Dasar Hukum :
UU No.1 Tahun 1970 Pasal 3 Ayat (1) huruf a, n, p, q, r.
Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat
keselamatan kerja untuk : .
Norma-norma K3 mekanik tertuang pada :
1. Permenaker No.Per.04/Men/1985 tentang
pesawat tenaga dan produksi (PTP)
2. Permenaker No.Per.05/Men/1985 tentang
pesawat angkat dan angkut (PAA)
3. Permenaker No.Per.09/Men/VII/2010 tentang
operator dan petugas PAA.
Norma K3 mekanik digolongkan untuk :
1. Norma K3 peralatan mekanik
2. Norma K3 personil/Kompetensi-Lisensi
Mesin produksi :
Semua mesin peralatan kerja yang digunakan untuk
menyiapkan, membentuk, membuat, merakit, finishing
barang produk teknis.
(Mesin Pack/Bungkus, mesin jahit dan rajut, mesin pintal,
Tenun).
Dapur :
Pesawat yang dengan cara pemanasan digunakan
untuk mengolah, memperbaiki sifat barang produk
teknis.
(Dapur tinggi, dapur baja, konvertor, Oven)
Peralatan Angkat :
Alat yang dikonstruksi atau dibuat khusus untuk
mengangkat naik dan menurunkan muatan.
(Crane, tower, hoise crane, Gentry Crane)
Pita Transport :
Pesawat atau alat yang digunakan untuk memindahkan
muatan secara continue dengan menggunakan bantuan pita.
(Belt Conveyor, Escalator)
Alat Pengaman :
Alat perlengkapan yang dipasang permanen pd pesawat guna
menjamin pemakaian pesawat bekerja dengan aman.
(Klakson, Lampu kerja, indikator oil, Indikator Air
pendingin).
KETENTUAN UMUM PTP
1. Dirancang, dibuat, dipasang, digunakan,
dipelihara sesuai ketentuan.
2. Bahan & Konstruksi hrs kuat & memenuhi
syarat
3. Bagian yang utama hrs memiliki tanda hasil
pengujian atau sertifikat bahan yang diakui.
4. Bagian yg bergerak dan berbahaya hrs
dipasang alat perlidungan yg efektif
Dilarang memindahakan, merubah atau menggunakan alat
pengaman atau alat perlindungan untuk tujuan lain dari
suatu pesawat yang sedang bekerja
Alat Pengaman dan alat perlindungan harus dipasang
kembali setelah peswat selesai diperbaiki
Pesawat yang sedang diperbaiki tenaga penggerak harus
dimatikan dan alat kontrol harus dikunci serta diberi
tandalarangan menjalankan.
Jarak antara pesawat harus cukup besar dan bebas dari
segala sesuatu yg membahayakan lalulintas.
9. Ban penggerak, rante, tali yg dpt
menimbulkan bahaya bila terlepas atau putus
hrs dilengkapi alat perlindungan
10. Ban Penggerak rantai yg dilepas hrs
ditempatkan sedemikian rupa hingga tdk dpt
menyentuk pd alat penggerak
11. Pekerjaan yang menimbulkan serbuk, serpih,
debu dan bunga api yg berbahaya hrs diberi
pengaman & Perlindungan.
12. Mesin yg digerakkan oleh motor penggerak
mesin hrs dpt dihentikan tanpa tergantung
dari pesawat penggeraknya.
13. Poros penggerak yg digerakkan oleh
penggerak mula yg dilain ruangan tdk dpt
dihentikan selama penggerak mula bekerja
maka dlm ruangan tsb hrs ada alat utk
memberi tanda pd penjaga mesin dengan
segera dpt menghentikan mesin penggerak
14. Penggerak mula yg akan dijalankan hrs
membunyikan tanda yg dpt didengar dimana
terdapat alat-alat penggerak yg digerakkan
oleh penggerak mula
15. Kecelakaan yg terjadi pd saat penggerak
mula dihidupkan hrs ada tanda yg dpt
didengar dan dilihat dengan jelas ditempat
penggerak mula berada.
16. Pelumasan, pembersihan, pemasangan
ban/belt dilaksanakan pd pesawat dlm
keadaan berhenti
17. Mesin yg digerakkan dgn penggerak mula
hrs dilengkapi alat penghenti yg mudah
dicapai oleh operator.
18. Alat pengendali PTP dibuat dan dipasang
sehingga PTP dpt bekerja dgn aman, baik
mudah dilayani dr tempat operator.
19. Tempat operator hrs cukup luas, aman dan
mudah dicapai.
20. Motor penggerak hrs dinyatakan tanda arah
putaran dan kecepatan maksimum yg aman
21. Rantai, sabuk, tali penghubng roda gigi
penggerak tdk boleh dilepas atau dipasang
dengan tangan sewaktu berjalan atau
berputar.
22. Dilarang mencuci PTP dgn cairan yg mdh
terbakar.
23. Sebelum menghidupkan mesin hrs diperiksa
dahulu utk menjamin keselamatan
24. Mesin yg bekerja hrs selalu dlm pengawasan.
25. Mesin yg tetap berputar setelah sumber
tenaganya diputus hrs diberi perlengkapan
pengunci atau rem secara otomatis
26. Setiap mesin hrs dilengkapi dgn alat
penghenti yg memenuhi syarat
27. Penandaan tombol penggerak maupun
penghenti utk mesin ditempat kerja hrs
seragam
28. Kerusakan atau ketidak sempurnaan PTP
atau alat pengaman hrs dilapor pada atasan
yg berwenang dan segera tenaga
penggeraknya dimatikan.
29. Pemasangan pswt dlm suatu tempat kerja hrs
dipasang diatas pondasi & yg kuat konstruksinya.
30. Lantai disekitar mesin hrs kering, bersih, dan tdk
licin
31. Semua scrup penyetel bagian yg bergerak hrs diberi
alat perlindungan dgn salahsatu cara : Untuk
putaran cepat dengan menutup keseluruhan, untuk
putaran lambat pd pertemuan roda gigi
32. Alat pengaman dan alat perlindunagn hrs
tetap berada ditempatnya.
33. PTP diberi plat nama yg memuat data-data
PTP
34. Operator PTP hrs memenuhi syarat K3
35. Operaor dilarang meninggalakan tempat
kerja sewatu PTP sedang beroperasi
PERSYARATAN KHUSUS ALAT
PERLINDUNGAN (Pasal 35-48)
1. Direncanakan, dibuat, dipasang dan
digunakan sesuai dgn ketentuan
Penutup dari metal, plat, kayu atau bahan
lain berlubang sesuai ukuran.
Bingkai sesuai ukuran
Dilengkapi penyangga, penahan, menjamin
kekuatan.
PERSYARATAN KHUSUS
PENGGERAK MULA (Psl 49-53)
1. Bejana tekan diperiksa dan diuji sesuai ketentuan.
Bejana tekan dilarang diisi Zat asam.
2. Roda gaya dilengkapi pelindung pd bagian luar
3. Regulator hrs dilengkapi dgn alat penghenti
otomatis
4. Yang tdk dilengkapi dgn penghenti otomatis
regulator hrs dilengkapi alat pembatas kecepatan
otomatis yg berdiri sendiri
PERSYARATAN KHUSUS
TRANSMISI MEKANIK (Psl 54-108)
Poros transmisi, sabuk dan cakra ditiadakan bila
selalu terkunci, jarak vertikal lantai dan plafond
diatas 1.7 m penerangan dan ventilasi cukup, jalan
yg dilewati utk pelumasan dilindungi.
Ketinggian poros transmisi kurang dari 2 m diatas
titik tertinggi dari muatan diberi alat perlindungan.\
Ujung poros transmisi diberi pelindung tdk ikut
berputar.
Kopling poros kurang dan 2.6 m diatas permukaan
lantai diberi perlindungan.
Operasi dan pipa transmisi diberi perlindungan.
PERSAYARATAN KHUSUS MESIN PRODUKSI (Psl. 109-115)
PERSYARATAN KHUSUS DAPUR (Psl.116-134)
PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN :
1. Pemerikjasan Dan Pemngujian Selambat Lambatnya 5 thn 1 x
2. Pemeriksaan berkala 1 thn 1 x
3. Pemeriksaan dilakukan oleh pegawai pengawas atau ahli K3
4. Pengurus atau pemilik membantu pelaksanaan riksa uji termasuk
penyediaan alat uji.
5. Biaya riksa uji dibebankan pengusaha
PENGESAHAN
1. Perencana PTP harus mendapat pengesahan dr direktur atau
pejabat yg ditunjuk
2. Pengesahan diajukan secara tertulis kepada direktur atau
pejabat yg ditunjuk
3. Pembuat, pemasang, pengedar, pemakai harus mendapat
pengesahan dr direktur atau pejabat yg ditunjuk
4. Pengesahan dimohin secara tertulis kpd Direktur atau
pejabat yg ditunjuk
5. Direktur atau pejabat yg ditunjuk berwenang mengadakan
perubahan teknis
6. Pembuat, pemasang dilaksanakan oleh Pembuat, pemasang
yg telah mendapat pengesahan.
KETENTUAN UMUM PESAWAT
ANGKAT ANGKUT
1. Bahan konstruksi serta pelengkapan dari
PAA hrs cukup kuat, tdk cacat, dan
memenuhi syarat
2. Beban maksimal hrs dituliskan pd bagian yg
mudah dilihat dan dibaca dgn jelas
3. Semua PAA tidak boleh dibebani melebihi
beban Maksimum yg diijinkan
4. Pengankatan dan penurunan muatan PAA hrs
perlahan-lahan
5. Gerak mula dan berhenti secara tiba-tiba
dilarang
6. Setiap PAA harus dilayani oleh operator yg
mempunyai kemampuan dan telah memiliki
keterampilan khusus tentang PAA
PERSYARATAN KHUSUS
PERALATAN ANGKAT (Psl.6-74)
Baut pengikat, Tromol gulung, Tali Baja,
Rantai, Sling, Cakra Penghantar, Kait, Rem,
Pengoperasian Psl.18-27, Instalasi listrik
sesuai PUIL, Tenaga listrik hrs ada pembatas
otomatis, Lir dan Dongkrak Psl.31-32,
Peralatan angkat listrik Psl.33, Peralatan
angkat pneumatik Psl.34
Gondola Psl.35-48, Keran angkat Psl.49-55,
Keran angkat magnet Psl.56-57, Keran angkat
berpindah Psl.58-59, Keran angkat yg
beroperasi dilapangan terbuka Psl.60-63,
Keran lokomotiv Psl.65-69, Keran dinding
Psl.70-71, keran sumbu putar Psl.72
PERSYARATAN KHUSUS PITA
TRANSPORT (Psl.75-97)
1. Konstruksi mekanis
2. Tempat jalan kaki/teras
3. Saluran air
4. Penyebrangan
5. Tenaga kerja dilarang berdiri di kerangka
penahan pita
6. Escalator (Pasal 87-97).
PERSYARATAN KHUSUS PESAWAT ANGKUTAN DIATAS LANDASAN
DAN DIATAS PEMUKAAN (PSL. 98 115)