Ni Luh
2. Finanin Nur
3. Etik Darul Muslikah
4. Arik Triastutik
5. Jelang Hardika
AFFECT MANAGEMENT
Pada masa pemulihan (recovery), biasanya orang akan
mengalami suatu gejala dimana rangsangan emosional
meningkat, terutama ketika mengingat suatu hal yang
mengganggu.
BREATHIN
G
RETRAININ
Breathing and Hyperventilation
Terjadinya perubahan dalam pola pernafasan
dapat menyebabkan timbulnya gejala
kecemasan mulai dari keteganagn otot sampai
migren, serangan panic, dan tekanan darah tinggi
Hiperventilasi atau pernafasan yang cepat tidak
hanya dapat menyebabkan kecemasa, tetapi
bermacam-macam grejala yg mengharuskan
seseorang periksa dari dokter spesialis ke
spesialis lain, hingga akhirnya diketahui bahwa
penyebabnya adalh pola pernafasan yg tidak
normal, sehingga pasien harus dilatih untuk
mengubah perilaku tersebut.
Lanjutan.
Hiperventilasi, berarti anda mengeluarkan
kabondioksida (CO2) lebih cepat dibandingkan dengan
kemampuan tubuh untuk memproduksinya. Ketika CO2
dlm darah menurun setidaknya ada 2 perubahan yg
terjadi dlm tubuh:
1. beberapa pembuluh darah akan menyempit
menyebabkan kekurangan pasokan oksigen ke dlm
otak, jantung dan pembuluh darah tepi
2. tingkat keasaman darah berubah, menyebabkan
berkurangnya oksigen yang mencapai jaringan dan
jenis ion tertentu membanjiri jaringan tubuh.
Perubahan ini dapat menimbulkan banyak gejala yang
mirip dengan kecemasan
Apa Penyebab Hiperventilasi?
Hiperventilasi biasanya terjadi pada saat seseorang
dalam keadaan stress dan dalam keadaan diam
tidak bergerak seperti kondisi menyetir yang lama,
sedang menonton acara TV yang membosankan.
Selain kondisi stress hiperventilasi juga dapat
disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
Gangguan paru atau jalan nafas, seperti menderita
asthma, bronchitis, atau penyakit jaringan paru.
Gangguan pernafasan yang disebabkan oleh
masalah pada hidung, telinga dan tenggorokan.
Dan dalam postur tubuh tertentu
Bagaimana saya mengetahui
jika saya hiperventilasi??
Pernafasan melebihi 14 kali dalam satu menit dapat diduga
sebagai gejala hiperventilasi.
Pernafasan biasanya pada dada atas. Diapragma jarang
dimanfaatkan. Pernafasan dada menunjukkan sedikit
gerakan perut. Lebih banyak rongga dada yang bergerak
kedepan dan melebar. Sering juga dapat dilihat pundak
dan leher bergerak keatas dan ke bawah.
Ketika hiperventilasi sudah menjadi kebiasaan, maka kadar
CO2 dalam darah menjadi rendah, dan dapat diimbangi
oleh kebiasaan bernafas cepat dengan sesekali bernafas
panjang dan dalam atau dengan mengeluh.
Beberapa indikasi lainnya; mulut kering, bernafas sering
mengeringkan jalur nafas, sering mengerutkan otot
muka,dinding dada lemah, rasio nafas keluar dan masuk
buruk.
Beberapa tips untuk latihan
pernafasan
Longgarkan pakaian ( ikat pinggang, dasi, leher
baju, pakaian lingkar pinggang dan perut.
Lepas kaca mata.
Posisi berbaring atau setengah duduk.
Letakkan bantal di belakang punggung dan di
bawah lutut untuk melemaskan otot perut.
Lemaskan seluruh otot tubuh. Upayakan agar
perut hangat dan lemas. Turunkan tegangan
pada daerah dada, bahu, leher, muka, dan
dagu. Gunakan otot tubuh bagian atas untuk
melepas energy negative/ energy sisa.
MANAGEMENT EMOSI
1. Kejahatan/ kecelakaan
2. Bencana alam
3. Merasa tidak berguna
4. Merasa tidak sempurna dan tidak berdaya
5. Individu yang tidak penyabar/ tidak bisa menerima
kekurangan orang lain
6. Stres sehari-hari
7. Mudah tersinggung
Marah???
Marah adalah perasaan tidak nyaman,
berfikir tentang suatu hal yang bersifat
mengancam atau membuat frustasi.
Memahami Kemarahan
Kemarahan adalah sesuatu yang kita
alami saat kita mencoba untuk
mengendalikan situasi dan menghindari
rasa sakit hati.
Kemampuan Mengendalikan Emosi
1. Berani bertanggung jawab pada akibat marah
2. Menuangkan amarah ke dalam tulisan
3. Mengatasi rasa sakit hati/ trauma
4. Komunikasi
a. Komunikasi preventif
b. Jangan membalas kemarahan orang lain
c. Ungkapkan apa yang dirasakan dan apa yang di inginkan
d. Luangkan waktu
5. Jangan balas dendam
6. Mencari sebab dan solusi marah
7. Melihat musuh dengan cara yang berbeda
8. Miliki rasa humor
9. Melakukan relaksasi lainnya
10. Membedakan bentuk kemarahan
11. Merubah pola pikir
12. Strategi lainnya
Apa itu ???
Eye movement Desensitization and
Reprocessing (EMDR) adalah psikoterapi
yang awalnya dirancang untuk
menghilangkan distress yang berkaitan
dengan pengalaman atau ingatan traumatik
EMDR merupakan terapi neurokognitif
terintegrasi yang mencakup neurological
sensitivity dan cognitive schema.
Pemrosesan ulang dengan EMDR menghasilkan efek
desensitisasi, meredakan bangkitan fisiologis, memunculkan
insight positif dan perumusan baru beliefs yang positif serta
membangun asosiasi dengan afek dan sumber daya diri yang
positif
Goodman et al., 1998; Foa et al., 2000;
Shapiro, 2002
Attachment DEPRESION
Disorder PTSD
Emotional
Disorders PHOBIA
EMDR
Pain Personality
Disorder Disorder
Drug
Phantomlimb
Dependency
Disorder
Disorder Memory
The EMDR Process
(Shapiro, 2007)
FASE I FASE II FASE III
FASE V FASE IV
Installation Desensitization