Anda di halaman 1dari 66

VALIDASI HASIL PENATAAN

Struktur Kurikulum
1. Format Baku (Kepdirjen Dikdasmen No. 130/D/KEP/KR/2017)
2. Program Pendidikan 3 dan 4 Tahun
3. Isi Program (Mata Pelajaran)
A. Muatan Nasional (6 Mapel Berlaku untuk Seluruh BK)
B. Muatan Kewilayahan (2 Mapel Berlaku untuk Seluruh BK)
C. Muatan Peminatan Kejuruan
C1. Dasar Kejuruan (Berlaku sama untuk masing-masing BK)
C2. Dasar Keahlian (Berlaku sama untuk masing-masing PK)
C3. Kompetensi Keahlian (Berlaku untuk masing-masing KK)
4. Alokasi Waktu
a. Muatan A dan B : 24-24 17-17 16-16 04-04
b. Muatan C : 22-22 29-29 30-30 42-42
Jumlah 46-46 46-46 46-46 46-46
Struktur dan Muatan KTSP KURIKULUM
2013 SMK/MAK
ditetapkan melalui Keputusan Dirjen Dikdasmen nomor 130/D/KEP/KR/2017.
Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah Kejuruan berisi Muatan Umum
yang terdiri dari:
(A) Muatan Nasional;
(B) Muatan Kewilayahan yang dikembangkan sesuai kebutuhan wilayah;
dan
(C) Muatan Peminatan Kejuruan yang terdiri dari Dasar Bidang Keahlian,
Dasar Program Keahlian, dan Kompetensi Keahlian.
A. RASIONAL
UU No. 20/ 2003 Tentang Sisdiknas dan PP No. 19/2005 tentang SNP:
MENGAMANATKAN TERSUSUNNYA KURIKULUM PADA TINGKAT
SATUAN PENDIDIKAN JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN
MENENGAH, MENGACU KEPADA STANDAR KOMPETENSI LULUSAN,
STANDAR ISI, STANDAR PROSES, DAN STANDAR PENILAIAN.
masing-masing SMK/MAK memerlukan kurikulum yang sesuai
dengan karakteristik dan potensi daerah atau potensi SMK/MAK.
Kurikulum tersebut adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) SMK/MAK implementatif.
Pengertian KTSP
KURIKULUM 2013 SMK/MAK
keseluruhan program aktivitas pembelajaran baik terstruktur
maupun hidden yang terdokumentasi dengan rapi, digunakan
sebagai acuan pelaksanaan pembelajaran di SMK/MAK untuk
memberikan berbagai pengalaman belajar bermakna dan
berdampak besar bagi peserta didik dalam bekerja, melanjutkan
pendidikan atau berwirausaha dan diatur oleh sekolah.
KTSP SMK/MAK K-13 merupakan kurikulum implementatif yang
disusun dan dilaksanakan oleh SMK/MAK.
KTSP SMK/MAK K-13 merupakan program pemberian pengalaman
belajar sebagai dokumen terdiri atas visi, misi, tujuan, strategi
pencapaian visi-misi, Profil Lulusan, SKL, Struktur kurikulum, kalender
pendidikan, Silabus, RPP.
Tujuan KTSP
KURIKULUM 2013 SMK/MAK
menyediakan program pembelajaran untuk mempersiapkan peserta
didik agar memiliki ketrampilan menjalani kehidupan sebagai pribadi
dan warga negara yang beriman, berahlak mulia, produktif, kreatif,
inovatif, dan efektif dalam menyelesaikan permasalahan kehidupan
serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.
KTSP SMK/MAK K-13 diharapkan membangun dampak pendidikan
berupa kompetensi untuk dapat melakukan seperangkat tindakan
cerdas, penuh tanggungjawab sebagai syarat untuk dianggap
mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di
bidang pekerjaan tertentu.
Luaran hasil pendidikan di SMK/MAK dinilai oleh sekolah dan
masyarakat pemangku kepentingan.
Lanjutan: Langkah penyusunan RPP

Contoh hasil analisis silabus:


Semester/ Jam
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
Pelajaran
KD 3.2 1. Pengelolaan informasi digital melalui 1. Teori dengan
menerapkan pengetahuan komunikasi daring asinkron menggunakan
pengelolaan informasi digital model discovery
melalui pemanfaatan perangkat learning
lunak pengolah informasi. a. pemberian rangsangan
2. Pengelolaan informasi digital melalui
KD 4.2 b. identifikasi masalah
komunikasi daring sinkron c. Pengumpulan Data
menyajikan hasil pengelolaan
informasi digital melalui d. Pengolahan Data 6
e. Pembuktian
pemanfaatan perangkat lunak
f. Menarik
pengolah informasi.
simpulan/generalisasi)

1. Praktik

KD 3.1

KD 4.1
KD 3.3

KD 4.3
Jumlah JP/KD per semester 48
PEMAHAMAN KOMPETENSI DASAR
Kompetensi Dasar (KD):
adalah kemampuan yang menjadi syarat untuk
menguasai Kompetensi Inti yang harus dicapai peserta
didik melalui proses pembelajaran
merupakan tingkat kemampuan dalam konteks muatan
pembelajaran serta perkembangan belajar berdasarkan
pada Kompetensi Inti yang dikembangkan berdasarkan
taksonomi hasil belajar
memuat tingkatan kompetensi berdasarkan KI dan
materi yang dikembangkan dari lingkup materi pada SI
7
KONSEP
Materi pembelajaran adalah bagian dari isi rumusan kompetensi dasar
(KD), merupakan obyek dari pengalaman belajar yang diinteraksikan di
antara peserta didik dan lingkungannya untuk mencapai kemampuan
dasar berupa perubahan perilaku sebagai hasil belajar dari mata pelajaran

Indikator pencapaian kompetensi merupakan rumusan kemampuan


yang harus dilakukan atau ditampilkan oleh siswa untuk menunjukkan
ketercapaian kompetensi dasar (KD).

Tujuan pembelajaran dirumuskan berdasarkan KD dari KI pengetahuan


dan KD dari KI keterampilan dengan mengaitkan dimensi sikap yang akan
dikembangkan
8
PENGALAMAN BELAJAR UNTUK MENCAPAI KOMPETENSI

Capaian Pembelajaran
Sikap Pengetahuan Keterampilan

Menerima Mengingat Mengamati


1 Mengamati

2 Mempertanyakan Menjalankan Memahami Mempertanya


kan
Mengumpulkan Menghargai Menerapkan Mencoba
3 informasi
Menghayati, Menganalisis Menalar
4 Mengasosiasi
Mengamalkan Mengevaluasi Menyaji
Mengkomuni-
5
kasikan - Mencipta Mencipta
PENGALAMAN BELAJAR UNTUK MENCAPAI
Kemampuan
KOMPETENSI
Deskripsi
Belajar
Mengamati Perhatian pada waktu mengamati suatu objek/membaca suatu tulisan/mendengar suatu
penjelasan, catatan yang dibuat tentang yang diamati, kesabaran, waktu (on task) yang
digunakan untuk mengamati
Menanya Jenis, kualitas, dan jumlah pertanyaan yang diajukan peserta didik (pertanyaan faktual,
konseptual, prosedural, dan hipotetik)
Mengumpulkan Jumlah dan kualitas sumber yang dikaji/digunakan, kelengkapan informasi, validitas
informasi/menco informasi yang dikumpulkan, dan instrumen/alat yang digunakan untuk mengumpulkan
ba/ mengolah data.
Menalar/mengaso Mengembangkan interpretasi, argumentasi dan kesimpulan mengenai keterkaitan
siasi/ mengolah informasi dari dua fakta/konsep, interpretasi argumentasi dan kesimpulan mengenai
informasi keterkaitan lebih dari dua fakta/konsep/teori, mensintesis dan argumentasi serta
kesimpulan keterkaitan antar berbagai jenis fakta-fakta/konsep/teori/pendapat;
mengembangkan interpretasi, struktur baru, argumentasi, dan kesimpulan yang
menunjukkan hubungan fakta/konsep/teori dari dua sumber atau lebih yang tidak
bertentangan; mengembangkan interpretasi, struktur baru, argumentasi dan kesimpulan
dari konsep/teori/pendapat yang berbeda dari berbagai jenis sumber.
Mengomunikasi Menyajikan hasil kajian (dari mengamati sampai menalar) dalam bentuk tulisan, grafis,
kan/ menyaji media elektronik, multi media dan lain-lain.
Mencipta Menghasilkan ide-ide, rancangan dan atau keputusan-keputusan baru.
(creating)
DIMENSI KOGNITIF
C1; mengingat (remember), mengingat kembali pengetahuan dari
memorinya.
C2; memahami (understand), mengkonstruksi makna dari pesan baik
secara lisan, tulisan, dan grafis.
C3; menerapkan (apply), penggunaan prosedur dalam situasi yang
diberikan atau situasi baru.
C4; menganalisis (analyse), penguraian materi ke dalam bagian-bagian
dan bagaimana bagian-bagian itu saling berhubungan satu sama lain dalam
keseluruhan struktur.
C5; mengevaluasi (evaluate) membuat keputusan berdasarkan kriteria dan
standar.
C6; mengkreasi (create) menempatkan elemen-elemen secara bersamaan
ke dalam bentuk modifikasi atau mengorganisasi elemen-elemen ke dalam
pola baru (struktur baru).
RINCIAN GRADASI SIKAP, PENGETAHUAN,
DAN KETERAMPILAN
Keterampilan
Sikap Pengetahuan
Kongkret
(Krathwohl) (Bloom) (Dave) (Simpson)

Menerima Mengingat Persepsi, Kesiapan,

merespon Memahami Imitasi Meniru

Menghargai Menerapkan Manipulasi Membiasakan

Menghayati Menganalisis Presisi Mahir

Mengamalkan Mengevaluasi Artikulasi Alami


Mencipta Naturalisasi Orisinal

1
2
Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

Indikator Pencapaian Kompetensi merupakan tolok ukur


ketercapaian suatu KD.

Indikator Pencapaian Kompetensi dirumuskan dengan


menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur, yang
mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

Indikator Pencapaian Kompetensi menjadi acuan penilaian mata


pelajaran.
Langkah-Langkah Merumuskan IPK
1. Tentukan kedudukan KD dari KI-3 dan KD dari KI-4 berdasarkan
gradasinya dan tuntutan KI;
2. Tentukan dimensi pengetahuan (faktual, konseptual, prosedural,
metakognitif);
3. Tentukan bentuk keterampilan (abstrak atau konkret);
4. Keterampilan konkret pada kelas X cenderung menggunakan kata kerja
operasional sampai tingkat membiasakan/manipulasi. Sedangkan untuk
kelas XI pada tingkat mahir/presisi. Selanjutnya untuk kelas XII sampai
minimal pada tingkat presisi hingga gerakan alami/artikulasi/ pada
taksonomi psikomotor Simpson atau Dave, dan
5. Rumusan IPK pada setiap KD dari KI-3 dan pada KD dari KI-4 minimal
memiliki 2 (dua) indikator.
1
4
Komponen Rumusan Tujuan Pembelajaran

Rumusan tujuan pembelajaran mengandung komponen Audience,


Behavior, Condition dan Degree (ABCD), yaitu:
Audience adalah peserta didik;
Behavior merupakan perubahan perilaku peserta didik yang
diharapkan dicapai setelah mengikuti pembelajaran;
Condition adalah prasyarat dan kondisi yang disediakan serta
proses yang harus dilalui agar tujuan pembelajaran tercapai;
Degree adalah ukuran tingkat atau level kemampuan yang harus
dicapai peserta didik
Rumusan Tujuan Pembelajaran

1. Dirumuskan berdasarkan Kompetensi Dasar (KD dari KI-3 dan


KD dari KI-4).
2. Untuk mata pelajaran PA-BP dan PPKn ditambah dengan KD
dari KI-1 dan KD dari KI-2.
3. Menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan
atau diukur, mencakup ranah sikap, ranah pengetahuan, dan
ranah keterampilan

1
6
CONTOH RUMUSAN TUJUAN PEMBELAJARAN
(Dengan Komponen A, B, C, D)

Audience Condition Behaviour

Melalui diskusi dan menggali informasi,


peserta didik dapat menerapkan 2 jenis
pengelolaan informasi digital secara bertanggung
jawab

Degree behaviour Degree attitude


Praktik Baik Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan; dalam kegiatan pendahuluan guru:
menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran;
memberi motivasi belajar siswa secara kontekstual sesuai manfaat dan
aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari, dengan memberikan
contoh dan perbandingan lokal, nasional dan internasional;
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari;
menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan
dicapai; dan
menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai
silabus
Praktik Baik Pembelajaran
Kegiatan Inti;
pada kegiatan inti menerapkan sintaksis model pembelajaran,
dengan metode pembelajaran, media pembelajaran, materi dan
sumber belajar yang disesuaikan dengan karakteristik peserta
didik dan mata pelajaran. Pemilihan model pembelajaran yang
sesuai dengan standar berpikir tingkat tinggi adalah model
pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan
masalah (problem based learning), model pembelajaran project
(project based learning), dan atau teaching factory disesuaikan
dengan karakteristik kompetensi dan jenjang pendidikan
Praktik Baik Pembelajaran
Kegiatan Penutup; pada kegiatan penutup, guru bersama peserta
didik baik secara individual maupun kelompok melakukan refleksi
untuk mengevaluasi:
seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang
diperoleh untuk selanjutnya secara bersama menemukan manfaat
langsung maupun tidak langsung dari hasil pembelajaran yang
telah berlangsung;
memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas,
baik tugas individual maupun kelompok; dan
menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk
pertemuan berikutnya
Format Telaah Praktik Baik Pelaksanaan
Pembelajaran
No Aspek yang diamati: Pelaksanaan Pembelajaran Ya Tidak Catatan/Deskripsi
A. Kegiatan Pendahuluan
1. Orientasi
2. Motivasi
3. Apersepsi
B. Kegiatan Inti
1. Penguasaan materi pembelajaran
2. Penerapan Strategi
3. Pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran
4. Pengelolaan kelas dan pelibatan peserta didik
Penggunaan Bahasa yang benar dan tepat dalam
5.
pembelajaran
C. Kegiatan Penutup
1. Proses rangkuman, refleksi, dan tindak lanjut
2. Pelaksanaan Penilaian Hasil Belajar
Kegiatan Pembelajaran
22

1. Kegiatan Pendahuluan, antara lain; 1) mengondisikan suasana belajar


yang menyenangkan; 2) menyampaikan kompetensi yang akan
dicapai dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari; dan 3)
menyampaikan lingkup dan teknik penilaian yang akan digunakan.
2. Kegiatan Inti, antara lain 1) menggunakan pembelajaran berbasis
keilmuan dan berbasis aktivitas, dan 2) memfasilitasi peserta didik
untuk melakukan aktivitas yang membangun kemampuan sesuai
dengan tuntutan kompetensi
3. Kegiatan Penutup;
1) kegiatan peserta didik; membuat rangkuman/simpulan
pelajaranmelakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan; dan memberikan umpan balik terhadap proses
dan hasil pembelajaran, dan
2) kegiatan guru: melakukan penilaian; merencanakan kegiatan
tindak lanjut, dan menyampaikan rencana pembelajaran pada
pertemuan berikutnya.
KI Ranah kEtErAmpilAN
DIMENSI KI-4 olahan Dave, Simpson
(KETERAMPILAN)

P-1 Persepsi,
Imitasi Kesiapan, Meniru
P-2
Manipulasi Membiasakan
P-3
Presisi Mahir

P-4
Artikulasi Alami

P-5
Naturalisasi Orisinal
Dyer Simpson
Dave
LANGKAH-LANGKAH ANALISIS
KETERKAITAN SKL, KI DAN KD
1. Melakukan linearisasi antara KI dan KD dari pengetahuan (KI-3), dengan cara:
a. Melihat level kognitif pada KD dan KI
b. Melihat hubungan antara level kognitif dan dimensi pengetahuan.
C1=factual, C2=konseptual, C3=procedural, C4,C5,C6=metakognitif
2. Melakukan linierisasi KD dari KI-3 dan KD dari KI-4;
a. LOTS (C2, C3) selaras dengan P1, P2.
b. HOTS (C4, C5) selaras dengan P3, P4, P5.
3. Mengidentifikasi keterampilan yang perlu dikembangkan sesuai rumusan KD
dari KI-4; apakah termasuk keterampilan abstrak atau konkret.
4. Mengidentifikasi sikap-sikap yang dapat dikembangkan dalam kegiatan yang
dilakukan mengacu pada rumusan KD dari sikap spiritual dan sikap social.
DIMENSI PENGETAHUAN

Pengetahuan faktual; pengetahuan terminologi atau


pengetahuan detail yang spesifik dan elemen.
Pengetahuan konseptual; pengetahuan yang lebih
kompleks berbentuk klasifikasi, kategori, prinsip dan
generalisasi.
Pengetahuan prosedural; pengetahuan tentang
bagaimana melakukan sesuatu.
Pengetahuan metakognitif; pengetahuan tentang kognisi,
merupakan tindakan atas dasar suatu pemahaman, meliputi
kesadaran berpikir dan penetapan keputusan tentang
sesuatu.
KI Ranah sikap
KI- Ranah SIKAP

Tingkatan Sikap Deskripsi


Menerima (accepting) nilai Kesediaan menerima suatu nilai dan memberikan
perhatian terhadap nilai tersebut
Menanggapi (responding) Kesediaan menjawab suatu nilai dan ada rasa
nilai puas dalam membicarakan nilai tersebut
Menghargai (valuing) nilai Menganggap nilai tersebut baik; menyukai nilai
tersebut; dan komitmen terhadap nilai tersebut
Menghayati (organizing/ Memasukkan nilai tersebut sebagai bagian dari
internalizing) nilai sistem nilai dirinya
Mengamalkan Mengembangkan nilai tersebut sebagai ciri dirinya
(characterizing/ actualizing) dalam berpikir, berkata, berkomunikasi, dan
nilai bertindak (karakter)
Hubungan pendekatan saintifik
dan model belajar

INQUIRY

DISCOVERY
MENGAMATI;
MENANYA; PENDEKATAN
PBL
MENCOBA, SAINTIFIK,
PBJL
MENGANALISIS, REKAYASA DAN
MENGKOMUNIKA TEKNOLOGI
PBT/PBTE SIKAN

TEACHING FACTORY
HUBUNGAN MODEL BELAJAR
DAN PENCAPAIAN KOMPETENSI DASAR

CARA SISWA BELAJAR

PENCAPAIAN
MODEL CARA MENGAJAR
KOMPETENSI
PEMBELAJARAN DASAR
(TUJUAN)
LINGKUNGAN
BELAJAR
Analisis Pemilihan
Model Pembelajaran
Menganalisis rumusan pernyataan setiap KD;
Mempelajari tujuan setiap model pembelajaran;
Menentukan apakah rumusan KD cenderung pada pembentukan
konsep/ prinsip atau pada pembentukan hasil karya;
Pasangan KD KI-3 dan KD KI-4 pada kelompok Mapel C1 dan C2 yang
cenderung pada penguasaan konsep/prinsip untuk membentuk
kemampuan eksplanasi, tepat menggunakan Inquiry/Discovery
Learning. Merupakan fondasi mempelajari Mapel kelompok C3.
Pasangan KD KI-3 dan KD KI-4 pada kelompok Mapel C3 yang
cenderung membentuk kemampuan solusi-solusi teknologi dan
rekayasa atau hasil karya, dapat menggunakan model belajar Problem
Based Learning, Production Based Trainning, Project Based Learning dan
Teaching Factory.
MODEL PEMBELAJARAN
DISCOVERY LEARNING
Tujuan pembelajaran model Discovery Learning
1. Meningkatkan kesempatan siswa terlibat aktif dalam pembelajaran;
2. Peserta didik belajar menemukan pola dalam situasi konkrit maupun
abstrak;
3. Peserta didik belajar merumuskan strategi tanya jawab yang tidak
rancu dan memperoleh informasi yang bermanfaat dalam menemukan;
4. Membantu peserta didik membentuk cara kerja bersama yang efektif,
saling membagi informasi serta mendengarkan dan menggunakan ide-
ide orang lain;
5. Meningkatkan Keterampilan konsep dan prinsip peserta didik yang
lebih bermakna;
6. Dapat mentransfer keterampilan yang dibentuk dalam situasi belajar
penemuan ke dalam aktivitas situasi belajar yang baru.
SINTAKSIS MODEL
DISCOVERY LEARNING
1. Pemberian rangsangan (Stimulation)
Dapat berupa cerita atau gambar dari suatu kejadian, sehingga
memberikan arahan pada kesiapan menemukan suatu konsep/prinsip atau
formula.
2. Pernyataan/Identifikasi masalah (Problem Statement)
Peserta didik diajak mengidentifikasi kemungkinan-kemungkinan masalah dari
kejadian, selanjutnya dikembangkan jawaban sementara atau hipotesis terhadap
konsep/prinsip atau formula.
3. Pengumpulan data (Data Collection)
Dapat berupa observasi terhadap objek atau uji coba sesuai hipotesis.
4. Pembuktian (Verification)
Pada tahap ini dilakukan pengolahan dan verifikasi data terhadap hipotesis.
5. Menarik simpulan/generalisasi (Generalization)
Melakukan generalisasi konsep/prinsip atau formulasi yang sudah dibuktikan.
MODEL PEMBELAJARAN
INQUIRY LEARNING

Tujuan Model Pembelajaran Inquiry


Mengembangkan kemampuan berfikir secara
sistimatis, logis dan kritis sebagai bagian dari
proses mental.
SINTAKSIS INQUIRY TERBIMBING
1. Orientasi masalah
Memberikan satu permasalahan yang harus dipecahkan kepada peserta didik. Contoh bola lampu
putus.
2. Pengumpulan data dan verifikasi
Peserta didik mengumpulkan data berkaitan dengan bahan/bagian/kondisi yang
berhubungan dengan permasalahan.
3. Pengumpulan data melalui eksperimen
Peserta didik mengumpulkan data dengan memeriksa fungsi bahan/bagian dan kondisi.
4. Pengorganisasian dan formulasi eksplanasi
Peserta didik merumuskan atau memformulasikan hasil eksperimen berkaitan dengan
permasalah.
5. Analisis proses inkuiri
Peserta didik melakukan generalisasi berkaitan dengan permasalahan.
SINTAKSIS INQUIRY SAINS
1. Siswa disajikan suatu bidang penelitian
Disajikan bidang penelitian seperti pencemaran sungai, termasuk metodologi yang
digunakan pada penelitian tersebut.
2. Menstrukturkan (Menyusun) problem/masalah
Peserta didik diajak untuk mengembangkan dan mengidentifikasi masalah yang terdapat
dalam penelitian. Boleh jadi peserta didik akan mengalami berbagai kesulitan yang harus
diatasi, seperti interpretasi data, generalisasi data, kontrol ujicoba, atau pembuatan
simpulan.
3. Mengidentifikasi masalah dalam penelitian
Peserta didik diminta untuk berspekulasi tentang masalah tersebut; sehingga
mengidentifikasi kesulitan dalam proses penelitian.
4. Menyelesaikan kesulitan/masalah
Peserta didik diminta untuk berspekulasi tentang cara mengatasi kesulitan/masalah, dengan
merancang kembali ujicoba, mengolah data dengan cara yang berbeda, menggeneralisasi
data dan mengembangkan konstruk.
MODEL PEMBELAJARAN
PROBLEM BASED LEARNING

Tujuan Model Pembelajaran


Problem Based Learning
Meningkatkan kemampuan menerapkan konsep pada
permasalahan baru/nyata, pengintegrasian konsep
high order thinking skills (HOTS) yakni pengembangan
kemampuan berfikir kritis, kemampuan pemecahan
masalah dan secara aktif mengembangkan keinginan
dalam belajar dengan mengarahkan belajar diri
sendiri dan keterampilan belajar.
SINTAKSIS PROBLEM BASED LEARNING
1. Mengidentifikasi masalah
Mengidentifikasi masalah melalui curah pendapat dari kasus yang diberikan.
2. Menetapkan masalah melalui berpikir tentang masalah dan nformasi yang relevan
Peserta didik mendata sejumlah fakta pendukung sesuai masalah, serta pengetahuan deklaratif
berupa konsep dan prinsip yang harus dikuasai berkenaan dengan masalah.
3. Mengembangkan solusi melalui identifikasi alternatif, tukar-pikiran dan mengecek perbedaan
pandangan
Peserta didik diajak berfikir untuk mengembangkan pemecahan masalah melalui berfikir
prosedural melakukan penelaahan penyebab masalah, melalui pengumpulan imformasi dari
setiap langkah pemeriksaan hingga ditemukan penyebab utama masalah.
4. Melakukan tindakan strategis
Peserta didik mengembangkan tindakan strategis yang didasarkan atas temuan untuk
memecahkan masalah.
5. Melihat ulang dan mengevaluasi pengaruh-pengaruh dari solusi yang dilakukan
Peserta didik diajak memeriksa pengaruh hasil tindakan terhadap permasalahan yang terjadi di
dalam sistem, menggunakan rujukan seperti service manual, hingga sistem dapat bekerja
secara normal sesuai rujukan.
SINTAKSIS model Problem Solving Learning Jenis
Trouble Shooting
1. Merumuskan uraian masalah
Peserta didik dihadapkan pada kasus, mengidentifikasi masalah dan
merumuskan kemungkinan penyebab masalah.
2. Mengembangkan kemungkinan penyebab
Pengembangan kemungkinan penyebab dilakukan berdasarkan observasi
dan pemeriksaan terhadap fungsi berdasarkan konsep atau prinsip.
3. Mengetes penyebab atau proses diagnosis
Menganalisis data hasil pemeriksaan dan menentukan penyebab utama,
menggunakan berfikir prosedur serta melakukan perlakuan/perbaikan.
4. Mengevaluasi
Memeriksa hasil perlakuan/perbaikan dan membandingkannya dengan
acuan rujukan atau service manual, untuk menentukan kasus/permasalahan
telah dapat diatasi.
MODEL PEMBELAJARAN
PROJECT BASED LEARNING
(PjBL)
TUJUAN
Meningkatkan motivasi belajar, team work,
keterampilan kolaborasi dalam pencapaian
kemampuan akademik level tinggi/taksonomi tingkat
kreativitas yang dibutuhkan pada abad 21.
SINTAKSIS MODEL PEMBELAJARAN PjBL
PROJECT BASED LEARNING
1. Penentuan pertanyaan mendasar (Start with the essential question)
Peserta didik secara kelompok/individu dihadapkan pada situasi adanya permasalahan dan
menentukan projek yang paling tepat cara mengatasi masalah.
2. Mendesain perencanaan projek
Peserta didik merancang projek baik desain/perencanaan, gambar, bahan, maupun teknis
pengerjaannya.
3. Menyusun jadwal (Create a Schedule)
Peserta didik menyusun jadwal (waktu pelaksanaan), distribusi pekerjaan, dan presentasi.
4. Memonitor kemajuan projek (Monitor the Progress of the Project);
Peserta didik mengerjakan projek sesuai rancangan dan distribusi kerja serta menyampaikan
progres/kemajuan pengerjaan projek.
5. Menguji hasil (Assess the Outcome)
Peserta didik memeriksa hasil projek; membandingkan dengan rancangan dan pendidik menilai
kemajuan peserta didik.
6. Mengevaluasi pengalaman (Evaluate the Experience)
Pendidik dan peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil projek yang sudah
dijalankan.
MODEL PEMBELAJARAN
PRODUCTION BASED TRAINING (PBT)/
PRODUCTION BASED EDUCATION AND TRAINING (PBET)

TUJUAN
Menyiapkan peserta didik agar memiliki
kompetensi kerja yang berkaitan dengan
kompetensi teknis serta kemampuan kerja sama
(berkolaborasi) sesuai tuntutan organisasi kerja.
SINTAKSIS PRODUCTION BASED TRAINING (PBT)/
PRODUCTION BASED EDUCATION AND TRAINING (PBET)
1. Merencanakan produk
Membuat rancangan produk; dapat berupa benda hasil produksi, layanan jasa,
rencana pertunjukan. Dapat dilakukan dari mulai menggambar detail, membuat
pamflet (waktu pertunjukan, isi pertunjukan), perhitungan kebutuhan bahan/kostum,
peralatan, teknik pengerjaan serta alur kerja/koordinasi kerja.
2. Melaksanakan proses produksi
Peserta didik melakukan tahapan produksi berdasarkan rencana produk benda/
layanan jasa/rencana pertunjukan, alur /koordinasi kerja serta memonitor proses
produksi.
3. Mengevaluasi produk (melakukan kendali mutu),
Peserta didik memeriksa hasil produk melalui membandingkan dengan tuntutan
perencanaan teknis.
4. Mengembangkan rencana pemasaran
Peserta didik mempersiapkan rancangan pemasaran baik dalam jejaring (daring)
maupun luar jejaring (luring) berbentuk brosur/pamflet dan mempresentasikannya.
KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM)

Ditentukan pada awal pembelajaran melalui musyawarah oleh satuan


pendidikan;
Ketuntasan untuk sikap minimal baik (B)
Ketuntasan untuk mata pelajaran baik kelompok Umum maupun Kejuruan
minimal 70 (Kategori/Predikat BAIK, sesuai dengan ketentuan pemerintah
dan mengacu pada tuntutan kriteria yang berlaku di dunia kerja yaitu minimal
memuaskan (satisfaction) yang di dalam pedoman penilaian SMK
dilambangkan dengan nilai 70.
Sekolah berhak menentukan nilai ketuntasan di atas ketuntasan minimal, dan
Penilaian pengetahuan dan keterampilan menggunakan 0 100, dengan
kategori Kurang (<70); Baik (70-85); dan Sangat Baik (86-100).
PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER (PPK)

Gerakan pendidikan di sekolah untuk 1. Pembangunan SDM merupakan pondasi


pembangunan bangsa.
Definisi

Urgensi
memperkuat karakter siswa melalui
harmonisasi olah hati (etik), olah rasa 2. Menuju Generasi Emas 2045 dengan
(estetik), olah pikir (literasi), dan olah raga dibekali Keterampilan abad 21 : Kualitas
(kinestetik) dengan dukungan pelibatan Karakter, Literasi Dasar, dan Kompetensi
publik dan kerja sama antara sekolah, 4C (Critical thinking, Creativity,
keluarga, dan masyarakat yang merupakan Communication, and Collaboration).
bagian dari Gerakan Nasional Revolusi 3. Membekali siswa menghadapi kondisi
Mental (GNRM) degradasi moral, etika, dan budi pekerti.
Pengembangan Nilai-Nilai Karakter
45

Religius
Jujur
Toleransi
Olah Hati Disiplin
(Etika)
Kerja Keras
Kreatif
Mandiri
Demokratis
Olah Olah Rasa Ingin Tahu
Semangat Kebangsaan
Raga Pikir Cinta Tanah Air UTAMA
(Kinestetika) (Literasi) Menghargai Prestasi
Bersahabat/Komunikatif
Cinta Damai
Gemar Membaca
Olah Karsa Peduli Lingkungan
(Estetika)
Peduli Sosial
Tanggung Jawab
(dan lain-lain)

Filosofi Pendidikan Karakter Nilai-nilai Karakter Kristalisasi Nilai-Nilai


Ki Hajar Dewantara
Kurikulum 2013 lama menuntut
pembelajaran proses. Pembelajaran dimulai
dari tahap berpikir rendah sampai ke tingkat
teringgi ( dari memahmi mengevaluasi)
dengan objek materi yang sama.
Sementara pada kurikulum 2013 revisi,
menuntut pembelajaran pada tingkat tinggi
(HOTS) karena pada tingkatan tersebut
sudah melalui tahapan yang terendah
pada proses pembelajaran.
Di kurikulum 2013 lama antara KD 3
dan KD 4 tidak saling linier, bahkan
jumlah KD tidak sama, sementara di
kurikulum 2013 revisi KD 3 dan KD 4
berpasangan dan linier, sehingga
memudahkan dalam proses
pembelajaran.
TAHAP PEMBELAJARAN di SMK
Meningkatkan kemampuan literasi di semua mata pelajaran dengan
Tujuan menggunakan bahan-bahan pengayaan baik secara digital maupuan
non digital

Prinsip Ada tagihan Akademik di seluruh mata pembelajaran

15 menit membaca sebelum jam pelajaran


Pemanfaatan berbagai strategi literasi dalam pembelajaran
Jenis Pengembangan kemampuan e-literasi dalam pembelajaran bagi guru dan siswa
Penilaian akademik
Kegiatan Pengembangan lingkungan fisik, sosial, afektif, dan akademik
Memilih cara dan jenis e-literasi yang tepat untuk proses pembelajaran, produksi
pengetahuan, dan menyebarkannya di kalangan warga SMK

Ada program dan pelaksanaan 15 menit membaca


Penyusunan dan pelaksanaan strategi literasi dalam pembelajaran
Indikator Tersedia area baca di SMK (perpustakaan, sudut buku kelas dan tempat-tempat lain untuk
membca
Pembimbingan penggunaan internet
SISTEMATIKA RPP
49

1. Identitas
2. KI
3. KD dan IPK
4. Tujuan Pembelajaran
5. Materi Pembelajaran
6. Metode Pembelajaran
7. Media/Alat/Bahan abad 21 (4 C),
HOTS, literasi, dan
8. Sumber
karakter
9. Kegiatan Pembelajaran
10. Penilaian
11. Lampiran (jika ada)
4. Kolaborasi
(Collaboration)

Memiliki kemampuan dalam kerjasama berkelompok

Beradaptasi dalam berbagai peran dan tanggungjawab, bekerja


secara produktif dengan yang lain.

Memiliki empati dan menghormati perspektif berbeda.

Mampu berkompromi dengan anggota yang lain dalam kelompok


demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.
Higher Order Thinking Skills (HOTS)
51
DESKRIPSI KEMAMPUAN KOGNITIF
KATEGORI DESKRIPSI
Mengingat Menyajikan fakta dari ingatan (mengenal fakta penting/recognizing/identifying;
(Remember) memanggil/ recalling/retrieving)

Memahami Memaknai materi yang dipelajari dengan kata-kata/kalimat sendiri


(Understand) (interpretasi/interpreting/clarifying, memberi contoh/illustrating,
mengklasifikasi/clasifyimg/categorizing, meringkas/summarizing/ abstracting,
menyimpulkan/concluding/extrapolating/interpolating, predicting,
membandingkan/comparing/contrasting/mapping/matching,
menjelaskan/constructing model e.g. cause-effect)
Menerapkan melaksanakan (executing/), menggunakan prosedur (implementing) untuk suatu
(Apply) situasi baru (melakukan, menerapkan)
Menganalisis Mengelompokkan informasi/fenomena dalam bagian-bagian penting
(Analyze) (differentiating/ discriminating/focusing/selecting), menentukan keterkaitan antar
komponen (organizing/finding coherence/integrating/ outlining/structuring),
menemukan pikiran pokok/bias/nilai penulis (attributing/deconstructing)
H
Mengevaluasi Menentukan apakah kesimpulan sesuai dengan uraian/fakta
(Evaluate) O
(checking/coordinating/detecting/monitoring/testing), menilai metode mana yang
paling sesuai untuk menyelesaikan masalah (critiquing/judging) T
Mencipta Mengembangkan hipotesis (generating), merencanakan penelitian S
(Create) (planning/designing), mengembangkan produk baru (producing/constructing)
Contoh format kisi kisi
52

Kisi Kisi Penilaian Harian


Mata Pelajaran :
Kelas/Semester :
Kompetensi Dasar :
Alokasi wktu :
Jumlah soal :

INDIKATOR MATERI INDIKATO TEHNIK BENTUK JENIS NO


PENCAPAIA R SOAL PENILAIA SOAL SOAL SOAL
N N
KOMPETENSI
Pengolahan Nilai Pengetahuan
53

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti


Kelas : X (Umum)
KKM : 70

Hasil Penilaian ke Penilaian


No Nama KD Rerata
1 2 3 4 Akhir Sem
1 Ani 3.1 75 68 70 71
3.2 60 66 70 65
3.3 86 80 90 80 84
3.4 79 93 95 89
3.5 88 80 80 83
Nilai RAPOR 78
Keterangan:
...................
71 65 84 89 83
Nilai Rapor 78
5
Tabel 2 a. HASIL PENGOLAHAN NILAI PENGETAHUAN
54
9

Keterangan
2

55 Penilaian harian dilakukan oleh pendidik dengan cakupan meliputi seluruh


indikator dari satu kompetensi dasar
Penilaian akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh satuan
pendidikan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik pada akhir
semester. Cakupan penilaian meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan
semua KD pada semester tersebut
KD 3.1 dilakukan tagihan penilaian sebanyak 3 kali, maka nilai pengetahuan pada
KD 3.1

75 68 70
Nilai KD3.1 71
3

Deskripsi berisi kompetensi yang sangat baik dikuasai oleh peserta didik dan/atau
kompetensi yang masih perlu ditingkatkan. Pada nilai diatas yang kuasai peserta
didik adalah KD 3.4 dan yang perlu ditingkatkan pada KD 3.2.
Contoh deskripsi: Memiliki kemampuan mendeskripsikan makna nilai-nilai Kristiani
dengan baik, namun perlu peningkatan pemahaman agar menemukan cara yang
tepat meneladankannya dalam kehidupan sosial

71 65 84 89 83
Nilai Rapor 78
5
Pengolahan Nilai Keterampilan
56

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti


Kelas :X

Nilai
KD Praktik Produk Proyek Portofolio
Akhir
4.1 87 87

4.2 66 75 75

4.3 92 92

4.4 75 82 79

Nilai RAPOR 83
57
Remedial
Remedial merupakan program pembelajaran yang diperuntukkan bagi peserta didik yang
belum mencapai KKM dalam satu KD tertentu. Pembelajaran remedial bertujuan agar
peserta didik yang mengalami kesulitan belajar dapat mencapai kompetensi dasar yang
ditetapkan .
Berikut tahapan pelaksanaan pembelajaran remedial serta strateginya digambarkan
dalam skema sebagai berikut

Contoh penentuan program remedial.


Jika peserta didik dalam satu kelas yang mencapai ketuntasan kurang dari 50% maka bentuk
pembelajaran remedialnya adalah pembelajaran ulang. Setelah pembelajaran ulang
dilakukan kemudian diakhiri dengan tes.
PERUBAHAN STRUKTUR KURIKULUM
K13 REVISI
Mapel Bahasa Indonesia pada Pendidikan
Menengah merupakan pengembangan dan
peningkatan kemampuan berbahasa Indonesia
yang telah dipelajari di Pendidikan Dasar. Khusus di
SMK lebih dititikberatkan pada pengembangan
kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Indonesia
dengan baik dan benar, baik lisan maupun tulisan
terutama dalam konteks pengembangan keahlian
kejuruan yang ditekuni
Ada penambahan KD dan pengurangan
KD seperti ceramah, proposal, dan karya
tulis ilmiah, yang semula tidak ada di
kurikulum lama dan penambahan KD di
kelas 12, yaitu tentang surat lamaran
pekerjaan, surat dinas, dan artikel. Alasan
penambahan KD ini, karena KD-KD tersebut
bermanfaat secara praktis untuk kehidupan
keseharian siswa SMK.
Di kelas 12 ada pengurangan KD
cerita ulang, pantun, dan cerpen
yang semula ada di kurikulum
lama, namun KD tersebut setara
dengan KD tentang cerita rakyat,
puisi, dan biografi yang sudah
dipelajari di kelas 10.
Coyle (2006, 2007) mengajukan 4C sebagai penerapan
CLIL, yaitu content, communication, cognition, culture
(community/citizenship).
1. Content itu berkaitan dengan topik tertentu, misalnya budaya
atau lingkungan hidup.
2. Communication berkaitan dengan ragam atau kaidah bahasa
yang digunakan, termasuk struktur atau pola penyampaiannya.
jenis apa yang digunakan (misalnya membandingkan,
melaporkan).
3. Cognition berkaitan dengan kompetensi atau keterampilan
bahasa yang dikembangkan, misalnya memahami,
mengidentifikasi, membanding-kan, mengevaluasi, menuliskan.
4. Culture berkaitan dengan muatan lokal lingkungan sekitar yang
berkaitan dengan topik, misalnya kekhasan tumbuhan yang ada di
Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan sintesis dari
tiga pendekatan, yaitu pedagogi genre, saintifik, dan
CLIL.
Alur utama model adalah pedagogi genre dengan 4M
(Membangun konteks, Menelaah Model, Mengonstruksi
Terbimbing, dan Mengonstruksi Mandiri).
Kegiatan mendapatkan pengetahuan (KD-3) dilakukan
dengan pendekatan saintifik 5M (Mengamati,
Mempertanyakan, Mengumpulkan Informasi, Menalar, dan
Mengomunikasikan).
Pengembangan keterampilan (KD-4) dilanjutkan dengan
langkah mengonstruksi terbimbing dan mengonstruksi
mandiri.
CLIL (CONTENT AND LANGUAGE
INTEGRATED LEARNING)
pendekatan CLIL, yaitu pendekatan yang
merupakan penggabungan dari pendekatan
bahasa dan isi. Pendekatan ini merupakan
Paradigma Pembelajaran Baru pada
Kurikulum 2013.
CLIL merangsang Persepsi siswa, Persepsi
Moral, Persepsi spiritual dan Kebiasaan Positif
yang semakin meningkat.
Pendekatan CLIL digunakan untuk memperkaya
pembelajaran dengan prinsip:

1. isi [konten] teksberupa model atau tugasbermuatan karakter dan


pengembangan wawasan serta kepedulian sebagai warganegara
dan sebagai warga dunia;
2. unsur kebahasaan [komunikasi] menjadi unsur penting untuk
menyatakan berbagai tujuan berbahasa dalam kehidupan;
3. setiap jenis teks memiliki struktur berpikir [kognisi] yang berbeda-
beda yang harus disadari agar komunikasi lebih efektif; dan
4. budaya [kultur], berbahasa, berkomunikasi yang berhasil harus
melibatkan etika, kesantunan berbahasa, budaya (antarbangsa,
nasional, dan lokal).
Content and Language Integrated Learning (CLIL) merupakan suatu
pendekatan pembelajaran yang mengajarkan isi dan bahasa dalam porsi
yang seimbang.
Pembelajaran dengan pendekatan CLIL tidak hanya berfokus pada materi
(content), tetapi juga pada bahasa pengantarnya (language)
merupakan sistem pengajaran dual-focus yang tidak hanya berorientasi
kepada pemahaman konten namun juga bahasa secara bersamaan
teori dalam ancangan pemelajaran komunikatif yaitu mendorong siswa
untuk memelajari bahasa dengan menggunakannya dalam konteks-
konteks nyata dantujuan yang otentik

Anda mungkin juga menyukai