Anda di halaman 1dari 36

1

DEFINISI PUSKESMAS
DEPARTEMEN KESEHATAN RI (1981)
Pusat Kesehatan Masyrakat (Puskesmas) adalah : suatu kesatuan organisasi
Kesehatan yang langsung memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan
terintegrasi di masyaakat disuatu wilayah kerja tertentu dalam usaha-usaha
kesehatan pokok

Dr. AZRUL AZWAR, MPH (1990)


Pusat Kesehatan Masyarakat : adalah suatu kesatuan organisasi fungsional yang
langsung memberikan pelayanan secara menyeluruh kepada masyarakat dalam
suatu wilayah kerja tertentu dalam bentuk-bentuk usaha kesehatan pokok

2
FUNGSI PUSKESMAS
1. Penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
Puskesmas (PKM) harus berperan sebagai motor dan motivator terselenggaranya
pembangunan yang mengacu, berorientasi serta dilandasi oleh kesehatan sebagai
faktor pertimbangan utama.

Keberhasilan program ini, bisa diukur dengan menggunakan Indek Potensi Tatanan
Sehat (IPTS). Ada 3 tatanan yang bisa diukur, yaitu:
Tatanan sekolah (SD, SMP, SMU/SMK, Madrasah)
Tatanan tempat kerja (Kantor, Pabrik, Tempat Peternakan,
Perkebunan/Pertanian, dll)
Tatanan tempat-tempat umum (Pasar, tempat ibadah, rumah makan, tempat
hiburan, dll)

3
2. Pemberdaya masyarakat dan keluarga
PKM harus mampu memberdayakan masyarakat, guna meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan guna mengidentifikasi masalah, merencanakan, dan
melakukan pemecahannya dengan memanfaatkannya

Keberhasilan program ini, bisa diukur dengan menggunakan beberapa indikator,


yaitu:
Tumbuh kembang UKBM (Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat)
Tumbuh dan berkembangnya LSM yang bergerak dibidang Kesehatan
Tumbuh dan berkembangnya BPKM (Badan Perduli Kesehatan Masyarakat)
atau BPP (Badan Penyantun Puskesmas)

4
3. Memberikan Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama (Primer)
Pelayanan kesehatan sangat diperlukan oleh sebagian besar masyarakat, serta
mempunyai nilai stategis guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Pelayanan kesehatan yang diberikan oleh PKM bersifat holistik, komprehensif,
terpadu dan berkesinambungan.

a. Upaya pelayanan kesehatan wajib, yang harus dilaksanakan di PKM


yaitu:
Upaya Promosi Kesehatan (Promkes)
Upaya Kesehatan Lingkungan
Upaya Kesehatan Ibu dan Anak, dan KB
Upaya Kesehatan Gizi Masyarakat
Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
Upaya Pengobatan

5
b. Upaya pelayanan kesehatan pengembangan yaitu:

Upaya pelayanan pengembangan, adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan


permasalahan yang ditemukan di masyarakat dan kemampuan PKM. Upaya
pengembangan dapat dipilih dari beberapa upaya tersebut dibawah ini yaitu:

Upaya Kesehatan Sekolah


Upaya Kesehatan Olah Raga
Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
Upaya Kesehatan Kerja
Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
Upaya Kesehatan Jiwa
Upaya Kesehatan Mata
Upaya Kesehatan Usia Lanjut
Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional
Upaya laboratorium medis, laboratorium kesehatan masyarakat, kefarmasian
dan upaya penacatatan pelaporan tidak termasuk pilihan. Keempat upaya
tersebut perupakan pelayanan penunjang.
6
Upaya Kesehatan Primer
Upaya Kesehatan Primer terdiri dari pelayanan
kesehatan perorangan primer dan pelayanan
kesehatan masyarakat primer.

Pelayanan Kesehatan Perorangan Primer (PKPP)


Pelayanan kesehatan perorangan primer adalah pelayanan kesehatan
dimana terjadi kontak pertama secara perorangan sebagai proses awal pelayanan
kesehatan.

Pelayanan kesehatan perorangan primer memberikan penekanan pada


pelayanan pengobatan, pemulihan tanpa mengabaikan upaya peningkatan dan
pencegahan, termasuk di dalamnya pelayanan kebugaran dan gaya hidup sehat
(healthy life style).
Pelayanan kesehatan perorangan primer diselenggarakan oleh tenaga
kesehatan yang dibutuhkan dan mempunyai kompetensi seperti yang ditetapkan sesuai
ketentuan berlaku serta dapat dilaksanakan di rumah, tempat kerja, maupun fasilitas
pelayanan kesehatan perorangan primer baik Puskesmas dan jejaringnya, serta fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya milik pemerintah, masyarakat, maupun swasta.
Dilaksanakan dengan dukungan pelayanan kesehatan perorangan sekunder dalam
sistem rujukan yang timbal balik.
Pelayanan kesehatan perorangan primer diselenggarakan berdasarkan
kebijakan pelayanan kesehatan yang ditetapkan oleh Pemerintah dengan
memperhatikan masukan dari Pemerintah Daerah, organisasi profesi, dan/atau
masyarakat.
Pelayanan kesehatan perorangan primer dapat diselenggarakan sebagai
pelayanan yang bergerak (ambulatory) atau menetap, dapat dikaitkan dengan
tempat kerja, seperti klinik perusahaan; atau dapat disesuaikan dengan
lingkungan/kondisi tertentu (kesehatan matra, seperti: kesehatan haji, kesehatan pada
penanggulangan bencana, kesehatan transmigrasi, kesehatan di bumi perkemahan,
kesehatan dalam penanggulangan gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat,
kesehatan dalam operasi dan latihan militer di darat, kesehatan kelautan dan bawah
air, kesehatan kedirgantaraan/ penerbangan, dan kesehatan dalam situasi khusus
dan/atau serba berubah).
Pemerintah wajib menyediakan pelayanan kesehatan perorangan primer di
seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sesuai kebutuhan,
terutama bagi masyarakat miskin, daerah terpencil, perbatasan, pulau-pulau terluar
dan terdepan, serta yang tidak diminati swasta.

Pembiayaan pelayanan kesehatan perorangan primer untuk penduduk


miskin dibiayai oleh Pemerintah, sedangkan golongan ekonomi lainnya dibiayai dalam
sistem pembiayaan yang diatur oleh Pemerintah.

Dalam pelayanan kesehatan perorangan termasuk pula pelayanan kesehatan


berbasis masyarakat dalam bentuk seperti Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) dan
pengobatan tradisional, alternatif dan komplementer yang secara ilmiah telah terbukti
terjamin keamanan dan khasiatnya.
Pelayanan Kesehatan Masyarakat Primer (PKMP)

Pelayanan kesehatan masyarakat primer adalah pelayanan peningkatan dan


pencegahan tanpa mengabaikan pengobatan dan pemulihan dengan sasaran
keluarga, kelompok, dan masyarakat.

Penyelenggaraan pelayanan kesehatan masyarakat primer menjadi tanggung


jawab Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang pelaksanaan operasionalnya dapat
didelegasikan kepada Puskesmas, dan/atau fasilitas pelayanan kesehatan primer
lainnya yang diselenggarakan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah dan/atau
masyarakat.
Masyarakat termasuk swasta dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan
masyarakat primer sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
bekerja sama dengan Pemerintah/ Pemerintah Daerah.

Pembiayaan pelayanan kesehatan masyarakat primer ditanggung oleh


Pemerintah/Pemerintah Daerah bersama masyarakat, termasuk swasta.
Pemerintah/Pemerintah Daerah wajib melaksanakan dan membiayai pelayanan
kesehatan masyarakat primer yang berhubungan dengan prioritas pembangunan
kesehatan melalui kegiatan perbaikan lingkungan, peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit dan kematian serta paliatif.

Pelaksanaan pelayanan kesehatan masyarakat primer didukung kegiatan


lainnya, seperti surveilans, pencatatan, dan pelaporan yang diselenggarakan oleh
institusi kesehatan yang berwenang.
Pemerintah/Pemerintah Daerah dapat membentuk fasilitas pelayanan
kesehatan yang secara khusus ditugaskan untuk melaksanakan upaya kesehatan
masyarakat sesuai keperluan. Pembentukan fasilitas pelayanan kesehatan tersebut
dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Penyelenggaraan pelayanan kesehatan masyarakat primer mendukung


upaya kesehatan berbasis masyarakat dan didukung oleh pelayanan kesehatan
masyarakat sekunder.
Pelayanan Kesehatan Rujukan

Batasan :
Pelayanan kesehatan rujukan adalah suatu sistem kegiatan pelimpahan
tanggungjawab tibal balik kasus penyakit atau masalah kesehatan secara vertikal (dari
unit yang berkemampuan kurang kepada unit yang lebih berkemampuan), atau
secara horizontal (antar unit-unit yang setingkat kemampuannya).
Sesuai dengan upaya kesehatan yang dilaksanakan oleh PKM, maka ada dua macam
rujukan yang dikenal, yakni :
1. Rujukan Upaya Kesehatan Perorangan (medik)
2. Rujukan Upaya Kesehatan Masyarakat

14
Bentuk Pelayanan Rujukan

Penderita

1. Rujukan Medik Pengetahuan

Bahan Pemeriksaan

Masalah
Kesehatan

Teknologi

2. Rujukan Kesehatan Sarana

Operasional

15
Langkah-langkah Rujukan
1. Meningkatkan mutu pelayanan di Puskesmas dalam menampung rujukan
dari Puskesmas Pembantu dan Pos Kesehatan dan atau posyandu
2. Mengadakan pusat rujukan dengan mengadakan ruang tambahan bagi
pasien yang gawat darurat
3. Meningkatkan sarana komunikasi antara unit-unit pelayanan kesehatan
4. Menyediakan sarana pencatatan dan pelaporan yang memadai, baik
rujukan medik ataupun rujukan kesehatan
5. Meningkatkan upaya dana sehat untuk menunjang pelayanan rujukan

16
Jenjang Pelayanan Kesehatan di Indonesia
1. Tingkat Rumah Tangga Pelayanan kesehatan oleh individu atau oleh keluarga
sendiri
2. Tingkat Masyarakat Kegiatan swadaya masyarakat dalam menolong mereka
sendiri, misalnya ; Posyandu, Polides, Pos Obat Desa,
Sakabhakti, dll
3. Fasilitas Pelayanan Tingkat Kegiatan yang dilakukan oleh PKM dan unit fungsional
Pertama (Primer) dibawahnya, praktek swasta, dll
4. Fasilitas Pelayanan Tingkat Pelayanan rujukan spesialis, misalnya : Balai Pengobatan
Kedua (Sekunder) Penyakit Paru-Paru, Balai Kesehatan Mata, Senta
Pengembangan dan Penerapan Pengobatan Tradisional,
Rumah Sakit Kab/Kota, Dinas Kesehatan Kab/Kota, dll
5. Fasiliatas Pelayanan Pelayanan rujukan subspesialis lanjutan, misalnya yang
Tingkat Tiga (Tersier) dilakukan oleh Rumah Sakit Propinsi/Pusat/ Pendidikan,
Dinas Kesehatan Propinsi atau Departemen Kesehatan.

17
Propinsi Rumah Sakit Kelas A

Propinsi Rumah Sakit Kelas B

Kabupaten Rumah Sakit Kelas C


Dokter
Kecamatan PUSKESMAS Praktek
Swasta
Kelurahan/Desa Puskesmas Pembantu

Posyandu Posyandu
Komunitas/Masyarakat

18
Jalur Rujukan
Rujukan Pelayanan Medik
Antara Masyarakat dan PKM
Antara Pustu/Bidan di desa dengan PKM
Intern petugas PKM / PKM Rawat Inap
Antar PKM atau PKM dengan Rumah Sakit, atau fasilitas pelayanan lainnya

Rujukan Pelayanan Kesehatan Masyarakat


Dari PKM ke Dinas Kesehatan Kab/Kota
Dari PKM ke Instansi lain yang lebih kompeten baik intra sektoral maupun
lintas sektoral
Bila rujukan di tingkat Kab/Kota masih belum mampu menggulangi, bisa
diteruskan ke Propinsi / Pusat

19
Indikator Program Kesehatan Dasar Puskesmas

Program Pokok Kegiatan Indikator


Promosi Kesehatan Promosi hidup bersih dan sehat Perbaikan perilaku hidup sehat
Kesehatan Lingkungan Bimbingan teknik penyehatan Perbaikan lingkungan
lingkungan
Kesehatan ibu dan anak, dan Ante natal care (ANC) K4 (Pemeriksaan Kehamilan yang
KB ke 4), Persalinan oleh tenaga kes
Manajemen Terpadu Balita Sakit Cakupan MTBS,
Imunisasi, Cakupan Imunisasi
KB Cakupan KB
Pemerantasan Penyakit Diare, ISPA, Malaria Cakupan Penemuan Kasus
Menular TB Kesembuhan
Pengobatan Medik dasar Cakupan Pelayanan
UGD Jumlah Kasus
Lab Sederhana Jumlah pemeriksaan
Gizi Distribusi vit A/Fe/Capsul Yodium Cakupan vit A/Fe/ Capsul Yodium
Pemantauan Status Gizi % Gizi Kurang/Buruk
Promosi Gizi % Keluarga sadar Gizi

20
Beberapa masalah yang sering dikeluhkan oleh
masyarakat sebagai konsumen

1. Petugas tidak ramah (marah-marah), tidak serius dlam memberikan


pelayanan
2. Pelayanan administrasi berbelit, antri dan waktunya lama
3. Ketersediaan obat terbatas (terkesan seadanya / ala kadarnya)
4. Fasilitas (alat pelayanan kesehatan), terbatas (minimal)
5. Dokter sering tidak ada di tempat (tidak ada)
6. Gedung tampak kumuh, kotor, dan tidak terpelihara

21
Standar Peleyanan Minimal (SPM)
PUSKESMAS

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN RI


NOMOR 828/MENKES/SK/IX/2008

TENTANG
PETUNJUK TEKNIS
STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN
DI KABUPATEN/KOTA

22
23
Upaya Kesehatan Sekunder
Upaya kesehatan sekunder adalah upaya kesehatan
rujukan lanjutan, yang terdiri dari pelayanan kesehatan
perorangan sekunder dan pelayanan kesehatan
masyarakat sekunder.

Pelayanan Kesehatan Perorangan Sekunder (PKPS)


Pelayanan kesehatan perorangan sekunder adalah pelayanan kesehatan
spesialistik yang menerima rujukan dari pelayanan kesehatan perorangan primer, yang
meliputi rujukan kasus, spesimen, dan ilmu pengetahuan serta dapat merujuk kembali
ke fasilitas pelayanan kesehatan yang merujuk.
Pelayanan kesehatan perorangan sekunder dilaksanakan oleh dokter spesialis
atau dokter yang sudah mendapatkan pendidikan khusus dan mempunyai izin praktik
serta didukung tenaga kesehatan lainnya yang diperlukan.
Pelayanan Kesehatan Masyarakat Sekunder (PKMS)
Pelayanan kesehatan masyarakat sekunder menerima rujukan kesehatan dari
pelayanan kesehatan masyarakat primer dan memberikan fasilitasi dalam bentuk
sarana, teknologi, dan sumber daya manusia kesehatan serta didukung oleh pelayanan
kesehatan masyarakat tersier.

Penyelenggaraan pelayanan kesehatan masyarakat sekunder menjadi


tanggung jawab Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan/atau Provinsi sebagai fungsi
teknisnya, yakni melaksanakan pelayanan kesehatan masyarakat yang tidak sanggup
atau tidak memadai dilakukan pada pelayanan kesehatan masyarakat primer.
Upaya Kesehatan Tersier
Upaya kesehatan tersier adalah upaya kesehatan
rujukan unggulan yang terdiri dari pelayanan
kesehatan perorangan tersier dan pelayanan
kesehatan masyarakat tersier

Pelayanan Kesehatan Perorangan Tersier (PKPT)


Pelayanan kesehatan perorangan tersier (rumah sakit setara kelas A dan B
dengan beberapa subspesialistik) menerima rujukan subspesialistik dari pelayanan
kesehatan di bawahnya, dan dapat merujuk kembali ke fasilitas pelayanan kesehatan
yang merujuk.

Pelaksana pelayanan kesehatan perorangan tersier adalah dokter subspesialis


atau dokter spesialis yang telah mendapatkan pendidikan khusus atau pelatihan dan
mempunyai izin praktik dan didukung oleh tenaga kesehatan lainnya yang diperlukan.
Pelayanan kesehatan perorangan tersier dilaksanakan di rumah sakit umum,
rumah sakit khusus setara kelas A dan B, baik milik Pemerintah, Pemerintah Daerah
maupun swasta yang mampu memberikan pelayanan kesehatan subspesialistik dan
juga termasuk klinik khusus, seperti pusat radioterapi.
Pelayanan Kesehatan Masyarakat Tersier (PKMT)
Pelayanan kesehatan masyarakat tersier menerima rujukan kesehatan dari
pelayanan kesehatan masyarakat sekunder dan memberikan fasilitasi dalam bentuk
sarana, teknologi, sumber daya manusia kesehatan, dan rujukan operasional, serta
melakukan penelitian dan pengembangan bidang kesehatan masyarakat dan
penapisan teknologi dan produk teknologi yang terkait.

Pelaksana pelayanan kesehatan masyarakat tersier adalah Dinas Kesehatan


Provinsi, unit kerja terkait di tingkat provinsi, Kementerian Kesehatan, dan unit kerja
terkait di tingkat nasional.
Rawat Jalan
Pelayanan Dasar Rawat Darurat
Rawat Inap

Tata Usaha
Rekam Medik
Bagian Administrasi Kerumah Tanggaan
Kepegawaian
Keuangan & Akuntansi
Teknik &
Pelayanan Pemeliharaan
Rumah Sakit Kamar Operasi
Laboratorium
Radiologi
Pelayanan Penunjang
Farmasi
Instalasi Gizi
Rehabilitasi Medik

Kamar Jenazah
Loundry
Servis Cleaning Servis
Pengelolaan Limbah
Keamanan
28
INPUT, PROSES, DAN OUTPUT
PELAYANAN KESEHATAN DI RS
Komponen INPUT yang terdiri dari :
a. Tenaga (dokter, perawat, bidan, analis lab, dll)

b. Organisasi dan Tata Laksana Struktur organisasi (SOTK)


Staf Struktural dan Administrasi
Staf Fungsional
Komite Medik, dan komite komite lainnya

c. Kebijakan/Peraturan Direktur

d. Sarana dan Prasarana Pelayanan yang meliputi :


Gedung
Alat alat kedokteran dan kesehatan

29
INPUT, PROSES, DAN OUTPUT
PELAYANAN KESEHATAN DI RS

e. Dana
Investasi peralatan medik
Operasional yang terdiri dari :
Jasa pelayanan medis
Jasa Rumah Sakit
Bahan habis pakai

f. Pasien/klien

30
INPUT, PROSES, DAN OUTPUT
PELAYANAN KESEHATAN DI RS
Komponen PROSES yang terdiri dari :
a. Perencanaan
Tenaga
Sumber daya lain
Kegiatan

b. Pengorganisasian
Pelaksana strukturan dan administrasi
Pelaksana fungsional
Pelaksana komite Medik

c. Penggerakan

31
INPUT, PROSES, DAN OUTPUT
PELAYANAN KESEHATAN DI RS
d. Pelaksanaan
Ada beberapa hal penting yang mendasari pelayanan, agar dihasilkan suatu
pelayanan kesehatan yang optimal yaitu :
Falsafah dan tujuan
Administrasi dan pengelolaan, antara lain :
Membuat kebijakan dan melaksanakannya.
Mengintegrasi, merencanakan dan mengkoordinasi pelayanan.
Melaksanakan pengembangan DIKLAT
Melakukan pengawasan termasuk medikolegal
Staf dan pimpinan
Fasilitas dan peralatan
Kebijakan dan prosedur
Pengembangan staf dan program pendidikan
Evaluasi dan pengendalian mutu

e. Pengawasan dan Pengendalian


Pengawasan pelaksanaan pelayanan
Pengawasan teknis

32
INPUT, PROSES, DAN OUTPUT
PELAYANAN KESEHATAN DI RS
d. Pelaksanaan
Ada beberapa hal penting yang mendasari pelayanan, agar dihasilkan suatu
pelayanan kesehatan yang optimal yaitu :
Falsafah dan tujuan
Administrasi dan pengelolaan, antara lain :
Membuat kebijakan dan melaksanakannya.
Mengintegrasi, merencanakan dan mengkoordinasi pelayanan.
Melaksanakan pengembangan DIKLAT
Melakukan pengawasan termasuk medikolegal
Staf dan pimpinan
Fasilitas dan peralatan
Kebijakan dan prosedur
Pengembangan staf dan program pendidikan
Evaluasi dan pengendalian mutu

33
Komponen OUTPUT
Komponen output dapat juga disebut sebagai indikator kegiatan rumah sakit.
Indikator rumah sakit dapat dibagi dalam 3 (tiga) kelompok, yaitu :
1. Kegiatan administratif dan manajerial
(ketata-usahaan, kepegawaian, kerumah-tanggan, keuangan, akuntansi, dan
lain-lain)
2. Kegiatan pelayanan medis dan keperawatan
3. Kegiatan pelayanan penunjang
(Farmasi, Gizi, Loundry, dan lain-lain)

Guna memudahkan penilaian kinerja rumah sakit, maka diperlukan adanya


parameter/indikator/standar, yang dapat digunakan sebagai pembanding.

34
Beberapa Faktor Yang
Mempengaruhi Yankes di RS
DEPKES
Pemilik RS (RS Swasta)
IPTEK
Sosial, ekonomi dan budaya

INPUT PROSES OUTPUT


1. Tenaga 1. Perencanaan
2. SOTK 2. Pengorganisasian
3. Kebijakan/Peraturan 3. Penggerakan
Hasil kegiatan
Direktur 4. Pengawasan dan
pelayanan
4. Sarana dan pengendalian
Prasarana
5. Dana

Evaluasi
35
Standar Peleyanan Minimal (SPM)
RUMAH SAKIT

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN RI


NOMOR 129/MENKES/SK/II/2008

TENTANG
STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT

36

Anda mungkin juga menyukai