Anda di halaman 1dari 24

Eko Budi Minarno

Jurusan Biologi F. Saintek


UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
Ethics (etika): a sub-branch of
applied philosophy that seeks
what are the right and the
wrong, the good and the bad set
of behaviors in a given
circumstance (Webster
Dictionary, 2002)
Etika diartikan sebagai ilmu yang
menjelaskan arti baik dan buruk,
menerangkan apa yang seharusnya dilakukan
oleh manusia, menyatakan tujuan yang harus
dituju oleh manusia di dalam perbuatan
mereka dan menunjukkan jalan untuk
melakukan apa yang seharusnya diperbuat
(Amin, 1983).
Ethical behavior requires the
ability to reason, to understand
the consequences and to make
choices about ones actions.
Etika dan moral sama-sama membahas
perbuatan manusia untuk selanjutnya
ditentukan posisinya apakah baik atau buruk.
Perbedaan etika dan moral adalah etika
dalam menentukan nilai baik atau buruk
menggunakan tolok ukur akal pikiran atau
rasio, sedangkan moral tolok ukurnya adalah
norma-norma yang tumbuh berkembang dan
berlangsung di masyarakat (Yaqub, 1983).
Etika sebagai kajian tentang boleh dan tidak
bolehnya suatu perbuatan ditentukan
berdasarkan akal pikiran, akhlaq berdasarkan
wahyu.
Etika diperlukan oleh akhlaq yang berarti etika
dibutuhkan oleh agama.
Etika sangat dibutuhkan dalam rangka
menjabarkan dan mengoperasionalisasikan
ketentuan-ketentuan akhlaq yang terdapat di
dalam al-Quran dan al-Hadist.
Yang paling tahu tentang kebenaran suatu
agama adalah Allah, manusia hanya
melakukan tafsir terhadap ketentuan dalam
agama tersebut.
Oleh karena hanya melakukan tafsir, maka
perlu etika.
al-Quran surat Al-Araf ayat 85: Dan
janganlah kamu membuat kerusakan di muka
bumi, sesudah Tuhan memperbaikinya
Perintah jangan membuat kerusakan masih
perlu ditafsirkan.
Etiquette (etiket) Ethics (etika)
Lebih kurang sama dengan Lebih kurang sama dengan
tata-krama/ sopan santun moral
Menyangkut cara (manner) Menyangkut hal apakah
suatu perbuatan harus suatu perbuatan boleh
dilakukan manusia dilakukan/ tidak
Hanya berlaku dalam Etika tetap berlaku walau
pergaulan; bila tidak ada tidak ada saksi mata, tidak
orang lain/ tidak ada saksi tergantung pada hadir
maka etiket bisa saja tidak tidaknya orang lain dan
difungsikan berawal dari dalam diri
Bersifat relatif; yang Bersifat absolut
dianggap tidak sopan di
suatu komunitas bisa jadi
sopan di komunitas lain
A branch of philosophy that views biological
phenomenon (Sobber, 1993)
Social science that offers solutions to the
moral conflicts that arise in medical and
biological science practice (Aksoy, 2002)
The study of ethical issues and decision
making associated with the use of living
organisms (Macer, 2006)
The study of moral and social implications of
techniques resulting from advances in the
biological sciences [Mepham, 2005).
Bioetika menyelidiki dimensi etis dari masalah-
masalah teknologi, ilmu kedokteran, dan biologi
yang terkait dengan penerapannya dalam
kehidupan (Shannon, 1995).
Bioetika adalah semacam ilmu pengetahuan
yang menawarkan pemecahan masalah bagi
konflik moral yang timbul dalam tindakan dan
praktek kedokteran dan ilmu hayati.
Bioethics could be defined as the study of
ethical issues and decisionmaking associated
with the use of living organisms.
Bioethics includes both medical ethics and
environmental ethics.
Bioethics is learning how to balance different
benefits, risks and duties.
Principles of Biomedical Ethics
(Basic Moral Principles):
(1) Respect to autonomy,
(2) Justice,
(3) Beneficence, and
(4) Non-maleficence,
[Beauchamp and Childress, 1994]
Otonomi adalah suatu kebebasan
bertindak, mengambil keputusan
sesuai dengan rencana yang
ditentukannya sendiri, termasuk
bertanggung jawab atas putusan
tersebut.
Keadilan adalah pembagian manfaat dan beban.
Keadilan dapat dibedakan dua tipe dasar yakni
keadilan komparatif dan non-komparatif.
Keadilan komparatif adalah proporsional artinya
keadilan ditentukan oleh hasil perbandinganya
dengan yang lain berdasarkan kebutuhannya. Misal,
transplantasi ginjal akan lebih dibutuhkan oleh pasien
fase terminal kegagalan ginjal, daripada pasien baru
didiagnosis penderita penyakit ginjal.
Keadilan non-komparatif artinya semua sama, dalam
hal ini keadilan ditentukan oleh prinsip (pokoknya
harus sama, bukan oleh kebutuhan).
Kewajiban berbuat baik menuntut kita harus
membantu orang lain atau memperhatikan
kesejahteraan orang lain. Namun kewajiban
berbuat baik juga harus mempertimbangkan
resiko dan manfaat. Hal inilah yang
menimbulkan kerumitan masalah, karena
pertimbangan resiko dan manfaat juga sering
menimbulkan masalah baru.
Asas tidak merugikan (Non-maleficence)
merupakan suatu cara teknis untuk menyatakan
bahwa kita berkewajiban tidak mencelakakan
orang lain, salah satu prinsip paling tradisional
dari etika kedokteran. Primum non nocere, yang
terpenting adalah jangan merugikan. Inilah
prinsip dasar tradisi Hipokratik. Jika tidak bisa
berbuat baik kepada seseorang, maka sekurang-
kurangnya wajib untuk tidak merugikan orang
itu.
(1) respek terhadap hidup dan
kehidupan

(2) perlunya keseimbangan antara


resiko dan manfaat
Prinsip I: Keadaan Darurat: sesuatu
menjadi diperbolehkan ketika
darurat, yakni tidak ada pilihan lain
dan semata-mata hanya untuk
menjaga dan melestarikan
kehidupan.
Prinsip II : Menjaga dan
Melestarikan Kehidupan:
keputusan yang diambil semata-
mata hanya untuk menjaga dan
melestarikan kehidupan, bukan
untuk maksud yang lain.
Prinsip III: Untuk Kepentingan
yang Lebih Besar: keputusan
yang diambil, harus terkandung
maksud untuk kepentingan yang
lebih besar.
Prinsip IV: Peluang
Keberhasilan: keputusan yang
diambil, harus sudah
memperhitungkan kemungkinan
atau peluang keberhasilannya.
Prinsip V: Manfaat dan
Mudlarat: keputusan yang
diambil harus sudah
memperhitungkan keuntungan
dan kerugian, kemaslahatan dan
kemudlaratannya.
Prinsip VI: Tidak Ada Pilihan Lain:
keputusan yang diambil harus sudah
memperhitungkan ada tidaknya
pilihan lain, sehingga akhirnya
keputusan tersebut yang harus
diambil.

Anda mungkin juga menyukai