Anda di halaman 1dari 24

Malaria Ihsan Anas

1618011012
Learning Objective
1. Jelaskan siklus bilirubin! Mengapa bilirubin indireknya naik?
2. Interpretasi RDT!
3. Pemeriksaan Splenomegali!
4. Bagaimana tatalaksana pada pasien tersebut? (farmakologi dan
non-farmakologi pasien anak, dewasa, ibu hamil & menyusui) +
resepnya + terapi untuk infeksi P. knowlesi
5. Bagaimana pencegahan kasus tersebut?
6. Apa saja komplikasi kasus tersebut?
1. Jelaskan siklus bilirubin! Mengapa bilirubin
indireknya naik?
Infeksi plasmodium menginfeksi sel hepar sel hepar banyak
yang mati dan rupture.

Infeksi plasmodium menginfeksi RBC RBC mati dan rupture


menyisakan haemoglobin Hb dimetabolisme di hepar menjadi
bilirubin.

Sel hepar banyak yang mati fungsi kerja hati menurun konjugasi
bilirubin di hepar terganggu peningkatan bilirubin tidak
terkonjugasi (indirek) menimbulkan jaundice
2. Interpretasi RDT!

Garis pada bagian C dan garis pada bagian T =


POSITIF

Garis pada bagian C dan garis pada bagian T =


POSITIF. Walaupun garis pada bagian T samar-
samar.
Garis pada bagian C dan tidak ada garis pada
bagian T = NEGATIF

Tidak ada garis pada bagian C dan ada garis


pada bagian T = INVALID

Tidak ada garis pada bagian C dan tidak ada


garis pada bagian T = INVALID
3. Pemeriksaan Splenomegali!
1. Pengukuran splenomegali dapat dilakukan dengan menggunakan dua metode
yaitu Hacket yang lebih sering digunakan dalam penelitian endemisitas
penyakit dan Schuffner yang lebih sering digunakan dalam klinik.

2. Metode Hacket, metode ini membagi splenomegali menjadi 5 kelas:


a. Posisikan pasien dalam keadaan berbaring dan kedua tekuk kedua lutut.
b. Mulai dengan meraba dan melakukan penekanan dengan menggunakan
bagian pinggir dalam palmar dan jari tangan pada abdomen sampai sedalam
4-5 cm dari arah kaudal ke kranial di bawah arcus costa kiri
c. Lakukan penekanan saat pasien melakukan inspirasi.
d. Metode Hacket diintepretasikan sebagai berikut:
KELAS INTERPRETASI
0 Tak teraba walau dengan inspirasi
normal
1 Teraba di tepi costa dengan inspirasi
dalam
2 Teraba di bawah costa sampai
pertengahan papilla mamae dan
umbilicus
3 Teraba sampai garis horizontal umbilicus
4 Teraba antara umbilicus dan symphisi
pubis
5 Teraba di luar dan di bawah kelas 4
3. Metode Schuffner, metode ini membagi splenomegali menjadi 8:

1. Posisikan pasien dalam keadaan berbaring dan kedua tekuk kedua lutut.

2. Mulai dengan meraba dan melakukan penekanan dengan menggunakan bagian


pinggir dalam palmar dan jari tangan pada abdomen sampai sedalam 4-5 cm dari
arah SIAS (Spina Iliaca Anterior Superior) ke arah arcus costa kiri

3. Lakukan penekanan saat pasien melakukan inspirasi, dan berikan penilaian


mengenai ukuran, pinggir, konsistensi, nyeri

4. Metode Schuffner membagi splenomegali menjadi 8, dimana pembesaran mulai


dari arcus costa kiri sampai umbilicus adalah Scuffner I IV dan umbilicus sampai
SIAS adalah Scuffner V VIII
f. Metode Schuffner diintepretasikan sebagai berikut

I Tarik garis imajiner (A) yang melalui perpotongan antara


linea mid-clavicularis kiri dengan arcus costa dengan
umbilicus
II Dengan membagi 4 garis A tersebut maka didapatkan area
yang membatasi Scuffner I-IV

III Kemudian tarik garis imajiner kedua (B) yang tegak lurus
dengan A, yang melalui umbilicus, garis ini juga merupakan
batas Scuffner VI
IV Dari B tarik garis imajiner ketiga (C) yang tegak lurus dengan
B sampai berpotongan dengan SIAS

V Dengan membagi 4 garis C tersebut maka didapatkan area


yang membatasi Scuffner V-VIII
4. Bagaimana tatalaksana pada pasien tersebut? (farmakologi dan non-
farmakologi pasien anak, dewasa, ibu hamil & menyusui) + resepnya +
terapi untuk infeksi P. knowlesi
Dihidroartemisin + piperakuin
Formulasi: tersedia dalam tablet kombinasi (dihidroartemisin 40mg +
piperakuin 320mg) dan tablet pedriatrik (dihidroartemisin 20mg + piperakuin
160mg).

Target dosis:

Dewasa Dihidroartemisin: 4mg/kgBB/hari


Piperakuin: 18mg/kgBB/hari

Anak (< 25kg) Dihidroartemisin: 4mg/kgBB/hari


Piperakuin: 24mg/kgBB/hari
Artesunat + amodiakuin
Formulasi: tersedia dalam tablet kombinasi 25+67.5mg, 50+135mg, atau 100 +
270mg artesunat dan amodakuin.

Target dosis: 4mg/kgBB/hari artesunat dan 10mg/kgBB/hari amodiakuin.


Terapi malaria pada ibu hamil
Trimester 1: kuinin + klindamisin 10mg/kgBB 2x sehari selama 7 hari
Trimester 2 & 3: terapi DHP dosis dewasa
Terapi pada ibu menyusui
Kontraindikasi pemberian tetrasiklin dan primakuin
Terapi pada anak-anak
Terapi menggunakan DHP dosis anak
Terapi malaria knowlesi
Pada umumnya P. knowlesi sensitive dengan klorokuin, sehingga
pengobatannya bias menggunakan klorokuin (hari ke 1: 600mg selanjutnya
setelah 6-8 jam berikan 300mg, hari ke 2 dan 3 berikan masing masing
300mg). Dan tidak diperlukan terapi radikal.
Dewasa dr. Ihsan Anas
Praktik Umum
NPM: 1618011012
Alamat : Jl Raflesia Prashanti Garden Blok E 4 No 23, Kota Metro, Lampung

Metro, 27 Oktober 2017

R/ Paracetamol tab 500mg no. X


S 3 dd tab I p.c. p.r.n. demam

R/ DHP-FRIMAL tab 40+320mg no. IX


S 1 dd tab III

TTD

Pro: Tn. Cokro


Umur: 35 tahun
Alamat: Rajabasa
Anak-anak dr. Ihsan Anas
Praktik Umum
NPM: 1618011012
Alamat : Jl Raflesia Prashanti Garden Blok E 4 No 23, Kota Metro, Lampung

Metro, 27 Oktober 2017

R/ Paracetamol tab 500mg no. X


S 3 dd tab I p.c. p.r.n. demam

R/ DHP-FRIMAL tab 40+320mg no. IX


S 1 dd tab I

TTD

Pro: An. Cokro


Umur: 3 tahun
Alamat: Rajabasa
Ibu hamil trimester ke-2 dr. Ihsan Anas
Praktik Umum
NPM: 1618011012
Alamat : Jl Raflesia Prashanti Garden Blok E 4 No 23, Kota Metro, Lampung

Metro, 27 Oktober 2017

R/ Paracetamol tab 500mg no. X


S 3 dd tab I p.c. p.r.n. demam

R/ DHP-FRIMAL tab 40+320mg no. IX


S 1 dd tab III

TTD

Pro: Ny. Cokro


Umur: 28 tahun
Alamat: Rajabasa
Malaria P. knowlesi dr. Ihsan Anas
Praktik Umum
NPM: 1618011012
Alamat : Jl Raflesia Prashanti Garden Blok E 4 No 23, Kota Metro, Lampung

Metro, 27 Oktober 2017

R/ Paracetamol tab 500mg no. X


S 3 dd tab I p.c. p.r.n. demam

R/ Resochin tab 250mg no. IX


S 1 dd tab III

TTD

Pro: Tn. Cokro


Umur: 28 tahun
Alamat: Rajabasa
5. Bagaimana pencegahan kasus tersebut?
Tindakan terhadap nyamuk

Pengendalian secara mekanis

Pengendalian secara biologis

Pengendalian secara kimiawi


Tindakan terhadap manusia (host)

Edukasi kepada pelancong atau petugas yang akan bekerja di


daerah endemis

Memberikan penyuluhan ke masyarakat mengenai malaria

Proteksi pribadi untuk menghindari gigitan nyamuk

Modifikasi prilaku seperti mengurangi aktivitas di luar


rumah mulai senja

Kemoprofilaksis
Kemoprofilaksis
Kemoprofilaksis ditujukan terutama untuk P. falciparum karena virulensinya tinggi.
Sehubungan dengan tingginya resistensi P. falciparum terhadap klorokuin, doksisiklin
menjadi pilihan untuk kemoprofi laksis pada anak usia lebih dari 8 tahun. Doksisiklin
diminum 1 hari sebelum keberangkatan dengan dosis 2 mg/kgBB setiap hari selama
tidak lebih dari 12 minggu. Pada anak yang lebih kecil dapat digunakan atovaquone-
proguanil dan mefl oquine. Atovaquone-proguanil memiliki sediaan tablet anak dan
lebih ditoleransi dari mefl oquine, dimulai dari 2 hari sebelum berpergian dan
dikonsumsi setiap hari, sesuai waktu berpergian yang singkat. Untuk waktu berpergian
yang lama, dapat diberikan mefl oquine 4,6 mg basa/kgBB/minggu, dimulai dari 2
minggu sebelum keberangkatan. Namun, mefl oquine kurang disukai karena tidak ada
sediaan untuk anak dan rasanya pahit.
6. Apa saja komplikasi kasus tersebut?
Malaria serebral
Malaria srebral adalah malaria falciparum yang disertai kejang dan koma, tanpa
penyebab lain dari koma. Gejala paling dini malaria serebral pada anak
umumnya adalah demam (37,5-41) selanjutnya tidak bisa makan atau minum,
sering mual dan batuk.
Anemia
Derajat anemia tergantung dari derajat dan lama parasitemia terjadi. Pada
beberapa pasien, serangan malaria berulang yang tidak diobati secara adekuat
akan menyebabkan anemia normokrom sebagai akibat perubahan eritropoietik
dalam sum-sum tulang.
Dehidrasi
Gejala klinis dehidrasi sedang adalah penurunan perfusi perifer, rasa haus,
penurunan BB, dan penurunan turgor kulit.
Hipoglikemia
Hipoglikemia berhubungan dengan hyperinsulinemia yang diinduksi oleh
malaria dan kina. Gejala klasik hipoglikemia yaitu cemas, berkeringat, dilatasi
pupil, sesak napas, oligouria, rasa dingin, takikardia dan pening.
Hemoglobinuria
Hemolisis intravascular akan meningkatkan kadar haemoglobin dan berakibat
pada adanya haemoglobin pada urin.
Ikterus (bilirubin > 3mg%)
Sering dijumpai pada orang dewasa dengan tanda munculnya warna
kekuningan pada kulit.
Referensi
Sudoyo, AW et al. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi V.
Jakarta: Interna Publishing.
IDAI. 2015. Buku Ajar Infeksi & Pediatri Tropis. Edisi II. Jakarta:
BP. IDAI.
FKUI. 2014. Kapita selekta kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius.
WHO. 2015. Guidelines for the treatment of malaria. Edisi ke-3.
Geneva: WHO.
http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-5-infeksi/55-infeksi-protozoa/551-
antimalaria

Anda mungkin juga menyukai