bentuk sediaan oral dengan biaya produksi paling murah, juga paling ringan dan paling
kompak
Maksud bahan tambahan adalah untuk memperbaiki sifat-sifat bahan yang akan ditablet.
Bahan Pengisi
Tujuan Penggunaan :
Bahan pengisi diperlukan apabila dosis obat tidak cukup untuk
membuat bulk. Berat tablet berkisar 120 700 mg.
Memperbaiki sifat alir dan berfungsi sebagai bahan pengikat
sehingga dapat dikempa atau memacu aliran
Syarat-syarat bahan pengisi :
Harus Non Toksik
Pemakaian pewarna yang larut max. 0,05 % (sesuai dengan Undang Undang
atau peratuaran tentang penggunaan pewarna dalam sediaan obat)
Granulasi basah
Pengayakan basah
Pencetakan tablet
Metode Granulasi Basah
Merupakan metode tertua yang paling luas dan paling banyak digunakan dalam proses
pembuatan tablet
Hal tersebut disebabkan oleh karena hampir semua bahan obat/kebanyakan dapat dicetak
dengan metode ini dan memenuhi semua persyaratan tablet dengan baik
Keuntungan metode Granulasi Basah :
Terbentuknya granul memperbaiki sifat alir dan kompresibilitas, proses kompaksasi
lebih mudah karena pecahnya granul membentuk permukaan baru yang lebih aktif
Obat-obat dosis tinggi yg mempunyai sifat alir dan kompresibilitas jelek maka dengan
proses granulasi basah hanya perlu sedikit bahan pengikat
Untuk bahan dengan dosis rendah dengan pewarna, maka distribusi lebih baik dan
menjamin keseragaman isi zat aktif
Granulasi basah mencegah segregasi komponen-komponen campuran yang sudah
homogen
Memperbaiki dissolusi obat yang bersifat hidrofob
Metode Granulasi Basah
Kelemahan Metode Granulasi Basah :
o Proses lebih panjang dibanding dgn 2 metode lainnya sehingga secara
ekonomis lebih mahal
o Peralatan yang digunakan lebih banyak sehingga secara otomatis lebih banyak
pula personnel yang diperlukan
o Tidak bisa digunakan untuk obat-obat yang sensitif thd kelembaban dan
pemanasan
o Pada tablet berwarna dapat terjadi peristiwa migrasi dan ketidak homogenan
sehingga tablet berbintik-bintik
o Incompabilitas antar komponen di dalam formulasi akan diperbesar, terutama
untuk obat-obat campuran (multivitamin, dll)
Proses-proses Pokok dlm Granulasi Basah
1. Pengayakan dan Pencampuran serbuk
2. Proses Granulasi Penambahan larutan bahan pengikat ke
campuran serbuk untuk membentuk massa dengan ukuran yang
cukup basah (plastis)
3. Pengayakan dengan ukuran granul yang sesuai
4. Pengeringan
5. Pengayakan kering
6. Penambahan bahan pelicin, bahan penghancur atau bahan tambahan
lain
7. Pengempaan/pentabletan
Proses Pembentukan Granul
Prinsip: Granul dibentuk dgn jalan mengikat serbuk dgn
suatu pengikat (dlm bentuk larutan atau bubur yg
mengandung pengikat)
Pengikat bisa juga dicampurkan kering, baru diberi
larutan
Yang perlu diperhatikan: Massa yg terbentuk hanya
berupa massa lembab (tdk boleh terlalu basah)
Lama proses tergantung sifat pembasahan dari campuran
serbuk dan cairan pengikat, serta alat yg digunakan
Pengeringan
Proses pengeringan diperlukan
untuk menghilangkan pelarut
dan mengurangi kelembaban
sampai pada tingkat yg optimum
Pada proses pengeringan yg
memegang peranan yang
penting adalah ikatan antar
partikel akibat penggabungan
atau rekristalisasi gaya van der
Waals.
Contoh Formulasi Granulasi Basah
Bahan Baku :
- Corn Starch Pencampuran awal
- C.T.M.
- Lactose 200 mesh
Binder :
- Eurocert Tartrazine Granulasi basah
- Corn Strach
- Aquadem
Pengayakan basah
Pengeringan granul
Lubricant/disintegrant:
Pengayakan kering
- Microcel PH 101
- Talcum Pencampuran akhir
- Mg Stearate
Pencetakan tablet
Metode Granulasi Kering
Merupakan metode yang biasa digunakan untuk bahan
obat yang tidak tahan pemanasan dan kelembaban
Granulasi Kering dilakukan dengan cara menekan massa
serbuk yang tidak berbentuk baik, kemudian digiling dan
diayak hingga diperoleh granul dgn ukuran partikel yang
diinginkan
Granulasi kering dapat juga dilakukan dengan meletakkan
massa serbuk di antara mesin roll yang dijalankan secara
hidrolik untuk menghasilkan massa padat yang tipis,
selanjutnya diayak atau digiling hingga diperoleh granul
dgn ukuran yang diinginkan
Metode Granulasi Kering
Keuntungan metode Granulasi Kering :
Alat dan ruangan lebih sedikit daripada granulasi basah
Tidak memerlukan bahan pengikat (larutan pengikat)
Prosesnya lebih cepat, tidak memerlukan proses
pemanasan sehingga biaya produksi dapat ditekan
Untuk obat-obat yang sensitif terhadap kelembaban dan
pemanasan, mis. Vit. E , akan menghasilkan produk yang
stabil
Memperbaiki waktu hancur, karena partikel-partikel
serbuk tidak terikat oleh adanya bahan pengikat
Memperbaiki kelarutan dan efek bioaviabilitas
Memperbaiki homogenitas, karena tidak terjadi peristiwa
migrasi obat atau bahan pewarna
Metode Granulasi Kering
Kerugian metode Granulasi kering :
Memerlukan mesin Heavy duty (harganya mahal)
Zat warna sukar homogen (tidak terdispersi
merata)
Cenderung menghasilkan partikel-partikel halus
(fines) yang lebih banyak dibanding dengan
metode granulasi basah, sehingga tablet sering
rapuh atau kurang kuat dan resiko kontaminasi
lebih tinggi
Alat/mesin Chilsonator tidak bisa digunakan
untuk obat yang tidak larut karena adanya
kemungkinan hambatan kecepatan disolusi
(adanya tekanan merubah sifat obat)
Metode Granulasi Kering
Proses Pembuatan Tablet Dgn Granulasi Kering
Campur semua bahan aktif dan bahan tambahan
(pengisi, pengikat dan disintegrator)
Dikompress atau di Slugging dengan mesin heavy
duty atau dibuat lembaran (mesin Chilsonator)
Diayak menjadi butiran-butiran granul
Di campur dengan bahn pelincir dan penghancur
Dicetak
Contoh Formulasi Granulasi Kering
Bahan Baku :
- Thiamine Mono Nitrate Pencampuran awal
- Riboflavin
- Pyridoxin HCl
- Nicotinamide
- Lactose 200 mesh
- Corn Starch Slugging/Roller
Compacting
Pengayakan kering
Lubricant/disintegrant:
- Talcum
- Mg Stearate Pencampuran akhir
Pencetakan tablet
Metode Cetak Langsung
Pada pembuatan tablet dengan metode cetak langsung,
campuran obat dan semua bahan tambahan (pengisi,
penghancur, pelincir) dicampur kemudian dicetak
Syarat agar campuran tersebut dapat dicetak, antara lain :
mempunyai sifat alir yang baik, kompressibilitas tinggi dan
mempunyai efek lubricant yang baik.
Keuntungan metode Cetak Langsung :
Lebih ekonomis dibanding kedua metode yang lain
Tidak terpengaruh oleh panas dan kelembaban
Stabilitas produk terjamin
Ukuran partikel seragam
Metode Cetak Langsung
Kerugian :
Perbedaan ukuran partikel dan kerapatan bulk antara obat
dengan pengisi dapat menimbulkan stratifikasi di antara
granul yang selanjutnya dapat menimbulkan tidak
seragamnya isi obat dalam tablet
Pada obat dosis besar, perlu tambahan bahan pengisi
sehingga tablet menjadi besar
Bahan pengisi yang bisa dicetak langsung, biasanya
harganya mahal
Masalah dalam metode Cetak Langsung
Masalah Teknis : Sifat alir & kompressibilitas
Masalah Ekonomis : bahan-bahan yg digunakan mahal
Bahan tambahan FILLER BINDER (pengisi sekaligus pengikat)
Contoh : Spray dried, Lactose 200 mesh, Sta-Rx 1500, Encompress
Avicel PH 101, Di-Pac, Nu-Tab, dll
Contoh Formulasi Cetak Langsung
Bahan Baku :
- Calcium Lactate Pengayakan
- Microcel PH 101
- Oleum Menthae Pip.
- Nipagin
- Nipasol
- SSG
- Aerosil
- Mg. Stearate
- Alkohol 95%
Pencampuran akhir
Pencetakan tablet
Proses Pentabletan
Tablet dibuat dengan jalan mengempa bahan
atau campuran bahan obat pada mesin cetak
yang diisebut dengan pencetak/penekan
(press)
Komponen-komponen dasar mesin cetak :
Hopper, yaitu untuk tempat
menyimpan granul yang akan
dikempa
Die yang menentukan ukuran dan
bentuk tablet
Punch untuk mengempa granulat
yang terdapat di dalam die
Jalur Cam, untuk mengatur gerakan
punch
Pencetak tablet dibagi dua, pencetak tunggal
(single punch) dan pencetak ganda berputar
(rotary multi punch)
Kontrol Kualitas
Untuk memperoleh tablet yang baik dan bermutu maka sebelum, selama
dan setelah proses pentablettan harus dilakukan pemeriksaan (in process
control/IPC), meliputi antara lain :
Pemeriksaan Sebelum tabletting
Kualitas formulasi bahan yang dipakai
Homogenitas campuran obat dengan bahan tambahan setelah
proses pencampuran
Kualitas granul : fluiditas, moisture content (MC), distribusi
ukuran partikel dan kompressibilitas
Penyebab :
Kurang lubricant atau lubricant kurang efektif
Granul terlalu dingin atau terlalu panas atau kurang kering
Die/matris sudah usang/perlu pemolesan
2. Sticking
Keadaan di mana sebagian massa tablet melekat pada punch
Penyebab:
Granul terlalu basah (kurang kering) atau pemanasan kurang
sempurna
Tekanan pengempaan mesin tablet kurang
Punch sudah usang/aus atau perlu pemolesan
RH ruangan pencetakan terlalu tinggi
Problema Pencetakan Tablet
3. Capping
Keadaan dimana lapisan atas atau bawah tablet terbelah sebagian
atau seluruhnya. Hal ini dapat terjadi SEGERA setelah keluar dari
cetakan atau setelah BEBERAPA WAKTU kemudian
Penyebab :
Adanya udara yang ikut terkempa sehingga setelah tablet
keluar dari cetakan, udara bereaksi mendesak keluar
Terlalu banyak fines
Pengeringan granul kurang sempurna atau granul terlalu
kering
Lubricant terlalu banyak atau terlalu sedikit
Chipping Capping
4. Mottling
Keadaan dimana terjadi warna yang tidak merata pada permukaan tablet
Penyebab :
Obat atau hasil uraiannya mempunyai warna yang berbeda dengan
bahan tambahan dan tidak tercampur homogen
Terjadi migrasi warna selama proses pengeringan granul
Bahan tambahan yg berupa larutan berwarna tidak terbagi merata,
hal ini disebabkan karena larutan panas dicampur dengan serbuk
dingin
5. Variasi Berat
Tablet yang dihasilkan tidak memenuhi syarat keragaman bobot
Penyebab :
1. Distribusi granul tidak rata
2. Granul tidak free flowing
3. Lubricant atau glidant tidak tercampur merata
Selamat Belajar
Kembali