Anda di halaman 1dari 22

Untuk PT CII

Oleh : Antonia/023151700003
Salah satu konsultan terbesar di dunia dengan 554 kantor di 66
negara
Di Indonesia sendiri, Colliers hadir sejak tahun 1988
Saat ini memiliki lebih dari 460 orang karyawan
Merupakan konsultan properti terbesar di Indonesia
Menyediakan rangkaian lengkap konsultasi dunia properti
termasuk di dalamnya penilaian, penasehat, manajemen transaksi
dan manajemen properti.
Dapat memenuhi kebutuhan para investor, penghuni maupun
pengembang untuk berbagai sektor properti seperti perkantoran,
ritel, industri, perumahan dan perhotelan.
Telatnya audit untuk tahun berjalan

Tidak adanya audit internal

Kurangnya pembagian tugas, supervisi dan manajemen yang baik di


divisi finance

Seringnya terjadi perubahan anggota dalam tim audit, kurangnya


komunikasi tim sebelumnya dengan tim yang baru

Kurangnya pemahaman auditor terhadap data/dokumen/bisnis klien


SA 313.Pengujian Substantif Sebelum Tanggal Neraca

SA 311. Perencanaan dan Supervisi

SA 315. Komunikasi Antara Auditor Pendahulu dengan Auditor


Pengganti

SA 329.Prosedur Analitik
SA. 312. Resiko Audit dan Materialitas Dalam Pelaksanaan Audit

SA 350. Sampling Audit

SA 325.Komunikasi Masalah yang Berhubungan dengan


Pengendalian Intern yang ditemukan dalam Suatu Audit

SA 318. Pemahaman Atas Bisnis Klien


Auditor harus mempertimbangkan apakah sistem akuntansi akan
memberikan
informasi mengenai saldo pada tanggal neraca dan transaksi dalam
sisa periode
yang cukup untuk melakukan penyelidikan atas :

transaksi luar biasa yang signifikan (termasuk transaksi pada atau


mendekati tanggal neraca

penyebab fluktuasi signifikan yang lain, atau fluktuasi yang


diharapkan tetapi tidak terjadi

Perubahan dalam komposisi akun neraca


Pengujian biasanya harus mencakup:

perbandingan informasi yang berkaitan dengan saldo pada tanggal


neraca dengan informasi yang sebanding pada tanggal interim untuk
mengidentifikasi jumlah yang tidak wajar dan penyelidikan atas
jumlah tersebut dan

prosedur analitik atau pengujian substantif atas rincian yang lain,


atau kombinasi dari keduanya, untuk memberikan dasar memadai
untuk perluasan kesimpulan audit pada tanggal neraca secara relatif
atas asersi yang diuji secara langsung atau tidak langsung pada
tanggal interim
Penentuan kemungkinan salah-saji pada tanggal neraca harus
didasarkan atas
pertimbangan auditor terhadap keadaan akun pada tanggal neraca,
setelah
mempertimbangkan :

kemungkinan implikasi sifat dan penyebab salah-saji yang terdeteksi


pada tanggal interim
kemungkinan hubungan dengan tahap-tahap audit yang lain
koreksi kemudian yang dilakukan oleh entitas
hasil prosedur audit yang mencakup sisa periode (termasuk prosedur
audit dalam rangka menanggapi kemungkinan salah-saji tertentu)
Pertimbangan auditor dalam perencanaan :

Masalah yang berkaitan dengan bisnis entitas dan industri yang


menjadi tempat entitas tersebut

Kebijakan dan prosedur akuntansi entitas tersebut

Metode yang digunakan oleh entitas tersebut dalam mengolah


informasi akuntansi yang signifikan, termasuk penggunaan organisasi
jasa dari luar untuk mengolah informasi akuntansi pokok perusahaan

Tingkat risiko pengendalian yang direncanakan


Pertimbangan auditor dalam perencanaan :

Pos laporan keuangan yang mungkin memerlukan penyesuaian


(adjustment).

Kondisi yang mungkin memerlukan perluasan atau pengubahan


pengujian audit, seperti risiko kekeliruan atau kecurangan yang
material atau adanya transaksi antarpihak-pihak yang mempunyai
hubungan istimewa.
Prosedur yang dapat dipertimbangkan oleh auditor dalam perencanaan
& Supervisi :
Me-review arsip korespondensi, kertas kerja, arsip permanen, laporan
keuangan, dan laporan auditor tahun lalu

Membahas masalah-masalah yang berdampak terhadap audit


dengan personel kantorakuntan yang bertanggung jawab atas jasa
nonaudit bagi entitas

Membaca laporan keuangan interim tahun berjalan

Membahas tipe, lingkup, dan waktu audit dengan manajemen, dewan


komisaris, atau komite audit.
Auditor pengganti harus meminta keterangan yang spesifik dan masuk
akal kepada auditor pendahulu mengenai masalah-masalah yang
menurut keyakinan auditor pengganti akan membantu dalam
memutuskan penerimaan atau penolakan perikatan. Hal-hal yang
dimintakan keterangan harus mencakup:
Informasi yang kemungkinan berkaitan dengan integritas manajemen.
Ketidaksepakatan dengan manajemen mengenai penerapan prinsip
akuntansi, prosedur audit, atau soal-soal signifikan yang serupa
Komunikasi dengan komite audit atau pihak lain dengan kewenangan
dan tanggung jawab setara tentang kecurangan, unsur pelanggaran
hukum oleh klien, dan masalah-masalah yang berkaitan dengan
pengendalian intern.
Prosedur analitik digunakan dengan tujuan sebagai berikut:

Membantu auditor dalam merencanakan sifat, saat, dan lingkup


prosedur audit lainnya

Sebagai pengujian substantif untuk memperoleh bukti tentang asersi


tertentu yang berhubungan dengan saldo akun atau jenis transaksi

Sebagai review menyeluruh informasi keuangan pada tahap review


akhir audit
Prosedur analitik meliputi perbandingan jumlah-jumlah yang tercatat
atau ratio yang dihitung dari jumlah-jumlah yang tercatat,
dibandingkan dengan harapan yang dikembangkan oleh auditor.
Contoh sumber informasi yang digunakan dalam mengembangkan
harapan:
Informasi keuangan periode sebelumnya yang dapat diperbandingkan
dengan memperhatikan perubahan yang diketahui.
Hubungan antara unsur-unsur informasi keuangan dalam satu
periode.
Hubungan informasi keuangan dengan informasi nonkeuangan yang
relevan.
Dalam merencanakan prosedur analitik sebagai pengujian substantif,
auditor harus mempertimbangkan jumlah perbedaan yang diharapkan
yang dapat diterima tanpa penyelidikan lebih lanjut. Pertimbangan ini
dipengaruhi terutama oleh materialitas dan harus konsisten dengan
tingkat keyakinan yang diinginkan dari prosedur ini.

Penentuan jumlah ini melibatkan pertimbangan kemungkinan bahwa


kombinasi dari salah saji dalam saldo akun tertentu, atau golongan
transaksi tertentu, atau saldo atau golongan transaksi lainnya, dapat
terhimpun menjadi suatu jumlah yang tidak dapat diterima.
Auditor harus mempertimbangkan risiko audit dan materialitas baik
dalam:

Merencanakan audit dan merancang prosedur audit, dan

Mengevaluasi apakah laporan keuangan secara keseluruhan disajikan


secara wajar, dalam semua hal yang material, sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
Pertimbangan pada Tingkat Laporan Keuangan :
Auditor harus merencanakan auditnya sedemikian rupa, sehingga
risiko audit dapat dibatasi pada tingkat yang rendah, yang menurut
pertimbangan profesionalnya, memadai untuk menyatakan pendapat
atas laporan keuangan. Risiko audit dapat ditentukan dalam ukuran
kuantitatif atau kualitatif
Bilamana auditor menyimpulkan bahwa terdapat risiko signifikan
salah saji material dalam laporan keuangan, auditor harus
mempertimbangkan kesimpulannya ini dalam menentukan sifat, saat,
atau luasnya prosedur; penugasan staf; atau perlunya tingkat
supervisi yang semestinya.
Auditor harus melaksanakan salah satu atau lebih langkah berikut:

Memilih prosedur audit yang lebih efektif.

Melaksanakan prosedur audit lebih dekat ke tanggal neraca, atau

Memperluas prosedur audit tertentu.


Auditor memperhatikan dua aspek dari risiko sampling:

Risiko keliru menerima (risk of incorrect acceptance), yaitu risiko


mengambil kesimpulan, berdasarkan basil sampel, bahwa saldo akun
tidak berisi salah saji secara material, padahal kenyataannya saldo
akun telah salah saji secara material.

Risiko keliru menolak (risk of incorrect rejection), yaitu risiko


mengambil kesimpulan, berdasarkan hasil sampel, bahwa saldo akun
berisi salah saji secara material, padahal kenyataannya saldo akun
tidak berisi salah saji secara material.
Auditor juga memperhatikan dua aspek risiko sampling dalam
menyelenggarakan pengujian pengendalian jika ia menggunakan
sampling:
Risiko penentuan tingkat risiko pengendalian yang terlalu rendah
(risk of assessing control risk too low), yaitu risiko menentukan
tingkat risiko pengendalian, berdasarkan hasil sample, terlalu rendah
dibandingkan dengan efektivitas operasi pengendalian yang
sesungguhnya.
Risiko penentuan tingkat risiko pengendalian yang terlalu tinggi (risk
of assessing control risk too high), yaitu risiko menentukan tingkat
risiko pengendalian, berdasarkan hasil sample, yang terlalu tinggi
dibandingkan dengan efektivitas operasi pengendalian yang
sesungguhnya.
Contoh Yang Mungkin Merupakan Kondisi Yang Dapat Dilaporkan :

Kondisi yang dapat dilaporkan mencakup permasalahan yang


ditemukan oleh auditor, yang menyangkut kelemahan material dalam
desain atau operasi pengendalian intern, yang menurut pertimbangan
auditor dapat secara negatif mempengaruhi kemampuan perusahaan
untuk mencatat, mengolah, mengikhtisarkan, dan melaporkan data
keuangan konsisten dengan pertanggungjawaban manajemen dalam
laporan keuangan.
Auditor dapat memperoleh pengetahuan tentang industri dan entitas
dari berbagai sumber. Sebagai contoh:
Pengalaman sebelumnya tentang entitas dan industrinya

Diskusi dengan orang dalam entitas (seperti direktur, personel


operasi senior)

Diskusi dengan personel dari fungsi audit intern dan review terhadap
laporan auditor intern.

Diskusi dengan auditor lain dan dengan penasihat hukum atau


penasihat lain yang telah memberikan jasa kepada entitas atau dalam
industri.

Anda mungkin juga menyukai