Anda di halaman 1dari 29

LBM I

KELUARGA PASIEN KECEWA

Kelompok V
KELUARGA PASIEN KECEWA
Dr. A, merupakan dokter muda yang energik,
meskipun masih berusia kurang dari 25 tahun,
kewibaan dan kecerdasan terlihat nyata diwajahnya.
ke tertarikan dalam ilmu kedokteran disebabakan
sejarah panjang ilmu kedokteran, sejak masa
hipokrates dan avisena yang telah meletakkan
pelayanan pada keselamatan pasien.
Sehari-hari ia bertugas dbagian gawat darurat RSCM
(rumah sakit ct mutia), dokter A menghadapi seorang
pasien yang didiagnosa sebagai tuberculosis paru
berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisisk dan
penunjang (BTA staining dan ro thorax) yang telah
dilakukan. Mengingat kondisi pasien yang sangat
lemah, dokter andi menganjurkan pemasangan pipa
NGT san IVFD.
Saat pemasangan NGT pasien merasa tercekik
dan sulit bernafasa dan terlihat gelisah. Melihat
hal itu keluarga pasien langsung emosional
mereka menuding dokter tidak profesional,
memasang NGT saja tidak becus dan lagi
mereka mempertanyakan apakah dr. A telah
meminta izin pada keluarga untuk memasang
NGT?, dengan marah-marah mereka
menyatakan akan menuntut dr. A dokter andi
mersa dia telah memberikan infornet consent
dan prosedur rekam medik dengan baik. Apa
sebenarnaya yang terjadi antara dokter ini
denagan pasiennya?
TERMINOLOGI
NGT
(nasogastric tube) yaitu alat yang digunakan untuk
memasukkan nutrisi cair dengan selang plastik yang di
pasang melalui hidung sampai lambung.

IVFD
(intervenous fluid drops) / infus : adalah jalur masuk cairan

melalui pembuluh darah yang tujuannya untuk menjamin


asupan cairan yang cukup dan untuk membuat jalur masuk
obat.
PERMASALAHAN
1. Bagaimana cara melakukan imformed
consent dengan keluarga pasien ?
2. Pada siapa imformed consent diminta
oleh dokter ?
3. Apakah benar jika diagnosa pada
skenario dilakukan NGT dan IVFD ?
1. BAGAIMANA CARA MELAKUKAN
INFORMCONSENT DENGAN KELUARGA PASIEN?

Cara melakukan imformed consen ada 3 :


1. Persetujuan Tertulis, biasanya diperlukan untuk
tindakan medis yang mengandung resiko besar,
2. Persetujuan Lisan, biasanya diperlukan untuk tindakan
medis yang bersifat non-invasif dan tidak mengandung
resiko tinggi, yang diberikan oleh pihak pasien
3. Persetujuan dengan isyarat, dilakukan pasien melalui
isyarat, misalnya pasien yang akan disuntik atau
diperiksa tekanan darahnya, langsung menyodorkan
lengannya sebagai tanda menyetujui tindakan yang akan
dilakukan terhadap dirinya.
2. PADA SIAPA INFORMCONSENT DIMINTA
OLEH DOKTER?

Imformed consent diberikan kepada keluarga


pasien karena pasien dalam keadaan sangat
lemah. (Skenario)
Informed consent sangat perlu dilakukan oleh
seorang dokter yang akan melakukan tindakan
medis untuk menghindari kesalah pahaman
pihak keluarga ketika dokter sedang melakukan
tindakan medis.
3. APAKAH BENAR JIKA DIAGNOSA PADA
SKENARIO DILAKUKAN NGT DAN IVFD?

Pada kahsus disekenario sebenarnya tidak perlu


dilakukan pemasangan NGT, karena pasien
kemungkinan masih dalam keadaan sadar dan
bisa diberikan makanan-makanan yang lunak
yang memungkinkan bisa untuk dimakan oleh
pasien. Sedangkan pemasangan IVFD bisa
dilakukan melihat kondisi pasien yang sangat
lemah.
LEARNING OBJEKTIF
1. SEJARAH ILMU KEDOKTERAN
(FORENSIK/MEDICOLEGAL)
Ilmu Kedokteran Forensik adalah salah satu
cabang Ilmu Kedokteran yang memberikan
bantuan kepada penyidik untuk mendapatkan
salah satu alat bukti baik untuk perkara pidana
maupun perkara perdata.
Asal dari ilmu kedokteran forensik hanya dapat
ditelusuri kembali mulai dari 5000 atau 6000
sebelum masehi
Pada mesir kuno

Romawi
Era baru ilmu kedokteran forensik di Eropa,
Caroline code yang berdasarakan Bamberger
code mengharuskan adanya kesaksian dari ahli
medis pada setiap persidangan kasus
pembunuhan, keracunan, luka, gantung diri,
tenggelam pembunuhan terhadap bayi, aborsi
dan setiap keadaan yang disertai perlukaan pada
manusia.
2. ETIKA DAN PROFESIONALISME
KEDOKTERAN

Etika berasal dari bahawa yunani yaitu ETHOS


yang brarti berarti norma-norma, nilai-nilai,
kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah
laku manusia yang baik
Profesionalisme adalah suatu paham yang
dilakukannya kegiatan-kegiatan kerja tertentu
dalam masyarakat, berbekalkan keahlian yang
tinggi dan berdasarkan rasa keterpanggilan
serta ikrar untuk menerima panggilan tersebut
untuk dengan semangat pengabdian selalu siap
memberikan pertolongan kepada sesama yang
tengah dirundung kesulitan ditengah gelapnya
kehidupan.
Etik Kedokteran
Etika- aturan perilaku, adat kebiasaan,norma-
norma, kaidah-kaidah dan ukuran bagi tingkah
laku manusia dalam pergaulan antar
sesamanya.
=> Tata perilaku kelompok profesional dibidang
medis (para dokter), yang mengandung studi
nilai-nilai, moral para dokter, serta sesuai
dengan prinsip dan pokok prilaku profesi seorang
dokter.
Tujuan etika kedokteran
Mengutamakan keselamatan dan kepentingan
penderita
Melindungi profesi dokter itu sendiri

Landasan Etik diindonesia


Sumpah Hipocrates

Konferensi Genewa

Lafal Sumpah Dokter

KODEKI ( Kode Etik kedokteran Indonesia )


3. KOMUNIKASI DOKTER-PASIEN
Komunikasi dokter-pasien adalah hubungan
yang berlangsung antara dokter/dokter gigi
dengan pasiennya selama proses
pemeriksaan/pengobatan/ perawatan yang
terjadi di ruang praktik perorangan, poliklinik,
rumah sakit, dan puskesmas dalam rangka
membantu menyelesaikan masalah kesehatan
pasien.
TUJUAN KOMUNIKASI DOKTER-PASIEN
1. Memfasilitasi terciptanya pencapaian tujuan kedua
pihak (dokter dan pasien).
2. Membantu pengembangan rencana perawatan
pasien bersama pasien, untuk
3. kepentingan pasien dan atas dasar kemampuan
pasien, termasuk kemampuan finansial.
4. Membantu memberikan pilihan dalam upaya
penyelesaian masalah kesehatan pasien.
5. Membimbing pasien sampai pada pengertian yang
sebenarnya tentang penyakit/masalah yang
dihadapinya.
6. Membantu mengendalikan kinerja dokter dengan
acuan langkah-langkah atau hal-hal yang telah
disetujui pasien.
4. INFORMEDCONSENT
suatu proses yang menunjukkan komunikasi
yang efektif antara dokter dengan pasien, dan
bertemunya pemikiran tentang apa yang akan
dan apa yang tidak akan dilakukan terhadap
pasien.
-> pernyataan sepihak dari orang yang berhak
(yaitu pasien, keluarga atau walinya) yang isinya
berupa izin atau persetujuan kepada dokter
untuk melakukan tindakan medik sesudah orang
yang berhak tersebut diberi informasi
secukupnya.
5. REKAM MEDIS
adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen
antara lain identitas pasien, hasil pemeriksaan,
pengobatan yang telah diberikan, serta tindakan
dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada
pasien.
KONFLIK DOKTER-PASIEN
1. Konflik antara kepentingan pasien sebagai
perorangan dengan kepentingan pasien-pasien
kelompok. Masalah ini muncul dalam
pembhasan tentang pasien yang sekarat atau
akan meninggal.
2. Konflik menyangkut masalah pengelolaan
sumberdaya seperti waktu, keahlian dan
material untuk setiap pasien.
3. Konflik menyangkut kebutuhan dokter untuk
membuat keseimbangan antara kepentingan
pasien di masa kini dan kepentingannya di
masa depan.
4. Konflik menyangkut ketelibatan dokter dalam
mmperhatikan kesejahteraan pasien, namun
mungkin kurang memperhatikan akibat
tindakannya bagi rumah tangga pasien dan
kerabatnya.
5. Konflik menyangkut situasi disaat dokter tidak
dapat menolong pasien sehingga ia terpaksa
berpegang pada pandangan sendiri tentang
perannya sebagai penyembuh penyakit.
6. Konflik antara kewajibannya untuk menolong
pasien dan kewajibannya sebagai seorang
petugas medis dari suatu badan atau instansi.
7. Konflik antara tanggung jawab dokter terhadap
pasiennya dan kariernya sendiri. Masalah ini
terdapat pada setiap jenis pekerjaan.
HAK DAN KEWAJIBAN DOKTER
Pasal 50
Hak : Memperoleh perlindungan hukum
sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan
standar profesi dan standar prosedur
operasional.
Memberikan pelayanan medis menurut standar
profesi dan standar prosedur operasional.
Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur
dari pasien atau keluarganya dan menerima
imbalan jasa.
Pasal 51
Kewajiban : Memberikan pelayanan medis sesuai
dengan standar profesi dan standar prosedur
operasional serta kebutuhan medis pasien merujuk
pasien ke dokter atau dokter gigi yang mempunyai
keahlian atau kemampuan yang lebih baik, apabila
tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau
pengobatan merahasiakan segala sesuatu yang
diketahuinya tentang pasien, bahkan juga setelah
pasien itu meninggal dunia melakukan pertolongan
darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali bila ia
yakin ada orang lain yang bertugas dan mampu
melakukannya; dan menambah ilmu pengetahuan
dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteran atau
kedokteran gigi
HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN
HAK:
Hak untuk mendapatkan pelayanan yang
manusiawi.
Hak memperoleh asuhan perawatan yang
bermutu baik.
Hak untuk memilih dokter yang merawat.

Hak untuk meminta dokter yang merawat agar


mengadakan konsultasi dengan dokter lain.
Hak atas privacy dan kerahasiaan berkenaan
penyakit yang diderita.
Hak untuk mendapatkan informasi yang jelas
tentang: penyakit yang diderita; tindakan medis apa
yang akan dilakukan dan kemungkinan timbulnya
penyulit sebagai akibat tindakan tersebut; alternatif
pengobatan lain; prognosis atau perjalanan penyakit;
serta perkiraan biaya pengobatan.
Hak meminta untuk tidak diinformasikan tentang
penyakitnya kepada orang atau pihak lain.
Hak untuk menolak tindakan yang akan dilakukan
terhadap dirinya.
Hak untuk mengajukan keluhan-keluhan dan
memperoleh tanggapan segera.
Hak untuk didampingi keluarga pada saat kondisi
kritis.
KEWAJIBAN-KEWAJIBAN PASIEN
Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk
mentaati segala peraturan dan tata tertib di
Rumah Sakit.
Pasien wajib untuk menceritakan secara jujur
tentang segala sesuatu mengenai penyakit yang
dideritanya.
Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala
instruksi dokter dalam rangka pengobatannya.
Pasien dan/atau penanggungnya berkewajiban
untuk memenuhi segala perjanjian yang
ditandatanganinya.
KESIMPULAN
Pentingnya perstujuan (inform consent) dalam
memulai tindakan yang bersifat gawat darurat
dan non gawat darurat untuk tetap menjaga
profesionalisme dokter kepada pasien demi
kenyamanan bersama.
Informed consent merupakan suatu proses yang
menunjukkan komunikasi yang efektif antara
dokter dengan pasien, dan bertemunya
pemikiran tentang apa yang akan dan apa yang
tidak akan dilakukan terhadap pasien.
Informed consent dilihat dari aspek hukum
bukanlah sebagai perjanjian antara dua pihak,
melainkan lebih ke arah persetujuan sepihak
atas layanan yang ditawarkan pihak lain.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimus. Kode Etik Kedokteran Indonesia.
http://idicabangkotabaru.blogspot.com. Akses Oktober
2013.
Anonimus. Sejarah Singkat Ilmu Kedokteran Forensik.
http://wartawarga.blogspot.com. Akses ktober 2013.
Hanafiah, M. Jusuf., dkk. 2009. Etika Kedokteran dan
Hukum Kesehatan : edisi 4. Jakarta. EGC
Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Indonesia. 2002.
Kode Etik Kedokteran Indonesia dan Pedoman
Pelaksanaan Kode Etik Kedokteran Indonesia. Jakarata :
MKEK Pusat
Sahim, Asnil. 2010. Etika Kedokteran. Panitia Etik RS M
Djamil.Setyobudy, Irwan. 2010. Materi Ajar Etika dan
Profesionalisme. Mataram: Fakultas Kedokteran Unizar
Wasisto, Broto., dkk . 2006. Komunikasi Efektif Dokter
Pasien. Jakarat: Konsil Kedokteran Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai