Anda di halaman 1dari 26

KEL OMPOK 4 :

AINUL MARDIYAH
ANNISA
DEDI ADITIYANTO
DIAN SAPTANINGRUM
ERYANTI
SRI SETYANINGSIH

Tugas Farmakoterapi/Kel. 4/Gout & Asthma


1. Definisi
Gout (Hiperurisemia)

Kondisi dimana Menumpuk di


tubuh tidak dapat Asam urat
Jaringan Tubuh
mengontrol asam (>7,0 mg/dL)
urat

Tugas Farmakoterapi/Kel. 4/Gout & Asthma


GOUT
1. Definisi
gout menggambarkan suatu penyakit meliputi
hiperurisemia, serangan artritis akut yg berkaitan dg
kristal monosodium urat pd leukosit yg terdapat pd
cairan sinovium, deposit kristal monosodium urat pd
jaringan (tophi), dan nefrolitiasis asam urat.
Hiperuresemia merupakan kondisi yg tidak
bergejala, dg konsentrasi asam urat dlm darah
meningkat >7,0 mg/dl.

Tugas Farmakoterapi/Kel. 4/Gout & Asthma


Gout..
2. Diagnosa
- Pada pemeriksaan Lab. Kadar asam urat tinggi >7
mg/dl, kadang-kadang didapatkan leukositosis ringan
dan LED sedikit meningkat.
- Kadar asam urat dalam urin tinggi,
- Pemeriksaan cairan tofi di temukan gambaran
kristal asam urat pd sediaan mikroskopi (seperti lidi).

Tugas Farmakoterapi/Kel. 4/Gout & Asthma


3. Manifestasi Klinik
serangan sering kali terjadi pd malam hari, dg gejala
panas, kemerahan dan pembengkakan pada sendi,
nyeri pd saat disentuh. umumnya pada persendian ibu
jari kaki, atau pada persendian lain seperti pada
pergelangan kaki, lutut, pergelangan tangan, jari
tangan, dan siku.

Tugas Farmakoterapi/Kel. 4/Gout & Asthma


Gout..
3. Tujuan Terapi
- menghentikan serangan akut
- mencegah kambuh
- mencegah komplikasi karena adanya kristal asam
urat di jaringan
4. Terapi
Terapi Non Farmakologi
- mengurangi konsumsi makanan tinggi purin
- menghindari konsumsi alkohol
- menurunkan berat badan jika obesitas
- mengurangi stress

Tugas Farmakoterapi/Kel. 4/Gout & Asthma


Gout..
Terapi Farmakologi
Artritis Gout Akut
AINS (Antiinflamasi Nonsteroid)
- Obat AINS sbg terapi utama karena memiliki
kemanfaatan yg baik dan toksisitas minimal utk
penggunaan jangka pendek.
- Terapi harus dimulai dg dosis max. yg dianjurkan
selama gejala gout terjadi dan dilanjutkan selama 24
jam setelah serangan akut.

Tugas Farmakoterapi/Kel. 4/Gout & Asthma


Gout
NSAID untuk Gout
Nama generik Dosis dan Frekuensi
Etodolac 300 mg 2 kali sehari
Fenoprofen 300600 mg 3-4 kali sehari
Ibuprofen 800 mg 4 kali sehari
Indomethacin 2550 mg 4 kali sehari selama 3 hari, lalu 2 kali
sehari selama 4-7 hari
Ketoprofen 75 mg 4 kali sehari
Naproxen 500 mg 2 kali sehari selama 3 hari, lalu 250500 mg
perhari salama 4-7 hari
Piroxicam 20 mg sekali sehari atau 10 mg 2 kali sehari
Sulindac 200 mg 2 kali sehari selama 710 hari

Tugas Farmakoterapi/Kel. 4/Gout & Asthma


Gout
Kolkisin
Kolkisin menunjukkan efeknya dg mengurangi respon
inflamasi terhadap kristal yang terdeposit dan juga
mengurangi fagositosis.

Tugas Farmakoterapi/Kel. 4/Gout & Asthma


Gout
Kortikosteroid
- Digunakan untuk serangan artritis gout akut,
diberikan sbg cadangan terutama untuk pasien yang
kontraindikasi dengan AINS dan kolkisin.
- Prednison dosis 30-60 mg sehari selama 3-5 hari. Jika
pengobatan ingin dihentikan tidak boleh sekaligus
tetapi harus dg pengurangan dosis 5mg/hari.
- Triamsinolon hexacetonide, 20-40 mg diberikan
secara injeksi intraartikuler.

Tugas Farmakoterapi/Kel. 4/Gout & Asthma


Gout
Xanthine Oxidase Inhibitor
Alopurinol
- Alopurinol dan metabolit utamanya, oxipurinol,
merupakan inhibitor xantin oksidase dan
mempengaruhi perubahan hipoxantin xantin
asam urat.
- Karena t dari oxipurinol panjang, maka dapat
diberikan sehari sekali. Dosis oral harian 300mg dan
max. 600-800mg / hari.
- Alopurinol merupakan antihiperurisemia pilihan pada
pasien yg mengalami gangguan ginjal dan mempunyai
riwayat batu ginjal, serta pasien yg over produksi asam
urat.
Tugas Farmakoterapi/Kel. 4/Gout & Asthma
Gout
Urikosurik
Probenesid
- Secara kompetitif menghambat reabsorbsi asam urat
pada tubulus proksimal sehingga menigkatkan ekskresi
asam urat dan mengurangi konsentrasi asam urat.
-Dosis awal 250 mg 2 kali sehari selama 1-2 minggu,
kemudian 500 mg 2 kali sehari selama 2 minggu.
Kemudian dosis dapat ditingkatkan hingga 2g /hari.
Sulfipirazon
-Dosis 50 mg 2 kali sehari selama 3-4 hari, kemudian 100
mg 2 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan 100 mg/ minggu
hingga mencapai 800 mg/ hari.
-Kontra indikasi pada pasien dengan kliren kreatinin < 50
ml/menit atau riwayat batu ginjal, dan pasien over
produksi asam urat.

Tugas Farmakoterapi/Kel. 4/Gout & Asthma


Algoritma pengobatan utk artritis gout akut
Artritis gout akut

Kontraindikasi
terhadap NSAID?
yes No

Onset gejala < 48 jam? NSAID pilihan


yes No

Respon tdk
mencukupi
kolkisin

Jumlah sendi yg
Respon tdk terlibat
mencukupi
1 >1

Intraartikular Parenteral atau oral


Cortikosteroid kortikosteroid
Tugas Farmakoterapi/Kel. 4/Gout & Asthma
5. Contoh Kasus
Tuan Z, umur 58 tahun menderita gout. Sudah pernah
diberikan obat antiinflamasi oral, tapi tidak
dikonsumsi rutin. Sekarang mengeluh sakit pada ibu
jari dan di sarankan dokter untuk periksa lab, dengan
hasil kadar asam urat tinggi dan fungsi ginjalnya
normal, ekskresi asam urat dalam urin 24 jam normal.
Dokter meresepkan Alopurinol 1 x sehari 1 tablet.

Tugas Farmakoterapi/Kel. 4/Gout & Asthma


Saran dokter : diet purin( kacang-kacangan, sarden, melinjo,
bayam,udang )jangan konsumsi minuman beralkohol, banyak
minum air putih.
Masalah pasien : bengkak pada ibu jari kaki. Kadar asam urat
dalam darah tinggi.
Tujuan terapi : menurunkan kadar asam urat dan mencegah
kambuh kembali.
Pilihan obat : alopurinol 1 x sehari 1 tablet.
Penjelasan obat:
pilihan obat sudah tepat, karena alopurinol dan metabolit
utamanya, oxipurinol, merupakan inhibitor xantin oksidase dan
mempengaruhi perubahan hipoxantin xantin asam
urat.
Monitoring:
Cek kadar asam urat dalam darah setelah obat habis.

Tugas Farmakoterapi/Kel. 4/Gout & Asthma


6. Terminologis Medis
No.
1. Artritis Radang pada sendi
2. Leukosit Sel darah putih
3. Nefrolitiasis Pembentukan batu ginjal
4. Hiperurisemia Produksi asam urat berlebih
5. Leukosistosis Keadaan tidak normal pada sel darah putih
6. Intraartikuler Berkaitan dengan sendi bagian dalam
7. Fagositosis Keadaan tidak normal pada sel pemakan
bakteri
8. Antihiperurisemia Pencegah prduksi asam urat berlebih.
9.
10.

Tugas Farmakoterapi/Kel. 4/Gout & Asthma


ASTHMA
1. Definsi
Menurut NAEPP ( The National Asthma Education and
Prevention Program), Asma didefinisikan sebagai gangguan
inflamasi kronik jalan udara yang melibatkan peran banyak sel
dan komponennya.

2. Diagnosis
1. Anamnesis : riwayat perjalanan penyakit, faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap asma, riwayat keluarga, riwayat alergi
dan gejala klinis.
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan laboratorium: Jumlah eosinofil darah dan
sputum.
4. Tes fungsi paru dengan spirometri atau peak flow meter untuk
menentukan adanya obstruksi saluran pernapasan.
5. Pemeriksaan lain misalnya foto toraks, uji bronkodilator ( atas
indikasi ) dan analisis gas darah (atas indikasi).

Tugas Farmakoterapi/Kel. 4/Gout & Asthma


Asthma
3. Manifestasi Klinis
1. bising mengi (wheezing) yg terdengar dg atau tanpa
stetoskop
2. batuk produktif, sering pada malam hari
3. napas atau dada seperti tertekan
Gejala membaik pada siang hari dan memburuk pada
malam hari
3. Tujuan Terapi

Tugas Farmakoterapi/Kel. 4/Gout & Asthma


Asthma
4. Terapi

Tugas Farmakoterapi/Kel. 4/Gout & Asthma


Asthma..
3. Obat yang efektif

Selektivitas Durasi Kerja ( jam ) aktivitas


Potensi b2
oral
obat b1 b2 bronkodilatasi proteksi

Isoproterenol +++ ++++ 1 0,5 0,5 -1 tidak


Meta
proterenol +++ +++ 15 3-4 1-2 ya

Albuterol + ++++ 2 4-8 2-4 ya

Terbutalin + ++++ 4 4-8 2-4 ya

Formoterol + ++++ 0,24 > 12 6-12 ya

Salmeterol + ++++ 0,5 >12 6->12 tidak

Tugas Farmakoterapi/Kel. 4/Gout & Asthma


Antikolinergik
Ipatropium bromida dan tiotropium bromida
merupakan inhibitor kompetitif reseptor muskarinik.
Anti kolinergik merupakan bronkodilator efektif
tetapi tidak sekuat agonis b2.
Metylxantin
Teofilin menghasilkan bonkodilatasi dengan menginhibisi
fosfodiesterase, yang juga dapat menghasilkan anti
inflamasi dan aktivitas non bronkodilatasi lain melalui
penurunan pelepasan mediator sel mast, penurunan
pelepasan protein dasar eosinofil, penurunan proliferasi
limfosit T, penurunan pelepasan sitokin sel T dan
penurunan eksudasi plasma. Teofolin menghambat
permeabilitas vaskuler dan meningkatkan kliren
mukosiliari.
Tugas Farmakoterapi/Kel. 4/Gout & Asthma
Kortikosteroid
meningkatkan jumlah reseptor b2 adrenergik dan
meningkatkan respon reseptor terhadap stimulasi b2
Adrenergik, yang mengakibatkan penurunan produksi
mukus dan hipersekresi, mengurangi
hiperesponsivitas bronkus serta mencegah dan
mengembalikan perbaikan jalur nafas.
Kortikosteroid sistemik juga direkomendasikan untuk
penanganan episode asma akut yang tidak dapat
diobati dengan terapi bronkodilator . Prednison, 1-2
mg/kg/hari (hingga 40-60 mg/hari), diberikan secara
oral dalam 2 dosis terbagi selama 3 hingga 10 hari.
Dosis tinggi dalam jangka pendek ( 1-2 minggu ) tidak
menimbulkan toksisitas.
Tugas Farmakoterapi/Kel. 4/Gout & Asthma
Antikolinergik
Ipatropium Bromida dan Tiotropium Bromida merupakan inhibitor
kompetitif reseptor muskarinik. Ipatropium br bermanfaat untuk
terapi tambahan asma akut berat yang kurang responsif terhadap b2
agonis sendirian.
Kromolin Natrium dan Nedokromil Natrium
Menginhibisi respon terhadap paparan alergi dan bronkospasma di
induksi latihan tetapi tidak menyebabkan bronkodilatasi.
Modifikator Leukotrien
leukotrien menyebabkan bronkokonstriksi, peningkatan produksi
mukus dan inflamasi. Ada beberapa obat yang bekerja sebagai
antagonis LT, yaitu :
Zafirlukas adalah LT reseptor antagonis yang menghambat terbentuknya ikatan
LT dengan reseptornya. Obat ini diberikan secara oral 20 mg 2 kali sehari sebagai
profilaksis dan pengobatan asama kronik.
Zileuton adalah obat yang bekerja menghambat enzim 5 lipooksigenase yang
diperlukan untuk sintesis LT. Obat diberikan secara oral, 4 kali 600 mg sehari
bersama makanan dan ketika mau tidur. Pemakaian yang terlalu sering dapat
meningkatkan enzim hepar ( SGPT dan SGOT) sehingga menyebabkan obat ini
jarang digunakan.

Tugas Farmakoterapi/Kel. 4/Gout & Asthma


Asthma
5. Contoh Kasus

Tugas Farmakoterapi/Kel. 4/Gout & Asthma


6. Terminologis Medis
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Tugas Farmakoterapi/Kel. 4/Gout & Asthma


Literatur
Pharmacotherapy handbook ed. 6 & 7. McGraw-Hill. 2006
& 2009.
ISO Farmakoterapi ISFI. 2008.
Farmakoterapi & Terminologi Medis. Leskonfi. 2009.
Kapita Selekta Kedokteran Ed. 3 jilid 1.

Tugas Farmakoterapi/Kel. 4/Gout & Asthma

Anda mungkin juga menyukai