Anda di halaman 1dari 45

TABLET

Nur Hatidjah Awaliyah H., M.Farm


Definisi
sediaan padat yang mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi
Tablet dapat berbeda dalam ukuran, bentuk, berat, kekerasan, ketebalan, dan
daya hancur

Tablet berbentuk kapsul


Tablet
Berdasarkan metode pembuatannya, dapat digolongkan
sebagai tablet cetak dan tablet kempa
Tablet kempa dibuat dengan memberikan tekanan tinggi pada
serbuk atau granul menggunakan cetakan baja
Tablet cetak dibuat dengan cara menekan massa serbuk
LEMBAB dengan tekanan rendah kedalam lubang cetakan.
Kepadatan tablet tergantung pada ikatan kristal yang
terbentuk selama proses pengeringan sudah sangat jarang
digunakan
Kelebihan Tablet
suatu sediaan utuh dan praktis diberikan secara oral dengan dosis yang tetap dan akurat

bentuk sediaan oral dengan biaya produksi paling murah, juga paling ringan dan paling
kompak

Memiliki stabilitas fisika/kimia yang baik

Penampilan baik mudah diidentifikasi/dikenali

Tingkat penerimaan pasien yang baik


Kekurangan tablet
Tidak semua pasien menyukai tablet

Formulasi cukup rumit

Beberapa zat Aktif sulit dikempa

Tidak cocok untuk yang kelarutannya rendah

Zat rasa pahit, bau tidak enak


Bahan bahan Tambahan Tablet
Zat aktif Bahan tambahan

Bahan Pengisi (diluent)

Bahan Pengikat (binder)

Bahan Penghancur (disintegrant)

Bahan Pelicin (lubricant)

Zat pewarna (coloring agent)

Glidant dan Antiadherent

Pemanis (flavoring agent) (khususnya


untuk tablet kunyah)

Maksud bahan tambahan adalah untuk memperbaiki sifat-sifat bahan yang akan ditablet.
Bahan Pengisi
Tujuan Penggunaan :
Bahan pengisi diperlukan apabila dosis obat tidak cukup untuk
membuat bulk. Berat tablet berkisar 120 700 mg.
Memperbaiki sifat alir dan berfungsi sebagai bahan pengikat
sehingga dapat dikempa atau memacu aliran
Syarat-syarat bahan pengisi :
Harus Non Toksik

Secara fisiologis harus inert/netral

Stabil secara fisik dan kimia, baik dalam kombinasi dengan


berbagai obat atau komponen tablet lain
Color compatible (tidak mengganggu warna)

Tidak mengganggu bioavailabilitas obat


Bahan Pengisi (filler)
Bahan Pengisi dibedakan :
Bahan pengisi yang tidak larut
Contoh : Calcium sulfat, Calcium carbonat, Dibasic calcium phosphat,
Tribasic calcium phosphat, Amylum, dll
Bahan pengisi yang larut
Contoh : Lactose, Sucrose, Manitol, Sorbitol, dll
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan bahan pengisi
Beberapa bahan pengisi dapat mengurangi bioavailabilitas obatnya.
Contoh : Produk Tetrasiklin dengan garam kalsium sebagai pengisi,
bioavailabilitasnya berkurang hingga separuh dari produk standart
Bahan pengisi juga dapat menyebabkan tak tersatukan secara kimia.
Contoh : interaksi antara gugus amin tertentu dengan pengisi laktosa
menyebabkan brown effect (tablet menjadi coklat/memucat)
Bahan pengisi yang bersifat absorbent, misalnya bentonit dan kaolin,
tidak boleh digunakan untuk produk-produk dengan dosis kecil seperti
glikosida jantung, alkaloid dan produk-produk estrogen sintetik.
Bahan Pengikat (binder)
Bahan pengikat memegang peranan yang sangat penting dalam pembuatan
granul. Bahan ini akan menentukan :
Keseragaman ukuran granul
Kekerasan tablet
Waktu hancur
Dissolusi
Compressibility
Density granul
Kemungkinan terjadinya peristiwa migrasi bahan obat
Bahan pengikat ditambahkan, baik dalam bentuk kering maupun cairan dalam
proses granulasi basah atau menaikkan kekompakan kohesi bagi tablet cetak
langsung. Namun demikian, bahan pengikat akan lebih efektif bila digunakan
dalam bentuk larutan yang digunakan dalam granulasi basah.
Contoh komposisi bahan pengikat :
Amylum : 5 10 % b/v pasta dalam air
Gelatine : 2 10 % dalam air atau 2% dlm mucilago amyli
PVP (poly vinyl pyrrolidone) : 2 % dalam air atau alkohol
Methyl Celluloce : 2 10 % dalam air
Starch paste (pasta kanji) : 10 20 %
Bahan Penghancur (disintegrants)
Bahan penghancur (disintegrants) merupakan bahan atau
campuran bahan yang dapat menyebabkan tablet hancur ketika
tablet kontak dengan cairan saluran pencernaan.
Dapat berfungsi menarik air ke dalam tablet, mengembang dan
menyebabkan tablet pecah menjadi bagian-bagian
Fragmen-fragmen tablet tsb akan sangat menentukan kelarutan
selanjutnya dari obat dan tercapainya bioavailabilitas yang
diharapkan

Cara penambahan bahan penghancur :


Sebelum granulasi (internal addition)
Setelah granulasi (eksternal addition)
Kombinasi
Bahan Penghancur (disintegrants)
Contoh Bahan-bahan Penghancur :
1. Kanji (amylum)
Merupakan jenis bahan penghancur yang paling umum digunakan,
harganya juga paling murah. Konsentrasi 5 20 % dari berat tablet
Amyl jagung (maize starch), Amyl kentang (corn starch), Amyl beras,
Amyl gandum, dll
Modifikasi Amylum (Sta Rx 1500) dpt digunakan sebagai Bhn
pengikat, bahan penghancur, bahan pelincin (lubricant)
2. Microcrystalin Cellulose
Contoh : Avicel PH 101 dan PH 102
Digunakan dalam keadaan kering (untuk granulasi kering atau cetak
langsung)
3. Explotab (Sodium Starch Glycolate/SSG)
merupakan cross-linked starch yang sangat baik digunakan untuk obat-
obat yang tidak larut, misalnya antasida, dicalcium phosphat,
dexamethasone, dll
4. Kombinasi asam
Asam sitrat, asam tartrat maupun asam fumarat, bersama-sama dengan
sodium bicarbonate, apabila kontak dengan air menghasilkan gas CO2
yang dapat menyebabkan tablet hancur tablet effervescent
Bahan Pelincir (lubricants)
Bahan pelincir (lubricants) merupakan bahan atau campuran bahan yang
berfungsi untuk :
Memudahkan tablet didorong keluar dari die

Mencegah tablet melekat pada punch

Mencegah gesekan antara punch dan die

Memperbaiki kecepatan alir (flow rate) granul

Hal-hal yang harus diperhatikan pada penggunaan lubricant :


Ukuran partikel lubricant (umumnya : 80 100 mesh)

Lama waktu pencampuran, karena dapat menyebabkan kenaikan


waktu hancur dan menurunkan kadar dissolusi obat
(Max. 5 menit)
Contoh bahan bahan pelincir :
Talk kadar sampai dengan 5 %
Metalic (Mg, As, Ca) Stearat Max 1%
PEG jarang digunakan
Pewarna (coloring agent)
Fungsi bahan pewarna :
Sebagai bahan Estetik

Untuk membedakan produk yang satu dengan yang lain selama


masa produksi
Untuk identifikasi obat obat tertentu

Pemakaian pewarna yang larut max. 0,05 % (sesuai dengan Undang Undang
atau peratuaran tentang penggunaan pewarna dalam sediaan obat)

Penambahan pewarna, biasanya diberikan pada saat proses granulasi basah.


Problem : migrasi warna pada saat pengeringan granul (warna tidak rata)
Cara pengatasan :
- Penambahan 5 10 % CMC
- Pemanasan granul pada temperatur rendah
- Pengadukan granul selama proses pengeringan (mesin FBD)
Bentuk & Penggolongan Tablet
Berdasarkan cara pemberian atau fungsinya, sistem penyampaian obat dan bentuk serta metode
pembuatannya, tablet dapat digolongkan sebagai berikut :
1. Tablet Oral untuk Dimakan
Tablet Kempa (Compressed Tablets/CT)
Tablet Kempa Lapis Ganda (Multiple Compressed Tablet/MCT)
Tablet Berlapis
Tablet kempa yang bersalut
Tablet dengan reaksi berulang-ulang
Tablet salut gula dan tablet salut coklat
Tablet salut lapisan tipis
Tablet Kunyah

2. Tablet yang Digunakan dalam Rongga Mulut


Tablet Buccal
Tablet Sublingual
Troche atau Lozenges

3. Tablet yang Diberikan dengan Rute Lain


Tablet Implantasi
Tablet Vaginal

4. Tablet yang Digunakan Untuk Membuat Larutan


Tablet Effervescent
Tablet Hipodermik
Tablet Triturat (tablet yang diremukan)
Kontrol Kualitas Granul
Adanya berbagai variabel formulasi dan proses, dapat mempengaruhi
langkah-langkah pembuatan granul. Untuk memperoleh tablet yang baik
dan bermutu perlu dilakukan evaluasi granul yg akan dipakai, meliputi
antara lain :
Ukuran dan Bentuk Partikel
Luas Permukaan
Kerapatan (Density)
Sifat (waktu) Alir
Sudut Diam (Baring)
Ukuran & Bentuk Partikel
Ukuran partikel granul dapat
mempengaruhi :
Berat rata-rata tablet
Variasi berat tablet
Waktu hancur
Kerenyahan (friabilitas)
tablet
Daya mengalir (waktu
alir) granul
Kinetika kecepatan
pengeringan (pada
proses granulasi basah)
Kerapatan (Density)
Kerapatan granul dapat mempengaruhi :
Kompresibilitas
Porositas Tablet
Kelarutan, dan sifat-sifat lainnya
Waktu Alir
Sifat alir suatu bahan dihasilkan dari banyak gaya:
Gaya gesekan/friksi
Gaya tegangan permukaan
Gaya mekanik yang disebabkan oleh saling menguncinya
partikel yang berbentuk tidak teratur
Gaya elektrostatik
Gaya kohesi (van der Waals)
Metode Pembuatan tablet
Metode kempa langsung
Metode granulasi basah
Metode granulasi kering
Proses Pembuatan Tablet
Metode cetak langsung Metode granulasi kering
Metode granulasi basah

Pengayakan Pencampuran awal Pencampuran awal

Granulasi basah

Pengayakan basah

Slugging/Roller Compacting Pengeringan granul

Pengayakan kering Pengayakan kering

Pencampuran Akhir Pencampuran akhir Pencampuran akhir

Pencetakan tablet
Metode Granulasi Basah
Merupakan metode tertua yang paling luas dan paling banyak digunakan dalam proses
pembuatan tablet
Hal tersebut disebabkan oleh karena hampir semua bahan obat/kebanyakan dapat dicetak
dengan metode ini dan memenuhi semua persyaratan tablet dengan baik
Keuntungan metode Granulasi Basah :
Terbentuknya granul memperbaiki sifat alir dan kompresibilitas, proses kompaksasi
lebih mudah karena pecahnya granul membentuk permukaan baru yang lebih aktif
Obat-obat dosis tinggi yg mempunyai sifat alir dan kompresibilitas jelek maka dengan
proses granulasi basah hanya perlu sedikit bahan pengikat
Untuk bahan dengan dosis rendah dengan pewarna, maka distribusi lebih baik dan
menjamin keseragaman isi zat aktif
Granulasi basah mencegah segregasi komponen-komponen campuran yang sudah
homogen
Memperbaiki dissolusi obat yang bersifat hidrofob
Metode Granulasi Basah
Kelemahan Metode Granulasi Basah :
o Proses lebih panjang dibanding dgn 2 metode lainnya sehingga secara
ekonomis lebih mahal
o Peralatan yang digunakan lebih banyak sehingga secara otomatis lebih banyak
pula personnel yang diperlukan
o Tidak bisa digunakan untuk obat-obat yang sensitif thd kelembaban dan
pemanasan
o Pada tablet berwarna dapat terjadi peristiwa migrasi dan ketidak homogenan
sehingga tablet berbintik-bintik
o Incompabilitas antar komponen di dalam formulasi akan diperbesar, terutama
untuk obat-obat campuran (multivitamin, dll)
Proses-proses Pokok dlm Granulasi Basah
1. Pengayakan dan Pencampuran serbuk
2. Proses Granulasi Penambahan larutan bahan pengikat ke
campuran serbuk untuk membentuk massa dengan ukuran yang
cukup basah (plastis)
3. Pengayakan dengan ukuran granul yang sesuai
4. Pengeringan
5. Pengayakan kering
6. Penambahan bahan pelicin, bahan penghancur atau bahan tambahan
lain
7. Pengempaan/pentabletan
Proses Pembentukan Granul
Prinsip: Granul dibentuk dgn jalan mengikat serbuk dgn
suatu pengikat (dlm bentuk larutan atau bubur yg
mengandung pengikat)
Pengikat bisa juga dicampurkan kering, baru diberi
larutan
Yang perlu diperhatikan: Massa yg terbentuk hanya
berupa massa lembab (tdk boleh terlalu basah)
Lama proses tergantung sifat pembasahan dari campuran
serbuk dan cairan pengikat, serta alat yg digunakan
Pengeringan
Proses pengeringan diperlukan
untuk menghilangkan pelarut
dan mengurangi kelembaban
sampai pada tingkat yg optimum
Pada proses pengeringan yg
memegang peranan yang
penting adalah ikatan antar
partikel akibat penggabungan
atau rekristalisasi gaya van der
Waals.
Contoh Formulasi Granulasi Basah
Bahan Baku :
- Corn Starch Pencampuran awal
- C.T.M.
- Lactose 200 mesh

Binder :
- Eurocert Tartrazine Granulasi basah
- Corn Strach
- Aquadem
Pengayakan basah

Pengeringan granul

Lubricant/disintegrant:
Pengayakan kering
- Microcel PH 101
- Talcum Pencampuran akhir
- Mg Stearate

Pencetakan tablet
Metode Granulasi Kering
Merupakan metode yang biasa digunakan untuk bahan
obat yang tidak tahan pemanasan dan kelembaban
Granulasi Kering dilakukan dengan cara menekan massa
serbuk yang tidak berbentuk baik, kemudian digiling dan
diayak hingga diperoleh granul dgn ukuran partikel yang
diinginkan
Granulasi kering dapat juga dilakukan dengan meletakkan
massa serbuk di antara mesin roll yang dijalankan secara
hidrolik untuk menghasilkan massa padat yang tipis,
selanjutnya diayak atau digiling hingga diperoleh granul
dgn ukuran yang diinginkan
Metode Granulasi Kering
Keuntungan metode Granulasi Kering :
Alat dan ruangan lebih sedikit daripada granulasi basah
Tidak memerlukan bahan pengikat (larutan pengikat)
Prosesnya lebih cepat, tidak memerlukan proses
pemanasan sehingga biaya produksi dapat ditekan
Untuk obat-obat yang sensitif terhadap kelembaban dan
pemanasan, mis. Vit. E , akan menghasilkan produk yang
stabil
Memperbaiki waktu hancur, karena partikel-partikel
serbuk tidak terikat oleh adanya bahan pengikat
Memperbaiki kelarutan dan efek bioaviabilitas
Memperbaiki homogenitas, karena tidak terjadi peristiwa
migrasi obat atau bahan pewarna
Metode Granulasi Kering
Kerugian metode Granulasi kering :
Memerlukan mesin Heavy duty (harganya mahal)
Zat warna sukar homogen (tidak terdispersi
merata)
Cenderung menghasilkan partikel-partikel halus
(fines) yang lebih banyak dibanding dengan
metode granulasi basah, sehingga tablet sering
rapuh atau kurang kuat dan resiko kontaminasi
lebih tinggi
Alat/mesin Chilsonator tidak bisa digunakan
untuk obat yang tidak larut karena adanya
kemungkinan hambatan kecepatan disolusi
(adanya tekanan merubah sifat obat)
Metode Granulasi Kering
Proses Pembuatan Tablet Dgn Granulasi Kering
Campur semua bahan aktif dan bahan tambahan
(pengisi, pengikat dan disintegrator)
Dikompress atau di Slugging dengan mesin heavy
duty atau dibuat lembaran (mesin Chilsonator)
Diayak menjadi butiran-butiran granul
Di campur dengan bahn pelincir dan penghancur
Dicetak
Contoh Formulasi Granulasi Kering
Bahan Baku :
- Thiamine Mono Nitrate Pencampuran awal
- Riboflavin
- Pyridoxin HCl
- Nicotinamide
- Lactose 200 mesh
- Corn Starch Slugging/Roller
Compacting

Pengayakan kering

Lubricant/disintegrant:
- Talcum
- Mg Stearate Pencampuran akhir

Pencetakan tablet
Metode Cetak Langsung
Pada pembuatan tablet dengan metode cetak langsung,
campuran obat dan semua bahan tambahan (pengisi,
penghancur, pelincir) dicampur kemudian dicetak
Syarat agar campuran tersebut dapat dicetak, antara lain :
mempunyai sifat alir yang baik, kompressibilitas tinggi dan
mempunyai efek lubricant yang baik.
Keuntungan metode Cetak Langsung :
Lebih ekonomis dibanding kedua metode yang lain
Tidak terpengaruh oleh panas dan kelembaban
Stabilitas produk terjamin
Ukuran partikel seragam
Metode Cetak Langsung
Kerugian :
Perbedaan ukuran partikel dan kerapatan bulk antara obat
dengan pengisi dapat menimbulkan stratifikasi di antara
granul yang selanjutnya dapat menimbulkan tidak
seragamnya isi obat dalam tablet
Pada obat dosis besar, perlu tambahan bahan pengisi
sehingga tablet menjadi besar
Bahan pengisi yang bisa dicetak langsung, biasanya
harganya mahal
Masalah dalam metode Cetak Langsung
Masalah Teknis : Sifat alir & kompressibilitas
Masalah Ekonomis : bahan-bahan yg digunakan mahal
Bahan tambahan FILLER BINDER (pengisi sekaligus pengikat)
Contoh : Spray dried, Lactose 200 mesh, Sta-Rx 1500, Encompress
Avicel PH 101, Di-Pac, Nu-Tab, dll
Contoh Formulasi Cetak Langsung
Bahan Baku :
- Calcium Lactate Pengayakan
- Microcel PH 101
- Oleum Menthae Pip.
- Nipagin
- Nipasol
- SSG
- Aerosil
- Mg. Stearate
- Alkohol 95%

Pencampuran akhir

Pencetakan tablet
Proses Pentabletan
Tablet dibuat dengan jalan mengempa bahan
atau campuran bahan obat pada mesin cetak
yang diisebut dengan pencetak/penekan
(press)
Komponen-komponen dasar mesin cetak :
Hopper, yaitu untuk tempat
menyimpan granul yang akan
dikempa
Die yang menentukan ukuran dan
bentuk tablet
Punch untuk mengempa granulat
yang terdapat di dalam die
Jalur Cam, untuk mengatur gerakan
punch
Pencetak tablet dibagi dua, pencetak tunggal
(single punch) dan pencetak ganda berputar
(rotary multi punch)
Kontrol Kualitas
Untuk memperoleh tablet yang baik dan bermutu maka sebelum, selama
dan setelah proses pentablettan harus dilakukan pemeriksaan (in process
control/IPC), meliputi antara lain :
Pemeriksaan Sebelum tabletting
Kualitas formulasi bahan yang dipakai
Homogenitas campuran obat dengan bahan tambahan setelah
proses pencampuran
Kualitas granul : fluiditas, moisture content (MC), distribusi
ukuran partikel dan kompressibilitas

Pemeriksaan Selama dan setelah Tabletting


Penampilan umum (organoleptis)
Keseragaman kadar zat aktif (content uniformity)
Keragaman bobot (weight variation)
Kekerasan (hardness)
Kerapuhan (friability)
Waktu hancur (disintegration time)
Kecepatan Pelarutan (dissolution)
Kontrol Kualitas
Penampilan Umum (organoleptis)
Pengukuran sejumlah data teknis tablet, seperti ukuran
(panjang, lebar, diameter), bentuk, warna, bentuk
permukaan, konsistensi dan cacat fisik, dan tanda-tanda
pengenal lainnya (logo, break line, dsb), bau, ciri-ciri khas
lainnya
Keseragaman kadar zat aktif
Dilakukan pemeriksaan kadar zat aktif sesuai dengan
monografi masing-masing bahan
Keragaman Bobot
Dilakukan pemeriksaan 20 tablet, dihitung rata-rata dan
standard deviasi relatif (RSD).
Syarat :
Tablet dengan bobot < 130 mg, max RSD 10 %
Tablet dengan bobot 130 324 mg, max RSD 7,5 %
Tablet dengan bobot > 324 mg, max RSD 5%
Kontrol Kualitas
Kekerasan tablet (Hardness)
Diperiksa dengan alat Hardness Tester, yang prinsipnya
mengatur tekanan yang dibutuhkan untuk memecah satu
tablet yang diletakkan dalam alat tersebut
Gunanya untuk mengetahui ketahanan tablet bila mengalami
benturan selama proses pengemasan dan transportasi. Tablet
yang baik kekerasan : min 4 kg
Kerapuhan Tablet (friability)
Diperiksa dengan alat Friabilator Tester, prinsipnya dengan
mengukur prosentase susut berat tablet setelah diputar
dalam alat tersebut selama 4 menit (rpm 25) atau 100
putaran.
Waktu Hancur (disintegration time)
Ditentukan dengan alat Disintegration tester, prinsipnya
sejumlah tablet (6 tablet) dimasukkan dalam air atau
medium lain dengan suhu 37oC, dinaik-turunkan, diukur
waktunya sampai semua tablet hancur. Syarat : jika tidak
disebutkan lain , tidak boleh lebih dari 15 menit.
Kontrol Kualitas
Kecepatan Kelarutan (dissolution)
Diperiksa dengan alat Dissolution tester, pada prinsipnya mengukur
laju pelepasan obat pada media air atau media lain yang sesuai.
Digunakan sebagai dasar menghuji kemanjuran suatu obat secara in
vitro (bioavaibilitas). Terdapat 2 metode/alat pengujian disolusi obat.
Alat 1
Tablet dileakkan dalam keranjang saringan kawat kecil yg
diikatkan pada bagian bawah suatu tongkat yang
dihubungkan pada sebuah motor yg kecepatannya dapat
diatur. Keranjang dicelupkan ke dalam medium disolusi, suhu
labu dipertahankan 37oC + 0,5oC, kemudian cairan sampel
diambil pada selang waktu tertentu untuk menentukan jumlah
bahan obat yang terlarut
Alat 2
Sama dengan alat 1, hanya keranjangnya diganti dengan
pedal/dayung (paddle) yang berbentuk pisau dan tongkat
sebagai elemen pengaduk
Alat untuk mengukur Kecepatan Kelarutan (dissolution)
Problema Pencetakan Tablet
1. Binding
Keadaan dimana bahan yang ditablet sebagian melekat pada die atau
matris, sehingga sukar didorong keluar

Penyebab :
Kurang lubricant atau lubricant kurang efektif
Granul terlalu dingin atau terlalu panas atau kurang kering
Die/matris sudah usang/perlu pemolesan

2. Sticking
Keadaan di mana sebagian massa tablet melekat pada punch

Penyebab:
Granul terlalu basah (kurang kering) atau pemanasan kurang
sempurna
Tekanan pengempaan mesin tablet kurang
Punch sudah usang/aus atau perlu pemolesan
RH ruangan pencetakan terlalu tinggi
Problema Pencetakan Tablet
3. Capping
Keadaan dimana lapisan atas atau bawah tablet terbelah sebagian
atau seluruhnya. Hal ini dapat terjadi SEGERA setelah keluar dari
cetakan atau setelah BEBERAPA WAKTU kemudian

Penyebab :
Adanya udara yang ikut terkempa sehingga setelah tablet
keluar dari cetakan, udara bereaksi mendesak keluar
Terlalu banyak fines
Pengeringan granul kurang sempurna atau granul terlalu
kering
Lubricant terlalu banyak atau terlalu sedikit

Chipping Capping
4. Mottling
Keadaan dimana terjadi warna yang tidak merata pada permukaan tablet

Penyebab :
Obat atau hasil uraiannya mempunyai warna yang berbeda dengan
bahan tambahan dan tidak tercampur homogen
Terjadi migrasi warna selama proses pengeringan granul
Bahan tambahan yg berupa larutan berwarna tidak terbagi merata,
hal ini disebabkan karena larutan panas dicampur dengan serbuk
dingin

5. Variasi Berat
Tablet yang dihasilkan tidak memenuhi syarat keragaman bobot

Penyebab :
1. Distribusi granul tidak rata
2. Granul tidak free flowing
3. Lubricant atau glidant tidak tercampur merata
Selamat Belajar
Kembali

Anda mungkin juga menyukai