Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Nama Komponen
1.Fuel tank (tangki bahan bakar)
2.Fuel line (pipa bahan bakar)
3.Priming pump (pompa priming)
4.Feed pump
5.Water Sedimenter dan Fuel filter
6.Injection pump (pompa injeksi)
7.Injection pipe (pipa injeksi)
8.Injection nozzle (injektor)
9.Over flow pipe (pipa
pengembali)
Plunger akan bergerak naik dan turun
untuk mensupali bahan bakar. Plunger
bergeraknaik dan turun setiap satu kali
gerakan camshaft. Tingginya pergerakkan
dari plunger selalu tetap (berdasrkan
camlift).
Berfungsi untuk menghisap dan mengalirkan bahan bakar ke pompa tekanan tinggi.
Pompa pembagi bahan bakar (delivery pump ) mengisap bahan bakar dari tangki
(80) melalui pemanans bahan bakar (60) dan saringan bahan bakar (70) dan masuk
kepompa kemudian terus melewati elektromagnetic katup shutoff (Y75) terus
menuju pompa tekanan tinggi ( 19 ) Tekanan bahan bakar saat motor distater sekitar
0.5 bar. Tekanan bahan bakar saat putaran stationer tercapai sekitar 2.5 0.5 bar
dan ini dicontrol oleh katup (13/12 ) yang terdapat pada pompa pengirimnan bahan
bakar (delivery pump).
Katup penutup elektrik
Berfungsi sebagai penutup dan pembuka saluran bahan bakar pada saat
digunakan. Saat katup shutoff tidak dialiri aliran listrik, bahan bakar masuk ke
pompa tegangan tinggi. Ketika selenoid armature (20/1) dialiri oleh listrik,maka
katup bola (20/4) tertutup. Bahan bakar disuplai oleh pompa pembagi (delivery
pump) melalui katup pembatas tekanan dan kembali ke sisi isap.
Pendingin Bahan Bakar
Rail berhubungan dengan semua nozel yang siap memberikan bahan bakar
bertekanan tinggi ke nozzle. Volume pada rail dan pipa-pipanya sekitar 35 cm3.
Dalam rail terjadi peredaman gelombang bahan bakar dimana jumlah bahan bakar
yang tersimpan sebagai peredam gelombang tekanan yang terjadi dari hasil tekanan
bahan bakar melalui pompa tekanan tinggi yang tiba-tiba, ini terjadi selama
penyemprotan bahan bakar pada nozel. Ini merubah atomnisasi bahan bakar pada
nozel di injektor dan keakuratan pengukuran jumlah penyemprotan bahan bakar.
Nozzle
Pendeteksian posisi poros nok maksudnya adalah mendeteksi segmen pada poros nok, kontrol
unit (N3/9) mengetahui posisi TDC silinder dari signal yang diberikan oleh sensor Hafl poros
engkol (B6/1). Waktu penyemprotan nozel disinkronkan antara signal dari sensor hall poros nok
(B6/1) dengan signal sensor poros engkol (L5). Sensor hall poros nok (B6/1) telah diberi signal
tegangan 11 - 14 V ("high"). Jika segment (g) Sproket gear poros nok berhadapan dengan sensor
hall poros nok, signal tegangan drop 0 V ( low). Signal 0 V ini digunakan untuk mengetahui TDC
pengapian pada silinder No. 1. Jika tidak ada signal yang diterima dari sensor hall poros engkol (
B6/1) TDC pengapian pada silinder no.1 tergantung penentuannya secara acak oleh kontroI unit
(N3/9). Jarak antara sensor hall poros nok dengan segmen sproket poros nok exhaust tidak dapat
dirubah.
RPM Sensor
ECU pada sistim injeksi common rail memiliki fungsi sebagai control modul
untuk mengontrol dan mengendalikan sistim injeksi sesuai dengan input signal
berupa Suplai bahan bakar, engontrol jumiah penyernprotan bahan bakar,
mengontrol emisi gas buang, mengontrol tekanan intake manifold,
mengedalikan cruise control ( hanya transmisi otomatis, mematikan compresor
A/C, memonitor signal input dan output, memberi sinyal dan menyimpan
memory kesalahan, membentuk nilai penganti jika salah satu signal hilang
(Emergency Running), mendiagnosa ( memory kesalahan yang tersimpan )
Busi Pijar