Dosen Pembimbing:
Rahmi Hutabarat, S.Si, M.Si, Apt.
KELOMPOK I (SATU)
Disusun Oleh:
Keterangan Gambar 1
1. Papan landasan timbangan
2. Tombol pengatur tegak berdirinya
timbangan
3. Anting penunjuk tegak berdirinya
timbangan
4. Alas anting penunjuk tegaknya
timbangan (waterpass)
5. Jarum timbangan
6. Skala
7. Tuas penyangga timbangan
8. Pisau tengah atau pisau pusat.
9. Pisau tangan
10. Tangan timbangan
Tombol/mur pengatur keseimbangan
/mur.
11. Piring timbangan
Kita mengenal neraca digital sebagai alat ukur untuk satuan
berat. Dibandingkan dengan neraca jaman dulu yang masih
menggunakan neraca analog atau manual, neraca digital
memiliki fungsi lebih sebagai alat ukur, diantaranya neraca
digital lebih akurat, presisi, akuntable (bisa menyimpan
hasil dari setiap penimbangan) (Timbangandigital, 2010).
Menimbang benda adalah menimbang sesuatu yang tidak
memerlukan tempat dan biasanya tidak dipergunakan pad
reaksi kimia, seperti menimbang cawan, gelas kimia dan
lain-lain. Menimbang zat adalah menimbang zat kimia yang
dipergunakan untuk membuat larutan atau akan
direaksikan. Untuk menimbang zat ini diperlukan tempat
penimbangan yang dapat digunakan seperti gelas kimia,
kaca arloji dan kertas timbang. Menimbang zat dengan
penimbangan selisih dilakukan jika zat yang ditimbang
dikhawatirkan akan menempel pada tempat menimbang
dan sukar untuk dibilas.
TEKNIK MENIMBANG
a. Proses penimbangan dengan timbangan
konvensional:
Neraca dan cawan harus dalam keadaan bersih.
Periksalah bahwa neraca diletakkan pada area
yang datar dan jarum penunjuk dapat bergerak
bebas.
Letakkan kertas timbang pada cawan timbang,
kemudian atur neraca sehingga pointer index ada
pada zero.
Ketika neraca dalam keadaan istirahat, ambilah
beban dari kotak anak timbangan yang
diinginkan dengan penjepit dan letakkan pada
cawan timbangan sebelah kiri.
Segera tutuplah kotak anak timbang setelah
pengambilan anak timbangan. Apabila dibiarkan
terbuka, ada kemungkinan bahan tumpah pada kotak
anak timbang dan menyebabkan kontaminasi anak
timbang yang akan mempengaruhi keakuratan berat
anak timbang.
Bahan yang akan ditimbang diletakkan secara perlahan
pada cawan timbang sebelah kanan. Periksa
kesetimbangan, pengurangan atau penambahan
bahan obat dilakukan dengan menggunakan spatula
atau alat lain sesuai dengan bahan.
Setelah berat yang diinginkan sesuai tercapai,
pindahkan bahan ke dalam wadah yang sesuai.
Segera simpan anak timbangan ke dalam kotak anak
timbang.
b. Proses penimbangan dengan neraca
elektronik/digital:
Pastikan bahwa timbangan sudah menyala.
Pastikan timbangan menunjukkan angka nol( jika
tidak perlu di koreksi).
Letakakan benda yang massanya akan diukur pada
piringan tempat benda.
Baca skala yang tertera pada display digital sesuai
skala satuan timbangan tersebut.
Untuk pengukuran yang sensitivitasnya tinggi perlu
menunggu 30 menit, karena hanya dapat bekerja
pada batas temperatur yang ditetapkan.
Lanjutan
Pada saat penambahan bahan, posisi jarum timbang harus selalu dalam
keadaan off setelah penambahan selesai baru dipindah ke posisi on.
Pastikan penimbangan diakhiri dalam keadaan stimbang dari kedua piring,
jarum menunjuk ke arah angka nol (0) atau menunjukkan goyangan yang
seimbang antara bagian kiri dan kanan skala timbang.
Selesai penimbangan
Timbangan dalam keadaan off (tanpa beban), bersih dan almari tertutup
Pastikan anak timbang dan pinset lengkap dalam kotaknya masing-
masing.
Cara Penimbangan Bahan Obat
Bahan padat seperti serbuk, lilin dll ditimbang diatas kertas
perkamen
Bahan padat seperti vaselin, adeps, ditimbang diatas
kertas perkamen atau diatas cawan penguap.
Bahan cair dapat ditimbang diatas kaca arloji, cawan
penguap atau langsung dalam botol atau wadah.
Bahan cairan kental seperti ekstrak belladon dan ekstrak
hyosciamy langsung ditimbang, sedangkan untuk ichtyol
ditimbang dikertas perkamen yang sebelumnya diolesi
dengan parafin cair/vaselin.
Bahan oksidator (kalii permanganas, iodium, argenti nitras)
ditimbang pada gelas timbang atau pada gelas arloji yang
ditutup.
Bahan yang bobotnya kurang dari 50 mg dilakukan
pengenceran.
Berat Minimal Yang Boleh Ditimbang
Aqua hingga 50 ml
Memperbesar formula
Berapakah bahan yang diperlukan untuk membuat Salep 2-4 sebanyak 50 g ?
Formula dasar salep 2-4 adalah :
Asam salisilat 200 mg
Sulfur 400 mg
Vaselin album ad 10 g
Bahan yang diperlukan umtuk membuat 50 g adalah :
50 g
Asam salisilat = 10 g x 200 mg=1 g
50 g
Sulfur = 10 g x 400 mg=2 g
Perhitungan : Pembuatan :
Jumlah minimal bahan yang boleh SL dan carmin ditimbang 450 mg diatas
ditimbang : 50 mg kertas perkamen dan dimasukkan sedikit saja
ke dalam mortir untuk melapisi mortir (untuk
Pengenceran : menutupi pori-pori di dalam mortir).
Luminal yang ditimbang = 50 mg Luminal ditimbang 50 mg diatas kertas
Saccharum lactum + Carmin = 450 mg perkamen kemudian dimasukkan ke dalam
mortir
Total = 500 mg
Sisa dari SL dan carmin dimasukkan ke dalam
Jadi luminal yang diambil mortir
35
= 50 x 500 = 350 mg Digerus sampai homogen
Hasil pencampuran tersebut ditimbang 350
mg dan sisanya dipisahkan.
Contoh Pengenceran Tablet
R/ Codein HCl 8 mg
m.f.p.dtd. No XII
S3dd1 1. Perhitungan dosis
Pro : A (6 tahun) Usia : 6 tahun (<8 tahun) maka digunakan rumus :
Berapakah berat codein yang
DM sekali pakai = +12 x DM dewasa (codein
perlu ditimbang ?
HCl)
6
= 6+12 x 60 mg (FI III) = 20 mg
DM sehari = +12 x DM dewasa (codein
HCl)
6
= 6+12 x 300 mg (FI III) = 100 mg
Lanjutan...
3. Penimbangan
Codein = 9 tablet
Pengenceran codein = 300 mg
4. Pembuatan
Diambil 9 tablet codein kemudian digerus di dalam mortir sampai homogen
Dibuat pengenceran codein dengan cara :
1 tablet codein digerus dengan SL dan carmin sampai homogen kemudian
ditimbang 300 mg hasil pengenceran dan dimasukkan ke dalam mortir yang
berisi 9 tab codein yang sudah digerus. Sedangkan sisa hasil pengenceran
disimpan.
Digerus sampai homogen dan dibagi menjadi 12
HITUNGAN FARMASI
Farmakope Indonesia Edisi V memberikan 4 bentuk % yaitu:
1. Persen bobot per bobot (%b/b)
Menyatakan jumlah gram zat dalam 100 gram campuran atau larutan.
2. Persen bobot per volume (%b/v)
Menyatakan jumlah gram zat dalam 100 ml larutan sebagai pelarut
dapat digunakan air atau pelarut lain.
3. Persen volume per volume (%v/v)
Menyatakan jumlah ml zat dalam 100 ml larutan.
4. Persen volume per bobot (%v/b)
Menyatakan jumlah ml zat dalam 100 gr bahan atau
campuran.
Contoh
V1 x N1 = V2 x N2
Contoh:
Berapa banyak etanol 96% yang dibutuhkan untuk membuat larutan
etanol 70% sebanyak 250 ml?
Jawab:
V1 x N1 = V2 x N2
V1 x 96% = 250 ml x 70%
V1 = 250 ml x 70/96
= 182,3 ml
Istilah Kelarutan