Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN KASUS

DEMAM TIFOID

Tommy Darmasaputra - 112015185


KOAS IPD
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam

www.company.com
Identitas Pasien

Nama : Ny.N
Umur : 33 tahun
Alamat : Jalan Cipinang Melayu RT 6/2
Jenis kelamin : Perempuan
Status perkawinan : Menikah
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa
Pendidikan Terakhir : SMA
Dirawat diruang : Merpati
Tanggal masuk : 20 Juni 2016
Tanggal keluar : 23 Juni 2016

www.company.com
Anamnesis : Autoanamnesis tanggal 20 Juni 2016 pukul 14.15 di IGD
Keluhan utama
demam sejak 8 hari SMRS

RPS
OS datang dengan keluhan demam sejak 8 hari SMRS. Demam tinggi
dirasakan terutama pada malam hari. Enam hari pertama demam pasien semakin
meningkat dengan suhu paling tinggi yaitu 39,4oC. Demam membaik setelah minum
obat penurun panas. Selain itu OS merasakan mual sampai saat ini. OS muntah > 3x
sehari, pada hari ke 2-6 sejak demam dimulai. Muntah berisi makanan. Selain itu
terdapat keluhan sulit BAB. Konsistensi feces keras dan padat. BAK pasien tidak
mengalami masalah. OS juga merasakan pusing. Tidak ada keluhan nyeri otot, ruam-
ruam pada kulit, perdarahan gusi, ataupun kulit kuning. Pasien mengatakan
sebelumnya tidak pernah mengalami keluhan seperti ini. OS mengaku tidak ada
anggota keluarga ataupun tetangga yang mengalami penyakit serupa seperti pasien.
Pasien mengaku tidak makan makanan di tempat yang kurang bersih. Tidak ada
riwayat menggunakan jarum suntik berulang maupun transfusi darah. Lingkungan
rumah pasien baik. OS mengatakan sebelumnya tidak berpergian ke luar kota. OS
tidak memiliki riwayat penyakit jantung, DM, maupun hipertensi
www.company.com
keluhan subjektif
RPD
Gastritis, tonsillitis, cacar air, campak
Tidak ada riwayat penyakit jantung, DM, hipertensi. Alergi (-)

Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak ada riwayat penyakit dalam keluarga

Riwayat Sosial Ekonomi


OS mengaku tidak makan makanan di tempat yang kurang bersih.
Riwayat penggunaan jarum suntik berulang (-), riwayat transfusi darah (-)
Lingkungan rumah pasien baik.

Riwayat Pengobatan
Obat penurun panas

www.company.com
Pemeriksaan Objektif : Status presens 20 Juni 2016

Keadaan Umum : tampak sakit sedang


Kesadaran : compos mentis
GCS : E4M6V5 = 15
Tinggi badan : 160 cm
Berat badan : 50 kg
Tekanan darah : 120/ 80 mmHg
Nadi : 72 kali/ menit
Suhu : 36,8 C
RR : 20x/menit
SpO2 : 98%

www.company.com
status presens

Kepala : normocephali, tidak ada kelainan


Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil bulat isokor, diameter 3 mm,
refleks cahaya langsung (+/+)
Mulut : Lidah kotor dengan tepi hiperemis, bau napas
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening
Dada : simetris pada keadaan statis dan dinamis, retraksi sela iga (-)
Jantung :
Inspeksi: Ictus cordis tidak terlihat pada ICS 5
Palpasi: Ictus cordis teraba pada ICS VI, 2 cm lateral dari garis midklavikula kiri
Perkusi: Batas atas: ICS II linea sternal kiri
Batas pinggang: ICS III linea parasternal kiri
Batas kanan: ICS 4 linea sternal kanan
Batas kiri: ICS V 2 cm lateral linea midclavicula kiri
Auskultasi: BJ 1 2 murni regular, Murmur (-) gallop (-)

www.company.com
status presens

Paru :
Inspeksi : Simetris saat statis dan dinamis
Palpasi : Tidak ada benjolan, Fremitus taktil simetris, Nyeri tekan (-)
Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi : Suara nafas vesikuler, wheezing (-) ronki (-)

Abdomen :
Inspeksi: datar, caput medusa (-), pembuluh darah (-), dilatasi vena (-), tanda inflamasi (-)
Palpasi: Dinding perut: nyeri tekan epigastrium dan hipochondriac kanan (+), massa (-),
defans musculer (-)
Hati : teraba membesar
Limpa : tidak teraba membesar
Ginjal : ballotement (-)
Lain-lain : Tidak ada
Perkusi : timpani, shifting dullness (-), undulasi (-), nyeri ketok CVA (-)
Auskultasi: bising usus meningkat

Ekstremitas : akral hangat, edema (-/-)


Alat Kelamin : tidak dilakukan

www.company.com
20/6/2016 21/6/2016 22/6/2016 23/6/2016
Hb (g/dl) 13,7 13,2 12,5 12,9

Ht (%) 40,0 40 38 42

Leukosit (/mm3) 8800 8500 8500 10500

Trombosit (/mm3) 349000 312000 291000 332000

Widal

Thypi O 1/160 Negatif

Thypi H 1/320 1/160

Paratyphi AO Negatif Negatif

Paratyphi AH 1/160 Negatif

Paratyphi BO Negatif Negatif

Paratyphi BH 1/160 negatif


www.company.com
Resume
OS datang dengan keluhan demam sejak 8 hari SMRS. Demam tinggi
dirasakan terutama pada malam hari. Enam hari pertama demam pasien
semakin meningkat dengan suhu paling tinggi 39,40C. Mual (+). Muntah
(+) > 3x sehari pada hari ke 2-6 sejak demam dimulai. BAB konstipasi (+).
Pusing (+). Keluhan lainnya disangkal.
Hasil pemeriksaan fisik: TD 120/80 mmHg, RR 20 x/menit, nadi 72 x/menit,
suhu 36,80C. Palpasi abdomen teraba hepar membesar. Nyeri tekan
epigastrium dan hipokondrium kanan (+). Lidah pasien kotor dengan tepi
hiperemis / coated tongue.
Hasil pemeriksaan penunjang yang bermakna adalah Thypi O 1/160, Thypi
H 1/320, Paratyphi AH 1/160, Paratyphi BH 1/160. Hb, Ht, leukosit, dan
trombosit dalam batas normal.
www.company.com
Diagnosis Kerja
Tifoid Fever / Tifus Abdominalis

DD: - DHF fase penyembuhan


- Hepatitis viral akut
- Malaria

www.company.com
Tatalaksana awal
Tirah baring
Infus RL 28 tetes per menit
Ceftriaxon 2 x 1 gr IV
PCT 3 x 500 mg
B complex 3 x 1 tablet
Ondansetron 3 x 4 mg
Diet bubur kasar
Periksa H2TL (Hb, Ht, Trombosit, Leukosit) tiap pagi
Periksa widal 3 hari kemudian
www.company.com
Pencegahan
Jangan makan makanan yang kasar, asam, ataupun
pedas
Hindari makan makanan atau minum minuman yang
tampak tidak bersih
Cuci makan sebelum dan sesudah makan

www.company.com
21/6/2016 22/6/2016 23/6/2016

S Muntah (-) namun masih mual. Nyeri mual berkurang, nyeri ulu hati Mual (-), nyeri ulu hati (-). OS sudah bisa
ulu hati (+). Pasien belum bisa BAB berkurang, masih belum bisa BAB BAB normal.

O TD 110/70 mmHg TD 110/70 mmHg TD 110/70 mmHg


Suhu 36 oC Suhu 36 oC Suhu 36,5 oC
Nadi 86 x /menit Nadi 76 x /menit Nadi 74 x /menit
Pernafasan 20x /menit Pernafasan 20x /menit Pernafasan 18x /menit
Conjungtiva Anemis -/- , Sklera ikterik Coated tongue (-) nyeri tekan epigastrium (-), bising usus
-/- Nyeri tekan epigastrium (+), bising (+)
Nyeri tekan epigastrium (+), bising usus (+)
usus (+)

A Demam tifoid, keluhan belum Demam tifoid, keluhan belum Demam tifoid, keluhan teratasi
teratasi teratasi
P - Infus RL 28 tetes per menit - Infus RL 28 tetes per menit - Rencana pulang
- H2TL setiap pagi - H2TL setiap pagi - Terapi rawat jalan:
- Pemeriksaan widal ulangan tanggal - Pemeriksaan widal ulangan tanggal - Ciprofloxacin 2 x 500 mg selama 3 hari
23 Juni 2016 23 Juni 2016 - Paracetamol 2 x 500 mg selama 3 hari
- Observasi mual, nyeri ulu hati, dan - Observasi mual, nyeri ulu hati, dan - B complex 3 x 1 tablet selama 3 hari
konstipasi konstipasi - Kontrol 1 minggu lagi ke poli penyakit
dalam

www.company.com
Prognosis
Quo ad vitam : bonam
Quo ad functionam : bonam
Quo ad sanationam : bonam

www.company.com
TINJAUAN PUSTAKA

www.company.com
Definisi
Demam Tifoid / Tifus Abdominalis:
Penyakit infeksi akut yang biasanya terdapat pada saluran
pencernaan dengan gejala demam lebih dari 7 hari, khususnya
sore hingga malam hari yang disebabkan oleh Salmonella typhi
atau Salmonella paratyphi.

www.company.com
Epidemiologi
Terdapat kira-kira 27 juta kasus demam tifoid, dengan
200000 600000 orang meninggal di dunia.
Insiden tahunan tertinggi terjadi di Asia Tenggara (>100
kasus per 100000 populasi)
Di Indonesia: angka kejadian demam tifoid 6.000
1.300.000 per tahun, dengan angka kematian mencapai
20.000 jiwa /tahun
Dengan perbaikan dalam menangani kebersihan
makanan dan air, demam tifoid sudah menjadi jarang
dalam negara berkembang.

www.company.com
Etiologi
Salmonella typhi kuman gram negative
berflagela
tidak membentuk spora
bakteri anaerob fakultatif yang
memfermentasikan glukosa dan mereduksi nitrat menjadi
nitrit.

www.company.com
Patogenesis

www.company.com
www.company.com
Manifestasi Klinis
Minggu pertama: gejala infeksi akut pada umumnya
demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot, anoreksia, mual,
muntah, obstipasi atau diare, perasaan tidak enak di
perut, batuk dan epistaksis
Minggu kedua gejala-gejala menjadi lebih jelas
demam, bradikardia relatif, lidah yang berselaput (
kotor ditengah, tepi dan ujung merah serta tremor ) ,
hepatomegali, splenomegali,
meteorismus, gangguan mental berupa somnolen, stupor,
koma, delirium
www.company.com
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan darah perifer
2. Pemeriksaan bakteriologis dengan isolasi dan biakan
kuman
3. Uji serologis (Widal, Tubex, Uji Typhidot, Dipstick)

www.company.com
Pemeriksaan Bakteriologis
Diagnosis pasti demam tifoid dapat ditegakkan bila
ditemukan bakteri S. typhi dalam biakan dari darah, urine,
feses, sumsum tulang, cairan duodenum
Spesifisitasnya tinggi, sensitivitas rendah
Waktu yang dibutuhkan lama (5-7 hari)
Butuh peralatan yang lebih canggih untuk identifikasi
bakteri sehingga tidak praktis dan tidak tepat untuk
dipakai sebagai metode diagnosis baku dalam pelayanan
kesehatan
www.company.com
Tes Widal
Terjadi suatu reaksi aglutinasi antara antigen kuman S.typhi dengan
antibodi yang disebut aglutinin.
Aglutinin O biasanya muncul pada hari ke 6-8 dan aglutinin H pada
hari ke 10-12 setelah onset penyakit, mencapai puncaknya pada
minggu ke empat dan tetap tinggi selama beberapa minggu
Makin tinggi titernya makin besar kemungkinan menderita demam
tifoid.
Pada orang yang telah sembuh aglutinin O masih tetap dijumpai
setelah 4-6 bulan, sedangkan aglutinin H menetap lebih lama antara
9-12 bulan.
Tidak memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang terlalu tinggi
(moderate)
www.company.com
Tubex Test
Uji ini mendeteksi antibodi anti-S typhi O9 pada serum
pasien.
Cepat dan mudah dikerjakan (kurang lebih 2 menit)
Dapat dideteksi pada hari ke 4-5 untuk infeksi primer dan
hari ke 2-3 untuk infeksi sekunder.
Uji tubex hanya dapat mendeteksi IgM dan tidak dapat
mendeteksi IgG sehingga tidak dapat dipergunakan
sebagai modalitas untuk mendeteksi infeksi lampau.

www.company.com
Uji Typhidot
Melacak antibodi spesifik IgM dan IgG
terhadap antigen OMP (outer
membrane protein) S. typhi.
Mudah, cepat, ekonomis, diagnosis
cepat, spesifisitas mencapai 75%, dan
sensitivitas mencapai 95%.
Hasil positif pada uji typhidot
didapatkan 2-3 hari setelah infeksi

www.company.com
Uji Dipstick
Mendeteksi antibodi IgM spesifik terhadap S.typhi pada
spesimen serum atau whole blood
Senstivitasnya sebesar 65-77% dan spesifisitasnya
sebesar 95%-100%
Pemeriksaan ini mudah dan cepat (dalam 1 hari)
dilakukan tanpa peralatan khusus apapun, namun akurasi
hasil didapatkan bila pemeriksaan dilakukan 1 minggu
setelah timbulnya gejala.

www.company.com
Komplikasi
Komplikasi Intestinal
Perdarahan intestinal
Perforasi usus
Ileus Paralitik
Komplikasi Ekstra-intestinal
Trombositopenia
Hepatitis tifosa
Pankreatitis tifosa
Miokarditis
Tifoid toksik

www.company.com
Penatalaksanaan
1. Istirahat dan perawatan
2. Diet dan terapi penunjang
3. Pemberian antimikroba

www.company.com
www.company.com
Pencegahan
Prinsipnya pencegahan : safe water dan food safety
Edukasi pasien agar meningkatkan kepekaan masyarakat
dalam berperilaku bersih.
Vaksinasi (Typhim Vi): bertahan selama 3 tahun

www.company.com
PEMBAHASAN

www.company.com
Anamnesis:
Demam: pola dan onsetnya
Terdapat gangguan pencernaan: mual, muntah,
konstipasi, rasa tidak nyaman di abdomen
Pusing
Riwayat makan dan minum

www.company.com
Pemeriksaan Fisik
Lidah yang berselaput
Hepatomegali
Nyeri tekan epigastrium dan hypochondriac kanan
Demam menurun (36,80C)
Pemeriksaan Penunjang
Hasil darah perifer lengkap dalam batas normal
Tidak diketahui apakah ada peningkatan titer sebanyak 4x,
namun nilai titer yang cukup tinggi semakin besar
kemungkinannya ke arah typhoid fever
www.company.com
KESIMPULAN

www.company.com

Anda mungkin juga menyukai