Verdi Danutirto
11 2015 242
Kepaniteraan IKM Fakultas Kedokteran UKRIDA
Indikator KADARZI
Latar belakang
PENDEKATAN SISTEM
Kerangka Teori
Tolak Ukur
Variabel Masukan
Tenaga Dana
Kepala Puskesmas APBD
Koordinator Upaya Dana Bantuan Operasional
Kesehatan Masyarakat Kesehatan (BOK)
Tenaga Pelaksana Gizi
Bidan desa
Kader Kadarzi
Sarana
Pedoman pendampingan
Buku saku kader Kadarzi
Formulir pencatatan pendampingan
Alat bantu penyuluhan dan nasehat gizi (leaflet dan
lembar balik)
Data jumlah sasaran
Informasi masalah gizi balita dan ibu
Rencana kunjungan rumah dan nasehat gizi
Metode Pelaksanaan
Langsung
- Meningkatkan penimbangan berat badan secara teratur.
- Meningkatkan pemberian ASI eksklusif 0-6 bulan.
- Meningkatkan makan makanan yang beranekaragam.
- Meningkatkan penggunaan garam beryodium.
- Meningkatkan suplementasi gizi.
- Meningkatkan jumlah keluarga sadar gizi
Tidak Langsung
- Menurunkan angka kejadian gizi buruk.
- Menurunkan angka kejadian KEK pada wanita.
- Menurunkan angka kejadian GAKY.
- Menurunkan angka anemia defisiensi besi
- Menurunkan angka kematian ibu dan anak.
- Menurunkan angka BBLR.
- Menurunkan angka kesakitan akibat gizi buruk
Masalah Menurut Variabel Keluaran
Pemetaan akhir +
yang dilakukan
oleh kader
Kadarzi
2 Pelaksanaan Membuat jadwal Tidak dilakukan +
kunjungan rumah
keluarga sasaran.
Melakukan
kunjungan ke
keluarga sasaran Tidak dilakukan
secara +
berkelanjutan.
No Variabel Tolak ukur Pencapaian Masalah
2 Pelaksanaan Mengidentifikasi dan Tidak dilakukan +
mencatat masalah gizi
yang terjadi pada
keluarga sasaran.
Mengantarkan kasus
rujukan dan Tidak dilakukan +
menindaklanjuti
masalah pasca
rujukan/perawatan.
Menyelenggarakan
Diskusi Kelompok Tidak dilakukan +
Terarah (DKT) untuk
membahas masalah
gizi yang ditemukan
selama kegiatan
pendampingan.
No Variabel Tolak ukur Pencapaian Masalah
2 Pelaksanaan Mencatat Tidak dilakukan +
perubahan perilaku
KADARZI
No Variabel Tolak ukur Pencapaian Masalah
3 Pengawasan Kader pendamping Tidak dilakukan +
menyampaikan
formulir hasil
perubahan
perilakukepada bidan
Poskesdes.
Bidan Poskesdes
merekap hasil
pemantauan keluarga
sasaran di desa yang
bersangkutan dan Tidak dilakukan +
melaporkan hasilnya
kepada Kepala Desa
dan Tim Puskesmas
No Variabel Tolak ukur Pencapaian Masalah
3 Pengawasan Pemantauan Tidak dilakukan +
dilakukan setiap
bulan selama proses
pendampingan
berlangsung
Prioritas Masalah
1. Cakupan ASI eksklusif usia 0 sampai 6 bulan
2. Cakupan konsumsi garam beryodium
Masalah Pertama
Cakupan ASI eksklusif usia 0 sampai 6 bulan sebesar 80%
dari tolok ukur 100%, sehingga didapatkan besar masalah
sebesar 20%
Penyebab masalah pertama
Kurang adanya koordinasi dengan pemilik program
promosi kesehatan di luar gedung untuk menyampaikan
pentingnya ASI eksklusif.
Kurang adanya koordinasi dengan pemilik program lain
khususnya di bidang kesehatan ibu dan anak (KIA) dalam
menyelesaikan masalah cakupan ASI eksklusif.
Mitos yang beredar dikalangan masyarakat tentang ASI
awal yang keruh merupakan ampasnya.
Penyelesaian masalah
Melakukan penyuluhan untuk orang tua tentang pentingnya
ASI ekslusif bagi bayi, bahaya madu dan makanan padat
untuk pencernaan bayi.
Meredam asumsi masyarakat akan ASI yang berwarna keruh,
sehingga harus didukung dan diberikan motivasi agar ibu
memberikan ASI eksklusif dengan baik.
Melakukan koordinasi dengan pemegang program kesehatan
ibu dan anak mengenai masalah ASI eksklusif 0-6 bulan
Masalah Kedua
Cakupan mengkonsumsi garam beryodium 92%
dari tolok ukur 100%, sehingga didapatkan besar
masalah sebesar 8.00%.
Penyebab masalah kedua
Tidak rutin dilakukannya demonstrasi penyimpanan garam
beryodium di setiap posyandu
Masyarakat masih bingung dalam memilih garam beryodium
yang baik untuk dikonsumsi dikarenakan pengetahuan gizi
yang kurang
Penyimpanan garam yang kurang baik.
Tidak adanya poster ataupun lembar balik mengenai
pentingnya garam beryodium bagi kesehatan
Penyelesaian Masalah
Melakukan demonstrasi yodium di setiap kegiatan posyandu
Meningkatkan kesadaran masyakat mengenai garam
beryodium dan bagaimana menyimpan garam secara baik dan
benar dengan penyuluhan di setiap kegiatan posyandu
Memberitahukan bagaimana penyimpanan garam yang baik
dan benar dalam setiap kegiatan posyandu.
Menyediakan poster ataupun lembar balik mengenai manfaat
garam beryodium untuk mendukung kegiatan demonstrasi
yodium di setiap kegiatan posyandu.
Kesimpulan
Dari hasil evaluasi dengan cara pendekatan sistem, dapat diambil
kesimpulan bahwa program Kadarzi di UPTD Puskesmas DTP Loji
periode Januari 2017 Oktober 2017 belum berjalan dengan
baik, terlihat dari masih adanya cakupan yang belum tercapai.
Masalah yang dihadapi adalah tidak adanya proses
pendampingan keluarga sadar gizi dan tidak adanya pemetaan
akhir program keluarga sadar gizi
Diperlukan upaya dari tenaga pelaksana gizi untuk mencari kader
Kadarzi yang berjiwa sosial, inovatif dan kreatif, sehingga
pendampingan dan pemetaan akhir keluarga sadar gizi dapat
dilakukan dan penempatannya dalam setiap posyandu.
Saran kepada Puskesmas
Melakukan koordinasi dengan pemegang program kesehatan ibu
dan anak mengenai masalah ASI eksklusif 0-6 bulan masalah
secara bersama-sama terutama dengan melakukan penyuluhan
tentang ASI eksklusif terhadap orang tua agar masyarakat dapat
melaksanakan ASI eksklusif.
Melakukan koordinasi dengan pemegang program promosi
kesehatan di luar gedung untuk menyampaikan pentingnya
keluarga sadar gizi dan gizi seimbang guna mendukung
pelatihan dan pemberdayaan keluarga sadar gizi.
Mencari kader kadarzi yang berjiwa sosial bisa berasal dari
lembaga swayada masyarakat yang inovatif, kreatif dan
inspiratif di setiap Posyandu sehingga pendampingan dan
pemetaan akhir dapat dilakukan.
Melakukan pencatatan pendampingan Kadarzi bersamaan
dengan pemetaan awal keluarga sadar gizi guna menghemat
waktu dan efisiensi dana bantuan operasional kesehatan.
Memberikan sticker Reward bagi keluarga yang sudah
KADARZI
THANKS FOR YOUR ATTENTION