetahui ada atau tidaknya cemaran pada suatu zat kemurnian, seperti suhu lebur, indeks bias, rotasi jenis, bobot jenis atau kekentalan Suhu lebur /Jarak lebur Dalam bidang kefarmasian, titik lebur digunakan sebagai penentuan kualitas dari suatu zat ataupun kemurnian dari suatu zat yang terdapat pengotoran yang dapat menyebabkan penurunan nilai titik lebur dari suatu zat ataupun baaahan obat dari titik lebur yang sebenarnya Kadar air Uji kadar air dilakukan untuk mengetahui kandungan air pada benih. Kadar air benih ini mempengaruhi lama daya simpan benih. Kadar air benih yang aman berkisar antara 7%-8% Indeks bias Perbandingan kecepatan cahaya dalam hampa udara dengan kecepatan cahaya dalam zat tersebut Rotasioptik Besar sudut pemutaran bidang polarisasi yang terjadi jika sinar terpolarisasi dilewatkan melalui cairan Kekentalan Kekentalan atau koefisien kekentalan adalah hambatan dorongan relatif 2 lapisan cairan yang berdekatan, dinyatakan dalam satuan cp. Kekentalan merupakan fungsi suhu, umumnya makin tinggi suhu kekentalan makin turun Spektrum / serapan UV Pengujian dapat di lakukan dengan spektrum UV dan serapan Cemaran / senyawa sejenis Pengujian cemaran atau cemaran snyawa yang sejenis Keasaman-kebasaan Pengujian asam dan basa Uji Sterilitas (antibiotika untuk injeksi) Pengujian di lakukan dengan teknik aseptik yang cocok Uji Pirogenitas Pengujian di lakukan dengan mengukur peningkatan suhu badan yang di sebabkan penyuntikan intravena sediaan uji steril Bahan Baku Kimia Bahan Baku Obat Herbal Bahan Baku Sediaan Biologik zat asing atau benda asing secara tidak disengaja yang masuk dan berasal dari proses pengolahan,penyimpanan dan atau terbawa dari bahan baku Sumber cemaran berasal dari sisa bahan baku, pelarut atau pereaksi, hasil penguraian, hasil reaksi dengan wadah atau alat produksi, cemaran dari udara. Cemaran juga bisa bersal dari kesalahan produksi, pengangkutan dan penyimpanan Cemaran organik Cemaran organik adalah senyawa asing atau cemaran organik dalam zat berasal dari hasil uraian, senyawa asam atau basa bebasnya, senyawa antara, senyawa sejenis atau hasil samping reaksi sintesis atau isolasi yang tidak sempurna dihilangkan pada saat pemurniaanya Merkuri Arsen Timbal Cemaran anorganik adalah semua jenis bahan sisa atau bahan buangan yang merupakan bentuk-bentuk organik dalam arti bahan buangan tersebut akan dapat terurai dan habis dalam tatanan lingkungan dengan adanya organisme- organisme pengurai(dekomposer). H2O-Air adalah senyawa anorganik sederhana, meskipun mengandung hidrogen, atom kunci (bersama dengan karbon) dalam banyak senyawa organik. Atom dalam molekul air telah membentuk ikatan yang sangat sederhana karena kurangnya karbon. HCL-Hidroklorida, juga dikenal sebagai asam klorida ketika dilarutkan dalam air, tidak berwarna, asam korosif dengan Ph yang cukup kuat. Hal ini ditemukan dalam cairan lambung dari banyak hewan, membantu dalam pencernaan dengan memecah makanan. CO2-Karbon dioksida, meskipun kehadiran atom karbon dalam rumus, diklasifikasikan sebagai senyawa anorganik. Hal ini menyebabkan perselisihan dalam komunitas ilmiah. Senyawa organik mengandung karbon atau hidrokarbon, yang membentuk ikatan yang lebih kuat. NO2-gas nitrogen dioksida menyajikan berbagai warna pada temperatur yang berbeda. Hal ini sering diproduksi dalam tes nuklir atmosfer. Hal ini sangat beracun, dan bentuk-bentuk ikatan lemah antara atom nitrogen dan oksigen. Fe2O3-Besi (III) Oksida merupakan salah satu dari tiga oksida utama besi, dan merupakan senyawa anorganik karena kurangnya atom karbon atau hidrokarbon. Besi (III) Oksida terjadi secara alami sebagai hematit, dan merupakan sumber yang paling baik digunakan untuk industri produksi baja. Uji batas adalah suatu proses atau langkah dalam menentukan batas suatu kandungan maksimum dan minimum dalam suatu uji Uji batas logam berat Uji batas arsen Uji batas besi Uji batas timbal Uji batas klorida Uji batas sulfat Uji terhadap zat terarangkan Pengujian ini dimaksudkan untuk menunjukan batas cemaran arsen yang masih di perkenankan. Alat botol -120ml mulut lebar, disumbat dengan karet yang ditembus pipa kaca, panjang 200mm, diameter dalam 6,5mm, diameter luar lebih kurang 8mm dan ujung bawah disempitkan hingga diameter dalam lebih kurang 1 mm. pada dinding pipa dekat bagian yang disempitkan dibuat sebuah lubang diameter tidak kurang dari 2mm. ujung atas di potong rata dan di haluskan dengan pembakaran atau di asah. Jika botol diisi dengan 700ml cairan, ujung yang di sempitkan harus berada di atas permukaan cairan, sedang lubang samping berada di bawah sumbat. Dua buah sumbat berukuran lebih kurang 25mm/25mm, masing-masing berlubang dibagian tengah dengan diameter 6,5 mm dihubungkan dengan penjepit pegas atau penjepit lainnya yang cocok. Sumbat karet tersebut dapat diganti jika dikehendaki menurut yang tertera pada pengujian Uji sisa pemijaran merupakan salah satu uji syarat kemurnian bahan baku dengan tujuan membuktikan bahwa bahan bebas dari senyawa asing dan cemaran Penetapan sisa pemijaran dilakukan dengan terlebih dahulu mengonstankan krusibel yang akan dipakai. Krusibel ditimbang dan dicatat bobotnya sebelum dipijar di dalam tanur. Setelah satu jam pemanasan, dinginkan krusibel dalam desikator, dan timbang hingga didapatkan bobot yang konstan. Bila belum didapatkan bobot yang konstan, ulangi pemijaran dalam tanur, dinginkan, dan timbang kembali Sisa pelarut adalah kandungan sisa pelarut tertentu yang mungkin terdapat dalam ekstrak. Bertujuan untuk memberikan jaminan bahwa selama proses tidak meninggalkan sisa pelarut yang seharusnya tidak boleh ada timbang 2 gr ekstrak etanol, larutkan dalam 25 ml aq kemudian masukkan dalam labu destilasi. Atur suhu destilat 78,5c, lakukan destilasi sehingga tidak ada yang menetes lagi ( 2jam). Tambahkan aquades 25 ml aq, tetapkan bobot jenis caira pada suhu 25c.