Anda di halaman 1dari 29

PEMBANGUNAN

KARAKTER BANGSA
KELOMPOK
NAMA :
- NYAYU DIAN AYU DAHLIA PUTRI
- NURMARETHA AFRIANTI
AKTUALISASI
PANCASILA UNTUK
KARAKTER BANGSA
Karakter adalah suatu kualitas yang mantap dan khusus, sebagai
pembeda, yang terbentuk dalam kehidupan individu yang
menentukan sikap dalam mengadakan reaksi terhadap rangsangan
dengan tanpa terpengaruh oleh situasi lingkungan
Karakter terbentuk oleh faktor endogeen atau dalam diri dan faktor
exogeen atau luar diri. Sebagai contoh rakyat Indonesia semula
dikenal bersikap ramah, memiliki hospitalitas yang tinggi, suka
membantu dan peduli terhadap lingkungan, dan sikap baik yang
lain
Karakter dapat berubah akibat pengaruh lingkungan, oieh karena
itu perlu usaha membangun karakter dan menjaganya agar tidak
terpengaruh oleh hal-hal yang menyesatkan dan menjerumuskan.
Pembangunan karakter bangsa memiliki andil yang besar untuk
memajukan peradaban bangsa agar menjadi bangsa yang
semakin terdepan dengan Sumber Daya Manusia yang berilmu,
berwawasan dan berkarakter
Pembentukan, pendidikan dan pembinaan karakter bangsa sangat
luas karena terkait dengan pengembangan muitiaspek potensi-
potensi keungguian bangsa dan bersifat. Dalam hal ini dapat juga
disebutkan bahwa:
a. Karakter merupakan hal sangat esensial dalam berbangsa dan
bernegara, hilangnya karakter akan menyebabkan hilangnya generasi
penerus bangsa.
b. Karakter berperan kekuatan sehingga bangsa ini tidak terombang-
ambing.
c. Karakter harus dibangun dan dibentuk untuk menjadi bangsa yang
bermartabat.
Tujuan pembianaan karakter bangsa:
a. Untuk menumbuhkan dan memperkuat jati diri bangsa.
b. Untuk menjaga keutuhan negara kesatuan republik Indonesia
c. Untuk membentuk manusia dan masyarakat Indonesia yang
berakhlak mulia dan bangsa yang bermartabat.
Faktor yang Mempengaruhi Karakter
Bangsa
Lingkungan Global.
Globalisasi dapat membawa perubahan terhadap pola berpikir dan
bertindak masyarakat dan bangsa indonesia, terutama masyarakat kalangan
generasi muda yang cenderung mudah terpengaruh oleh nilai-niiai dan
budaya luar yang tidak sesuai dengan kepribadian dan karakter bangsa
indonesia. Untuk itu, diperlukan upaya dan strategi yang tepat dan sesuai
agar masyarakat indonesia dapat tetap menjaga nilai-nilai budaya dan jati
diri bangsa serta generasi muda agar tidak kehilangan kepribadian sebagai
bangsa indonesia.
Lingkungan Regional.
Pada lingkungan regional, pengaruh globalisasi juga membawa dampak
terhadap terkikisnya budaya lokal di zona negara-negara Asia Tenggara.
Dampak tersebut berwujud adanya ekspansi budaya dari negara-negara
maju yang menguasai teknologi informasi.
Meskipun telah dilaksanakan upaya pencegahan melalui program kerja
sama kebudayaan, namun melalui teknologi infomasi yang
dikembangkan, pengaruh negara lain dapat saja masuk. Perkembangan
regional Asia atau lebih khusus ASEAN dapat membawa perubahan
terhadap pola berpikir dan bertindak masyarakat dan bangsa Indonesia.
Untuk itu, diperlukan strategi yang tepat dan sesuai agar masyarakat
Indonesia dapat tetap menjaga nilai-nilai budaya dan jati diri bangsa
serta generasi muda tetap memiliki kepribadian sebagai bangsa
Indonesia.
Lingkungan Nasional
Perkembangan politik di dalam negeri dalam era reformasi telah
menunjukkan arah terbentuknya demokrasi yang baik. Selain itu telah
direalisasikan adanya kebijakan desentralisasi kewenangan melalui
kebijakan otonomi daerah. Namun, sampai saat ini, pemahaman dan
implementasi konsep demokrasi dan otonomi serta pentingnya peran
pemimpin nasional masih belum memadai.
Realitas menunjukkan bahwa kesadaran kebangsaan rakyat Indonesia
dewasa ini mengalami kemunduran. Hal ini dapat dilihat pada fenomena
yang berkembang dalam masyarakat seperti:
a. Berkembangnya emosi kedaerahan
b. Penerapan otonomi daerah belum mampu meningkatkan
kesejahteraan masyarakat yang berakibat timbulnya kekecewaan
rakyat di daerah.
c. Perilaku para elit politik yang dinilai kurang proporsional dalam
menjarabarkan kebijakan yang menyimpang dari tujuan yang tertera
dalam Pembukaan UUD 1945
d. Globalisasi yang mengusungnilai kebebasan yang individualistik
berkembangnya sikap pragmatik, konsumeristik, materialistik,
hedonistik
e. Tidak merasa bangga terhadap prestasi anak bangsa dalam
berbagai segi
f. Daerah perbatasan yang kurang mendapat perhatian dari pusat
maupun daerah yang mengakibatkan perbedaan kesejah-teraan
yang sangat tidak seimbang.
Jati Diri Bangsa
jatidiri adalah kualitas yang menggambarkan integritas individu atau suatu
entitas, sebagai karunia Tuhan, yang mencerminkan harkat dan martabat
individu atau entitas dimaksud secara utuh.
Jatidiri mengandung nilai-nilai dasar yang akan memberikan corak terhadap
jati diri bagi pendukungnya. Jatidiri suatu bangsa yang menganut faham
individualistik liberalistik akan berbeda dengan jatidiri suatu bangsa yang
menganut faham kolektivistik, sosialistik atau kegotong royongan.
Jatidiri bangsa akan nampak dalam karakter bangsa yang merupakan
perwujudan dari nilai-nilai luhur bangsa
1. Nilai dan Norma.
Nilai adalah kualitas yang melekat pada suatu hal ihwal, perkara atau subyek
tertentu yang berakibat dipilih atau tidaknya hal ihwal, perkara atau subyek
tersebut dalam kehidupan masyarakat.
Nilai yang dipergunakan sebagai ukuran untuk menentukan atau menilai
suatu tingkah laku manusia disebut norma
2. Kaitan Karakter, Jatidiri, Nilai dan Norma Kehidupan
Jatidiri individu atau suatu entitas akan nampak dalam karakter individu atau
entitas dimaksud. Karakter berisi nilai-nilai terpilih yang dipegang oleh individu
atau entitas dalam menghadapi segala permasalahan. Nilai-nilai terpilih
tersebut kemudian dijadikan pedoman dalam bersikap dan bertingkah laku
sehingga menjadi faktor pengukur sikap dan perilaku individu atau entitas.
Bentuk-Bentuk Perwujudan Jati Diri
a. Sifat dan kesadaran diri untuk menguasai dan mengembangkan Iptek
yangberlandaskan moral agama.
b. Sifat dan kesadaran diri untuk bekerja dengan etos kerja keras
demiterwujudnya excellence with morality.
c. Sifat dan kesadaran diri untuk menjadi intelektual yang religius, moralis,
berakhlak, dan beriman kepada Tuhan YME yang kokoh.
d. Sifat dan kesadaran diri untuk menjadi intelektual yang
bercitrabaik,menyebarkan Iptek untuk rakyat, bersikap tidak sombong atau
congkak,dan yang mampu mengendalikan dorongan nafsu liar.
e. Sifat dan kesadaran untuk menjunjung tinggi nilai kejujuran, keterbukaan,
keikhlasan, dan tanggungjawab.
f. Tempramen tangguh membela dan menjunjung kebenaran, kebaikan,
keadilan, dan nilai-nilai kemanusiaan, serta tidakberkarakter rakus menguasai
materi, uang dan kedudukan.
g. Berkarakter yang terbuka, berorientasi ke masa depan, serta bersikap kritis
terhadap dampak perubabahan, modernisasi dan globalisasi.
h. Berkepribadian demokratis, dan tidak melakukan segala bentuk tindakan
kekerasan, serta yang rasial dan diskriminatif.
i. Berwawasan kebangsaan dan nasionalisme yang kokoh, serta menjaga
komitmen nasional dalam berbangsa dan bernegara (Pancasila, UUD1945, NKRI,
dan Bhineka Tunggal Ika).
j. Menghargai dan menjunjung tinggi nilai danunsur kemasyarakatan dan
kebudayaan bangsa sendiri, serta mampu membendung budaya material,
sekuler, dan liberal
Pengaruh Kebudayaan Asing
Terhadap Jati Diri Bangsa Indonesia
Berbagai problem mengusik Kehidupan berbangsa dan bernegara yang kita hadapi pada
saat ini. Salah satunya yaitu adanya isu bahwa semakin banyak kebudayaan bangsa asing
yang masuk di Indonesia.
Dewasa ini kita dihadapkan kepada tiga masalah yang saling berkaitan, yaitu:
Suatu kenyataan bahwa bangsa Indonesia terdiri dari suku-suku bangsa, dengan latar
belakang sosio-budaya yang beraneka ragam
Pembangunan telah membawa perubahan dalam masyarakat
Kemajuan dalam bidang teknologi komunikasi massa dan transportasi, yang membawa
pengaruh terhadap intensitas kontak budaya antar suku maupun dengan kebudayaan
dari luar. Budaya asing yang masuk ke Indonesia tersebut tidak menutup kemungkinan
membawa dampak positif maupun negatif bagi bangsa Indonesia. Pengaruh tersebut
diantaranya yaitu; Pengaruh Positif dan negatif
Kondisi Jati Diri Bangsa Indonesia Saat
ini
Secara global dapat kita lihat kerusakan jati diri bangsa Indonesia saat ini yang
berhubungan dengan aspek-aspek kenegaraan yaitu:
a. Fenomena besar krisis multidimensional yang menimpa masyarakat, bangsa dan
negara Indonesia adalah suatu fakta yang signifikan hingga sampai saat ini.
b. Fenomena pengelolaan masyarakat, bangsa dan negara yang keliru atau salah,
sehingga bangsa dan negara Indonesia yang memiliki sumber daya alam (SDA)
dan sumber dalam manusia (SDM) yang besar.
c. Masyarakat, bangsa dan negara Indonesia sedang menghadapi masalah
mendasar dalam memilih peminpin-peminpin bangsa dan negara yang memiliki
komitmen kebangsaan yang kuat dan memiliki kualitas diri yang tinggi
d. Persaingan dan perseteruan kekuasaan (power) telah kehilangan dasar-dasar
moral dan akhlak
e. Masyarakat, bangsa dan negara Indonesia cenderung kehilangan semangat
kemandirian dan harga dirinya sebagai dampak ketergantungan dengan bangsa
dan negara asing
Dari uraian kasus dan fakta diatas, dapat kita ambil kesimpulan
bahwa jati diri bangsa Indonesia saat ini sedang mengelami krisis.
Hal itu dapat kita lihat dari ideologi Pancasila sebagai salah satu ciri
khas bangsa Indonesia yang merupakan Indasan dalam bertindak
dan berperilaku sebagai masyarakat Indonesia, sudah tidak
dilaksanakan dengan baik oleh masyarakat Indonesia sebagai
kepribadiannya.
Mengembalikan Jati Diri Bangsa
Indonesia
Cara efektif yang bisa digunakan untuk membangun dan mengembalikan jati
diri bangsa Indonesia serta menekan pengaruh buruk pihak lain baik yang
berasal dari luar maupun dari dalam yang mengikis jati diri bangsa Indonesia
yaitu yang pertama dimulai dari diri kita sendiri.
Hal itu dapat dilakukan dengan membiasakan diri dari sekarang untuk bersikap
sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung di dalam pancasila sebagai jati diri
kita. Seperti harus bertakwa kepada Tuhan YME, maksudnya kita harus selalu
menjalankan perintah Tuhan dan menjauhi larangan-Nva.
Selain itu kita harus bersikap adil dan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
Maksudnya kita harus memanusiakan orang lain tanpa pandang bulu dan
bersikap adil kepada siapa saja yaitu kita tidak boleh sewenang-wenang
memperlakukan orang yang lemah kemudian tunduk patuh terhadap orang
yang mempunyai kekuasaan tinggi dan mempunyai uang banyak.
Kemudian kita juga harus selalu bersatu sebagai negara kesauan republik
Indonesia, walaupun sebenarnya kita mempunyai kebudayaan, agama, ras,
dan sebagainya yang beranekaragam, namun dari keberanekaragaman
tersebut sebenarnya kalau disatukan dalam satu wadah besar (NKRI) bisa
menjadi kekayaan besar yang saling melengkapi dan memajukan bangsa
Indonesia
Lalu kita juga harus menanamkan sikap demokrasi yang tingi, yaitu apabila
kita menjadi seorang pemimpin di negara Indonesia ini kita harus sadar
bahwa kita ini sebenarnya sebagai wakil rakyat untuk mengatur dan
mengambil kebijakan daiam rangka memajukan dan mensejahterakan
bengsa Indonesia
Selanjutnya kita juga harus menjunjung tinggi nilai keadilan tanpa pandang
bulu dan di segala sektor bagi seluruh warga negara Indonesia.
Jika ke-5 sila tersebut sudah tertanam kuat pada diri sendiri selanjutnya kita
harus mengajak orang-orang yang ada di sekitar kita agar masyarakat
Indonesia mampu menjalankan nilai-nilai Pancasila dengan baik
Secara otomatis jika sudah menerapkan hal tersebut dapat menjadikan filter
dengan sendirinyauntuk memilih dan memilah pengaruh kebudayaan lain
yang masuk ke negara kita, yang baik kita pakai dan yang buruk atau tidak
sesuai dengan jati diri bangsa Indonesia, kita tinggalkan
MEWUJUDKAN MASYARAKAT
BERKEADABAN DALAM
BERBANGSA DAN BERNEGARA
Sebagai acuan untuk membangun karakter bangsa, dalam rangka upaya
bela negara adalah:
a. Berjuang untuk menghapuskan segala bentuk dan perwujudan sistem
yang mengakibatkan kesengsaraan secara lahir dan bathin.
b. Berjuang untuk menegakkan perikemanusiaan dan perikeadilan.
c. Berjuang untuk membangun bangsa dan negara berdasarkan
kedaulatan rakyat, kesejahteraan dan keadilan sosial serta menjaga
persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
d. Berjuang dengan membentuk pemerintahan Indonesia yang melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,
memanjukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan
ikut melaksanakan ketertiban dunia.
e. Dalam melaksanakan perjuangan didasari oleh keinginan luhur yang
bersumber pada tuntunan Ulahi.
Nilai-Nilai Karakter
Sikap yang terkandung dalam nilai-nilai pembangunan karakter bangsa adalah:
a. Religius
b. Jujur
c. Toleransi
d. Disiplin
e. Kerja Keras
f. Kreatif
g. Mandiri
h. Demokratis
i. Rasa ingin tahu
j. Semangat kebangsaan
k. Cinta tanah air
l. Menghargai prestasi
m. Bersahatat/ komunikatif
Strategi Pengembangan Karakter
Bangsa
Aspek pada Tataran Individu.
Nilai kehidupan diwujudkan dalam perilaku, diinternalisasikan dalam kehidupan
sehari-hari secara konsisten.Pendidikan karakter bangsa dimulai dengan
pendidikan karakter individu.
Aspek pada Tataran Masyarakat.
Masyarakat adalah komunitas yang secara integral memiliki nilai yang sama,
dan akan committed menerapkan nilai yang mereka anggap baik.Komunitas
bisa terbentuk karena kepentingan, profesi atau tujuan bersama contohnya
PGRI, PMR atau Partai Politik.
Aspek pada Tataran Bangsa.
Bangsa terdiri dari sekumpulan bangsa, masyarakat. Pada komunitas, baik
orang atau bangsa, terjadi kontrak sosial atau perasaan kebersamaan untuk
mendukung nilai-nilai luhur yang ada.
Membangun Kebanggaan Sebagai
Anak Bangsa
Kebanggaan sebagai anak bangsa, untuk generasi pasca angkatan 45,
perlu ditumbuhkembangkan melalui pemupukan rasa cinta tanah air,
semangat kebangsaan dan jiwa kepejuangan/patriotisme yang didasari
kepada memperkenalkan secara benar nilai-nilai fisik dan non fisik dari
keberadaan nusantara ditengah-tengah peradaban dunia
Proses pengrusakan baik disengaja maupun tidak disengaja yang mencakup
seluruh nilai-nilai cultural dan potensi sumberdaya nasional, penyebab
utamanya adah tidak adanya rasa memiliki dan rasa kebanggaan nasional
sebagai perwujudan dari rasa cinta tanah air.
Bangsa Indonesia harus kembali mengembangkan nilai-nilai idea! Pancasila
sebagai karakter bangsa. Untuk itu, penyelenggara negara dan warga mesti
mensosialisasikan dasar Negara secara lebih kreatif sehingga menghasilkan
pikiran, sikap, dan tindakan sesuai kelima sila itu
PANCASILA SEBAGAI
KARAKTER DAN JATI DIRI
BANGSA
Jatidiri bangsa akan nampak daiam karakter bangsa yang merupakan
perwujudan dari nilai-nilai luhur bangsa.
Membangun jatidiri bangsa Indonesia berarti membangun jatidiri setiap
manusia Indonesia, yang tiada lain adalah membangun Manusia
Pancasila.
Membangun karakter bangsa yang merupakan pencerminan jatidiri
bangsa merupakan suatu kerja terus menerus tanpa henti. Oleh karena itu
perlu di rancang suatu program yang mantap, berkesinambungan dan
terpadu.
Dalam membangun jatidiri manusia Indonesia akan menyentuh tiga
dimensi yakni dimensi pribadi, dimensi warganegara, dan dimensi tenaga
pembangunan dalam mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya, yakni
manusia Pancasila.
Untuk itulah periu difahami karakter manusia sebagai pribadi, sebagai
warganegara dan sebagai tenaga pembangunan. Pembangunan
karakter bangsa diarahkan untuk mewujudkan karakter tiga dimensi
tersebut.
Jati Diri Manusia Pancasila sebagai
Pribadi
Manusia Pancasila adalah makhluk monodualis, yang bermakna sebagai makhluk
individu sekaligus sebagai makhluk sosial, makhluk jasmani sekaligus makhluk rokhani.
Manusia Panca sila menyadar i dan meyakini bahwa kehidupan di dunia ini hanya
berlangsung sementara dan berlangsung dalam rangkaian dengan kehidupan lebih
lanjut di akhirat
Manusia Pancasila menyadari bahwa dirinya sebagai mikrokosmos menyatu dengan
alam semesta sebagai makrokosmos
Manusia Pancasila juga bersifat monopluralis. la adalah makhluk pribadi yang hidup
dalam kondisi kemajemukan dilihat dari keaneka-ragaman agama yang dipeluk dan
kepercayaan yang dianut oleh masyarakat, keanekaragaman adat budaya, suku dan
sebagainya
Manusia Pancasila dikaruniai oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan berbagai kemampuan
dasar seperti kemampuan berfikir, perasaan, kemauan, budi nurani dan berkarya
Manusia Pancasila dalam berhubungan dengan sesama manusia didudukkan sesuai
dengan kodrat, harkat, martabat dan kesetaraanya, tanpa membedakan suku,
agama, ras, keturunan dan antar golongan
Jati Diri Manusia Pancasila sebagai
Warga Negara
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, seorang manusia tidak
hanya berkedudukan sebagai pribadi, tetapi juga sebagai seorang
warganegara dari suatu negara bangsa. Sebagai seorang warganegara,
manusia Pancasila wajib memahami hak dan kewajibannya, serta
fungsinya dalam hidup berbangsa dan bernegara, la harus memahami
dasar negara yang dijadikan landasan dalam hal:
a. Mengatur tata hubungan sesama warganegara,
b. Mengatur tata hubungan warganegara dengan lembaga-lembaga
negara.
c. Tata cara memperjuangkan haknya serta melaksanakan segala
kewajiban dan fungsinya sebagai warganegara
Jati Diri Manusia Pancasila sebagai
Tenaga Pembangunan
Sebagai tenaga pembangunan, manusia pancasila harus memiliki
profesionalitas serta keterampilan yang diperlukan dalam berproduksi atau
memberikan pelayanan.
Seorang tenaga kerja pancasila memiliki semangat juang yang tinggi demi
negara bangsanya dan untuk mensejahterakan seluruh rakyat indonesia
Manusia pancasila sebagai tenaga pembangunan adalah tenaga kerja yang
berani dan mampu bersaing dengan tenaga kerja dari manapun juga.
Pembangunan karakter perlu dikembangkan dalam membentuk jatidiri
manusia indonesia adalah karakter yang bermuatan nilai-nilai yang
terkandung dalam pancasila, baik pancasila sebagai pandangan hidup
dalam membentuk manusia yang berakhlak mulia
Revitalisasi Pembangunan Karakter
Bangsa
Ada 3 hal yang bisa dilakukan upaya warga negara dalam menyelamatkan bangsa
Indonesia dari ancaman hilangnya identitas nasional, yaitu:
a. Character builder (pembangun karakter).
Tergerusnya karakter positif
seperti ulet, pantang menyerah, jujur, dan kreatif yang
dibarengi tumbuhnya karakter negatif seperti malas, koruptif, dan konsumtif di kalangan
masyarakat Indonesia, menuntut pemuda untuk meresponnya dengan cepat dan
cerdas. Mereka harus menjadi pioner yang memperlihatkan kesetiaan untuk
memegang teguh kearifan lokal seperti yang dicontohkan pemuda generasi terdahulu.
b. Caharacter Enabler (pemberdaya karakter).
Pembangunan karakter bangsa tentunya tidak cukup jika tidak dilakukan
pemberdayaan yang berkesinambungan. Oleh sebab itu, warga negara harus memiliki
tekad untuk mejadi role model dari pengembangan karakter bangsa yang positif.
c. Character engineer (perekayasa karakter).
Peran ini menuntut generasi muda untuk terus melakukan pembelajaran. Pasalnya,
pengembangan karakter positif bangsa menunut adanya modifikasi dan rekayasa yang
tepat sesuai dengan perkembangan zaman.
Karakter yang Diharapkan
Karakter individu yang dijiwai oleh sila-sila Pancasila pada masing-masing
bagian tersebut, dapat dikemukakan sebagai berikut.
a. Karakter yang bersumber dari olah hati, antara lain beriman dan bertakwa,
jujur, amanah, adil, tertib, taat aturan, bertanggung jawab, berempati, berani
mengambil resiko, pantang menyerah, rela berkorban, dan berjiwa patriotik.
b. Karakter yang bersumber dari olah pikir antara lain cerdas, kritis, kreatif,
inovatif, ingin tahu, produktif, berorientasi Iptek, dan reflektif.
c. Karakter yang bersumber dari olah raga/kinestetika antara lain bersih, dan
sehat, sportif, tangguh, andal, berdaya tahan, bersahabat, kooperatif,
determinatif, kompetitif, ceria, dan gigih.
d. Karakter yang bersumber dari olah rasa dan karsa antara lain kemanusiaan,
saling menghargai, gotong royong, kebersamaan, ramah, hormat, toleran,
nasionalis, peduli, kosmopolit (mendunia), mengutamakan kepentingan umum,
cinta tanah air (patriotis), bangga menggunakan bahasa dan produk
Indonesia, dinamis, kerja keras, dan beretos kerja.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai