Anda di halaman 1dari 14

FAKTOR KIMIA DI TEMPAT

KERJA
Bahaya faktor kimia di lingkungan
kerja meliputi:
Debu
Debu anorganik: .
a. Debu silika
Sumber: penghancuran granit, tambang batu bara,
mineral dan batu mulia dalam tanah bersilika, pabrik
yang menggunakan silika Penimbunan debu silika dalam
paru mengakibatkan penyakit silicosis.
b.Asbestos
Asbestos tahan panas, asam dan api, ringan, lunak dan
dapat menahan berat. Sumber: industri konstruksi,
renovasi atau pembongkaran bangunan. Produk asbes ,
dan pekerjaan memperbaiki rem dan kopling kenderaan
bermotor.
Debu asbestos menyebabkan asbestosis, bronchogenic carcinoma,
mesothelioma, kanker
c. Pulmonary siderosis, siderosis paru disebabkan terpapar debu besi
murni.
d.Anthracosis: debu arang batu.
e.Stannosis: debu timah putih.
f.Berryliosis: debu berrylium dalam bentuk logam, oksida, sulfat,
chlorida dan fluorida.
Debu organik
a.Byssinosis:pemaparan debu kapas, sisal dan rami.
b.Bagassosis : debu serat tebu setelah gula diekstraksi
c.Mushroom worker's lung : debu tanaman cendawan
d.Suberosis akibat debu gabus.
e.Bird breeder's lung : burung seperti ayam, beo, merpati dan betet.
f.Paprika lung, inhalasi debu buah paprika.
g.Fungal diseases of the lungs, debu jamur aspergillosis.
h.Tabakosis, debu tembakau.

Logam
Plumbum (Pb)
Pb organik:
Tetra-ethyl lead (TEL) atau tetra methyl-lead (TML) bahan antiknock
dalam minyak bensin. efek klinis sistem syaraf pusat Paparan
kronik Pb konsentrasi rendah gangguan berfikir, halusinasi, daya ingat
kurang, insomnia dan kepribadian jelek.
Pb anorganik:
Paparan Pb inorganik pada tambang dan peleburan Pb, industri cet
sebagai undercoat (resisten karat), pekerjaan konstruksi sangat
potensial (pengelasan, pemotongan, pada permukaan cet), pabrik
batteri, pembuatan tembikar, radiator, pabrik
kaca dan pabrik plastik, Efek Pb inorganik merusak sistem
syaraf, pencernaan, ginjal, reproduksi dan darah.
Merkuri (Hg)
Merkuri anorganik
Digunakan thermometer, barometer, lampu merkuri dan batteri,
amalgam untuk penambal gigi, membentuk perhiasan,
pengawet, pigmen, katalis dan minyak pelumas.Efek gangguan
terhadap sistem syaraf pusat dan ginjal, iritasi pada mukosa dan
kulit.
Merkuri Organik
pelapis benih (untuk mencegah benih dari serangan parasit)
dan pestisida. Efek merkuri organik sistem syaraf pusat. Kasus
awal ditandai sakit kepala, lelah, daya ingat dan konsentrasi
berkurang. Dapat juga tremor, gangguan penglihatan dan
kepribadian jelek dan
kecerdasan menurun, bahkan kematian.
Fosfor
Fosfor anorganik , membuat pentul korek api dan racun api.
Sejak awal abad ke 20, fosfor putih telah digantikan oleh fosfor
merah dan fosfor sequisulfida yang kurang toksis. Senyawa fosfor
organik umumnya digunakan sebagai pestisida.
Arsen (Ar)
Efek akut terhadap penghirupan arsen menyebabkan iritasi
mata, kulit, hidung, larinks dan bronchi. Paparan arsen dapat
menimbulkan kerusakan hati dan ginjal, Senyawa-senyawa arsen
dapat menimbulkan kanker kulit atau paru-paru.
Mangan (Mn)
Efek mangan terhadap sistem saraf (gangguan kapasitas
mental, intoksikasi manganase dapat
menimbulkan sindrome Parkinson's dan psikosis).
Kadmium (Cd)
Kadmium jenis logam putih kebiru-biruan yang resisten terhadap
karat. pelapis elektroda pengelasan dan pematrian logam,
elektroda baterai alkalin, amalgam pada kedokteran gigi dan
dalam pabrik lampu fluoresens, fotosel dan semikonduktor.
Senyawa-senyawa kadmium dipergunakan sebagai pigmen dan
cat, pestisida, sebagai katalis dan dalam fotografi.
Pada paparan akut, gangguan gastrointestinal dan pneumonitis
kimia dapat terjadi. Sedangkan pada pemaparan kronis, efek
utama kerusakan ginjal dan emphisema paru.
Pestisida
Insektisida dan Fungisida
BerPyrethrum dan Pyrethrin. pestisida ini secara alami berasal
dari substansi tanaman. Dan umumnya relatif tidak berbahaya
bagi manusia akan tetapi dapat menyebabkan iritasi saluran
pernafasan atau alergi kulit biasaanya digunakan sbg Obat
nyamuk bakar
Senyawa-senyawa Organoklorin. DDT, dieldrin dan aldrin yang
mudah diabsorbsi dan berakumulasi dalam lemak tubuh. efek
toksik dapat terjadi melebihi konsentrasi kritis yang dicapai dan
karena biodegradasi senyawa-senyawa ini sangat lambat terjadi
sehingga menimbulkan persistensi dalam lingkungan, maka
pestisida organoklorin tidak digunakan lagi .
- Senyawa-senyawa Organofosfat. menginaktivasi enzim
cholinesterase
yang menguraikan asetil cholin dalam tubuh. Asetilcholin
akan merangsang aktifitas saraf parasimpatik. Gejala-gejala
ringan meliputi kurangnya selera makan, sakit kepala, malas,
lemas dan konstriksi pupil.
- Karbamat. Contoh substansi ini adalah karbaril (sevin) dan
karbofuran yang kurang toksik dibading organofosfat. Juga
merupakan inaktivator cholinesterase. Atropine dipergunakan
sebagai antidot terhadap keracunan karbamat.
- Merkuri Organik. Merkuri organik sangat toksik dan persisten.
Sekarang ini, jarang dipergunakan kecuali untuk obat benih dan
mematikan rumput pada lahan.
Herbisida
Herbisida arsenik. Herbisida ini sangat toksik
Herbisida dinitrofenol, merangsang metabolisme tubuh
memproduksi sindrom seperti thyrotoksik tetapi tanpa
pembesaran atau pembengkakan kelenjar tiroid. Kelelahan
berlebih, haus dan keringat dapat terjadi.
Paraquat, diquat dan herbisida bipiridyl lainnya. Iritasi kulit,
selaput mukosa mata dan kerongkongan, mual, dyspnoea, dan
edema paru, fibrosis hati dan paru, dan kerusakan ginjal .
Rodentisida dan Fumigan
Kalsium sianida. fumigan dipergunakan membasmi hewan
pengerat dan serangga.
Metil bromida. Substansi ini sangat mengiritasi dan gas toksik
yang dapat menyebabkan kerusakan otak.
Fosfin. Gas ini sangat toksik dihasilkan melalui kontak
aluminium fosfid dengan air di udara. Substansi ini memiliki
aroma bawang putih dan ikan busuk Dapat menyebabkan
oedema paru.
AntikoagulanRodentisida memperlambat proses koagulasi dan
meningkatkan waktu protrombin yang dapat dipergunakan untuk
memantau.
Senyawa Karbon
Pelarut Organik
Sebagian besar senyawa karbon organik sebagai substansi
(bahan) pelarut dan digunakan bukan pelarut saja melainkan
juga sebagai pelumas dan gas-gas anestesi. sehingga terjadi
polusi udara. Senyawa ini banyak terdapat dalam cet, lem dan
pelapisan dan juga
dipergunakan dalam pabrik polimer, farmasi dan pencelupan..
Sistem syaraf merupakan efek pelarut organik. akan
menyebabkan penyempitan bagian-bagian terminal neuron pada
sistem saraf pusat dan perifer.
Kelompok kimia senyawa karbon:
Non substitusi
Senyawa alifatik: metil alkohol, tetraklorethan, karbon tetraklorida,
trikloretilen,
Senyawa aromatik: benzen, toluen, xylen, N-heksan dan
nitrobenzen.
Senyawa subsitusi :
Dengan oksigen: alkohol, aldehid, keton, eter, asam-asam karboksil
dan ester.
Dengan sulfur: analog alkohol, oksigen.
Dengan nitrogen: senyawa nitro, amina, nitril dan amida.
Dengan halogen: senyawa fluoro, cloro, bromo dan iodo.

Gas
Efek Biologis Gas
1. Gas inert
Efeknya perpindahan oksigen. Sifat-sifat klinis mengakibatkan
kurangnya oksigen. tanpa toksisitas instrinsik. Contohnya metana.
2. Gas-gas iritan (pemerih)
Bereaksi terutama pada saluran pernafasan, organ-organ yang
mengalami kontak pertama (kulit). Baik hidung, trakhea, bronkhi,
bronkhiola dan alveoli dapat pula terlibat. Biasanya ada efek iritan
bersamaan terhadap mukosa mata, mulut dan kerongkongan. Contoh:
Klorin, Amonia, Sulfur dioksida, Ozon
Upaya Pengendalian Faktor Kimia
1. Lingkungan kerja dipelihara dalam keadaan bersih.
2. Perlengkapan teknik pengendalian di tempat kerja
3. Proses produksi diatur agar kemungkinan inhalasi, kontak,
termakan/terminum racun dapat dicegah semaksimal
mungkin.
4. Tenaga kerja diberitahu, waspada dan terampil dalam
menghadapi bahaya keracunan.
5. Alat pelindung diri yang memadai harus tersedia dan dipakai
semestinya.
6. Higiene personal dipelihara
7. Pemeriksaan kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai