Anda di halaman 1dari 29

TUTORIAL KLINIK

PERIODONTAL
SCALLING
MERITA INDAH SETIARINI
IDENTITAS PASIEN

NAMA : AS
JENIS KELAMIN : LAKI-LAKI
UMUR : 21 TAHUN
ALAMAT : UNGARAN
PROBLEM

Pasien datang dengan keluhan giginya terasa kotor


ANAMNESA

Pasien datang dengan keluhan giginya terasa kotor


sejak 1 tahun yang lalu. Pasien mengaku sering
berdarah pada gigi bagian depan saat menyikat gigi.
Pasien pernah datang ke dokter gigi untuk dilakukan
perawatan penambalan. Pasien tidak memiliki riwayat
alergi makanan, obat, dan penyakit sistemik. Pasien
merokok sehari 5 batang. Pasien tidak memiliki riwayat
keluarga yang sama seperti pasien.
RIWAYAT PENYAKIT SISTEMIK

Diabetes militus : d.t.a.k


Darah tinggi : d.t.a.k
Penyakit Gastrointestinal : d.t.a.k
Penyakit Jantung : d.t.a.k
Penyakit Ginjal : d.t.a.k
Penyakit Paru-paru : d.t.a.k
Riwayat perdarahan : d.t.a.k
Riwayat alergi : d.t.a.k
PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum : Baik


Tekanan darah : 118/77 mmHg
Temperatur : TDL
Berat badan : 56 kg
Nadi : 68 kali / menit
Respiration rate : 18 kali / menit
Tinggi badan : 170 cm
PEMERIKSAAN OBYEKTIF

PEMERIKSAAN EO:
Inspeksi : d.t.a.k
Palpasi : d.t.a.k
PEMERIKSAAN IO
Terdapat peninggian berwarna putih sepanjang oklusal gigi
M2 P1 berbatas tegas di mukosa bukal dextra dan
sinistra. Dd: leukodema
Terdapat lesi berbentuk makula berwarna kehitaman
berbatas tegas di mukosa gingiva anterior superior. DD:
makula melanosit
ODONTOGRAM
STATUS OHIS
FOTO KLINIS (ANTERIOR)
FOTO KLINIS POSTERIOR (RB)
DONT KNOW

PENGERTIAN GINGIVITIS DAN ETIOLOGI


CIRI KLINIS GINGIVITIS
INDIKASI
KONTRA INDIKASI
Gingivitis is a non-destructive periodontal
disease that refers to inflammation of the
gum tissue. The most common form
of gingivitis, and the most common form of
periodontal disease overall, is in response to
bacterial biofilms (also called plaque)
adherent to tooth surfaces, termed plaque-
induced gingivitis (OMICS International)
Klasifikasi Penyakit Periodontal menurut
American Academy of Periodontology
Menurut American Academy of Periodontology (AAP) etiologi
gingivitis dibagi 2 :
- Non plaque induce gingivitis
- Plaque induce gingivitis
Non plaque induce gingivitis :
1. Bacterial infection, ex : neisseria gonorrhoeae, treponema
pallidum (sifilis)
2. Virus infection (HSV1 dan 2, HIV)
3. Fungal smoke, penurunan saliva flow, penggunaan
kortikosteroid jangka panjang ( candida albicans)
4. Gingival lession associated with systemic condition
Lesi mukokutan : Linchen planus, pemphigoid vulgaris, lupus
erythema.
Reaksi alergi : dental materials, pasta gigi, obat kumur
Plaque induced gingivitis :
- Gingivitis disease modified by medication
- gingival enlargment : antikonvulsan (phenitoin),
Gingivitis assosiated with dental plaque only (lokal) :
- Malposisi gigi, anatomi gigi, fraktur
- Tooth restoration permukaan tambalan kurang
halus atau penggunaan alat ortho.
- Gingivitis disease modified by systemic factor :
- Hormon endokrin (pubertas, mensturasi,
pregnancy, DM)
- Blood disease : leukemia
Berdasarkan waktunya :

gingivitis akut (rasa sakit timbul secara tiba-tiba dan dalam jangka waktu
pendek)
gingivitis subakut (tahap yang lebih ringan dari kondisi gingivitis akut)
gingivitis rekuren (peradangan gusi yang dapat timbul kembali setelah
ditreatment atau hilang secara spontan dan dapat timbul kembali)
gingivitis kronis (peradangan gusi yang paling umum ditemukan, timbul
secara perlahan-lahan dalam waktu yang lama, dan tidak terasa sakit apabila
tidak ada komplikasi dari gingivitis akut dan subakut yang semakin parah) .
Berdasarkan distribusinya :

Localized gingivitis : hanya melibatkan area 1 atau 2 gigi


Generalized : melibatkan seluruh gingiva di RM

Lokal dan general dapat dibagi menjadi :


Marginal : melibatkan margin gingiva dan sebagian gingiva
attachment
Papillary : melibatkan interdental papil dan dapat melebar
sampai gingiva margin
Diffuse : melibatkan interdental papil, gingiva margin dan
attached gingiva.
CIRI KLINIS GINGIVITIS
Pendarahan Pada Probing
Merupakan ciri klinis awal (selain peningkatan laju aliran
sulkus)
Pendarahan juga terungkap dari anamnese seperti
keluhan pendarahan pada waktu sikat gigi, memakai tusuk
gigi & sewaktu memakan makanan yang keras.
b. Perubahan warna
- Perubahan warna bermula pada papila interdental dan
tepi gingiva yang kemudian meluas ke gingiva cekat.
C. Perubahan Konsistensi
Perubahan menjadi lunak dan menggembung,berlekuk jika ditekan.
Perubahan konsistensi tahap berikut : gingiva menjadi sangat lunak,
mudah tercabik/ koyak, karena degenerasi jaringan ikat dan epitel
berkaitan dengan substansi perusak yang memicu inflamasi dan
eksudat inflamasi.
Perubahan konsistensi tahap lanjut :kaku seperti kulit (yang telah
disamak), disebabkan oleh fibrosis dan proliferasi epitel yang terjadi
pada inflamasi kronis yang sudah berlangsung lama
D. Perubahan tekstur permukaan
Hilangnya stippling merupakan tandaawal gingivitis
Dua bentuk perubahan tekstur permukaan:
Perubahan eksudatif yang dominan: tekstur permukaan licin dan berkilat
Perubahan fibrotik dominan: tekstur permukaan padat dan bernodul-nodul
E. Perubahan kontur/bentuk
Umumnya berupa pembesaran gingiva (gingival enlargement)
F. Pembentukan saku gusi (gingival/ pseudopocket)
Merupakan sulkus gingiva yang dinding jaringan lunaknya terinflamasi tanpa
adanya migrasi epitel penyatu ke apikal.
Saku gusi disertakan dengan tanda-tanda inflamasi gingiva
Kedalaman bisa tetap, tetapi bisa bertambah, jika terjadi pembesaran gingiva
atau naiknya gingiva ke arah koronal.
INDIKASI

Pada pasien dengan keadaan OH sedang - buruk


Apabila ingin dilakukan pencabutan atau restorasi
Terdapat tanda2 gingivitis
Kedalaman pocket kurang dari 3mm
KONTRA INDIKASI

Pasien dengan penyakit sistemik DM


Pasien dengan gangguan pembekuan darah (hemofilia)
Pasien anak yang menggunakan uss Scaller
Pasien yang memiliki penyakit menular melalui udara seperti tuberkulosis
ARMAMENTARIUM
Problem Solving
Initial therapy (Scalling and root planing)

Aplikasi mouthwash
DHE
Kontrol 1 2 minggu
DAFTAR PUSTAKA

Martinez, et al. 2011. Etiology of gingivitis. Complutense University, Spain.


Panagakos, F., Scannapieco, F. 2012. Periodontal inflamation from gingivitis
to systemic disease. Compendium Vol.25 Iss.7.
Putri, M.H., Herijulianti, E., Nurjannah, N. 2002. Ilmu pencegahan penyakit
jaringan keras dan jaringan pendukung gigi. EGC, Jakarta
Soeprapto, A., 2016. Pedoman dan Tatalaksana Praktik Kedokteran Gigi. STBI
Bina Insan Mulia. Yogyakarta
Wiebe, C., Putnins, E., 2010. The Periodontal Disease Classification System of
The American Academy Periodontology An Update. J of Canadian Dental
Association

Anda mungkin juga menyukai