Anda di halaman 1dari 18

ISU-ISU

LINGKUNGAN
Kelompok 4

Tia Monica (11150161000025)


Irna Mai Rani (11150161000047)
Rusyidina Almas (11150161000050)
Hasna Chairunnisa (11150161000054)
Regita Nurani (11150161000057)
Khairunnisa (11150161000068)
Listianingsih (11150161000080)
AMDAL
Pengertian AMDAL menurut PP Nomor. 27 Thn
1999 : Suatu Kajian dari suatu dampak besar
serta penting untuk melakukan pengambilan
keputusan suatu usaha atau juga kegiatan yang
direncanakan didalam lingkungan hidup yang
diperlukan bagi suatu proses pengambilan
keputusan mengenai penyelenggaraan usaha
atau juga kegiatan
AMDAL adalah suatu analisis yang melingkupi berbagai
macam faktor seperti berikut ini

1. fisik
2. kimia
3. sosial ekonomi
4. biologi dan sosial budaya
Alasan mengapa diperlukannya AMDAL ialah untuk
diperlukannya suatu studi kelayakan dikarenakan
didalam undang-undang dan juga peraturan
pemerintah dan untuk menjaga lingkungan dari suatu
operasi proyek kegiatan industri atau juga kegiatan-
kegiatan lainnya yang dapat menyebabkan terjadinya
kerusakan lingkungan.
BERBAGAI PERMASALAHAN
YANG BERKAITAN DENGAN
AMDAL
1. Permasalahan Lingkungan Akibat adanya
Industri di Gresik

Gresik sebagai kota yang menaungi berbagai macam


industri dari industri kecil, menengah, dan industri besar
Kehadiran industri ini selain meningkatkan pendapatan
daerah secara positif, di sisi lain juga berdampak negatif
yaitu pencemaran yang seharusnya diatasi oleh
pemerintah setempat.
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian
Pencemaran Udara

Tingkat pencemaran udara misalnya, telah berada pada


tingkat yang mengkhawatirkan. Ribuan indsutri berat dan
ringan memberi andil besar dalam mencemari
lungkungan udara kota gresik. Tetapi sampai sekarang
belum ada perhatian dari Pemerintah Kabupaten.
Adanya pencemaran udara ini adanya pelanggaran yang
dilakukan oleh Industri terhadap peraturan pemerintah
Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 15 Tahun 2011 tentang
Konservasi Sumber Daya Air

Tidak hanya industri besar, industri kecil juga membuang limbah seenaknya
tanpa kepedulian terhadap masyarakat sekitar, misalnya jarang sekali
ditemukan sumur yang airnya masih bersih. Semua sumur milik warga
tercemar.
Walhi dan LSM Ecoton menyayangkan pengawasan dari Pemkab setempat
terhadap kondisi lingkungan di Gresik. Padahal hampir semua industri
besar di Gresik menggunakan bahan-bahan kimia dan mencemari
lingkungan.
Menindaklanjuti persoalan tersebut, seharusnya Pemkab Gresik bisa
menggunakan Undang-Undang Normor 23/1997 tentang pengelolaan
lingkungan hidup bahwa bagi pencemar lingkungan bisa dikenakan pidana
hukuman tiga tahun penjara dan denda 100 juta rupiah. Perda No. 32 28
Februari 2001 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup yang mengatur
tentang Pengendalian Pencemaran Air, Keputusan Bupati No. 33 26 Maret
2003 tentang Retribusi Ijin pembuangan limbah cair untuk menjerat pelaku
industri yang melakukan pencemaran limbah sewenang-wenang.
Dampak Abiotik
Menurunnya jumlah oksigen
Mengganggu kesuburan tanah
Dampak Biotik
Mematikan binatang-binatang yang ada di
air
Sulitnya tumbuhan air untuk melakukan
proses fotosintesis
Menyebabkan terjadinya ledakan populasi
alga
Dampak sosial
Menyebabkan air dan udara menjadi
tercemar sehingga mengganggu aktifitas
masyarakat sekitar
Lingkungan yang rusak dapat
menimbulkan masalah kesehatan bagi
manusia
Lingkungan yang tercemar merusak
pemandangan dan mengurangi nilai
estetika
Solusi adanya alternatif kebijakan

Kebijakan mengenai pengelolaan lingkungan hidup


dan pencegahan pencemaran air yang mengatur
pengelolaan limbah B3 tidak hanya diorientasikan
pada penetapan ketentuan yang mengatur konservasi
sumber-sumber air di Gresik.
Tetapi juga mengatur tentang bagaimana semestinya
limbah dikelola dengan tetap mengedepankan azas-
azas perlindungan lingkungan dan sumber-sumber air
di dalamnya.
Alternatif kebijakan yang demikian dirasa sangat
diperlukan mengingat karakter industrialisasi di Gresik
yagn sebagian besar merupakan industri besar yang
menggunakan bahan-bahan kimia berbahaya.
2. Penerapan Kebijakan Lingkungan dan AMDAL Pada kasus pembangunan
perusaaan PT. Semen Indonesia di Rembang

Pada kasus pembangunan perusaaan PT. Semen Indonesia, pihak


perusahaan telah mengantongi izin AMDAL yang telah disusun
oleh PT Kuala Biru Utama Baru yang bertempat di Batam,
Kepulauan Riau. Namun kawasan ini secara hukum telah
ditetapkan sebagai Kawasan Lindung Geologi melalui Perda Tata
Ruang Kabupaten Rembang nomor 14/2011. Selain itu,
Pegunungan Kendeng juga telah dinaungi oleh Keputusan
Presiden RI nomor 26/2011 sebagai salah satu Cekungan Air
Tanah (CAT) yang seharusnya dilindungi. Keadaan ini
menyebabkan timbulnya beberapa permasalahan. Misalnya seperti
(Next)
Dampak Biotik
tidak adanya tumbuh-tumbuhan hijau
pada bagian gua yang lebih dalam
Ketidakhadiran tumbuhan hijau di gua
digantikan oleh kelelawar dan burung-
burung kecil
Dampak Abiotik
Terganggunya Ekosistem Gua di Sekitar
Pegunungan Kendeng
penurunan ketersediaan cahaya dan kestabilan
yang komparatif dari faktor-faktor iklim seperti
temperatur, kelembaban udara, dan aliran
udara
degradasi jumlah air yang tersimpan di
dalam CAT Watuputih dan terjadi perubahan
komposisi aliran dasar (diffuse flow) dibanding
aliran total
Dampak Sosial
masyarakat dikejutkan dengan beredarnya isu
rencana pendirian pabrik semen di Kabupaten
Rembang.
Masyarakat mengadakan perlawanan dengan
aksi menyemen kaki
Adanya konflik antara masyarakat dengan
perusahaan pembuatan semen
Solusi Permasalahan
Adanya kesesuaian dan komunikasi antara
pihak penyusun izin AMDAL dan pihak
pemerintah yang mengatur lingkungan
Adanya komunikasi yang baik antara
perusahaan dengan masyarakat setempat
Melaksanakan pembangunan yang berwawasan
lingkungan

Anda mungkin juga menyukai