Anda di halaman 1dari 21

REFERAT

TERAPI CAIRAN
Oleh:
BAYU SETYO NOTOKUSUMO, S.KED 011.06.0056
NURRAHMI ILMI, S.KED 08.06.0012
PENDAHULUAN
Sebaian besar tubuh = cairan berbeda

Makan dan usia Jenis kelamin


minum

Jumlah lemak
ORAL
Masuk = keluar

Terapi Cairan
Tinjauan Pustaka
Definisi cairan tubuh
Cairan suspensi sel di dalam tubuh makhluk
multiseluler seperti manusia atau hewan yang
memiliki fungsi fisiologis tertentu.
Fisiologis cairan tubuh dan elektrolit
Distribusi
Fisiologis cairan tubuh dan elektrolit
KOMPONEN

ELEKTROLIT NON ELEKTOLIT

1. Kation - Glukosa
- Na+ - Urea
- K+ - Kreatini
2. Anion - billirubin
- Cl-
- HCO3-
- ion fosfat (PO43-)
Proses pergerakan cairan

DIFUSI

OSMOSIS

POMPA Na K
Asupan dan ekskresi cairan dan
elektrolit fisiologis
Homeostasis cairan = ginjal
- STRES akibat operasi
- CIDERA

Konsumsi air = 2000-2500 ml per hari, dalam bentuk


cairan maupun makanan padat dengan kehilangan
cairan rata rata
- 250 ml dari feses,
- 800-1500 ml dari urin
- 600 ml tidak disadari (insensible water loss) dari kulit
dan paru-paru.
Perubahan cairan tubuh
Perubahan volume
Perubahan konsentrasi
Perubahan komposisi
Gangguan keseimbangan cairan
dan elektrolit pada pembedahan
Pre Operatif Intra operatif Post Operatif

1. Kondisi yang telah ada


1. Induksi anestesi
Diabetes mellitus, penyakit hepar,
Dapat menyebabkan terjadinya
atau insufisiensi renal dapat
hipotensi pada pasien dengan
diperburuk oleh stres akibat
operasi.
hipovolemia preoperatif karena 1. Stres akibat operasi
hilangnya mekanisme kompensasi
seperti takikardia dan dan nyeri pasca operasi
2. Prosedur diagnostik
Arteriogram atau pyelogram
vasokonstriksi. 2. Peningkatan
intravena yang memerlukan marker
2. Kehilangan darah yang abnormal katabolisme jaringan
intravena dapat menyebabkan
ekskresi cairan dan elektrolit urin
(contohnya kehilangan cairan 3. Penurunan volume
ekstraselular ke dinding dan lumen
yang tidak normal karena efek
usus saat operasi) sirkulasi yang efektif
diuresis
osmotik. 4. Risiko atau adanya
4. Kehilangan cairan akibat
evaporasi dari luka operasi ileus postoperatif
3. Pemberian obat
(biasanya pada luka operasi yang
Pemberian obat seperti steroid dan
besar dan prosedur operasi yang
diuretik dapat mempengaruhi
berkepanjangan)
eksresi air dan elektrolit
Terapi Cairan
RESUSITASI
RUMATAN
PRE OPERATIF
INTRA OPERATIF
POST OPERATIF
Terapi Cairan
RESUSITASI
- Mengganti kehilangan cairan akut
20 ml/kg
selama 30-60 NS RA
menit

RL

2-3 L dalam 10 syok


menit hemoragik
RUMATAN
Dewasa
- Cairan = 30-35 ml/kgBB/hari
- Na+=1-2 mmol/kgBB/hari
- K+= 1mmol/kgBB/hari

Anak = rumus Holiday Segar 4:2:1, yaitu


Pre Operatif
Defisit cairan karena persiapan pembedahan
dan anestesi
CIRAN HIPOTONIS
(garam fisiologis, Ringer Laktat dan Dextrose)

Puasa = 2 ml/kgBB/jam lama puasa


Rehidrasi sebelum anestesi
Usia Jumlah Kebutuhan
(ml/Kg/Jam)

Dewasa 1,5 2
Pengganti deficit Anak 24
prabedah Bayi 46
Neonatus 3
Terapi Cairan Intraoperatif
1. Pembedahan yang tergolong kecil dan tidak terlalu traumatis
misalnya bedah mata (ekstrasi, katarak) cukup hanya diberikan
cairan rumatan saja selama pembedahan.

2. Pembedahan dengan trauma ringan misalnya: appendektomi dapat


diberikan cairan sebanyak 2 ml/kgBB/jam untuk kebutuhan dasar
ditambah 4 ml/kgBB/jam untuk pengganti akibat trauma
pembedahan. Total yang diberikan adalah 6 ml/kgBB/jam berupa
cairan garam seimbang seperti Ringer Laktat atau Normosol-R.

3. Pembedahan dengan trauma sedang diberikan cairan sebanyak 2


ml/kgBB/jam untuk kebutuhan dasar ditambah 8 ml/kgBB/jam
untuk pembedahannya. Total 10 ml/kgBB/jam.
Terapi Cairan Postoperatif
Tujuan
1. Pemenuhan kebutuhan dasar/harian air,
elektrolit dan kalori/nutrisi.
- Kebutuhan 50 ml/kgBB/24 jam.
- Penderita dengan keadaan umum baik dan
trauma pembedahan minimum, pemberian
karbohidrat 100-150 mg/hari
Lanjutan
2. Mengganti kehilangan cairan pada masa pasca
bedah:
Akibat demam, kebutuhan cairan meningkat
sekitar 15% setiap kenaikan 1Csuhu tubuh
Adanya pengeluaran cairan lambung melalui
sonde lambung atau muntah.
Penderita dengan hiperventilasi atau pernapasan
melalui trakeostomi dan humidifikasi.
Lanjutan
3. Melanjutkan penggantian defisit cairan pembedahan dan
selama pembedahan yang belum selesai. Bila kadar
hemoglobin kurang dari 10 gr%, sebaiknya diberikan
transfusi darah untuk memperbaiki daya angkut oksigen.

4. Koreksi terhadap gangguan keseimbangan yang disebabkan


terapi cairan tersebut. Monitoring organ-organ vital
dilanjutkan secara seksama meliputi tekanan darah,
frekuensi nadi, diuresis, tingkat kesadaran, diameter pupil,
jalan nafas, frekuensi nafas, suhu tubuh dan warna kulit
Jenis-Jenis Cairan

Kristaloid Kkoloid

Sintetis Alami
- Komposisi mirip dengan cairan
ekstraselluler
- Waktu paruh cairan kristaloid di Dextran
ruang intravaskuler sekitar 20-30
menit.
Hydroxylethyl
- Contoh = RL, NaCl 0.9 %
Starch (Heta
starch)

Gelatin
Keuntungan dan kerugian cairan kristaloid dan koloid

Kristaloid Koloid

Keuntungan - Tidak mahal - Mempertahankan cairan intravaskular


- Aliran urin lancar (meningkatkan volume lebih baik (1/3 cairan bertahan selama 24
intravaskular) jam)
- Pilihan cairan pertama u/ resusitasi - Meningkatkan tekanan onkotik plasma
perdarahan & trauma - Membutuhkan volume yang lebih sedikit
- Mengembalikan kehilangan pada ruang - Mengurangi kejadian edema perifer
cairan ke-3 - Dapat menurunkan tekanan intrakranial
Kerugian - Mengencerkan tekanan osmotik - Mahal
koloid - Menginduksi koagulopati (dextran &
- Menginduksi edema perifer helastarch)
- Insidensi terjadinya edema pulmonal - Jika tdpt kerusakan kapiler, dpt
lebih tinggi berpotensi tjd perpindhn cairan ke
- Membutuhkan volume yg lebih interstitial
besar - Mengencerkan faktor pembekuan
- Efeknya sementara dan trombosit
- Berpotensi menghambat tubulus
renalis dan sel retikuloendotelial di
hepar
- Kemungkinan adanya reaksi
anafilaksis (dextran)
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai