Anda di halaman 1dari 49

MANAJEMEN PROYEK

Dosen : Ir. Robert Siagian,MM


LITERATURE
Nurhayati, Manajemen Proyek, Graha
Ilmu, Yogyakarta, 2010
Cholia, Ir Tanib.S & Ir.Trandaz Sinuhaji,
Perencanaan dan Analisa Jaringan Kerja
dalam Manajemen Proyek, USU, 1990
Tubagus Haedar Ali, Prinsip-prinsip
NetWork Planning, Gramedia, Jakarta,
2010
BAB VI
ANALISA WAKTU DALAM DIAGRAM
JARINGAN KERJA
Didalam menentukan waktu pelaksanaan dari setiap
kegiatan perlu diperhatikan/dipertimbangkan faktor-faktor
sbb:
1. Equipment yang tersedia atau yang akan disediakan
2. Kemampuan penyediaan resources (tenaga kerja,
bahan)
3. Shift dan jumlah jam kerja per hari
4. Ruang kerja
5. Hari-hari libur
6. Alowance (faktor keamanan) untuk hal-hal tak terduga
7. Keadaan alam (cuaca, gempa, banjir, hujan)
8. Ketentuan dan faktor perimbangan lain
6.1 Cara Menganalisa
Tujuan dari penganalisaan unsur waktu ialah untuk
menentukan waktu pelaksanaan kegiatan, saat terjadinya
tiap peristiwa, baik saat terjadi peristiwa paling cepat
(EET) maupun saat terjadi paling lambat (LET).
Analisa yang digunakan untuk membuat estimasi
dilaksanakan dengan dua cara yaitu:
1). Perhitungan Maju (Forward pass Computations).
Maksud mengadakan perhitungan maju ialah untuk
menghitung waktu mulai dan waktu selesai (akhir)
yang paling cepatdari tiap kegiatan dalam proyek.
Dengan kata lain untuk mendapatkan EETi, EETj, EST
dan EFT.
Langkah-langkah perhitungan maju:
a. Tentukan harga EET1 =0 untuk kejadian yang paling
terawal dari suatu diagram jaringan kerja. Demikian juga
untuk kegiatan awal maka EST = 0
b. Setelah diketahui waktu pelaksanaan untuk kegiatan
pertama (D1,2) maka dapat dihitung saat paling cepat
berakhirnya kegiatan pertama.
EFT(1,2) = EET1 + D1,2
atau = EST12 + D1,2
dimana EFT1,2 ialah saat paling cepat selesainya kegiatan
atau pertama (kegiatan 1-2)
Dengan mengetahui waktu pelaksanaan tiap kegiatan (Dij)
maka secara umum dapat dituliskan:
EETj = EETi + Dij
EFTi,j = EETi + Dij
= ESTi,j + Di,j
c. Apabila suatu event berkumpul lebih dari suatu kegiatan.
yang masuk (merge event), maka harga EET untuk event
tersebut dipilih dari harga EET yang terbesar di antara
kegiatan-kegiatan yang menuju ke event yang dimaksud.

Contoh perhitungan maju.


Cara penulisan seperti keterangan di depan.
Duration time (Dij) ditempatkan di bawah anak panah di
dalam tanda kurung. Kode kegiatan dan nama kegiatan
ditempatkan di atas anak panak. Harga EET untuk tiap
kegiatan dituliskan di ujung anak panah kegiatan yang
bersangkutan.
Dari contoh perhitungan maju, pada event nomor 4 dan 5
dihubungkan oleh dummy, yang seakan-akan memindahkan
event nomor 4 ke nomor 5. Artinya EET pada event nomor 4
dipindahkan ke even nomor 5.

2). Perhitungan Mundur (back ward pass computations)


Tujuan pehitungan mundur ialah untuk mengitung waktu
mulai dan waktu berakhir paling lambat yang masih
diperkenankan untuk tiap kegiatan tanpa menggangu atau
mempengaruhi selesainya pelaksanaan proyek secara
keseluruhan.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam pada perhitungan


mundur:
a. Tentukan harga LET untuk tiap event terakhir yang besarnya
sama dengan EET pada event tersebut.
b. Hitunglah harga LST untuk tiap event sebelumnya yang
Besarnya sama dengan LET dari event berikutnya dikurangi
dengan waktu pelaksanaan (Dij) kegiatan tersebut.

Secara umum = LSTi,j = LETj Dij.


dimana : LSTi,j = Latest Start Time yaitu waktu paling
lambat dimulainya suatu kegiatan (N atau i,j)
c. Apabila dari suatu event terpencar (keluar) lebih dari satu
kegiatan, maka harga LET untuk event tersebut dipilih dari
harga LST yang tercecil diantara kegiatan-kegiatan yang
berpencar dari event yang dimaksud. Harga LST tiap
kegiatan dituliskan di pangkal (ekor) anak panah kegiatan
ybs. Demikian seterusnya untuk kegiatan dan event
dibelakangnya sehingga didapat harga LET untuk event
yang paling awal = 0 atau LET1 = EET1 = 0
6.2 Pengertian Lintasan Kritis
Di dalam suatu diagram jaringan kerja (network
diagram)
sebuah proyek terdapat beberapa buah lintasan yang
menghubungkan titik awal dengan titik akhir proyek.
Dari contoh perhitungan mundur, mulai dari awal
hingga akhir dapat ditempuh lintasan-lintasan:
1.Melalui kegiatan A-C-F, waktu = 22 hari
2.Melalui kegiatan A-C-dummy-G, waktu = 17 hari
3.Melalui kegiatan A-D-G, waktu = 16 hari
4.Melalui kegiatan A-B-E-G, waktu = 20 hari
Waktu pelaksanaan proyek =22 hari melalui lintasan
kegiatan A-C-F. Lintasan yang terpanjang dalam suatu
network yang menentukan waktu pelaksanaan proyek
disebut lintasan kritis (critical path).
Defenisi:
Lintasan kritis adalah lintasan yang mempunyai waktu
pelaksanaan paling panjang yang menentukan lamanya
penyelesaian suatu proyek dalam sebuah jaringan kerja.
Pada lingkaran kejadian kritis maka beda LET dan EET
sama dengan nol. (LET = EET)

6.3 Ikhtisar Cara Menganalisa


Peraturan untuk menganalisa waktu bagi lingkaran-
lingkaran kejadian yang terdapat sejumlah kegiatan-
kegiatan masuk maupun keluar, adalah sebagai berikut:
1). Untuk menentukan saat kejadian (peristiwa) paling
cepat (EET = Earliest Event Time).

a. Perhitungan maju (dari kiri


ke kanan)
a. Yang diperhatikan adalah kegiatan-kegiatan yang masuk
lingkaran kejadian.
b. Dipakai harga terbesar

10
9

13

2). Untuk menentukan saat kejadian (peristiwa) paling


lambat (LET = Latest Event Time)

a. Perhitungan mundur (dari


kanan ke kiri)
a. Yang diperhatikan ialah kegiatan-kegiatan yang
meninggalkan lingkaran kejadian.
b. Dipakai harga terkecil
2
8
4

6.4 Menetukan EET, LET dan Lintasan Kritis dengan


cara Matrix.
Untuk memudahkan pengertian tentang penentuan nilai-
nilai EET, LET dan Lintasan Kritis dengan cara matrix
akan dijelaskan dengan contoh analisa sebagai berikut:
Perhatikan cara pemberian nomor pada setiap event dan kode
pada setiap kegiatan. Data dari diagram dituliskan dalam
kotak kegiatan yang digambarkan dengan cara sebagai
berikut:
-Buatlah kotak kegiatan yang terdiri dari (n+1) baris dan
(n+1) kolom.
-Bagi kotak kegiatan menjadi 2 bagian yakni bagian event
mendahului (i) (di bawah garis bagi) dan event mengikuti : j
(di atas garis bagi) seperti gambar di bawah ini:
-Tuliskan kode kegiatan dan waktu pelaksanaan (seperti yang
digambarkan dalam kotak) sesuai dengan nomor kegiatan, mis:
kegiatan A dengan waktu pelaksanaan 4 satuan waktu, disebut kegiatan
1-2, dituliskan pada baris 1 dan kolom 2. kegiatan B dengan 8 satuan
waktu, disebut kegiatan 1-3, dituliskan pada baris 1 dan kolom 3.
Kegiatan E dengan 6 satuan waktu, disebut kegiatan 3 5, dituliskan
pada baris 3 dan kolom 5, demikian seterusnya.

-Menentukan harga EET.


Perhatikan even i. Perhitungan dari atas ke bawah. Untuk event 1
(awal) maka EET1 = 0, (juga LET1=0). Angka ini dituliskan di sebelah
kiri kotak kegiatan pada jalur EET.
Untuk event 2 maka EET2 = EET1 + D12
= 0 + 4 = 4 ini dituliskan pada
jalur EET baris ke 2
Untuk event 3 maka EET3 = EET1 +D13
= 0 + 8 = 8, dituliskan pada baris
ke 3.
Demikian juga untuk event 4 EET4 = 0 + 7 = 7, dituliskan
pada baris ke 4.
Untuk event 5: terdapat 2 kegiatan menuju ke event 5 yaitu D
(2-5) dan E (3-5).
-Melalui kegiatan D EET5 = EET1 + EET2 +D25
= 0 + 4 + 13 =17
- Melalui kegiatan E EET5 = EET1 + EET3 + D35
= 0 + 8 + 6 = 14
Keduanya dituliskan pada baris ke-5. untuk EET pilih harga
terbesar yaitu : 17. untuk event 7, nilai EET = 20 (dummy
dari 6).
-Demikian seterusnya hingga diperoleh semua angka EET.

Menentukan LET. Perhitungan dari kanan ke kiri. Harga


EET9 (event terakhir) = LET9 = 36, harga ini dituliskan di
bawah kotak kegiatan kolom 9.
Untuk event 8 (kolom 8). LET8 = LET9 D8.9
= 36 5 = 31
Untuk event 7 (kolom 7), LET7 = LET8 D7.8
= 31 11 = 20
Untuk event 6, terdapat kegiatan yang keluar yakni I dan
dummy. Melalui kegiatan I; LET6 = LET9 D6-9
= 36 10 = 26
Melalui dummy LET6 = LET7 = 20.
Keduanya dituliskan dibawah kolm 6 : pilih harga terkecil
yakni 20. demikian seterusnya hingga diperoleh LET1 = 0

Hasil perhitungan ditulis dalam daftar sebagai berikut:


Event Number EET LET
1 (-) 0 0
2 4 20
3 (-) 8 8
4 7 11
(-) event kritis
5 17 33
6 (-) 20 20
7 (-) 20 20
8 (-) 31 31
9 (-) 36 36
Lintasan kritis ialah lintasan yang melalui kegiatan kritis
yang memiliki nilai EET = LET.

Dari contoh dapat dituliskan; Lintasan kritis melalui event


1-3-6-7-89

Waktu pelaksanaan 36 satuan waktu.


Nilai-nilai EET dan LET dimasukkan ke dalam diagram
jaringan kerja semula.
6.5 Kalkulasi Penaksiran Waktu menurut PERT
Di muka telah dibahas analisa waktu dengan metoda
CPM, yaitu suatu metoda analisa deterministic,
berdasarkan anggapan bahwa jangka waktu yang
diperlukan untuk melaksanakan suatu kegiatan
dalam proyek merupakan suatu nilai tunggal
(single) yang dapat diramalkan (predictible).
Metoda single estimtes ini tidak memperhatikan
pelaksanaan kegiatan yang dapat terjadi dalam berba-
gai variasi kemungkinan.
Faktor kemungkinan disebabkan keadaan yang tidak dapat
diramalkan dan langsug mempengaruhi pelaksanan kegia-
tan, sehingga kegiatan itu bisa selesai dalam berbagai
kemungkinan jangka waktu. Oleh karena itu ditempuhlah
teknik perhitungan dengan pendekatan secara probability
(porbabilistic approach) atau disebut juga pendekatan
secara statistik. Teknik perhitungan ini disebut PERT yang
memperhatikan variasi kemungkinan dari pada jangka
waktu pelaksanaan yang diperlukan oleh suatu kegiatan.
1). Kalkulasi rata-rata dan variance daripada waktu pelak-
sanaan kegiatan. Syarat pokok pemakian PERT ialah
mengestimasi harga rata-rata (X) dan variance (S) dari
pada waktu pelaksanaan kegiatan (Dj).
Untuk dapat menaksir/menghitung suatu waktu
penyelesaian kegiatan diperlukan data tentang tiga
estimasi waktu yaitu:
a. Waktu paling optimis (optimistic time; notasi a).
Yaitu waktu penyelesaian pelaksanaa kegiatan dengan
anggapan bhwa segala sesuatunya berjalan lancar, tan-
pa mendapat gangguan, (seperti faktor cuaca & iklim,
kekurangan bahan, tenaga, alat-alat, kerusakan mesin),
sehingga kegiatan tersebut selesai pada waktu yang
paling singkat (ideal)
b. Waktu paling pesimistis (pessimistic time; notasi b)
Yaitu waktu penyelesaian kegiatan dimana segala
sesuatunya berjalan serba tidak lancar kerena terjadi
hambatan-hambatan (kekurangan bahan,, kerusakan alat,
mesin) sehingga kegiatan tersebut selesai dengan waktu
yang cukup lama.
Tetapi dalam estimasi ini tidak termasuk hambatan
insidentil yang tak dapat dielakkan seperti gempa bumi
keadaan sosial, politik, wabah penyakit.
c. Waktu paling mungkin (most likely time; notasi m)
Yaitu waktu penyelesaian kegiatan yang biasa terjadi
dalam pelaksanaan berdasarkan pengalaman-
pengalaman masa lampau (untuk kegiatan kegiatan
yang sudah pernah dilakukan).
Untuk kegiatan-kegiatan yang belum pernah
dilakukan, maka merupakan waktu yang paling
mungkin berdasarkan taksiran yang diharapkan dapat
berlaku pada situasi dimana rencana kegiatan tersebut
akan dilaksanakan.
Dari hasil estimasi diperoleh data sebagai berikut:
Kegiatan OT PT MLT ET SD SD
(a) (b) (m) (te )
A 2 8 5 5 1 1
B 3 9 6 6 1 1
C 1 5 3 3 0,67 0,44
D 2 6 4 4 0,67 0,44
E 2 7 4 4 0,83 0,69
F 3 7 5 5 0,67 0,44
2).Kalkulasi variance atau kalkulasi standar deviasi.
Kalkulasi variance dari waktu paling cepat terjadinya
suatu event; I (notasi SE ).
Perhitungan didasarkan pada aturan sebagai berikut:
1.Variance suatu event diperoleh dengan jalan
menjumlahkan variance event dan variance kegiatan
sebelumnya, kecuali pada merge event
2.Pada merge event, variance diperoleh melalui
lintasan terpanjang. Jika kemungkinan diperoleh 2
lintasan atau dengan panjang yang sama maka di
pakai variance terbesar
Bila dikehendaki untuk mengetahui hanya variance jangka
waktu penyelesaian seluruh proyek (SEN event terakhir),
maka perhitungan cukup dengan menjumlahkan hanya
variance seluruh event atau hanya variance kegiatan pada
lintasan kritis.
Jadi dari contoh :
SE5 = 1 + 0,44 = 1,88
Atau SE5 = 1,88 = 1,37
3). Probability estimates (kemungkinan tercapainya waktu
penyelesaian)
Mengingat bahwa EET merupakan gabungan dari
beberapa variasi waktu dari kegiatan sebelumnya, maka
menurut Central Limit Theorems, penentuan probability
P (ETT) dapat dilaksanakan.
Misal : dari contoh proyek di depan; dianalisa 3
kegiatan yang berurutan yaitu:
1 B 2 D 4 F 5

Dari data di depan diperoleh:


teB = 6; teD = 4; teF = 5
B = SDB = 1; D = SDD = 0,44; F = SDF = 0,44
Waktu yang diharapkan untuk ketiga kegiatan adalah:
tE = teB + teD + teF = 6 + 4 + 5 = 15 satuan waktu
Variance = = + B + D + F = 1 + 0,44 + 0,44 = 1,88
Standard Deviasi = SD = SDB + SDD + SDF = 1,88
= 1,37
Dengan menggunakan standar deviasi maka kurva normal
dapat digambarkan dengan titik tengah yang sama dengan
waktu yang diharapkan seperti berikut:
Mean expected time (15)

Target

10 15 18
Jika telah ditargetkan waktu penyelesaian 18 satuan waktu
kemungkinannya digambarkan seperti diatas.
Selanjutnya dapat dihitung luas kurva yang dibatasi tersebut
dengan menggunakan tabel distribusi normal sbb:
X = target waktu : (misal 18)
te = mean expected time : (misal 15)
SD = standard deviasi
Z = nilai standard
Rumus: Z = X tE
SD
Masalah sekarang : proyek paling cepat selesaikan dalam 15
satuan waktu. Beberapa probability bahwa proyek paling
cepat selesai dalam waktu kurang atau sama dengan 18
satuan waktu?
Maka: Z = X tE = 18 15 = 2,19.
SD 1,37
Probability dilihat pada tabel area of the normal curlve (luas
dibawah kurva normal). Dan untuk Z = 2,19; maka P =
0,9857 atau dituliskan P (EET5) = 98%
Artinya ialah proyek ini dapat diharapkan selesai paling
cepat dalam waktu 15 satuan waku, dan kemungkinan
proyek itu selesai dalam 18 satuan waktu atau sebelumnya
adalah 98 dari 100 kemungkinan.
Sedangkan probability peyelesaian proyek pada atau
sebelum 15 satuan waktu = 50%.
Bukti : Z = X tE = 15 15 = 0 P (0) = 50%
SD 1,37
Jika waktu pelaksanaan dipersingkat, mis: 12 satuan waktu
Z = 12 15 = -2,19. Maka P = 0,0143. P = 1,43%
Soal:
1. A 2
C
4
F
(2) (5) (1)

B D
1 3 6 7
(3) (7)

Suatu proyek digambarkan seperti diatas.


a. Hitung EET, LET, lintasan kritis dan waktu penyelesaian
proyek.
b. Tentukan EST, LST, EFT, Total Float, Free Float,
kemudian tentukan lintasan kritis
2. Suatu proyek dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
A (4 hari), B (8 hari) dan E (7hari) merupakan kegiatan
awal. Kegiatan F (15 hari) dapat dimulai bila kegiatan A
selesai. Kegiatan D (25 hari) dan G (12) dapat dimulai
bersama-sama bila kegiatan B selesai. Jika kegiatan F dan D
selesai dikerjakan maka kegiatan C (3) dapat dilaksanakan
dan merupakan salah satu kegiatan akhir. H (10) salah satu
kegiatan akhir dapat dilaksanakan bila kegiatan G selesai
dikerjakan. Bila kegiatan E selesai maka kegiatan K (9)
dapat dimulai. Sedangkan kegiatan L (11) baru dapat
dilaksanakan bila kegiatan G dan K selesai. Jika L selesai
maka kegiatan J (5) dapat dimulai dan merupakan kegiatan
akhir.
b. Tentukan EST, LST, EFT, total Float, Free Float, kemudian
tentukan lintasan kritis
- Gambarkan diagram jaringan kerjanya
- Tentukan EET, LET, lintasan-lintasan kritis dan waktu
penyelesaian proyek.
- Hitung EST, LST, EET, LFT
- Tentukan EET dan LET secara matrix

3. Dari suatu rencana proyek terdapat kegiatan dengan


logika ketergantungan sbb:
Kegiatan A (5 hari), C (9) dan F (12), dimulai pada
permulaan proyek. Setelah kegiatan A selesai kegiatan B (6)
dimulai. Kegiatan D (8) dapat dimulai setelah C selesai.
Kegiatan akhir E (7) baru dapat dilaksanakan bila kegiatan
B dan D selesai. Jika kegiatan G (23) dapat dikerjakan bila F
selesai dan merupakan kegiatan akhir.
Pertanyaan :
a. Gambarkan diagram jaringan kerja
b. Tentukan EET, lintasan kritis dan waktu pelaksanaan
secara perhitungan maju dan mundur
c. Tentukan ad.b dengan cara matrix
d. Hitumg total free dan independent float tiap kegiatan
e. Gambarkan skhema float.

4. Suatu proyek sederhana dengan 3 kegiatan berututan yaitu


X, Y dan Z.

Data kegiatan : X Y Z
a. 2,0 5,0 12,0
m. 8,0 8,0 14,0
b. 14,0 17,0 18,0
Hitung :
a. Waktu pelaksanaan yang diharapkan untuk tiap kegiatan
b. Standard deviasi untuk tiap kegiatan
c. tE - waktu tercepat yang diharapkan untuk event terakhir
d. SD standard deviasi untuk event terakhir.

Anda mungkin juga menyukai