Anda di halaman 1dari 33

dRH.

Rahadi

WOUND MANAGEMENT
Penanganan luka idealnya di lakukan
6 8 jam setelah terjadi luka, yang
biasa di sebut dengan
golden Period.

Akan tetapi kebanyakan pasien yang


datang dengan luka terbuka sudah
mengalami infeksi ataupun adanya
jaringan nekrosis.
Luka yang mengalami infeksi biasanya
memiliki ciri ciri:

- adanya kotoran atau debris di luka


- adanya seroma,exudate, ataupun
transudate
- adanya bau yang amis dan busuk
- bahkan terdapat infestasi dari larva
APA YANG HARUS DI LAKUKAN ?
1. Evaluasi luka
Harus ingat, apakah luka tersebut termasuk
kedalam:
Abrasi
Avulsi
Incisi
Lacerasi
Burns / luka bakar
Puncture
2. Membersihkan luka

Adanya debris, kotoran, maupun jaringan


nekrosis dapat memperpanjang fase inflamasi
dari luka dan memperlama kesembuhan luka.
Pembersihan luka harus di lakukan dengan
menghilangkan debris ataupun jaringan
nekrosis dengan menyanyat ataupun
menggunting jaringan tersebut.
Pembersihan dapat juga dilakukan dengan
mencuci luka menggunakan cairan isotonik
dan antiseptic.
3. LAKUKAN EVALUASI KEMBALI

Lakukan pembersihan luka setiap hari


dan ikuti perkembangan kesembuhan luka.
Lakukan evaluasi setiap hari sehingga
kita bisa menentukan langkah selanjutnya,
apakah mau menutup luka Active Wound
Management ataupun melakukan
manajemen luka terbuka Open Wound
Management.
ACTIVE WOUND MANAGEMENT

1. Penutupan Luka bila memungkinkan:


Dengan pilihan:
Kesembuhan Primer: langsung menjahit
luka
Skin Flap
2. Penutupan luka tidak bisa dilakukan
{kesembuhan sekunder} :

Pilihan yang bisa di ambil:


Skin graft
Open wound management
OPEN WOUND MANAGEMENT
INGAT KEMBALI

Proses penyembuhan Luka terbagi


menjadi:

1. Haemorrhage/Coagulation/Initiation
2. Inflammasi
3. Reparative
4. Maturation
Pemilihan metode open wound
management bertujuan untuk:
Meminimalisir adanya inflamasi dan
memicu proses penyembuhan dari
jaringan.
Membersihkan luka sehingga
menghilangkan infeksi.
Memonitor dan mengamati secara
langsung proses penyembuhan luka.
Dalam open wound management yang
baik, harus di aplikasikan perban.

Yang bertujuan untuk:


1. Mempertahankan kelembapan luka

2. Melindungi luka

3. Mencegah Infeksi

4. Memfasilitasi perbaikan jaringan


Sebelum luka di perban, pada permukaan
luka bisa di berikan obat yang bisa
mempercepat penyembuhan luka.
Contohnya: Madu, Gula meja, Salep
antibiotik, maupun beberapa produk gel
untuk luka.
PERAWATAN PASCA OPERASI
Pengamatan nafas, pulsus, suhu setiap 5
menit sampai dengan sadar
Pemberian iod tincture /salep iodine

Injeksi antibiotik

Perawatan lanjutan : antibiotik injeksi


2x/hari dan pemberian salep pada luka
operasi
Pengambilan benang operasi
GASTROTOMI DAN GASTROPEXI
Gastrotomi
Incisi pada dinding lambung sampai menembus
lumen
Pengambilan benda asing

Gastropexi
Melekatkan lambung ke dinding tubuh secara
permanen
Pada kejadian dilatasi dan volvulus
Kesembuhan lambung setelah operasi dapat
berlangsung cepat karena :

Suplai darah tinggi


Jumlah bakteri yang rendah karena keasaman
lambung
Regenerasi epithelium yang cepat
Perawatan pasca operasi pengambilan
benda asing dalam lambung :

Pemberian cairan intravena sampai hewan


minum secukupnya
Pemberian analgesik jika diperlukan
Jika hewan tidak vomit, dapat diberikan
pakan lunak pada 12-24 jam setelah
operasi.
Jika hewan vomit terus menerus maka
perlu diberi anti emetika
(metoclopramide), makan dan minum
dihentikan lebih dulu
Kesembuhan usus yang optimal tergantung
dari :

Supplai darah yang baik


Aposisi mucosa yang akurat

Trauma operasi yang minimal


Perawatan pasca operasi pada usus
halus :

Monitoring terjadinya vomit selama masa


penyembuhan
Pemberian analgesik jika diperlukan
Pemberian cairan intravena / infus
Dapat diberikan sedikit air pada 8-12 jam
setelah operasi
Jika tidak terjadi vomit, sedikit pakan bisa
diberikan pada 12-24 jam setelah operasi
(pakan lunak rendah lemak)
Normal pakan dapat diperkenalkan
secara bertahap, dimulai 48-72 jam
setelah operasi

Observasi gejala klinik (depresi,


demam tinggi, pelunakan bagian
abdomen yang berlebihan, vomit) harus
dimonitor untuk kemungkinan
terjadinya kebocoran, abses atau
peritonitis.
COLOPEXI
Colopexi : operasi fixasi pada colon
Colopexi dilakukan untuk membentuk adhesi
permanen antara permukaan serosa colon
dan dinding abdomen untuk mencegah
pergerakan colon dan rectum ke arah
belakang.
Colopexi dilakukan untuk mencegah prolaps
rectal yang berulang.
Perawatan pasca operasi:
Pengawasan terhadap terjadinya vomit
selama masa recovery untuk mencegah
pneumonia aspirasi
Pemberian analgesic jika diperlukan

Pemberian cairan intravena sampai


hewan dapat makan/minum
secukupnya
Sedikit air dapat diberikan 8-12 jam
setelah operasi
Jika tidak terjadi muntah, pakan yang
lunak dan rendah lemak dapat
diberikan 12-24 jam setelah operasi
Pakan normal dapat diberikan bertahap
48-72 jam setelah operasi
Pemberian laxative ketika pakan oral
mulai diberikan
CYSTOTOMI

Cystotomy : irisan pada vesica urinaria

Obstruksi pada saluran kencing dapat


disebabkan kalkuli yang tertahan di
urethra sehingga mengakibatkan
distensi vesica urinaria, uremia
Perawatan pasca operasi
Memonitor kemungkinan terjadinya
obstruksi atau kebocoran urine setelah
operasi
Pemberian analgesik

Pemeriksaan sedimen dan pH urine

Pengobatan infeksi saluran kencing

Pengobatan untuk pencegahan


terjadinya urolitiasis
PANHISTEREKTOMI, KASTRASI

Perawatan pasca operasi


Observasi terhadap rasa nyeri, hemoragi
dan infeksi
Aktifitas dibatasi sampai dengan
pengambilan jahitan
Jika tidak terjadi vomit, air dapat
diberikan 8-12 jam setelah operasi,
sedangkan pakan dapat diberikan 12-24
jam setelah operasi
Pemberian analgesic jika diperlukan
Pemberian antibiotic

Luka operasi dijaga dengan


pemasangan Elizabeth collar
Pemberian laxative
FRAKTUR

Perawatan pasca operasi


Cold therapy digunakan pada fase acut atau 2-
3 hari setelah operasi, keuntungannya adalah
mengontrol pembengkakan dan analgesia.
Heat therapy digunakan pada fase kronis
kesembuhan, keuntungannya adalah
mengurangi nyeri dan meningkatkan sirkulasi.
Bandage baik untuk perlindungan luka,
memberi tekanan lembut pada jaringan,
meningkatkan kenyamanan pasien, dan
imobilisasi selektif dari jaringan lunak dan
sendi
Radiografi post operasi untuk melihat
reduksi fraktur
Membatasi aktivitas sampai dengan
tulang menyatu
Pemberian analgesic
Adanya pembengkakan subcutan berisi
cairan mengitari pin (seroma)
diakibatkan iritasi pin yang bergerak di
jaringan lunak
Pin diambil setelah tulang menyatu (2
bln)
SELAMAT
BELAJAR

Anda mungkin juga menyukai