Anda di halaman 1dari 32

EJAAN YANG DISEMPURNAKAN

DAN TANDA BACA

Nama Kelompok :
Elan Rahmawan F. (12516291)
Giovina Fajar S. (13516059)
Nanda Ghitha A. (15516300)
Novia Mentari T. (18516239) 1PA16
MACAM-MACAM EJAAN
1. Ejaan Van Ophujsen (nama seorang guru Belanda
yang meminati bahasa ) tahun 1901;

2. Ejaan Soewandi ( Menteri P & K Republik Indonesia)


tahun 1947;
3. Ejaan Melindo (Melayu Indonesia) tahun 1958;
4. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) diresmikan tanggal 16
Agustus 1972.
Ejaan yang disempurnakan adalah ejaan bahasa
Indonesia yang berlaku sejak tahun 1972. Ejaan ini
menggantikan ejaan sebelumnya, Ejaan Republik atau
Ejaan Soewandi. Ejaan adalah seperangkat aturan
tentang cara menuliskan bahasa dengan menggunakan
huruf, kata, dan tanda baca sebagai sarananya. Ejaan
mengatur keseluruhan cara menuliskan bahasa. Ejaan
merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai
bahasademi keteraturan dan keseragaman bentuk,
terutama dalam bahasa tulis.
Ruang Lingkup EYD
Mencakup Lima Aspek :

1. Pemakaian Huruf
2. Penulisan Huruf
3. Penulisan Kata
4. Penulisan Kata Serapan
5. Pemakaian Tanda Baca
1. PEMAKAIAN HURUF
Huruf Nama Huruf Nama Huruf Nama
A) Huruf Abjad :
huruf dalam bahasa A a a J j je S s es
Indonesia terdiri dari 26 B b be K k ka T t te
C c ce L l el U u u
B) Huruf Vokal : huruf
D d de M m em V v fe
vokal dalam bahasa
E e e N n en W w we
Indonesia berjumlah 5 ( F f ef O o o X x eks
a,e, i, o, u) G g ge P p pe Y y ye
C) Huruf Konsonan : H h h Q q ki Z z zet
berjumlah 21 I i i R r er
D) Huruf Diftong

adalah gabungan bunyi dalam satu suku kata, yang digabung


adalah huruf vokal dengan /w/ atau /y/. Dalam kata yang
mengandung diftong tersebut, kita dapat merasakan
perubahan warna bunyi [a] pada kata sungai dan galau ke
arah bunyi semi vokal [y] dan [w] dan perubahan warna
bunyi [o] ke arah semi vokal [y] pada kata koboi.
E) Gabungan Huruf Contoh Pemakaian dalam
Gabungan
Konsonan Kata
Di dalam bahasa Indonesia Huruf
Di
terdapat empat gabungan Di Awal Di Akhir
Konsonan Tengah
huruf yang melambangkan
konsonan, yaitu kh, ng, ny,
kh khusus akhir tarikh
dan sy. ng ngilu bangun senang
ny nyata hanyut
sy syarat isyarat arasy
II. PENULISAN
A) Huruf Kapital
HURUF
1. Huruf pertama awal kalimat.
Kita harus belajar dengan giat
2. Huruf pertama petikan langsung.
Murid bertanya, "Kapan kita pulang?
3. Huruf pertama ungkapan yang berhubungan
dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata
ganti untuk Tuhan.
Tuhan akan menunjukkan jalan yang benar kepada
hamba-Nya.
4. Huruf pertama unsur nama gelar kehormatan,
keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama
orang.
Haji Agus Salim
5. Huruf pertama unsur nama jabatan dan
pangkat yang diikuti nama orang atau yang
dipakai sebagai pengganti nama orang, nama
instansi, atau nama tempat.
Menteri Hatta Radjasa , Jenderal Soedirman,

6. Huruf pertama unsur-unsur nama orang.


Zayn Malik
7. Huruf pertama nama bangsa, suku bangsa,
dan bahasa.
bangsa Indonesia ,suku Sasak
8. Huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari
raya, dan peristiwa sejarah.
tahun Hijriah, bulan Agustus,Perang Padri
9. Huruf pertama nama khas dalam geografi.
Asia Tenggara ,Jalan Diponegoro, Blitar
10. Huruf pertama semua unsur nama negara,
nama resmi badan/lembaga pemerintahan,
dan ketatanegaraan, serta nama dokumen
resmi.
Majelis Permusyawaratan Rakyat
11. Huruf pertama kata ganti Anda.
12.Huruf pertama penunjuk hubungan
kekerabatan.
13. Huruf pertama singkatan gelar, nama, dan
sapaan.
Dr.Bambang
B. Huruf Miring
Dipakai untuk menuliskan nama buku,
majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam
karangan. Kumpulan cerpen Dilarang
Menyanyi di Kamar Mandi ditulis oleh Seno
Gumira Ajidarma.

Dipakai untuk menegaskan atau


mengkhususkan huruf, bagian kata, atau
kelompok kata. Buatlah kalimat dengan
berlepas tangan.

Dipakai untuk menuliskan kata nama-nama


ilmiah atau ungkapan bahasa asing atau bahasa
daerah, kecuali yang disesuaikan ejaannya.
Sebaiknya kita menggunakan kata kudapan
untuk kata snack.
III. PENULISAN
A) KataKATA
Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
contoh : Buku itu sangat tebal. Kantor pajak penuh sesak.
B) Kata Turunan
1. Imbuhan (awalan, sisipian, akhiran) ditulis serangkai
dengan kata dasarnya.
contoh: diampuni, diperpanjang, bergeletar, mempermainkan,
penetapan.
2. Bentuk dasarnya berupa gabungan kata dan sekaligus mendapat
awalan dan akhiran, maka ata-kata itu ditulis serangkai.
contoh : menggarisbawahi,
menyebarluaskan,
dilipatgandakan
3. Unsur gabungan kata yang merupakan kombinasi ditulis serangkai
contoh: Pancasila, tunanetra, infrastruktur, antarkota, mahasiswa,
poligami, dll.
4. Awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung
mengikuti/mendahuluinya kalau bentuk dasarnya berupa gabungan
kata
contoh: bertanggung jawab, garis bawahi,
dilipat dua, bertepuk tangan dll.
C) Kata Ulang
Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda
hubung.
contoh : anak-anak, biri-biri, mondar-mandir, ramah-
tamah, sayur-mayur, dll.
D) Gabungan Kata

1. Kata majemuk ditulis terpisah


contoh: duta besar, orang tua, kambing
hitam, rumah sakit, dll.
2. Gabungan kata termasuk istilah khusus yang mungkin
menimbulkan salah baca, dapat diberi tanda hubung untuk
menegaskan pertalian diantara unsur-unsur yang
bersangkutan. contoh: anak-isteri, adik-kakak, bapak-ibu, dll.
3. Gabungan kata ditulis serangkai.
contoh: apabila, adakalanya, matahari,
E. Kata Depan

Kata depan di, ke, dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya,
contoh: Murid duduk di bangku
Saya pergi ke sana untuk mencarinya
Paman datang dari Bandung
IV.PENULISAN KATA SERAPAN
1. Kata asing yang sudah diserap sepenuhnya kedalam bahasa
Indonesia.
2. Kata asing yang dipertahankan karena sifat
keinternasionalannya, penulisan dan pengucapannya masih
mengikuti cara asing.
3. Kata asing yang berfungsi memperkaya peristilahan ditulis
sesuai EYD.

a. Unsur yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa


Indonesia, seperti reshuffle, chatting, browsing, dll.
b. Unsur asing yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan
dengan kaidah bahasa Indonesia, seperti fotokopi,
manajemen, objek, dll.
PEMAKAIAN TANDA BACA
A. Tanda Titik

1.Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau
seruan.
2.Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.
3.Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan
sapaan.
4. Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah
sangat umum. Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih
hanya dipakai satu tanda titik.
5.Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu
bagan, ikhtisar, atau daftar.
6.Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan
detik yang menunjukkan waktu.
7.Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan
detik yang menunjukkan jangka waktu.
B. TANDA KOMA

1. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian


atau pembilangan.
Misalnya: Saya membeli disket, spidol, dan penggaris.

2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari
kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi,
melainkan, namun, sedangkan dan sebagainya.
Misalnya: Saya ingin datang, tetapi hari hujan.

3. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk


kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya.
Misalnya:Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
4 .Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung
antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya
oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi.
Misalnya: Oleh karena itu, kita harus berhati-hati.
Jadi, soalnya tidaklah semudah itu.
5. Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh,
kasihan yang terdapat pada awal kalimat.
Misalnya: O, begitu
Wah, bukan main!
7. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari
bagian lain dalam kalimat.
Misalnya: Kata ibu, "Saya gembira sekali."
8. Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat (ii) bagian-
bagian alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan
wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Misalnya: Sdr. Abdullah, Jalan Margonda Raya 21, Depok
9.Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang
dibalik susunannya dalam daftar pustaka.
Misalnya: Siregar, Merari. 1920. Azab dan Sengsara. Jakarta:
Balai Pustaka.
10.Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik
yang mengikutinya, untuk membedakannya dari singkatan nama
keluarga atau marga.
Misalnya: Drs. Sugito, M.M.
11.Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan dan di antara
rupiah dan sen dalam bilangan.
Misalnya: Rp12,50 (Lambang Rp tidak diberi titik!)
12.Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan dan
keterangan aposisi.
Misalnya: Guru saya, Pak Agus, pandai sekali.
Di daerah kami, misalnya, masih banyak orang laki-laki
makan sirih.
C. TANDA TITIK DUA

1.Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau
pemerian.
Misalnya: Hanya ada dua pilihan bagi para pejuang kemerdekaan itu: hidup atau mati.
2.Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Misalnya:
a. Ketua : Zaenal Arifin
Sekretaris : Irman Nashori
Bendahara : Usman
3.Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam
percakapan.
Misalnya:
Ibu : Bawa kopor ini, Mir!
Amir : Baik, Bu.
4.Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman; (ii) di antara bab dan ayat
dalam kitab-kitab suci, atau (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan.
Misalnya:
(i) Tempo, I (1971), 34:7
(ii) Surah Yasin: 9
(iii) Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup:
Sebuah Studi, sudah terbit.
D. TANDA HUBUNG

1.Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang sudah


terpisah oleh pergantian baris.
Misalnya:
... ada cara ba-
ru juga
2.Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata di
belakangnya, atau akhiran dengan bagian kata di depannya pada
pergantian baris.
Misalnya:
... cara baru meng-
ukur panas.
Akhiran -i tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf
saja pada pangkal baris.
3.Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
Misalnya: anak-anak
berulang-ulang
Tanda ulang (2) hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula, dan tidak dipakai
pada teks karangan.
4. Tanda hubung dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan.
Bandingkan: ber-evolusi dengan be-revolusi
istri-perwira yang ramah dengan istri perwira -yang ramah
5.Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se- dengan kata berikutnya yang
dimulai dengan huruf kapital, (b) ke- dengan angka, (c) angka dengan -an, dan (d)
singkatan huruf kapital dengan imbuhan atau kata.
Misalnya:
se-Indonesia se-Jabotabek
HUT ke-28 tahun 50-an
6. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia
dengan unsur bahasa asing.
Misalnya:
di-charter
pen-tackle-an
E. TANDA KURUNG

1.Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.


Misalnya: DIP (Daftar Isian Proyek) kantor itu sudah selesai.

2. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral
pokok pembicaraan.
Misalnya: Sajak Tranggono yang berjudul "Ubud" (nama tempat yang terkenal di
Bali) ditulis pada tahun 1962.

3.Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang merinci satu seri keterangan.
Angka atau huruf itu dapat juga diikuti oleh kurung tutup saja.
Misalnya:
Faktor-faktor produksi menyangkut masalah yang berikut:
(1) alam; a) alam;
(2) tenaga kerja b) tenaga kerja
(3) modal c) modal.
Faktor-faktor produksi menyangkut masalah (a) alam, (b)
tenaga kerja, dan (c) modal.
4.Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata
sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang
ditulis orang lain. Tanda itu menjadi isyarat bahwa kesalahan itu
memang terdapat di dalam naskah asal.
Misalnya: Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.

5.Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas


yang sudah bertanda kurung.
Misalnya: (perbedaan antara dua macam proses ini [lihat Bab I]
tidak dibicarakan.)
F. TANDA PETIK

1.Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari


pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain. Kedua pasang tanda
petik itu ditulis sama tinggi di sebelah atas baris.
Misalnya: Sudah siap? tanya Yono.
2.Tanda petik mengapit judul syair, karangan, dan bab buku, apabila
dipakai dalam kalimat.
Misalnya: Bacalah Bola Lampu dalam buku Dari Suatu Massa,
dari Suatu Tempat.

3.Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di


belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai
dengan arti khusus.
Misalnya: Karena warna kulitnya, Daus mendapat julukan Si Hitam
.
3.Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan
lain.
Misalnya: Tanya Sally, Kau dengar bunyi kring-kring tadi?
Waktu kubuka pintu kamar depan, kudengar teriak
anakku, lbu! Bapak pulang! dan rasa letihku lenyap
seketika, ujar Ibu Arini.
4. Tanda petik tunggal mengapit terjemahan atau penjelasan kata atau
ungkapan asing.
Misalnya: rate of inflation laju inflasi
G. TANDA GARIS

1.Tanda garis miring dipakai dalam penomoran kode surat.


Misalnya: Surat No.16/PKS/2004

2. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, per,
atau nomor alamat.
Misalnya:
mahasiswa/mahasiswi
harganya Rp150,00/1embar
Jalan Sigma III/47
H, Tanda Apostrof

Tanda apostrof menunjukkan penghilangan bagian


kata.
Misalnya:
Ali kan kusurati (kan = akan)
Malam lah tiba (lah = telah)
14 Februari 90 (90 = 1990)
TERIMAKASIH ATAS PERHATIANNYA
Wassalamualaikum Wr.Wb

Anda mungkin juga menyukai