Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN KASUS

GINEKOLOGI

KISTA BARTHOLINI

Dumaria Situmorang, Hermie MM Tendean, John J Wantania


Department of Obstetrics and Gynecology
Faculty of Medicine Sam Ratulangi University/ Prof.Dr.RD Kandou Hospital Manado

Disusun oleh : Oke Herawati (1610221093)


Moderator : Kolonel CKM Dr. Rahmat Saptono, SpOG

KEPANITERAAN DEPARTEMEN KLINIK OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


RST DR.SOEDJONO MAGELANG
FAKULTAS KEDOKTERAN UPN VETERAN JAKARTA
16 OKTOBER - 23 DESEMBER 2017
IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. Y SUAMI


Umur : 30 tahun Nama : Tn. S
Pendidikan : SMA
Umur : 33 tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Tegal Rejo Pendidikan : SMA
Agama : Islam Pekerjaan : Pedagang
Suku : Jawa Agama : Islam
No.RM : 158XXX Suku : Jawa
Dpjp : Kolonel CKM Dr.
Rahmat Saptono, SpOG
Tanggal masuk : 20-11-2017
Keluhan utama
Benjolan di bibir kemaluan
RPS
Benjolan di bibir kemaluan sejak 4 hari SMRS,
benjolan terdapat di bibir kemaluan kiri sebesar telur
ayam kampung, benjolan semakin membesar dari
berukuran diameter 1 cm sampai 5 cm, benjolan
terasa keras dan nyeri saat berdiri, duduk dan
berhubungan seksual dengan suami, tidak ada
perdarahan, tidak keluar cairan seperti nanah, tidak
ada riwayat keputihan, demam disangkal, pusing
disangkal, mual dan muntah disangkal, BAB tidak ada
keluhan, BAK tidak ada keluhan.
RPD
Riwayat kista bartholini berulang sejak 1 tahun yang lalu,
frekuensi terjadinya kista bartholini 4 kali, kontrol rutin ke
dokter Adi, Sp.OG diberikan dohixat 2 x 100 mg dan asam
mefenamat 3 x 500 mg
Riwayat maag (+), alergi (-), hipertensi (-), diabetes melitus (-),
asma (-)

RPK
Riwayat hipertensi (-), Diabetes melitus (-), Asma (-), Alergi (-)

R. Menstruasi
Menarche : pada usia 13 tahun, haid teratur, siklus 28 hari, lama
7 hari, 2 3 kali ganti pembalut
R. Pernikahan
Menikah pertama, usia menikah 18 tahun, sudah menikah
selama 12 tahun

R. Obstetri
P3A1, Ah 3
Anak I : , tanggal lahir : 18/6/2005, usia 12 tahun, aterm,
lahir partus spontan di bidan
Anak II : abortus pada usia kehamilan 3 bulan di lakukan
kuretase oleh dr. Adi, SpOG di RS Budi Rahayu pada tahun
2009
Anak III : , tanggal lahir 1/7/2010, usia 7 tahun, aterm, SC
oleh dr. Narko, Sp.OG di Rumah Sakit
Anak IV : , tanggal lahir 13/8/2013, usia 4 tahun, aterm, SC
oleh dr. Adi, Sp.OG di Rumah Sakit
R. Penggunaan alat kontrasepsi
Pil KB selama 1 bulan pada tahun 2005
Suntik 1 bulan selama 1 bulan pada tahun 2005
Suntik 3 bulan selama 4 tahun pada tahun 2005-2009
MOW pada tahun 2013

R. Sosial, Ekonomi dan Kebiasaan


Pasien tinggal bersama suami, anak-anak dan mertua dalam satu
rumah dan rumah tersebut dijadikan tempat praktek
pengobatan alternatif, sanitasi kamar mandi kurang karena
penggunaan kamar mandi dipakai bersama untuk umum.
Pasien tidak merokok, tidak minum minuman beralkohol,
minum obat-obatan, jamu dan narkoba disangkal
pasien sering menggunakan sabun pembersih alat kelamin
Pasien makan teratur dan bergizi
Pasien tidak rutin olahraga.
PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan tanggal 20/11/2017 pukul 10:00 wib dibangsal Anggrek RST


Tk.II Dr.Soedjono Magelang

Keadaan umum : Tampak sakit ringan


Kesadaran : Compos mentis, GCS : E4M6V5
Tanda Vital :
Tekanan darah : 110/70mmHg
Nadi : 80 x/menit, reguler, isi cukup
Laju pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 36,9 0C
Skala nyeri :3
TB : 157 cm
BB : 48 kg
STATUS GENERALIS

Kepala : Normocephali, rambut hitam, tidak mudah


rontok
Mata : Pupil bulat isokor, konjungtiva tidak pucat,
sklera tidak ikterik
THT : Sekret telinga -/-, sekret hidung -/-, tonsil
tidak hiperemis, T1 T1
Leher : Kelenjar tiroid tidak teraba membesar,
Kelenjar getah bening tidak teraba membesar
Thoraks Abdomen
Cor : S1-S2 normal Inspeksi : perut
reguler, murmur tidak tampak datar
ada, gallop tidak ada Palpasi : supel, Nyeri
Tekan (-), hepar dan lien
tidak teraba membesar
Pulmo: Suara nafas Perkusi : timpani
vesikuler, ronchi tidak
Auskultasi : BU (+)
ada, wheezing tidak normal
ada
Ekstremitas : Akral hangat, tidak ada oedem,
CRT < 2
a
STATUS GINEKOLOGI

Pemeriksaan Luar Pemeriksaan Dalam


Distribusi rambut pubis : a. Inspekulo Tidak
Merata dilakukan
Perdarahan : - b. Vagina toucher
Flour albus : - Tidak dilakukan

Vulva
Inspeksi : Tampak massa di labia mayora - minora sinistra sebesar
telur ayam kampung pada labia mayora sinistra, batas tegas dan
hiperemis.
Palpasi : massa kistik (+), konsistensi keras , immobile,
nyeri tekan (+), diameter 5 cm, pus (-)
PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Hemoglobin : 10,5 g/dL (normal : 12 16 gr/dL)


Leukosit : 11900 /mm3 (normal : 4000-10000/mm3)
Cloting time : 4 menit (normal : 6 - 14 menit)
Bleeding time : 2 menit (normal : 1- 6 menit)
Diagnosis Penatalaksanaan

P3A1 dengan a. Non medikamentosa


kista bartholini

Menjaga kebersihan area kewanitaan.
Tirah baring
sinistra b. Medikamentosa
IFVD RL 20 tpm
Inj. Cefotaxim 2 x 1 gram/IV
Inj. Metronidazole 3 x 500 mg/IV
Inj. Tramadol 1 amp/drip dalam RL
Asam mefenamat tab 3 x 500 mg
c. Pro operasi marsupialisasi
Monitoring Perbaikan kondisi umum pasien.
Monitoring tanda-tanda infeksi pada lesi.
Tanda vital pasien

a. Pasien diberitahu mengenai penyakitnya dan


penyebab dari penyakitnya tersebut.
b. Pasien diedukasi tentang pentingnya menjaga
Edukasi kebersihan di daerah kewanitaannya.
c. Pasien diberitahu tentang tindakan operasi
yang akan dilakukan dan persiapan-persiapan
sebelum operasi.

Prognosis ad vitam : bonam


ad functionam : bonam
ad sanationam : dubia
TINJAUAN PUSTAKA
PENDAHULUAN
Kista bartolini ini merupakan masalah pada wanita
usia subur, kebanyakan kasus terjadi pada usia 20
- 30 Th.
1 : 50 wanita terkena.
Kista bartolini bisa tumbuh dari ukuran seperti
kacang polong menjadi besar dengan ukuran
seperti telur.
Kista bartolini tidak menular secara seksual.
KISTA BARTHOLINI

Setiap rongga atau kantong


Kista dalam tubuh yang tertutup,
dilapisi epitel yang
mengandung cairan atau
bahan semisolid

Kista berisi musin akibat obstruksi


duktus glandulae vestibulae major
atau kelenjar Bartholin
Epidemiologi
Wanita berkulit putih dan hitam > kista bartolini
atau abses bartolini daripada wanita hispanik.
Perempuan dengan paritas yang tinggi memiliki
risiko terendah.
Paling umum terjadi pada labia majora
Anatomi
Posterolateral dari
vestibulum arah jam 5
&7
Diperdarahi oleh a.
bulbi vestibuli
dipersarafi oleh n.
Pudendus, n.
hemoroidal inferior
Fungsinya : mengeluarkan sekresi untuk membasahi
atau melicinkan permukaan vagina di bagian
caudal.
Homolog dengan glandula bulbourethralis pada
pria.
Patofisiologi

Obstruksi saluran
keluar

Tanaka dan teman (2005) : Mayoritas disebabkan


oleh bakteri aerob, dengan E Coli pada umumnya.
Teori lain : Perubahan konsistensi mukus, trauma
mekanik dari penjahitan episiotomi yang buruk,
atau kelainan kongenital.
Ukuran dan kecepatan pertumbuhan dipengaruhi
oleh stimulasi seksual
Karsinoma kelenjar Bartholini jarang dijumpai,
insidensinya 0,1 per 100.000 wanita (Visco, 1996).
Mayoritas lesi bersifat karsinoma skuamosa atau
adenokarsinoma.
Gejala Klinis
asimptomatik Akut
Ketidak nyamanan
saat melakukan
rasa sakit, nyeri, dan
hubungan seksual. dispareunia, jaringan
Bisa rekurrens. sekitarnya menjadi
membengkak dan
meradang.
Diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik

Disekeliling abses secara khas ada


eritem dan sakit pada palpasi. Massa
biasanya terlokalisasi di labia mayor
posterior atau vestibula bawah.
Penatalaksanaan
Kista yang kecil, tanpa keluhan tidak perlu
ditangani.
Antibiotik meringankan infeksinya tindakan
marsupialisasi.
Teknik multiple penanganan kista yang
menyebabkan gejala/menjadi infeksi. (incisi dan
drainasi, marsupialisasi)
Kateter word
dipasang, kateter
word ini dibiarkan
selama 4 minggu,
kemudian dilepas
akan terbentuk saluran
drainase baru dari
kista bartholin.
Marsupialisasi atau pembentukan kantong,
membentuk kantong yang sebelumnya merupakan
kista tertutup.
Eksisi
Pembahasan
Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik yang
didapatkan sesuai dengan teori pada tinjauan
pustaka yang disebutkan mengenai tanda dan
gejala kista bartholini yang telah terinfeksi. Pasien
memiliki riwayat keluhan yang sama, hal ini bisa
menjadi faktor resiko dari kista bartholini yang
dideritanya saat ini
Pembahasan

Penanganan pada pasien ini diberikan untuk mengurangi peradangan


pada reaksi bakteri diberikan antibiotik spektum luas berupa Cefotaxime
2x1 gram secara intravena berfungsi menghambat sintesis mukopeptida
pada dinding sel bakteri.
Pasien diberikan metronidazole yang merupakan obat antimikroba yang
digunakan untuk mengobati berbagai macam infeksi yang disebabkan oleh
mikroorganisme protozoa dan bakteri anaerob.
Pasien diberikan tramadol yang merupakan analgesik kuat yang bekerja
pada reseptor opiat yang mengikat secara stereospesifik pada reseptor di
sistem saraf pusat sehingga memblok sensasi nyeri dan respon terhadap
nyeri.
Pasien di berikan asam mefenamat yang merupakan anti inflamasi non
steroid yang berfungsi mengurangi inflamasi. Setelah nyeri yang dirasakan
menghilang akan dilakukan penanganan pendukung yaitu operasi
marsupialisasi dengan cara menginsisi kisata dan mengeluarkan isi rongga.

Anda mungkin juga menyukai