Anda di halaman 1dari 14

ASTM E384 adalah metode standar pengujian untuk uji

microhardness yang mengacu pada uji kekerasan indentasi


atau microindentansion yang diterapkan oleh dua metode
yaitu uji kekerasan Vickers dan Knoop.

Uji Microindentation diterapkan pada pengujian kekerasan


terhadap material terlalu tipis atau terlalu kecil. Uji
Microindentation memungkinkan untuk perhitungan nilai
kekerasan pada fase dan daerah tertentu atau gradien
yang terlalu kecil. Karena kekerasan Knoop dan Vickers
hanya mengungkapkan variasi kekerasan yang mungkin
ada dalam suatu materi, maka nilai uji mungkin tidak
mewakili kekerasan secara massal atau keseluruhan.
Pada metode ASTM E384 untuk uji kekerasan Vickers
mikro, sedangkan metode E92 untuk uji kekerasan
Vickers makro.

Beban uji pada pengujian microhardness berada


pada kisaran 1 sampai 1000 gf (9,8 x 10-3N sampai
9,8 N), sedangkan untuk makro 1 sampai 120 kgf.
Indenter pada pengujian kekerasan vickers terbuat dari
intan karena memiliki nilai kekerasan paling tinggi dan
dilakukan untuk semua benda uji. Indenter berbentuk
piramida dengan kemiringan 136o dengan bentukan
penetrasi belah ketupat.
Gambar 1 Vickers Indenter

=


2 ( 2 )
=
2

1,8544
=
2

Dimana:
F = Force, kgf
= surface area of identation, mm2
d = diagonal lenght of indentation, m
=face angle of indenter, 136o
Pengujian kekerasan knoop dibutuhkan untuk
menentukan kekerasan pada spesimen yang tipis, kecil
atau kecenderungan untuk patah getas saat pengujian.
Metode ini merupakan pengembangan dari uji vickers
namun beban lebih kecil.
Indenter pada pengujian kekerasan knoop terbuat dari
intan berbentuk piramida dengan bentukan layang-layang
dengan perbandingan diagonal 7:1.

Pada indenter Knoop memiliki sudut kemiringan sebesar


= 172o30
= 130o0
Gambar 2 Knoop Indenter

2
= =
2
2


=
( 2 )

14,229
=
2

Dimana:
P = force, kgf
Ap = projected area of indentation, mm2,
= longitudinal edge angle, 172o30
= tranverse edge angle, 130o
Cp = indenter constant relating projected area of the indentation to the square
of the length of the long diagonal, ideally 0.07028.
d = length of long diagonal, mm.
1. Hidupkan sistem iluminasi dan power pada pengujian.
2. Pilih indentor yang diinginkan. Lihat instruksi manual pabrikannya pada saat perlu
mengganti indenternya.
3. Bersihkan indentor dengan kapas dan alkohol. Hindari membuat muatan statis saat
membersihkan.
4. Letakkan spesimen di atas dudukan atau di klem dudukan, sehingga permukaan spesimen
tegak lurus terhadap sumbu indentor
5. Fokuskan mikroskop pengukuran sehingga permukaan spesimen dapatdiamati.
6. Sesuaikan intensitas cahaya dan atur resolusi aperture dan kontras optimal.
7. Pilih area yang diinginkan untuk penentuan kekerasan. E 384
8. Sesuaikan alat penguji agar indentor sesuai tempatuntuk aplikasi paksa dan pilih gaya
yang diinginkan.
9. Aktifkan alat penguji sehingga indentor secara otomatis menurunkan dan membuat kontak
dengan spesimen untuk periode waktu yang dibutuhkan Lalu, lepaskan gaya secara manual
atau secara otomatis.
10. Setelah gaya dilepas, beralihlah ke mode alat ukur, dan pilih lensa objektif yang tepat.
Fokus gambarnya, atur intensitas cahaya jika perlu, dan atur aperture untuk resolusi dan
kontras maksimum.
11. Periksa indentasi untuk posisi relatif terhadap lokasi yang diinginkan dan simetrinya.
12. Jika lekukan tidak terjadi pada tempat yang diinginkan, spesimen tidak sejajar. Periksa
kembali instruksi manual untuk prosedur yang tepat sehingga menghasilkan keselarasan. Buat
lekukan lagi dan periksa ulang indentasi lokasi Sesuaikan kembali dan ulangi kembali.
13. Untuk Knoop indentation, jika panjangnya salah satu diagonal lebih besar dari 10% dari
diagonal yang lain, atau jika pada ujung keduanya tidak fokus, mungkin permukaan
spesimen uji tegak lurus terhadap sumbu indentor. Periksa kembali keselarasan spesimen dan
melakukan tes lagi
14. Untuk Vickers, jika ada salah satu dari kedua diagonalnya lebih dari 5% dari diagonal
lainnya, atau jika keempat sudut lekukan tidak fokus, permukaan uji mungkin tidak tegak
lurus terhadap sumbu indentor. Periksa keselarasan spesimen dan uji kembali.
15. Ukur panjang diagonal dari Knoop, atau panjang diagonal dari indenter Vickers, sesuai
dengan instruksi manual alat.
17. Hitung nilai kekerasan Knoop atau Vickers dengan menggunakan persamaan yang
sesuai.
18. Umumnya, dilakukan lebih dari satu indentasi yang dibuat pada sebuah tes. Pastikan
jarak antara indentasi adalah cukup besar sehingga tes yang berdekatan tidak saling
mengganggu. Minimum yang direkomendasikan seperti pada gambar 3.
Gambar 3 Spacing Knoop and Vickers Indenter

Anda mungkin juga menyukai