1618011012
Learning Objective
1. Jelaskan siklus bilirubin! Mengapa bilirubin indireknya naik?
2. Interpretasi RDT!
3. Pemeriksaan Splenomegali!
4. Bagaimana tatalaksana pada pasien tersebut? (farmakologi dan
non-farmakologi pasien anak, dewasa, ibu hamil & menyusui) +
resepnya + terapi untuk infeksi P. knowlesi
5. Bagaimana pencegahan kasus tersebut?
6. Apa saja komplikasi kasus tersebut?
1. Jelaskan siklus bilirubin! Mengapa bilirubin
indireknya naik?
Infeksi plasmodium menginfeksi sel hepar sel hepar banyak
yang mati dan rupture.
Sel hepar banyak yang mati fungsi kerja hati menurun konjugasi
bilirubin di hepar terganggu peningkatan bilirubin tidak
terkonjugasi (indirek) menimbulkan jaundice
2. Interpretasi RDT!
1. Posisikan pasien dalam keadaan berbaring dan kedua tekuk kedua lutut.
III Kemudian tarik garis imajiner kedua (B) yang tegak lurus
dengan A, yang melalui umbilicus, garis ini juga merupakan
batas Scuffner VI
IV Dari B tarik garis imajiner ketiga (C) yang tegak lurus dengan
B sampai berpotongan dengan SIAS
Target dosis:
TTD
TTD
TTD
TTD
Kemoprofilaksis
Kemoprofilaksis
Kemoprofilaksis ditujukan terutama untuk P. falciparum karena virulensinya tinggi.
Sehubungan dengan tingginya resistensi P. falciparum terhadap klorokuin, doksisiklin
menjadi pilihan untuk kemoprofi laksis pada anak usia lebih dari 8 tahun. Doksisiklin
diminum 1 hari sebelum keberangkatan dengan dosis 2 mg/kgBB setiap hari selama
tidak lebih dari 12 minggu. Pada anak yang lebih kecil dapat digunakan atovaquone-
proguanil dan mefl oquine. Atovaquone-proguanil memiliki sediaan tablet anak dan
lebih ditoleransi dari mefl oquine, dimulai dari 2 hari sebelum berpergian dan
dikonsumsi setiap hari, sesuai waktu berpergian yang singkat. Untuk waktu berpergian
yang lama, dapat diberikan mefl oquine 4,6 mg basa/kgBB/minggu, dimulai dari 2
minggu sebelum keberangkatan. Namun, mefl oquine kurang disukai karena tidak ada
sediaan untuk anak dan rasanya pahit.
6. Apa saja komplikasi kasus tersebut?
Malaria serebral
Malaria srebral adalah malaria falciparum yang disertai kejang dan koma, tanpa
penyebab lain dari koma. Gejala paling dini malaria serebral pada anak
umumnya adalah demam (37,5-41) selanjutnya tidak bisa makan atau minum,
sering mual dan batuk.
Anemia
Derajat anemia tergantung dari derajat dan lama parasitemia terjadi. Pada
beberapa pasien, serangan malaria berulang yang tidak diobati secara adekuat
akan menyebabkan anemia normokrom sebagai akibat perubahan eritropoietik
dalam sum-sum tulang.
Dehidrasi
Gejala klinis dehidrasi sedang adalah penurunan perfusi perifer, rasa haus,
penurunan BB, dan penurunan turgor kulit.
Hipoglikemia
Hipoglikemia berhubungan dengan hyperinsulinemia yang diinduksi oleh
malaria dan kina. Gejala klasik hipoglikemia yaitu cemas, berkeringat, dilatasi
pupil, sesak napas, oligouria, rasa dingin, takikardia dan pening.
Hemoglobinuria
Hemolisis intravascular akan meningkatkan kadar haemoglobin dan berakibat
pada adanya haemoglobin pada urin.
Ikterus (bilirubin > 3mg%)
Sering dijumpai pada orang dewasa dengan tanda munculnya warna
kekuningan pada kulit.
Referensi
Sudoyo, AW et al. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi V.
Jakarta: Interna Publishing.
IDAI. 2015. Buku Ajar Infeksi & Pediatri Tropis. Edisi II. Jakarta:
BP. IDAI.
FKUI. 2014. Kapita selekta kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius.
WHO. 2015. Guidelines for the treatment of malaria. Edisi ke-3.
Geneva: WHO.
http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-5-infeksi/55-infeksi-protozoa/551-
antimalaria