Anda di halaman 1dari 16

IDENTIFIKASI GUGUS

FUNGSI
SECARA KIMIA I
Oleh :
Kelompok A
ANGGOTA:

Aldisan Fahyandi Nurul hayati


Chessy Rima Mustika Rahmatia Ulfa
Hilda Yusmarina Ratnawati
Ismatul Ilmi Reza Resita Fhonna
Maghfirah Hasbi Sri Rahayu Mukti Ningsih
Mahyani Ulfa Usma
Meri Hardina Yunita Sari
Muzaimah Zulhera Aprillia
Tujuan Praktikum
Tujuan percobaan ini untuk mengidentifikasi gugus
fungsi alkena, alkil halide, alcohol, aldehi dan keton
secara kimia I
DASAR TEORI

Tujuan dari identifikasi adalah untuk mengenali gugus fungsi tertentu yang terdapat
dalam suatu senyawa melalui reaksi kimia tertentu yang spesifik, yaitu reaksi kimia
yang hanya dapat bereaksi dengan senyawa yang mengandung gugus fungsi tertentu
dan tidak dapat bereaksi dengan gugus fungsi lain (Prasojo : 2010).

Masing-masing senyawa organik memiliki sifat tertentu yang bergantung pada gugus
fungsional yang dimilikinya. Beberapa senyawa dengan gugus fungsi berbeda dapat
memiliki sifat yang sama atau mirip. Gugus fungsi adalah atom atau kumpulan atom
yang memiliki karakteritik kimia dan fisika tertentu. Gugus merupakan bagian yang
reaktif dalam molekul (Smith, 2003 : 82).

Beberapa gugus fungsi yang sering ditemukan dalam senyawa organic yaitu aldehid,
keton, alcohol, ester, dan benzena. Beberapa diantaranya dapat menghasilkan turunan.
Setiap gugus yang memiliki sifat yang berbeda dan memiliki reaksi yang berbeda pada
zat tertentu. Sehingga zat itu dijadikan indicator untuk mendeteksi gugus fungsi (
Elizabeth, 2010).
ALAT & BAHAN

ALAT BAHAN

Tabung Reaksi 1-butanol


Rak tabung reaksi 2-butanol
Bola hisap Formaldehida
Pipet Volum Kalium permanganate
Spiritus 1,2-dikloroetana
Kasa Asam kromat
Kaki tiga Aseton
Mancis Tollen
Gelas kimia Etanol
Perak nitrat
Setelah Perlakuan
B. Identifikasi gugus fungsi Alkil Halida

A. Identifikasi gugus fungsi Alkena 4 tetes 1,2-dikloroetana

- Dimasukkan kedalam tabung


1 mL Aseton reaksi
- Ditambahkan 1 mL AgNO3
Dimasukkan kedalam tabung
reaksi
Ditambahkan 4 tetes 1-butanol Larutan tidak berwarna
Ditambahkan dua tetes KMnO4
Dikocok - ditambah 1 mL C2H5OH
Diamati perubahan warna - Dikocok dan diamati
Ditambah 1 tetes KMnO4
berlebih Larutan tidak berwarna dan
endapan putih
Larutan ungu dan
endapan coklat
Lanjutan

C. Identifikasi gugus fungsi Alkohol

1 ml aseton
- Ditambahkan 2 tetes 2-Butanol
- Ditambahkan tetes pertetes
H2CrO4
- Dikocok

Larutan tidak berwarna dan


endapan biru kehijauan
Lanjutan
D. Identifikasi gugus fungsi Aldehid dan Keton

Ujia Asam Kromat Ujia Tollen

1 tetes HCOH

Dimasukkan dalam tabung reaksi


Ditambah 2 ml C3H6O

Larutan tidak berwarna

Ditambah 1 tetes H2CrO4


Dikocok
Diamati perubahan yang terjadi

Larutan hijau kebiruan

Didiamkan

Larutan biru + hijau


REAKSI-REAKSI
PEMBAHASAN

Percobaan pertama identifikasi gugus fungsi alkena tidak menggunakan senyawa


alkena pada percobaan ini tetapi menggunakan 1-butanol sebagai senyawa
organiknya, hal ini dikarenakan kurangnya senyawa alkena dilaboratorium.
Oksidator yang digunakan pada percobaan ini adalah kalium permanganat.
Percobaan ini membuktikan bahwa 1-butanol positif mengandung alkohol, karena
pada pelaksanan percobaan kalium permanganat mengoksidasi 1-butanol pada suhu
kamar dan membentuk endapan warna coklat MnO2 dan larutan warna ungu.
Tetapi apabila menggunakan senyawa alkena uji positif akan ditandai dengan
terbentuknya endapan coklat MnO2 dan larutan berwarna coklat, karena kalium
permanganat mengoksidasi alkena menjadi visinal diol pada suhu kamar.
Lanjutan
Percobaan Kedua identifikasi gugus fungsi alkil halida, Percobaan ini menggunakan senyawa
organik berupa 1,2 dikoloetana yang mengikat 2 unsur klorida (Cl). Untuk mengetahui adanya Cl
yang diikat oleh gugus alkil maka dilakukanlah perlakuan berupa penambahan AgNO3 dalam
C2H5OH kedalam pelarut organik tersebut. Pada percobaan ini etanol dipilih sebagai pelarut
karena merupaka pelarut protik sehingga memiliki kemampuan membentuk ikatan hidrogen yang
akan membuat kestabilankhusus untuk untuk ion halida dimulai saat terbentuknya ion. Selain itu,
etanol dipilih karena bersifat polar sam seperti senyawa organik dan dapat melarutkan substrat
alkil halida.
Penambahan AgNO3 sebagai indikator terjadinya reaksi, dimana saat di tambahkan kedalam
campuran organik akan terbentuknya endapan putih. Garam AgnO3 di pilih karena karena
memilki anion nukleofil yang lemah yaitu NO3. sehingga tidak dapat bersaing dengan nukleofil
halida kuat yaitu Cl.
Pada percobaan ini juga dianjurkan untuk melalukan pemanasan jika belum mendapatkan endapan
setlh didiamkan selama 10 menit setelah pencampuran. Hal ini dimaksud untuk mempercepat laju
reaksi dengan menaikkan temperatur karena danya substrat alkil haloda yang membentuk endapan
dalam waktu lama.
Lanjutan

Percobaan Ketiga identifikasi gugus fungsi alkohol,


yang menggunakan alkohol sekunder. Dapat
diketahui alcohol sekunder karena Saat penambahan
asam kromat pada 2-Butanol dalam aseton
menghasilkan endapan hijau kebiruan. Hal ini
dikarenakan alkohol sekunder teroksidasi menjadi
keton dengan adanya asam kromat. Biloks Cr +6
tereduksi menjadi +3 yang berwarna hijau.
Lanjutan

Percobaan keempat dilakukan untuk mengidentifikasi gugus


aldehid dan keton . Senyawa organik yang akan di uji adalah
HCOH. Pereaksi yang digunakan ada 2, yaitu H2CrO4 dan pereaksi
Tollens.
Jika gugus aldehid diuji dengan H2CrO4, reaksinya akan
berlangsung cepat karena ketika ditetesi dengan pereaksi langsung
terjadid perubahan. Uji positifnya terbentuk endapan hijau dan
larutan berwarna biru. Kelemahan dari pereaksi ini adalah tidak
dapat membedakan aldehid yang berasal dari alkohol, alkena atau
senyawa organik lain yang mudah teroksidasi.
Lanjutan

Identifikasi gugus aldehida dan keton menggunakan pereaksi tollen


termasuk reaksi selektif. Karena pereaksi tollen hanya dapat bereaksi dengan
aldehid dan tidak berekasi dengan keton, alkohol dan senyawa organik lain.
Reaksi antara pereksi tollen dengan formaldehida menghasilkan cermin
perak yang berwarna putih. Hal ini terjadi karena senyawa aldehid dioksidasi
oleh pereaksi tollen menghasilkan endapan perak sebagai cermin yaitu Ag
(Putriyanti, 2009 : 56). Namun pada percobaan ini hanya menghasilkan
endapan abu-abu. Hak ini terjadi karena pereaksi tollen yang digunakan
sudah disimpan dalam waktu yang lama. Seharusnya pereaksi tollen dibuat
langsung sebelum digunakan.
Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan ini :
1. 1-butanol dioksidasi oleh KMnO4 membentuk endapan MnO2 berwarna coklat dan
positif mengandung alcohol.
2. Uji positif identifikasi gugus alkena ditandai dengan terbentuknya endapan coklat
MnO2 dan larutan berwarna coklat.
3. Larutan AgNO3 digunakan pada uji alkil halida karena mengandung ion Cl- serta
larutan tersebut memiliki kelarutan yang sedikit sehingga menghasilkan endapan putih.
4. Uji gugus fungsi alkohol dengan asam kromat menghasilkan warna biru.
5. Identifikasi gugus aldehid dengan H2CrO4, uji positifnya ditandai dengan terbentuknya
endapan hijau kebiruan.
6. Reaksi yang terjadi antara pereaksi H2CrO4 dengan HCOH berlangsung cepat.
7. Pereaksi tollen termasuk pereaksi selektif karena pereaksi tollen hanya dapat bereaksi
dengan aldehid dan tidak berekasi dengan keton, alkohol dan senyawa organik lain.
8. Pereaksi tollen harus dibuat langsung sebelum digunakan tidak disimpan dalam waktu
yang lama.
Daftar Pustaka

Elizabeth, K. 2010. Petunjuk Praktikum Kimia. Salatiga : UKSW.

Prasojo. 2010. Kimia Organik I. Yogyakarta: Gajah Mada Press.

Putriyanti. 2009. Pemanfaatan Polianilin dan Berbagai Modifikasinya dengan H2SO4 Pekat
untuk Uji Formalin. Depok : UI.

Smith, J.G. 2003. Organic Chemistry Third Edition. USA : Mc Grawe-Hill.

Anda mungkin juga menyukai