Anda di halaman 1dari 42

EKOLOGI II

TIM BIOLOGI DASAR


2013
POKOK BAHASAN DALAM
EKOLOGI II
PRINSIP POPULASI
Batasan Populasi
Parameter Populasi
Densitas Populasi
Konsep Daya Dukung Lingkungan
Pola Pertumbuhan Populasi
Faktor Pembatas
Interaksi Populasi

PRINSIP KOMUNITAS
Indeks Diversitas Jenis
Indeks Dominansi
Indeks kesamaan

EKOSISTEM
POPULASI
POPULASI merupakan satuan dasar dalam
telaah ekologi.
Populasi memiliki pengertian yang luas dan
tidak hanya dikenal dalam bidang ekologi.

PADA BIODAS I hanya dibahas prinsip


populasi dalam kaitannya dengan ekologi yaitu,
pengertian dasar populasi dalam biologi pada
umumnya dan ekologi pada khususnya,

KONSEP POPULASI adalah penggunaan atau


pemanfaatan parameter populasi untuk
keperluan lain yang lebih luas.
Konsep populasi akan lebih banyak kita bahas
di mata kuliah Biologi Dasar II.
BATASAN POPULASI
Populasi adalah kumpulan organisme
sejenis. Pengertian jenis yang sama dapat
berupa species atau kelompok lain yang
anggotanya dapat saling melakukan
pertukaaran informasi genetik.

Dalam ekologi batasan populasi sering kali


ditambahi dengan daerah atau habitat dan
waktu yang sama sehingga batasannya
dalam ekologi menjadi:
Populasi adalah kumpulan individu
sejenis yang mendiami daerah atau habitat
yang sama dalam waktu yang sama.
CONTOH POPULASI
Di pulau Jawa ini ada tiga daerah yang dihuni banteng
yaitu, daerah Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK),
Taman Nasional Baluran (TNB), dan Taman Nasional
Alas Purwo (TNAP).
Letak TNUK secara geofrafis jelas terpisah sangat jauh
dari kedua TN yang lain, dan banteng dari TNUK
secara alami tidak mengkin saling berhubungan dan
melakukan perkawinan karena adanya isolasi jarak.
Dengan pengertian di atas maka banteng di TNUK dan
TNB merupakan dua populasi yang berbeda.
Banteng di TNB dan TNAP mungkin satu populasi
mungkin juga berbeda bergantung apakah mereka
saling bercampur atau tidak sebab jaraknya relatif
dekat dan secara geografi boleh dikatakan tidak
terpisah dibandingkan dengan yang di TNUK.
PARAMETER POPULASI
Setiap populasi memiliki karakter yang khas, karakter biasanya
disebut parameter populasi.
Karakter populasi tersebut ada yang bersifat genetik ada pula
yang bersifat ekologis. Karakter yang bersifat genetik biasanya
bersifat tetap dan tidak berubah karena pengaruh lingkungan.
Karakter yang bersifat ekologis perubahannya sangat
dipengaruhi faktor ekologi.
Parameter populasi tersebut ada yang bersifat primer ada yang
merupakan turunan dari karakter primer.

Berikut ini adalah parameter populasi tersebut.


Natalitas (parameter utama)
Mortalitas (parameter utama)
Pola pertumbuhan populasi
Densitas
Pola distribusi
Potensi biotik
NATALITAS
Natalitas adalah kemampuan suatu
populasi untuk bertambah besar,
dalam arti jumlah individu
bertambah, biasanya dinyatakan
dengan istilah angka kecepatan
natalitas atau angka kecepatan
kelahiran atau birth rate. Ada dua
konsep tentang angka kelahiran
yaitu maximum natality dan
ecological natality.
Dapat berupa kelahiran dalam arti sebenarnya,
atau berarti bertelur, menetas, berkecambah
MAXIMUM NATALITY
Maximum natality ada juga yang menyebut dengan
istilah lain misalnya natalitas maksimum, natalitas
absolut, natalitas fisiologis, atau fertilitas.
Natalitas maksimum adalah jumlah
individu baru yang dilahirkan di bawah
kondisi optimum, baik kondisi lingkungan
maupun kondisi dalam tubuh individu
tersebut.
Jadi bukan dalam kondisi yang senyatanya (alami) atau
kondisi ekologis. Natalitas maksimum sifatnya konstan
dan merupakan karakter khas suatu populasi.
ECOLOGICAL NATALITY
Ecological natality, disebut juga natalitas
yang senyatanya, maksudnya adalah jumlah
individu baru yang dihasilkan dalam kondisi
yang senyatanya, yaitu kondisi ekologis.
Natalitas ekologi ini sering dituliskan dengan
satu kata saja yaitu natalitas, tanpa tambahan
kata sifat atau keterangan.
Besarnya angka natalitas ekologi dapat
berubah bergantung pada banyak faktor
terutama adalah ukuran populasi dan kondisi
lingkungan (termasuk ketersediaan pakan,
iklim, ada tidaknya predator dan sebagainya)
ANGKA KELAHIRAN
Angka kelahiran biasanya dinyatakan dalam suatu angka
kecepatan yang dihitung dengan cara membagi jumlah
individu yang dilahirkan dengan satuan waktu tertentu
(angka kelahiran absolut, rumus 2)

= individu baru yg dilahirkan dalam populasi tersebut.


Dapat dihitung dengan (jumlah populasi sekarang-julmah
populasi sebelumnya)
B = angka natalitas atau kecepatan kelahiran
t = waktu sekarang waktu sebelumnya
LANJUTAN ANGKA KELAHIRAN
Atau
Jumlah individu baru per satuan waktu per
satuan populasi (biasanya disebut specific
natality rate lambangnya r atau b, rumus 3).

r atau b = angka kelahiran atau natalitas per


satuan populasi
MORTALITAS
Mortalitas merujuk pada angka kematian
individu dalam suatu populasi, biasanya
dilambangkan dengan huruf d (dari kata death)
tetapi tidak mutlak demikian.
Parameter ini dapat dianggap sebagai lawan
kata dari angka kelahiran, kalau angka
kelahiran menambah besar populasi maka
angka kematian akan mengurangi jumlah
individu dalam populasi jadi mengecilkan
ukuran populasi.
Cara menghitungnya seperti cara menghitung
angka kelahiran. Konsepnya juga ada dua
yaitu angka kematian ekologi (ecological death
rate) dan angka kematian teoritis tetapi
disebutnya angka kematian minimum
(minimum death rate).
ZERO POPULATION GROWTH (ZPG)
Bila angka kelahirannya lebih tinggi daripada angka
kematian maka populasi tersebut akan bertambah besar.
Bila angka kematian lebih tinggi daripada angka kelahiran
berarti populasi tersebut akan punah.

Bila angka kelahiran sama besarnya dengan angka


kematian maka jumlah individu dalam populasi
tersebut akan stabil atau ukuran populasi akan tetapi
sama, inilah konsep dari zero population growth
(ZPG).

Dalam konsep ZPG tidaklah berarti tidak ada kelahiran


sama sekali, melainkan tingkat kelahiran sama dengan
tingkat kematian. Bila tidak ada kelahiran sama sekali
populasi tersebut juga akan punah disebabkan oleh usia.
Migrasi: Imigrasi dan Emigrasi
Migrasi adalah perpindahan individu dari satu
populasi ke populasi lain. Imigrasi adalah masuknya
individu ke suatu populasi, sedangkan emigrasi
adalah keluarnya atau perginya individu dari suatu
populasi.
Imigrasi menyebabkan bertambahnya individu dalam
populasi sedangkan emigrasi menyebabkan
berkurangnya individu.
Apabila keempat parameter ini diberi tanda
matematika maka angka kelahiran dan imigrasi
memiliki tanda + (positif) sedang angka kematian dan
emigrasi memiliki tanda (negatif). Hubungan
keempat parameter ini dengan populasi dapat
divisualkan sebagaimana disajikan pada Gambar 8.
GAMBAR 8. HUBUNGAN ANTAR EMPAT PARAMETER
POPULASI DAN UKURAN POPULASI.
DENSITAS POPULASI
Densitas atau kepadatan populasi adalah
istilah yang digunakan untuk menunjukkan
ukuran populasi dalam hubungannya dengan
satuan luas atau satuan volume.
Densitas biasanya dinyatakan dengan jumlah
individu persatuan luas, misalnya dalam 1m2
ditemukan 100 batang tumbuhan orang-aring,
maka densitas orang-aring di area tersebut
dinyatakan sebagai 100/m2.
Untuk organisme perairan, misalnya planton
maka densitas atau kerapatan dapat
dinyatakan per volume, misalnya 100/L;
2500/cc, bergantung besar kecilnya organisme
dan tujuannya.
METODE SENSUS DAN METODE SAMPLING
Untuk menentukan besarnya kepadatan populasi suatu
organisme ada dua metode dasar yaitu metode sensus, dan
metode sampling
Dalam metode sensus maka harus dihitung semua individu
yang menjadi objek penelitian. Contoh penggunaan metode
sensus adalah sensus penduduk.
Dalam metode sampling kita hanya akan menghitung
jumlah individu di area yang sangat terbatas. Misalnya
untuk mengetahui kepadatan cacing di suatu lahan
pertanian kita dapat menghitung jumlah cacing tanah di
lahan seluas 0,5 x 0,5 m2, lahan seluas 0,5 m2 inilah yang
disebut dengan lahan sampel dan teknik menghitung
jumlah individu berdasar sampel itu dinamakan teknik
sampling.
SUMBER DAYA BERSIFAT TERBATAS
Bila suatu populasi bertumbuh terus maka dengan
sendirinya jumlah individunya bertambah banyak,
tentu sumberdaya yang diperlukan untuk
mempertahankan kehidupannya juga akan
bertambah.
Sumberdaya tersebut meliputi banyak hal jadi
bersifat multidimensi, misalnya sumberdaya
makanan, tempat bersarang, dan juga untuk
keperluan reproduksi.
Konsep Daya Dukung Lingkungan
Sumberdaya di alam sifatnya tidak tak terbatas, dan
kemampuan suatu area menyediakan sumberdaya untuk
hidup itu bervariasi antar area, habitat, dan juga antar
jenis.
Kemampuan suatu area menyediakan sumberdaya
untuk kehidupan suatu organisme dinamakan
daya dukung lingkungan (carrying capacity) dari
area atau daerah tersebut, biasanya diberi simbol
dengan huruf K
Bila jumlah individu dalam suatu populasi masih jauh di
bawah nilai K, biasanya populasi tersebut akan tumbuh
pesat, tetapi bila jumlah individu sudah jauh melebihi nilai
K maka dengan sendirinya pertumbuhan akan menurun
atau bahkan bersifat negatif sebab kekurangan pakan
misalnya atau tidak dapat melakukan reproduksi.
POLA PERTUMBUHAN POPULASI
Pertumbuhan populasi memiliki pola atau bentuk,
dan pola pertumbuhan populasi merupakan salah
satu karakter populasi.
Ada dua pola dasar partumbuhan populasi yaitu
bentuk J, dan bentuk S atau sigmoid. Tetapi pola
pertumbuhan ini dapat merupakan kombinasi
antar keduanya, artinya ada bentuk gabungan jadi
tidak selalu terpisah secara mutlak.
GAMBAR 9. POLA PERTUMBUHAN POPULASI.

A: BENTUK J, PERTAMBAHANNYA BERSIFAT


EKSPONENSIAL, TIDAK DIPENGARUHI DAYA DUKUNG
LINGKUNGAN.
B: BENTUK S, PERTAMBAHANNYA BERSIFAT ARITMATIK,
DIPENGARUHI DAYA DUKUNG LINGKUNGAN.
Pola Pertumbuhan Bentuk J
Pertumbuhan populasi sangat cepat karena jumlah
individu bertambah secara eksponensial.
Pertumbuhan ini akan berhenti secara tiba-tiba bila ada
gangguan terhadap lingkungannya.
Pertumbuhan bentuk J biasanya terjadi pada
lingkungan yang daya dukungnya sangat besar atau
boleh dikata tak terbatas untuk populasi tersebut.
Contoh : pertumbuhan bakteri dalam media biakan

Rumus 4 : = tingkat pertumbuhan (r)

ditentukan oleh jumlah individu (N)
Bentuk pertumbuhan ini juga dapat terjadi pada masa
awal-awal pertumbuhan populasi yaitu ketika jumlah
individunya masih jauh di bawah batas daya dukung
lingkungan.
Pola Pertumbuhan Bentuk S
Pola pertumbuhan bentuk S terjadi bila faktor
pembatas pertumbuhan populasi diperhitungkan,
misalnya faktor daya dukung lingkungan.
Ketika jumlah individu mendekati batas daya dukung
lingkungan maka pertumbuhan akan semakin
melambat dan secara teoritis pertumbuhan akan
sama atau mendekati (limit) 0, populasi tidak tumbuh.
Bila pertambahan individu pada pola J bersifat
eksponensial maka pada pola S bersifat aritmatik.

()
Rumus 5 : =

K : daya dukung lingkungan
FLUKTUASI POPULASI
Populasi akan terus tumbuh sampai mencapai
batas daya dukung lingkungan. Pada saat
mencapai batas daya dukung lingkungan boleh
dikatakan pertumbuhan populasi (N/t) memiliki
nilai rata-rata = 0.
Pada saat ini jumlah individunya akan
berfluktuasi di atas dan di bawah daya dukung
lingkungan.
Fluktuasi ini dapat terjadi karena berbagai macam
sebab antara lain, sebagai tanggapan atas
perubahan lingkungan; kelambatan populasi
dalam merespon batas daya dukung
lingkungan,atau dapat juga terjadi karena adanya
interaksi antar individu maupun antar populasi.
FLUKTUASI BIASANYA SELALU TERJADI
Dengan berbagai penyebab fluktuasi juga dapat
terjadi di lingkungan yang sangat stabil sekalipun.

Dalam keadaan normal dan di bawah lingkungan


yang stabil fluktuasi populasi akan terus mengecil
mendekati batas daya dukung lingkungan.
DUA MACAM PERUBAHAN UKURAN POPULASI DI
ALAM
Di alam perubahan ukuran populasi dapat dibedakan
menjadi dua macam yaitu:
1. Perubahan ukuran populasi yang disebabkan
perubahan musim. Dalam hal ini besarnya populasi
dikontrol oleh perubahan musim.
2. Fluktuasi periodik, dapat tahunan atau bulanan.
Fluktuasi jenis ini dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
dikontrol atau disebabkan oleh adanya perubahan
lingkungan terutama faktor fisik, atau dapat
dikatakan dikontrol oleh faktor eksternal.
dikontrol atau disebabkan oleh faktor dari dalam
populasi itu sendiri atau biasanya disebut sebagai
dinamika populasi. Pola perubahan yang dikontrol
oleh faktor internal bersifat lebih teratur dan biasanya
disebut dengan istilah osilasi.
Konsep Density Dependent dan Indensity
Independent
Density dependent adalah faktor internal yang
bekerja bila kepadatan populasi telah mencapai
batas atau jumlah tertentu. Faktor yang bekerja
berdasar ukuran populasi disebut density
dependent. Termasuk dalam density dependent
adalah kompetisi antar individu dalam satu
populasi, epidemi, parasitisme dan sebagainya.

Density independent adalah faktor fisik lingkungan


bekerjanya tidak bergantung pada kepadatan
populasi disebut density indepent, termasuk dalam
katagori ini adalah bencana alam seperti gunung
meletus, banjir, gempa, badai, perubahan cuaca
atau iklim dan sebagainya.
Pola Distribusi Internal
Pola distribusi internal adalah pola penyebaran
individu dalam suatu populasi. Ada tiga jenis pola
dasar penyebaran atau distribusi individu dalam
populasi yaitu teratur, berkelompok, dan random.
-teratur : bila jarak antar individu teratur, biasanya
pada jenis yang bersifat soliter
-kelompok : pada jenis yang hidup berkelompok
-random : setiap titik memiliki kemungkinan untuk
ditempati, ada yang dekat ada yang jauh, kondisi biotik
dan abiotik di setiap titik sama
Potensi Biotik
Setiap mahluk hidup memerlukan tenaga atau
energi untuk mempertahankan hidupnya.
Organisme yang memperoleh tenaganya dari
organisme lain disebut konsumen.
Organisme yang mampu mengasimilasi tenaga
dari sumber non biotik disebut sebagai
produsen.
Setiap individu dari setiap jenis
organisme tersusun dari suatu masa
biologi yang merupakan simpanan
energi bagi organisme lain, inilah yang
disebut sebagai potensi biologi yang
secara umum lebih dikenal dengan
istilah biomasa.
BIOMASA
Satuan biomasa adalah berat yang kemudian dapat
diubah menjadi satuan tenaga yang disebut kalori.
Penggambaran suatu populasi dengan
menggunakan parameter densitas tidak dapat
secara langsung menggambarkan potensi biologi
yang tersimpan dalam populasi tersebut, sebab
ukuran individu dalam satu jenis populasi dapat
sangat heterogen, apalagi antar jenis.
Sebagai contoh 100 individu rumput teki tentu
memiliki potensi biologi yang jauh berbeda dengan
100 batang beringan atau 100 ekor kijang. Karena
itu dalam beberapa hal, mengukur biomasa suatu
populasi jauh lebih informatif daripada
menghitung jumlah individu, terutama dalam
kaitannya dengan aliran energi dalam suatu sistem
ekologi atau ekosistem.
FAKTOR PEMBATAS
Pertumbuhan organisme, bergantung pada berbagai faktor
biotik maupun abiotik.
Ketersediaan atau hilangnya suatu kondisi tertentu dapat
sangat menentukan organisme tersebut untuk tumbuh dan
melakukan reproduksi.
Kebutuhan dasar tersebut bervariasi antar jenis organisme,
antar kondisi dan, antar kelompok umur.

Kebutuhan dasar untuk pertumbuhan


dan reproduksi tersebut dinamakan
faktor pembatas.
Faktor pembatas seringkali kuantitasnya sangat minimum,
atau diperlukan dalam jumlah yang sedikit.
Hukum Minimum Liebig
Liebig: pertumbuhan tanaman bergantung pada sekelompok
nutrisi yang diperlukan dalam jumlah minimum (Odum
1971). Nutrisi tsb biasanya sangat jarang atau tersedia
sedikit di alam.
Pernyataan Liebig tersebut kemudian (oleh para ahli lain)
dikenal dengan Hukum Minimum Liebig.
Hukum minimum tersebut kemudian dikembangkan pada
berbagai jenis organisme lain dan komponen lain yang
memperngaruhi partumbuhan organisme tertentu, termasuk
faktor fisik, kimia, dan biologi. Penggunaan kata minimum
dalam pernyataan Liebig tersebut digunakan untuk
menghindari kerancuan dengan gagalnya suatu organisme
untuk tumbuh karena faktor yang diperlukan tersebut
melebihi batas maksimum, keduanya kemudian disatukan
menjadi hukum tolerasi.

Panen pertanian tdk bergantung pada nutrisi dalam jumlah


banyak seperti CO2 dan air
Hukum Toleransi Shelford
Keberadaan atau keberhasil suatu organisme untuk bertahan
hidup bergantung pada ketersediaan semua kondisi yang
diperlukan.
Punahnya atau kematian suatu organisme dapat disebabkan
oleh kekurangan atau karena kelebihan pada salah satu atau
beberapa faktor yang diperlukan.

Jadi organisme memiliki persyaratan minimum dan


maksimum untuk dapat bertahan hidup. Konsep ini
menunjukkan adanya batas toleransi bagi setiap mahluk
hidup.

Konsep batas maksimum dikemukakan pertama kali oleh V.E.


Shelford pada tahun 1913 karena itu hukum toleransi
biasanya juga menggunakan nama Shelford.
Batas toleransi luas (eury), batas toleransi sempit (steno).
Contoh : eurythermal (suhu tinggi yang luas)
INTERAKSI POPULASI
Di alam suatu organisme tidak hidup sendiri dan memang
tidak dapat hidup sendiri, oleh karena itu pasti terjadi
interaksi antar organisme.
Interaksi antar organisme dapat terjadi antar individu
maupun antar populasi. Di sini kita hanya membahas
interaksi antar dua jenis organisme.
Secara teoretis interaksi antar dua populasi dapat dibagi
menjadi enam jenis dengan sembilan tipe, di antaranya
ada yang menguntung ada pula yang merugikan baik
untuk salah satu pihak maupun keduanya.
BERBAGAI TIPE INTERAKSI ANTAR DUA JENIS
ORGANISME
1. Netralisme: Tidak ada populasi yang dirugikan
maupun diuntungkan
2. Kompetisi: merugikan kedua populasi
3. Amensalisme: salah satu mendapat kerugian, yang
lain menghambat tapi tidak mendapat apapun.
Ada populasi ketiga yg rugi.
4. Komensalisme: salah satu mendapat keuntungan,
yang lain tidak mendapat apapun
5. Predasi dan parasitisme: Salah satu mendapat
keuntungan yang lain dirugikan. Populasi
predator tidak bergantung pd mangsa, populasi
parasit bergangtung pada populasi hospes.
6. Mutualisme dan protokooperasi: menguntungkan
kedua populasi. Mutualisme : sangat bergantung
pada populasi simbionya, tdk dpt terpisahkan.
Protokooperasi : ketergantungan tdk mutlak
PRINSIP KOMUNITAS
Komunitas adalah kumpulan dari banyak populasi yang
hidup di suatu area atau habitat fisik tertentu.
Dalam suatu komunitas terjadi interaksi antar anggotanya
terutama dalam hal transformasi hasil metabolism sebagai
sumber tenaga.
Dalam suatu komunitas juga harus terjadi interaksi
sehingga semua jenis organisme anggota komunitas
tersebut memiliki peluang untuk tetap dapat hidup
bersama,
Jadi harus terjadi interaksi yang menguntungkan semua
anggotanya secara terintegrasi.
Secara garis besarnya, anggota suatu komunitas dapat
dikelompokkan berdasarkan fungsinya menjadi empat
golongan yaitu produsen, konsumen, detritivor dan
saprotrof (pengurai).
Detrivor : organisme pemakan detritus. Detritus
adalah bagian dari organisme yang telah mati
atau tidak digunakan, termasuk bangkai hewan
dan seresah (bagian tanaman yang mati atau
gugur. Contoh : crustacea, cacing tanah,
beberapa jenis protozoa.
Saprotrof / pengurai : menguraikan bahan
organik menjadi molekul organik sederhana atau
molekul anorganik. Hasil kerjanya digunakan
oleh tumbuhan sebagai sumber nutrisinya.
Contoh : jamur dan bakteri
PEMBAGIAN KOMUNITAS
Berdasar kemampuan suatu komunitas menyelenggarakan
fungsinya, komunitas dapat dibagi menjadi dua yaitu:
1. Komunitas mayor (mayor community) dan komunitas
minor (minor community). Komunitas mayor adalah
suatu komunitas yang cukup besar dan lengkap
organisasinya sehingga boleh dikata tidak bergantung
komunitas lain, hanya memerlukan sinar matahari
sebagai sumber utama energinya, kebutuhan lainnya
dapat dipenuhi dari dalam komunitas itu sendiri.
2. Komunitas minor adalah komunitas yang masih
memerlukan komunitas lain untuk menjamin
keberadaan anggotanya.
Telaah ekologi yang tinjauannya meliputi komunitas
disebut synecology, sedangkan bila hanya menelaah satu
populasi saja disebut outecology.
DESKRIPSI KOMUNITAS
Ada beberapa jenis parameter untuk mendeskripsi
suatu komunitas, parameter tersebut dinyatakan
dalam bentuk indeks antara lain yaitu:
1. Indeks diversitas jenis : menggambarkan
tingkat keanekaragaman jenis di suatu
komunitas. (indeks shanon, rumus 5)
2. Indeks dominansi : menentukan jenis yang
dominan secara ekologi, yang paling
berpengaruh dalam mengontrol aliran energi.
(rumus 6)
3. Indeks kesamaan antar dua komunitas :
mengetahui tingkat kesamaan diantara dua
komunitas berdasar jenis organisme yang
menyusunnya. (rumus 7)
EKOSISTEM

KOMUNITAS AKAN MENYATU DENGAN


LINGKUNGAN ABIOTIKNYA MEMBENTUK
SISTEM EKOLOGI YANG DISEBUT EKOSISTEM.
Dengan demikian dalam suatu ekosistem akan
terdapat komponen-komponen berikut ini.
1. Bahan anorganik (C, N, CO2, air, dan
sebagainya)
2. Komponen organik (protein, karbohidrat,
lemak, humus dan sebagainya).
3. Iklim (suhu, dan faktor fisik lainnya)
4. Produser
5. Konsumer, yang meliputi makrokonsumer
(hewan-hewan besar) dan mikrokonsumer
(saprotrof).
HOMEOSTASIS
Suatu ekosistem memiliki kemampuan melakukan
mekanisme homeostasis, yaitu kemampuan sistem
biologi untuk menanggapi perubahan yang terjadi
baik internal maupun eksternal sehingga kondisinya
tetap stabil dalam arti fungsi yang disandangnya
tetap dapat berlangsung.

Ekosistem juga memiliki batas toleransi.

Bila daur biogeokimia terganggu maka ekosistem


akan menanggapi perubahan tersebut dengan
berbagai cara termasuk mengubah komposisi
keanekaragamannya.

Bila sudah di luar batas toleransi maka boleh jadi


akan ada komponen yang harus dikorbankan supaya
daur biogeokimia tetap dapat berlangsung.
PENCEMARAN
Penambahan bahan tertentu ke dalam ekosistem, baik
berupa komponen biotik maupun abiotik dapat
mengubah alur perpindahan energi.
Pencemaran adalah masuknya salah satu bahan ke suatu
ekosistem sehingga mengganggu daur biogeokimia atau
setidaknya mengganggu alur perpindahan energi.
Peristiwa ini yang akan ditanggapi oleh suatu ekosistem
dan mungkin saja akibatnya merugikan manusia sebagai
salah satu komponen dalam suatu ekosistem.

Anda mungkin juga menyukai