Anda di halaman 1dari 48

Evaluasi Program Keluarga Sadar Gizi

di Wilayah Kerja Puskesmas Loji Kecamatan Tegalwaru


Kabupaten Karawang
Periode Januari 2017 sampai dengan Oktober 2017

Verdi Danutirto
11 2015 242
Kepaniteraan IKM Fakultas Kedokteran UKRIDA
Indikator KADARZI
Latar belakang

Setiap tahun lebih dari sepertiga kematian anak di dunia


berkaitan dengan masalah kurang gizi.
Ibu yang mengalami kekurangan gizi pada saat hamil, atau
anaknya mengalami kekurangan gizi pada usia 2 tahun
pertama, pertumbuhan serta perkembangan fisik dan
mentalnya akan lambat.
Jika dibandingkan dengan angka prevalensi nasional tahun
2007 (18,4 %) dan tahun 2010 (17,9 %), prevalensi
kekurangan gizi pada balita tahun 2013 terlihat meningkat.
RUMUSAN MASALAH

Persentase balita umur 6-59 bulan yang tidak


pernah ditimbang dalam 6 bulan terakhir
menunjukkan peningkatan dari 23,3% pada
tahun 2010 menjadi 34,3% pada tahun 2013.
Pemberian air susu ibu (ASI) ekslusif di
Indonesia juga masih tergolong rendah yaitu
30,2% dari target nasional, yaitu 80%.
Proporsi rerata nasional perilaku konsumsi kurang sayur
dan atau buah 93,5%.
Proporsi rumah tangga mengonsumsi garam
mengandung cukup iodium adalah 77,1%.
Cakupan pemberian vitamin A pada anak 6-59 bulan
75,5%.
Sekitar 30 juta wanita usia subur
menderita kurang energi kronis (KEK),
yang bila hamil dapat meningkatkan
resiko melahirkan BBLR.
Anemia Gizi Besi (AGB) diderita oleh 8,1
juta anak balita, 10 juta anak usia
sekolah, 3,5 juta remaja putri dan 2 juta
ibu hamil.
Sekitar 3,4 juta anak usia sekolah
menderita gangguan akibat kekurangan
yodium (GAKY).
Cakupan KADARZI pada wilayah kerja UPTD Puskesmas DTP Loji
kecamatan tegalwaru pada tahun 2016 57,55%
Tujuan umum

Untuk mengetahui masalah, penyebab masalah dan


penyelesaian masalah yang terdapat pada program
KADARZI di Puskesmas Loji, Karawang periode
Januari 2017 sampai dengan Oktober 2017.
Tujuan khusus

Diketahuinya data penduduk per


kelurahan di Kecamatan
Tegalwaru
Diketahuinya jumlah kepala
keluarga yang menimbang berat
badan bayi dan balita secara
teratur.
Diketahuinya jumlah kepala
keluarga yang melakukan ASI
eksklusif.
Diketahuinya jumlah kepala keluarga yang makan makanan
beraneka ragam.
Diketahuinya jumlah kepala keluarga yang mengonsumsi
garam beryodium.
Diketahuinya jumlah kepala keluarga yang mengonsumsi
suplemen gizi.
Diketahuinya jumlah kepala keluarga yang sudah sadar gizi.
Diketahuinya besar masalah (gap) yang harus dikerjakan
pada program keluarga sadar gizi.
Sasaran
Semua keluarga yang bermasalah gizi diutamakan keluarga
yang mempunyai balita 0-6 bulan dan ibu hamil di wilayah
kerja UPTD Puskesmas DTP Loji periode bulan Januari
2017 sampai dengan Oktober 2017.
Materi

Catatan hasil kegiatan puskesmas mengenai keluarga sadar


gizi di wilayah kerja UPTD Puskesmas DTP Loji, Karawang
periode bulan Januari 2017 sampai dengan Oktober 2017,
yang berisi kegiatan:
Pemetaan awal pendampingan keluarga sadar gizi.
Pendampingan keluarga sasaran
Pemetaan akhir keluarga sadar gizi
METODA
Temukan
Membanding Masalah di
Pengumpulan, kan tolak ukur
Puskesmas Usulan
Pengolahan, dan cakupan Evaluasi
analisis data Loji, dan saran
program
Kadarzi Kabupaten
Karawang

PENDEKATAN SISTEM
Kerangka Teori
Tolak Ukur
Variabel Masukan
Tenaga Dana
Kepala Puskesmas APBD
Koordinator Upaya Dana Bantuan Operasional
Kesehatan Masyarakat Kesehatan (BOK)
Tenaga Pelaksana Gizi
Bidan desa
Kader Kadarzi
Sarana

Pedoman pendampingan
Buku saku kader Kadarzi
Formulir pencatatan pendampingan
Alat bantu penyuluhan dan nasehat gizi (leaflet dan
lembar balik)
Data jumlah sasaran
Informasi masalah gizi balita dan ibu
Rencana kunjungan rumah dan nasehat gizi
Metode Pelaksanaan

Persiapan pendampingan keluarga sadar gizi.


Pemetaan awal keluarga sadar gizi berdasarkan 5
indikator keluarga sadar gizi.
Pelaksanaan pendampingan keluarga sadar gizi.
Pemetaan akhir keluarga sadar gizi berdasarkan 5
indikator keluarga sadar gizi.
Proses
Perencanaan
Pertemuan dengan bidan desa
oleh tenaga pelaksana gizi
Pemberdayaan kader
pendamping keluarga sadar
gizi
Pemetaan awal keluarga sadar
gizi
Pendampingan keluarga
sasaran.
Pemetaan akhir Keluarga Sadar
Gizi.
Pengorganisasian
Pelaksanaan
Pertemuan dengan bidan desa oleh tenaga pelaksana gizi.
Penentuan jumlah dan pemilihan kader Kadarzi
Pemberdayaan kader Kadarzi
Melakukan pemetaan awal keluarga sadar gizi
Membuat jadwal kunjungan rumah keluarga sasaran
Melakukan kunjungan ke keluarga sasaran secara berkelanjutan
Mengidentifikasi dan mencatat masalah gizi yang terjadi pada
keluarga sasaran.
Memberikan nasehat gizi sesuai permasalahannya
Mengantarkan kasus rujukan dan menindaklanjuti
masalah pasca rujukan/perawatan
Menyelenggarakan Diskusi Kelompok Terarah (DKT)
Kerjasama dengan Tokoh masyarakat, Tokoh Agama,
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dan donatur untuk
membantu memecahkan masalah gizi keluarga melalui
pertemuan kelompok kerja KADARZI Desa.
Mencatat perubahan perilaku KADARZI
Merekap hasil perubahan perilaku dari seluruh keluarga
yang didampingi.
Pengawasan
Pencatatan dan pelaporan
Pencatatan dilakukan setiap bulan Juli.
Rapat
Terdapat evaluasi pada rapat minggon kecamatan setiap
hari selasa, minggon desa setiap hari rabu dan lokakarya
mini puskesmas setiap 3 bulan sekali.
Keluaran
No Indikator Kadarzi Baik Belum Baik
N % N %

1 Menimbang Berat Badan Secara Teratur 369 97.00 11 3.00

2 Memberi ASI saja sampai 6 bulan 307 80.00 73 20.00


3 Makan Aneka Ragam Makanan 367 96.00 13 4.00
4 Mengonsumsi Garam Beryodium 353 92.00 27 8.00
5 Mengonsumsi Suplemen Gizi 362 95.00 18 5.00
KADARZI N %
Jumlah KK Sudah Kadarzi 307 80.8
Jumlah KK Belum Kadarzi 73 19.2
Jumlah 380 100
Lingkungan
Fisik
Lokasi : Mudah dijangkau
Transportasi : Memerlukan transportasi
Non Fisik
Pendidikan : Mayoritas penduduk dengan pendidikan
SD 59,34%.
Agama : Mayoritas Islam sebesar 99,90%
Budaya :ASI yang keruh dan kuning jangan
diberikan, itu ASI ampasnya.
Umpan Balik
Pencatatan dan pelaporan
Pencatatan dilakukan bulan Juli 2017.
Pelaporan pada rapat minggon desa,
minggon kecamatan dan lokakarya mini
puskesmas.
Dampak

Langsung
- Meningkatkan penimbangan berat badan secara teratur.
- Meningkatkan pemberian ASI eksklusif 0-6 bulan.
- Meningkatkan makan makanan yang beranekaragam.
- Meningkatkan penggunaan garam beryodium.
- Meningkatkan suplementasi gizi.
- Meningkatkan jumlah keluarga sadar gizi
Tidak Langsung
- Menurunkan angka kejadian gizi buruk.
- Menurunkan angka kejadian KEK pada wanita.
- Menurunkan angka kejadian GAKY.
- Menurunkan angka anemia defisiensi besi
- Menurunkan angka kematian ibu dan anak.
- Menurunkan angka BBLR.
- Menurunkan angka kesakitan akibat gizi buruk
Masalah Menurut Variabel Keluaran

No Variabel Tolok Pencapaian Besar


Ukur Masalah
1. Menimbang berat badan secara teratur 100% 97.00% 3.00%

2. Pemberian ASI eksklusif 0 6 bulan 100% 80.00% 20.00%

3. Makan aneka ragam makanan 100% 96.00% 4.00%

4. Mengkonsumsi garam beryodium 100% 92.00% 8.00%

5. Mengkonsumsi suplementasi gizi 100% 95.00% 5.00%

6. Keluarga sadar gizi 100% 80.8% 19.2%


Masalah Menurut Variabel Masukan

No. Variabel Tolok Ukur Pencapaian Masalah

1. Buku Pedoman Pendampingan Ada Ada (-)

2. Buku Saku Kadarzi Ada Ada (-)


3. Formulir pencatatan Ada Ada (-)
pendampingan
4. Alat bantu penyuluhan dan Ada Tidak ada (+)
nasehat gizi (leaflet dan lembar
balik)
5. Data jumlah sasaran Ada Ada (-)
6. Informasi masalah gizi balita dan Ada Tidak ada (+)
ibu
7. Rencana kunjungan rumah dan Ada Tidak ada (+)
nasehat gizi
Masalah Menurut Variabel Proses
No Variabel Tolak ukur Pencapaian Masalah
1 Perencanaan Pendampingan Tidak dilakukan +
keluarga sadar
gizi yang
dilakukan oleh
kader Kadarzi
Tidak dilakukan
Pengisian dan +
perekapan
formulir
pendampingan
keluarga sadar
gizi oleh kader
Kadarzi Tidak dilakukan

Pemetaan akhir +
yang dilakukan
oleh kader
Kadarzi
2 Pelaksanaan Membuat jadwal Tidak dilakukan +
kunjungan rumah
keluarga sasaran.

Melakukan
kunjungan ke
keluarga sasaran Tidak dilakukan
secara +
berkelanjutan.
No Variabel Tolak ukur Pencapaian Masalah
2 Pelaksanaan Mengidentifikasi dan Tidak dilakukan +
mencatat masalah gizi
yang terjadi pada
keluarga sasaran.

Mengantarkan kasus
rujukan dan Tidak dilakukan +
menindaklanjuti
masalah pasca
rujukan/perawatan.

Menyelenggarakan
Diskusi Kelompok Tidak dilakukan +
Terarah (DKT) untuk
membahas masalah
gizi yang ditemukan
selama kegiatan
pendampingan.
No Variabel Tolak ukur Pencapaian Masalah
2 Pelaksanaan Mencatat Tidak dilakukan +
perubahan perilaku
KADARZI
No Variabel Tolak ukur Pencapaian Masalah
3 Pengawasan Kader pendamping Tidak dilakukan +
menyampaikan
formulir hasil
perubahan
perilakukepada bidan
Poskesdes.

Bidan Poskesdes
merekap hasil
pemantauan keluarga
sasaran di desa yang
bersangkutan dan Tidak dilakukan +
melaporkan hasilnya
kepada Kepala Desa
dan Tim Puskesmas
No Variabel Tolak ukur Pencapaian Masalah
3 Pengawasan Pemantauan Tidak dilakukan +
dilakukan setiap
bulan selama proses
pendampingan
berlangsung
Prioritas Masalah
1. Cakupan ASI eksklusif usia 0 sampai 6 bulan
2. Cakupan konsumsi garam beryodium
Masalah Pertama
Cakupan ASI eksklusif usia 0 sampai 6 bulan sebesar 80%
dari tolok ukur 100%, sehingga didapatkan besar masalah
sebesar 20%
Penyebab masalah pertama
Kurang adanya koordinasi dengan pemilik program
promosi kesehatan di luar gedung untuk menyampaikan
pentingnya ASI eksklusif.
Kurang adanya koordinasi dengan pemilik program lain
khususnya di bidang kesehatan ibu dan anak (KIA) dalam
menyelesaikan masalah cakupan ASI eksklusif.
Mitos yang beredar dikalangan masyarakat tentang ASI
awal yang keruh merupakan ampasnya.
Penyelesaian masalah
Melakukan penyuluhan untuk orang tua tentang pentingnya
ASI ekslusif bagi bayi, bahaya madu dan makanan padat
untuk pencernaan bayi.
Meredam asumsi masyarakat akan ASI yang berwarna keruh,
sehingga harus didukung dan diberikan motivasi agar ibu
memberikan ASI eksklusif dengan baik.
Melakukan koordinasi dengan pemegang program kesehatan
ibu dan anak mengenai masalah ASI eksklusif 0-6 bulan
Masalah Kedua
Cakupan mengkonsumsi garam beryodium 92%
dari tolok ukur 100%, sehingga didapatkan besar
masalah sebesar 8.00%.
Penyebab masalah kedua
Tidak rutin dilakukannya demonstrasi penyimpanan garam
beryodium di setiap posyandu
Masyarakat masih bingung dalam memilih garam beryodium
yang baik untuk dikonsumsi dikarenakan pengetahuan gizi
yang kurang
Penyimpanan garam yang kurang baik.
Tidak adanya poster ataupun lembar balik mengenai
pentingnya garam beryodium bagi kesehatan
Penyelesaian Masalah
Melakukan demonstrasi yodium di setiap kegiatan posyandu
Meningkatkan kesadaran masyakat mengenai garam
beryodium dan bagaimana menyimpan garam secara baik dan
benar dengan penyuluhan di setiap kegiatan posyandu
Memberitahukan bagaimana penyimpanan garam yang baik
dan benar dalam setiap kegiatan posyandu.
Menyediakan poster ataupun lembar balik mengenai manfaat
garam beryodium untuk mendukung kegiatan demonstrasi
yodium di setiap kegiatan posyandu.
Kesimpulan
Dari hasil evaluasi dengan cara pendekatan sistem, dapat diambil
kesimpulan bahwa program Kadarzi di UPTD Puskesmas DTP Loji
periode Januari 2017 Oktober 2017 belum berjalan dengan
baik, terlihat dari masih adanya cakupan yang belum tercapai.
Masalah yang dihadapi adalah tidak adanya proses
pendampingan keluarga sadar gizi dan tidak adanya pemetaan
akhir program keluarga sadar gizi
Diperlukan upaya dari tenaga pelaksana gizi untuk mencari kader
Kadarzi yang berjiwa sosial, inovatif dan kreatif, sehingga
pendampingan dan pemetaan akhir keluarga sadar gizi dapat
dilakukan dan penempatannya dalam setiap posyandu.
Saran kepada Puskesmas
Melakukan koordinasi dengan pemegang program kesehatan ibu
dan anak mengenai masalah ASI eksklusif 0-6 bulan masalah
secara bersama-sama terutama dengan melakukan penyuluhan
tentang ASI eksklusif terhadap orang tua agar masyarakat dapat
melaksanakan ASI eksklusif.
Melakukan koordinasi dengan pemegang program promosi
kesehatan di luar gedung untuk menyampaikan pentingnya
keluarga sadar gizi dan gizi seimbang guna mendukung
pelatihan dan pemberdayaan keluarga sadar gizi.
Mencari kader kadarzi yang berjiwa sosial bisa berasal dari
lembaga swayada masyarakat yang inovatif, kreatif dan
inspiratif di setiap Posyandu sehingga pendampingan dan
pemetaan akhir dapat dilakukan.
Melakukan pencatatan pendampingan Kadarzi bersamaan
dengan pemetaan awal keluarga sadar gizi guna menghemat
waktu dan efisiensi dana bantuan operasional kesehatan.
Memberikan sticker Reward bagi keluarga yang sudah
KADARZI
THANKS FOR YOUR ATTENTION

Anda mungkin juga menyukai