Disusun oleh :
Fina Agustiani Liaw 112016268
Pembimbing :
dr. Rachmat Sorbana,Sp.OG,M.Kes
DEFINISI
Inkompetensia serviks
Peninggian tekanan inta uterin
Trauma
Gemeli
Hidramnion
Kelainan letak
Penyakit infeksi
PATOFISIOLOGI
Dua belas hari setelah ovum dibuahi terrbentuk suatu celah yang dikelilingi
amnion primitif yang terbentuk dekat embryonic plate. Celah tersebut melebar
dan amnion disekelilingnya menyatu dengan body stalk dengan korion
menbentuk kantung amnion berisi cairan amnion.
Cairan amnion , normalnya
berwarna putih
agak keruh
mempunyai bau yang khas agak amis dan manis.
Berat jenis 1,008 yang seiring dengan tuannya kehamilan akan menurun dari
1,025 menjadi 1,010.
Diduga cairan ini berasal dari lapisan amnion sementara teori lain menyebutkan
berasal dari plasenta.Dalam satu jam didapatkan perputaran cairan lebih kurang
500 ml
Amnion atau selaput ketuban merupakan membran internal yang membungkus
janin dan cairan ketuban. Selaput ini licin, tipis, dan transparan. Selaput amnion
melekat erat pada korion. Selaput ini menutupi permukaan fetal pada plasenta
sampai pada insertio tali pusat dan kemudian berlanjut sebagai pembungkus tali
pusat yang tegak lurus hingga umbilikus janin.
Sedangkan korion merupakan membran eksternal berwarna putih dan terbentuk
dari vili vili sel telur yang berhubungan dengan desidua kapsularis. Selaput ini
berlanjut dengan tepi plasenta dan melekat pada lapisan uterus.
Fungsi cairan amnion
Proteksi : Melindungi janin terhadap trauma
dari luar
Mobilisasi : Memungkinkan ruang gerak bagi bayi
Hemostatis : Menjaga keseimbangan suhu dan
lingkungan asam basa (Ph)
Mekanik : Menjaga keseimbangan tekanan dalam
seluruh ruang intrauteri
Pada persalinan, membersihkan atau melicinkan
jalan lahir dengan cairan steril sehingga
melindungi bayi dari kemungkinan infeksi jalan
lahir
PATOGENESIS
Apoptosis dari komponen sel dari membran
fetal & enzim protease tertentu.
Kekuatan membran fetal dari matriks
ekstraseluler amnion
Kolagen interstitial tipe 1 &3 yang dihasilkan
dari sel masenkimMempertahankan
kekuatan membran fetal
MMP (Matriks metalloprotease) kumpulan
protease yang terlibat dalam remodelling
tissue & degenerasi kolagen
MMP 2, MMP 3, MMP 9 konsentrasi tinggi
pada KPD
Aktivasi protease ini di regulasi oleh tissue
inhibitor of matrix metalloprotease (TIMPs)
TIMPs rendah dalam cairan amnion KPD
Peningkatan enzim protease & penurunan
inhibitor mempengaruhi kekuatan membran
fetal.
DIAGNOSIS
Anamnesis
Penderita merasa basah dari vaginanya atau mengeluarkan cairan banyak dari
jalan lahir.
Inspeksi
Pengamatan biasa akan tampak keluarnya cairan dari vagina, bila ketuban baru
pecah, dan jumlah airnya masih banyak, pemeriksaan ini akan makin jelas.
Pemeriksaan Inspekulo
Merupakan langkah pertama untuk mendiagnosis KPD karena pemeriksaan dalam
seperti vaginal toucher dapat meningkatkan resiko infeksi, cairan yang keluar
dari vagina perlu diperiksa : warna, bau, dan PH nya, yang dinilai adalah
Keadaan umum dari serviks, juga dinilai dilatasi dan perdarahan dari serviks.
Dilihat juga prolapsus tali pusat atau ekstremitas janin. Bau dari amnion yang
khas juga harus diperhatikan.
Cairan amnion di konfirmasikan dengan menggunakan nitrazine test. Kertas
lakmus akan berubah menjadi biru jika PH 6 6,5. Sekret vagina ibu memiliki
PH 4 5, dengan kerta nitrazin ini tidak terjadi perubahan warna. Kertas
nitrazin ini dapat memberikan positif palsu jika tersamarkan dengan darah,
semen atau vaginisis trichomiasis.
Mikroskopis Tes Pakis
Pemeriksaan mikroskopis dari cairan yang
diambil dari forniks posterior. Cairan diswab
dan dikeringkan diatas gelas objek dan dilihat
dengan mikroskop. Gambaran ferning
menandakan cairan amnion
Pemeriksaan USG
Untuk melihat jumlah cairan ketuban
dalam kavum uteri.
Selain itu dinilai amniotic fluid index
(AFI), presentasi janin, berat janin, dan
usia janin.
PENATALAKSANAAN