Anda di halaman 1dari 33

Konsep Tentang Respon Orang Tua

Terhadap Bayi Baru Lahir dan Proses


Adaptasi Psikologis Ibu Masa Nifas

Kelompok 3:
Nina Aprilia (16.1348)
Rahma Lustiana (16.1350)
Siska Krisdayanti (16.1352)
Konsep Tentang Respon Orang Tua Terhadap Bayi Baru
Lahir
Bonding Attachment sebagai
Bounding hasil dari suatu interaksi terus-
Attachment menerus antara bayi dan orang
tua yang bersifat saling
mencintai serta memberi
keduanya ikatan emosional dan
saling membutuhkan.
Tahap-tahap Bonding
Bonding Attachment adalah suatu Attachment bayi dan orang tua
ikatan yang terjadi diantara orang anatara lain:
tua dan bayi baru lahir, yaitu 1. Sentuhan (Touch)
meliputi pemberian kasih sayang Ibu memulai dengan
dan pencurahan perhatian pada sebuah ujung jarinya
untuk memeriksa
menit-menit pertama sampai bagian kepala dan
beberapa jam setelah kelahiran ekstremitas bayinya.
bayi.
5. Suara (Voice)
2. Kontak mata (Eye to Eye Contact) Saling mendengar dan
Pada bayi baru lahir, satu jam, merespon suara antara orang
setelah kelahiran pada jarak 20- tua dan bayinya akan bayinya
25 cm ia dapat memutuskan
perhatian pada suatu objek. akan memberikan rasa
tenang.
3. Bau badan (odor)
Indra penciuman pada bayi baru 6. Gaya bahasa
lahir sudah berkembang dengan Bayi baru lahir bergerak-gerak
baik dan masih memainkan sesuai dengan struktur
peran dalam nalurinya untuk pembicaraan orang dewasa.
mempertahankan hidup. 7. Irama kehidupan
4. Kehangatan tubuh (Body Warm)
Janin dalam rahim dapat
Jika dalam kondisi fisiologis, dikatakan menyesuaikan
segera setelah persalinan ibu
dapat langsung meletakkan dengan irama alamiah ibunya
bayinya diatas perut ibu, baik seperti halnya denyut
setelah tahap kedua dari proses jantung.
melahirkan atau sebelum tali
pusat dipotong.
Bayi merasa dicintai, diperhatikan,
mempercayai, dan menumbuhkan
Keuntungan sikap sosial.
Bayi merasa aman, berani
mengadakan eksplorasi.

Kurangnya support system.


Ibu dengan resiko medis (ibu sakit).
Bayi dengan resiko (bayi premature,
Hambatan bayi sakit, bayi dengan cacat fisik).
Kehadiran bayi yang tidak
diinginkan.
Respon Ayah dan Keluarga Terhadap Ibu dan BBL

Respons positif

Ayah bersama keluarga


menyambut kelahiran bayinya
dengan sukacita karena bayi
Respons negative
sebagai anggota baru dalam
keluarga, dianggap sebagai
anugrah yang sangat Kecewa, karena jenis kelamin bayi
menyenangkan. tidak sesuai yang diharapkan.
Ayah bertambah giat bekerja untuk Kelahiran bayi tidak diharapkan
mencari nafkah,memenuhi karena kegagalan program KB.
kebutuhan bayi dan keluarga. Kecemburuan saudara terhadap
Ayah bersama sama keluarga bayi yang baru dilahirkan, karena
melibatkan diri dalam perawatan perhatian ibu yang berlebihan
bayi. terhadap bayi.
Perasaan bertambah sayang Kesehatan kurang diperhatikan
kepada ibu yang telah melahirkan karena kondisi ekonomi yang
anak yang sangat diidam-idamkan. kurang.
Perilaku orangtua yang dapat
mempengaruhi ikatan kasih sayang antara
orang tua terhadap bayi baru lahir:
1. Perilaku mendukung ikatan kasih sayang
Menemukan cirri khas dan kelebihan anak yang
dapat dibanggakan orangtua.
Melakukan kontak fisik dengan anak. Missal
mengelus kepalanya berbicara dengan melihat anak.
Menjaga komunikasi dengan anak.
Apapun kondisi anak, orangtua harus menunjukkan
bahwa ia adalah kebanggan orangtuanya.
Memahami perilaku anak dan memenuhi kebutuhan
anak.
2. Perilaku yang menghambat ikatan kasih
sayang
Menjauhi anak, tidak memedulikan kehadiran
anak.
Tidak menempatkan anak sebagai anggota keluarga
yang lain, tidak memberikan nama pada anak.
Menganggap anak sebagai sesuatu yang tidak
disukai.
Tidak / menghindari menyentuh anaknya.
Terburu-buru dalam menyusui.
Menunjukkan kekecewaan pada anak dan tidak
memenuhi kebutuhannya.
Respons orangtua terhadap bayinya dipengaruhi
oleh dua faktor:
2. Faktor eksternal
1. Faktor internal Yaitu perhatian yang
Yaitu genetika, kebudayaan diterima selama hamil,
yang mereka paktikkan dan melahirkan dan
menginternalisaaikan dalam diri
setelah persalinan,
mereka, moral dan nilai,
sikap dan perilaku
kehamilan sebelumnya,
pengalaman yang terkait, pengunjung, apakah
pengidentifikasian yang telah bayinya terpisah dari
mereka lakukan selama orangtua selama satu
kehamilan (mengidentifikasikan jam pertama, serta
diri mereka sendiri sebagai hari-hari dalam
orangtua, keinginan menjadi kehidupannya.
orangtua yang telah diimpikan
serta efek pelatihan selama
kehamilan).
Sibling Rivaly

Istilah sibling rivalry menggambarkan


suatu keadaan terjadinya kompetisi
atau persaingan antarsaudara
kandung untuk mendapatkan cinta
kasih, afeksi, dan perhatian dari satu
atau kedua orang tuanya.
Persaingan seringkali terjadi pada
anak-anak usia antara 5-11 tahun.
Meskipun sibling rivalry mempunyai pengertian yang
negative tetapi ada segi positifnya, antara lain:
Mendorong anak untuk
mengatasi perbedaan dengan
mengembangkanbeberapa
keterampilan penting,
diantaranya adalah bagaimana
menghargai nilai dan perspektif
(pandangan) orang lain.

Cara cepat untuk berkompromi


dan bernegoisasi.

Mengontrol (mencegah) dorongan untuk


bertindak agresif.
Peran orangtua dalam mempersiapkan kehadiran
anggota keluarga baru pada saudaranya antara lain:

Memperlihatkan cinta dan perhatian orangtua


dan keluarga terhadap anak yang lebih tua
tidak berubah walaupun akan ada kehadiran
bayi.
Perlihatkan kepada anak foto bayi didalam
rahim / hasil USG dan bukalah buku mengenai
bayi bersama-sama untuk mendorong
munculnya pemahaman si anak mengenai
kehadiran adik/ bayi.
Jika terjadi sibling rivalry, yang dapat dilakukan
orangtua untuk mengatasi ssibling rivaly:
Tidak membandingkan antara anak satu dengan
saudaranya yang lain. Setiap pribadi anak mempunyai
sifat yang unik.
Membiarkan anak menjadi diri pribadi mereka sendiri.
Menyukai bakat dan keberhasilan masing masing anak,
tidak membandingkan bakat dan prestasi anak.
Bersikap adil, tetapi disesuaikan dengan kebutuhan
anak. Dengan demikian, adil bagi anak satu dengan
yang lain berbeda.
Merencanakan kegiatan keluarga yang menyenangkan
bagi semua anggota keluarga.
Peran bidan dalam mengatasi
sibling rivalry:
Membantu menciptakan terjadinya
ikatan antara ibu dan bayi dalam jam
pertama pascakelahiran.
Memberikan dorongan pada ibu dan
keluarga untuk memberikan respons
positif tentang bayinya, baik melalui
sikap maupun ucapan dan tindakan.
Adaptasi Psikologis Ibu Nifas
Meskipun fisik ibu nifas secara
bertahap mengalami pemulihan, secara
emosional ibu nifas belum pulih.
Minggu pertama merupakan masa
rentan, masih terdapat rasa gembira
berganti depresi atau berubah-ubah di
antara keduanya. Perasaan tidak mampu
menjadi ibu, merawat bayi, terutama jika
ibu menyusui dan bertambah atau
menurunnya minat terhadap seks.
Gejala-gejala psikologis dipengaruhi
oleh:

1. Jenis persalinan yang ibu alami,


2. Dukungan dari lingkungan sekitar,
3. Bertambahnya tugas dan tanggung jawab ibu
dengan adanya kehadiran bayi.
Hal-hal yang dapat membantu ibu
dalam beradaptasi pada masa nifas:

1. Memahami fungsi menjadi orang tua.


2. Adanya respons dan dukungan dari kekuarga.
3. Riwayat dan pengalaman kehamilan serta
persalinan sebelumnya.
4. Harapan, keinginan dan aspirasi saat hamil dan
melahirkan.
Tiga fase adaptasi
psikologis ibu
nifas

Fase taking in
Fase letting go

Fase taking hold


Fase taking in

Hari pertama sampai kedua setelah


persalinan ibu masih merasakan lelah karena
proses persalinan yang dilaluinya, terkesan
pasif terhadap bayi dan lingkungan sekitar.
Ibu mengalami gangguan psikologis seperti
rasa bersalah karena belum mampu merawat
bayinya, belum bisa menyusui karena ASI
belum keluar, dan kecewa terhadap jenis
kelamin yang tidak sesuai harapan.
Fase taking hold

Fase ini berlangsung antara 3-10 hari setelah


melahirkan. Ibu merasa khawatir akan
ketidakmampuan dan sudah mulai ada rasa
tanggungjawab dalam perawatan bayinya.
Perasaan ibu lebih sensitif sehingga mudah
tersinggung.
Fase letting go

Fase ini merupakan fase menerima tanggung


jawab akan peran barunya. Fase ini berlangsung
sepuluh hari setelah melahirkan/ibu sudah
kembali di rumah. Ibu sudah mulai dapat
menyesuaikan diri dengan ketergantungan
bayinya. Terjadi peningkatan akan perawatan
diri dan bayinya. Ibu merasa lebih percaya diri
akan peran barunya, lebih mandiri dalam
memenuhi kebutuhan diri dan bayinya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
suksesnya masa transisi ke masa
menjadi orang tua pada masa nifas,
1. Respons serta dukungan keluarga dan teman
2. Hubungan dari pengalaman melahirkan
terhadap harapan dan aspirasi
3. Pengalaman melahirkan dan membesarkan
anak sebelumnya
4. Pengaruh budaya dan adat istiadat
Post Partum Blues Gejala yang sering
muncul:.
1. Menagis, cemas
Mengalami
perubahan perasaan
Sering kali ibu postpartum 2. Tidak mau makan
mengalami perasaan sedih 3. Perasaan lebih
yang berkaitan dengan sensitif dan mudah
tersinggung
bayinya ataupun dengan 4. Khawatir yang
dirinya sendiri. Keadaan ini berlebihan mengenai
bayinya
disebut dengan postpartum 5. Penurunan gairah
blues atau baby blues, yang seks dan kurang
disebaboan oleh perubahan percaya diri terhadap
kemampuan menjadi
perasaa yang dialami ibu seorang ibu
saat hamil sehingga sulit
menerima khadiran bayinya
Keluarga dan lingkungan sangat besar
peranannya dalam meminimalkan risikp
terjadinya depresi postpartum dengan cara

1. Penuhi kebutuhan istirahat ibu


2. Membantu dan mendampingi ibu dalam merawat bayi,
sehingga ibu lebih percaya diri dalam merawat bayi.
3. Jangan biarkan ibu melamun sendirian
4. Beri kesempatan ibu untuk rileksasi.
5. Usahakan ibu tetap beraktifitas seperti melakukan
pekerjaan rumah tangga yang ringan seperti menyapu
dan memasak.
6. Gizi yang cukup membantu proses pemulihan kondisi
ibu postpartum.
7. Sesekali bersantailah dengan suami setelah waktu
menyusui.
Depresi postpartum adalah depresi berat
Depresi yang terjadi 7 hari setelah melahirkan dan
berlangsung selama 30 hari, dapat terjadi
kapanpun

Pitt (1988)
depresi post partum adalah depresi yang bervariasi dari
hari kehari dengan menunjukkan kelelahan, mudah
marah, gangguan nafsu makan dan kehilangan libido.

Llewelly-jones (1994)
menyatakan wanita yang didiagnosa mengalami depresi
3 bulan pertama setelah persalinan, wanita stersebut
secara sosial dan emosional merasa terasingkan atau
mudah tegang dalam setiap kejadian hidupnya
Faktor Faktor
Faktor Umur
Pengalaman pendidikan

Karakteristik ibu

Faktor selama Faktor dukungan


proses persalinan sosial
Depresi pasca persalinan ini lebih
banyak ditemukan pada primipara,
Faktor Umur mengingat bahwa peran seorang
ibu dan segala yang berkaitan
dengan bayinya merupakan situasi
yang sama sekali baru bagi dirinya
dan dapat menimbulkan stres.

seorang perempuan untuk


melahirkan pada usia antara 20-
30 tahun, dan hal ini mendukung
masalah periode yang optimal
bagi perawatan bayi oleh seorang Faktor
ibu. Pengalaman
Faktor Perempuan yang
pendidikan berpendidikan tinggi,
menghadapi tekanan sosial
dan konflik peran, antara
mencakup lamanya tuntutan sebagai perempuan
persalinan, serta intervensi yang memiliki dorongan
medis yang digunakan untuk bekerja atau melakukan
selama proses pesalinan. aktifitasnya diluar rumah
Diduga semakin besar dengan peran mereka sebagai
trauma fisik yang ibu rumah tangga dan orang
ditimbulkan pada saat tua dari anak-anak mereka
persalinan maka akan
semakin besar pula trauma
psikis yang muncul dan
kemungkinan perempuan
yang bersangkutan akan Faktor selama
menghadapi depresi pasca proses persalinan
persalinan.
Faktor dukungan Banyaknya kerabat yang
sosial membantu pada saat
kehamilan, persalinan,
dan pasca persalinan,
beban seorang ibu
karena kehamilannya
sedikit banyak
berkurang.

Gejala depresi seringkali timbul dengan gejala kecemasan.


Manivestasi dari kedua gangguan ini lebih lanjut sering timbul
sebagai keluhan umum seperti sukar tidur, merasa bersalah,
kelelahan, sukar konsentrasi, hingga pikiran mau bunuh bdiri
Kesedihan dan
Dukacita
1. Kemurungan masa nifas. 2. Tanda-tanda dan gejala ibu
yang mengalami atau
- Kemurungan masa nifas normal mempunyai reaksi psikologis
terjadi dan disebabkan oleh yang lebih parah daripada
perubahan dalam tubuh seseorang kemurungan masa nifas.
wanita selama kehamilan serta
perubahan dalam pola kehidupan - Tidak bisa tidur, tidak nafsu
setelah bayi lahir. makan, merasa bahwa ia
- Kemurungan pada masa nifas tidak dapat merawat dirinya
merupakan hal yang umum , dan sendiri dan bayinya, berfikir
bahwa perasaan-perasaan demikian untuk mencederai dirinya
biasanya hilang sendiri dalam dua sendiri dan bayinya,
minggu sesudah melahirkan.
3. Berduka dan kehilangan pada ibu nifas dapat
berupa Sudden Infant Death Syndrome (SIDS)

- Yaitu kematian bayi saat bayi berumur satu bulan


sampai satu tahun yang disebabkan oleh penyakit
jantung kelainan metabolisme, infeksi, dan lain-lain.
Dalam hal ini ibu sangat membutuhkan pendamping ,
motivasi dari suami, keluarga, dan petugas kesehatan.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai