Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN KASUS

PKM JONGAYA
Laporan kasus
IDENTITAS PASIEN
Nama : An. N
Usia : 4 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : -
Alamat : Jl. Andi Tahir IV
Masuk PKM : 18 Agustus 2017
Laporan kasus
ANAMNESIS
Keluhan Utama :
Buang air besar encer
Riwayat Penyakit Sekarang :
Seorang pasien anak laki-laki berumur 4 tahun dibawa
keluarganya ke Puskesmas Jongaya dengan keluhan buang
bair besar tiba tiba sebanyak + 4 kali. Buang air besar
dikatakan berwarna kuning, konsistensi cair, ampas (+),
lendir (-), dan darah (-). Pasien tidak muntah (-). Demam (-
). Ibu pasien menyangkal adanya pemberian makanan yang
lain dari biasanya sebelum anaknya diare.
Laporan kasus
Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya.
Riwayat Penyakit Keluarga :
Ibu pasien menyangkal adanya penyakit yang sama dalam
keluarga
Riwayat Alergi :
Pasien menyangkal adanya alergi obat ataupun makanan
Riwayat Pengobatan :
Pasien belum pernah mengonsumsi obat obatan apapun
sebelumnya.
Laporan kasus
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
Sakit ringan, gizi baik, compos mentis (GCS 15)
Tanda Tanda Vital
Nadi : 102 x/menit, reguler
Pernapasan : 26 x/menit
Suhu : 36,5 oC
Laporan kasus
Status Generalis
Kepala : Bentuk normocephali, simetris kiri dan
kanan, rambut berwarna hitam, tidak rontok,
deformitas (-)
Mata : Konjungtiva normal, sklera normal, pupil
isokor 3/3, RC +/+
Telinga : Bentuk normal, tidak ada sekret/cairan,
fungsi pendengaran normal
Hidung : Bentuk normal, sekret (-), perdarahan (-)
Mulut : Bibir kering, sianosis (-), lidah kotor (-),
Tonsil T1/T1, hiperemis (-)
Leher : Pembesaran KGB (-), Pembesaran tiroid (-)
Laporan kasus
Thorax : Tampak pengembangan dada simetris kiri dan
kanan, retraksi (-). Pada palpasi, vocal fremitus sama kiri
dan kanan, nyeri tekan (-). Pada perkusi, bunyi sonor pada
kedua lapangan paru. Pada auskultasi, didapatkan bunyi
pernapasan vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/-
Cor : Pada inspeksi, tidak tampak ictus cordis. Pada
palpasi, ictus cordis tidak teraba. Pada perkusi, batas
jantung dalam batas normal. Pada auskultasi, didapatkan
bunyi jantung I dan II regular, bising (-), bunyi gallop (-)
Abdomen : Pada inspeksi, abdomen tampak datar,
mengikuti gerak napas. Pada palpasi, nyeri tekan (-),
organomegali (-). Pada perkusi, didapatkan bunyi timpani
(+). Pada auskultasi, bunyi peristaltik (+) kesan meningkat
Laporan kasus
Punggung: Tampak dalam batas normal
Genitalia : Tidak dievaluasi
Ekstremitas : Akral hangat, petekie (-), CRT < 2 detik

Status Dehidrasi
Menurut Tabel Penilaian WHO, pasien mengalami diare
tanpa dehidrasi, karena keadaan umum lemas dan
sadar, mata tidak cekung, turgor baik, mulut biasa tidak
kering.
Laporan kasus
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan
DIAGNOSIS KERJA
Diare Akut Tanpa Dehidrasi
DIAGNOSIS BANDING
Demam Tifoid
PENATALAKSANAAN
Farmakologis
Oralit
Zink 20 mg tab 1 x 1

Edukasi
Laporan kasus
PROGNOSIS
Ad vitam : ad bonam
Ad functionam : ad bonam
Ad sanationam : ad bonam
Tinjauan Pustaka
Definisi
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk
cair atau setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih
banyak dari biasanya, lebih dari 200 gram atau 200 ml/24 jam.
Menurut WHO (1980), diare adalah buang air besar encer lebih dari
3x sehari baik disertai lendir dan darah maupun tidak.
Diare akut adalah buang air besar pada bayi atau anak lebih dari 3
kali per hari, disertai dengan perubahan konsitensi tinja menjadi
cair dengan atau tanpa lender dan darah yang berlangsung kurang
dari satu minggu.
Cara penularan dan faktor resiko

Cara penularan diare umumnya melalui cara fekal oral yaitu


melalui makanan atau minuman yang tercemar oleh
enteropatogen, atau kontak langsung tangan dengan penderita
atau barang barang yang telah tercemar tinja penderita atau
tidak langsung melalui lalat.
Faktor resiko yang dapat meningkatkan penularan enteropatogen
antra lain : tidak memberikan ASI secara penuh untuk 4 6 bulan
pertama kehidupan bayi, tidak memadainya penyediaan air bersih,
pencemaran air oleh tinja, kurangnya sarana keberihan ( MCK ),
kebersihan lingkungan dan pribadi yang buruk, penyiapan dan
penyimpanan makanan yang tidak higienis dan cara penyapihan
yang tidak baik.
Etiologi
Penyebab infeksi utama timbulnya diare umumnya adalah golongan
virus, bakteri dan parasit
GOLONGAN BAKTERI GOLONGAN VIRUS GOLONGAN PARASIT
Aeromonas Astrovirus Balantidiom coli
Bacillus cereus Calcivirus (Norovirus, Blastocystis homonis
Sapovirus)
Canpilobacter jejuni Enteric adenovirus Crytosporidium parvum
Clostridium perfringens Corona virus Entamoeba histolytica
Clostridium defficile Rotavirus Giardia lamblia
Eschercia coli Norwalk virus Isospora belli
Plesiomonas shigeloides Herpes simplek virus Strongyloides stercoralis
Salmonella Cytomegalovirus Trichuris trichiura
Shigella
Staphylococcus aureus
Vibrio cholera
Vibrio parahaemolyticus
Yersinia enterocolitica
Patofiologi
Diare Osmotik
Akibat perbedaan tekanan osmosis antara lumen usus dan
darah maka pada segmen usus jejunum yang bersifat
permeable, air akan mengalir ke arah jejunum, sehingga
akan banyak terkumpul air dalam lumen usus. Na akan
mengikuti masuk ke dalam lumen, dengan demikian akan
terkumpul cairan intraluminal yang besar dengan kadar Na
normal.
Patofisiologi
Diare Sekretorik
Diare sektorik disebabkan oleh sekresi air dan elektrolit ke
dalam usus halus yang terjadi akibat gangguan absorbs
natrium oleh vilus saluran cerna, sedangkan sekresi klorida
tetap berlangsung atau meningkat. Keadaan ini
menyebabkan air dan elektrolit keluar dari tubuh sebagai
tinja cair. Diare sekretorik ditemukan diare yang
disebabkan oleh infeksi bakteri akbat rangsangan pada
mukosa usus halus oleh toksin E.coli atau V. cholera.01
Manifestasi klinis
Infeksi usus menimbulkan tanda dan gejala gastrointestinal
serta gejala lainya bila terjadi komplikasi ekstraintestinal
termasuk manifestasi neurologic. Gejala gastrointestinal
bias berupa diare, kram perut, dan munth. Sedangkan
manifestasi sistemik bervariasi tergantung pada
penyebabnya
Diagnosis
Anamnesis
Pada anamnesis perlu ditanyakan hal-hal sebagai berikut :
lama diare, frekuensi, volume, konsistensi tinja, warna,
bau, ada/tidak lendir dan darah. Bila disertai muntah
volume dan frekuensinya. Kencing: biasa, berkurang,
jarang atau tidak kencing dalam 6-8jam terakhir. Makanan
dan minuman yang diberikan selama diare
Diagnosis
Pemeriksaan fisis
Pada pemeriksaan fisik perlu diperiksa : berat badan, suhu
tubuh, frekuensi denyut jantung dan pernapasan serta
tekanan darah. Selanjutnya perlu dicari tanda-tanda
tambahan lainya:ubun-ubun besar cekung atau tidak, mata:
cowong atau tidak, ada atau tidak adanya air mata, bibir,
mukosa mulut dan lidah kering atau basah.
Diagnosis
Skor dehidrasi

1 2 3
Keadaan Gelisah, lemas,
Baik Lesu / haus
umum ngantuk
Mata Tidak cekung Agak cekung Sangat cekung
Mulut Biasa Kering Sangat kering
Pernapasan <30x / menit 30-40x / menit >40x / menit
Turgor Baik Kurang Jelek
< 120x / 120-140x /
Nadi >140x / menit
menit menit
<6 : Tidak dehidrasi
7-12 : Dehidrasi ringan sampai sedang
>13 : Dehidrasi berat
Diagnosis
Laboratorium
darah : darah lengkap, serum elektrolit, analisa gas darah,
glukosa darah, kultur dan tes kepekaan terhadap
antibiotika
urine: urine lengkap, kultur dan test kepekaan terhadap
antibiotika
tinja
Tatalaksana

Mengatasi dehidrasi yang telah ada


Antibiotik selektif
Mencegah kekurangan nutrisi dengan memberikan
makanan selama dan setelah diare
Mengurangi lama dan beratnya diare, serta berulangnya
episode diare, dengan memberikan suplemen zinc
Edukasi

Anda mungkin juga menyukai