Anda di halaman 1dari 32

Ns JOHANSAH Skp

Rumah Sakit Pusat Jantung dan


Pembuluh Darah Nasional Harapan Kita

2017
SEJARAH
Mulai dikenal tahun 1953

Digunakan tahun 1960 (Dr. Adrian


Kantrowitz/ cardiologist)

Dikembangkan utk bedah jantung 1976


(dr. David Bregman)

Di RS Jantung mulai dipakai tahun 1988


Data pemakain iabp di
rs jantung harapan kita
IABP 2014 2015 2016

MEDICAL 63 67 60

SURGICAL 102 161 92


DATA PEMAKAIAN IABP DI
RUANG CATHLAB RS JANTUNG
HARAPAN KITA

TAHUN 2014 2015 2016

IABP 35 10 26
DEFINISI
Intra Aortic Ballon Pump (IABP) adalah alat bantu
jantung mekanikal yang berguna untuk
membantu mengatasi masalah sirkulasi
pasien.IABP membantu pasien dengan
menurunkan tahanan pada saat ejeksi ventrikel
kiri dan meningkatkan sirkulasi koroner dan
sirkulasi sistemik (Gloria Oblouk
Darovic,Hemodinamic Monitoring).

5
TUJUAN IABP
Meningkatkan Suplay Oksigen
Koroner

Fase Diastolik

Menurunkan Kebutuhan Oksigen Koroner

Fase Sistolik
INDIKASI IABP
Kardiogenik shok

Unstabil Angina

Ventrikel disritmia karena iskemik

Profilaksis sebelum cardiac surgery

Gagal weaning CPB

LV failure setelah CPB

Pasien resiko tinggi pada prosedur intervensi


kardiologi
KONTRA INDIKASI
komplikasi
Acut Limb Iskemia ( ALI )
Emboli sistemik atau serebral oleh
karena thrombus atau emboli
Platelet activation
Infeksi local dan sistemik
Ruptur aorta
Cont

Vascular injury : kateter masuk ke false


lumen, perforasi arteri, dan disfungsi organ
ginjal atau abdomen.
Obstruksi atau malposisi cateter IABP
Terlalu tinggi, obstruksi arteri subclavia dan
arteri carotis
Terlalu rendah, obstruksi arteri renalis dan
arteri mesenterica
Balloon Placement

Ujung balon harus


berada 1 2 cm dari
distal arteri
subclavia kiri.

To pump
Bagian bawah balon Left Subclavian

berada di atas Arteri


Descending
Renalis Thoracic
Aorta

Posisi harus
dikonfirmasi dengan
Kidney
Fluoroscopy atau
chest X-Ray
Principles of Counterpulsation

Counterpulsation :

Synkronisasi
Pompa IABP
dengan Diastole
(Inflasi) dan sistole
(Deflasi)
TRIGGER IABP

TRIGGER EKG

TRIGGER ARTERI LINE


Assist Ratios

1:1

1:2

1:4
TROUBLE SHOOTING
WAVEFORM

EARLY INFLATION
Balloon inflation prior to aortic
valve closure
Effects :
Increase myocard workload
Increase MVO2 demand
Decrease stroke volume
Decrease C.O
Potential Aortic regurgitation
Cont
EARLY DEFLATION

U shape appears and peak


systolic is less than or equal to
assisted peak systolic pressure

Effect :
- Decrease coronary artery
perfusion
- Decrease afterload reduction
Cont
LATE INFLATION
Balloon inflates after AO valve
close
Inflation of IAB after the
dicrotic notch
Absence of V sharp
Sub optimal diastolic augmentation
Effect:
Reduction in coronary artery
perfusion pressure
Cont
LATE DEFLATION
Balloon has been inflated too long
or inflates at the beginning of ventr
ejection. LV has to eject blood
against the resistance of the inflate
balloon
Effects :
-Increase afterload
-Increase myocard oxygen
consumption
-Increase cardiac workload
-Increase preload
DETERMINATION OF
BALLOON SIZE

HEIGHT BALLOON SIZE (CC)

147 - 162 cm 30
162 182 cm 40
> 182 cm 50
PREPARATION
Pre Insertion Nursing Assessment
POST INSERTION MANAGEMENT

Assses peripheral pulses, bleeding,skin colour every -15 mnts


for 1 hr post insertion
- 30 mnts for 2 hrs
- 1 hrs while IABP is in place

Position : - Straigh leg


- Hip plexed no more than 30
- Head elevated no more than 15

Monitoring hemodynamic responses


X ray
Cloting studies : Target APTT 1,5 2 times control
( desirable level 150- 200 )
Weaning

Weaning atau panyapihan IABP


dilakukan apabila pasien sudah dalam
kondisi haemodinamik yang relative
stabil dengan pemberian inotropik
minimal.
Tekhnik Weaning
Menurunkan bantuan IABP dengan
menurunkan resio assist dari 1:1 menjadi 1:2
sampai tercapai rasio assit minimum.

Menurunkan augmentasi secara bertahap sampai


tercapai augmentasi minimal .

Dari kedua cara ini apabila tidak terjadi penurunan


haemodinamik dan tidak timbul keluhan dari
pasien maka penghentian bantuan IABP bisa
dilakukan sesuai standar pencabutan IABP.
Masalah keperawatan
Masalah keperawatan yang muncul pada pasien
yang terpasang IABP secara umum adalah :

- Resiko terjadi penurunan perfusi jaringan


ekstrimitas bawah berhubungan dengan
obstruksi kateter IABP,thrombosis.
- Penurunan Cardiak Output berhubungan
dengan tidak optimal terapi IABP yang
dimanifestasikan oleh MAP yang rendah serta
penggunaan inotropik tinggi
Cont
- Gangguan sensoris berlebihan berhubungan dengan
lingkungan perawatan intensif dan kebutuhan frekuensi
monitoring dimanifestasikan disorientasi,cemas,susah
tidur,gelisah.

- Resiko terjadi infeksi berhubungan terpasang cateter IABP


dan alat monitor invasive yang lain.

- Resiko terjadi perdarahan berhubungan dengan terapi


antikoagualan.
- Gangguan rasa nyaman barhubungan dengan pulsasi balon
dalam aorta.
Kesimpulan

1. Intra aortic balon pump merupakan alat yang


digunakan untuk tindakan paliatif bukan
pengobatan.
2. Tujuan dipasang alat ini adalah untuk stabilisasi
sebelum,selama dan sesudah tindakan intervensi

baik bedah maupun nonbedah.


Cont

3. Pengetahuan dan skill PERAWAT yang cukup

merupakan suatu standar yang harus dimiliki oleh staf

yang meliputi prinsip kerja IABP sebelum,selama dan

sesudah terpasng alat ini sehingga IABP dapat berfungsi

secara maksimal dan tidak terjadi komplikasi selama

dan sesudah

Anda mungkin juga menyukai