Nama Kelompok :
Elan Rahmawan F. (12516291)
Giovina Fajar S. (13516059)
Nanda Ghitha A. (15516300)
Novia Mentari T. (18516239) 1PA16
MACAM-MACAM EJAAN
1. Ejaan Van Ophujsen (nama seorang guru Belanda
yang meminati bahasa ) tahun 1901;
1. Pemakaian Huruf
2. Penulisan Huruf
3. Penulisan Kata
4. Penulisan Kata Serapan
5. Pemakaian Tanda Baca
1. PEMAKAIAN HURUF
Huruf Nama Huruf Nama Huruf Nama
A) Huruf Abjad :
huruf dalam bahasa A a a J j je S s es
Indonesia terdiri dari 26 B b be K k ka T t te
C c ce L l el U u u
B) Huruf Vokal : huruf
D d de M m em V v fe
vokal dalam bahasa
E e e N n en W w we
Indonesia berjumlah 5 ( F f ef O o o X x eks
a,e, i, o, u) G g ge P p pe Y y ye
C) Huruf Konsonan : H h h Q q ki Z z zet
berjumlah 21 I i i R r er
D) Huruf Diftong
Kata depan di, ke, dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya,
contoh: Murid duduk di bangku
Saya pergi ke sana untuk mencarinya
Paman datang dari Bandung
IV.PENULISAN KATA SERAPAN
1. Kata asing yang sudah diserap sepenuhnya kedalam bahasa
Indonesia.
2. Kata asing yang dipertahankan karena sifat
keinternasionalannya, penulisan dan pengucapannya masih
mengikuti cara asing.
3. Kata asing yang berfungsi memperkaya peristilahan ditulis
sesuai EYD.
1.Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau
seruan.
2.Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.
3.Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan
sapaan.
4. Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah
sangat umum. Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih
hanya dipakai satu tanda titik.
5.Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu
bagan, ikhtisar, atau daftar.
6.Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan
detik yang menunjukkan waktu.
7.Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan
detik yang menunjukkan jangka waktu.
B. TANDA KOMA
2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari
kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi,
melainkan, namun, sedangkan dan sebagainya.
Misalnya: Saya ingin datang, tetapi hari hujan.
1.Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau
pemerian.
Misalnya: Hanya ada dua pilihan bagi para pejuang kemerdekaan itu: hidup atau mati.
2.Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Misalnya:
a. Ketua : Zaenal Arifin
Sekretaris : Irman Nashori
Bendahara : Usman
3.Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam
percakapan.
Misalnya:
Ibu : Bawa kopor ini, Mir!
Amir : Baik, Bu.
4.Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman; (ii) di antara bab dan ayat
dalam kitab-kitab suci, atau (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan.
Misalnya:
(i) Tempo, I (1971), 34:7
(ii) Surah Yasin: 9
(iii) Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup:
Sebuah Studi, sudah terbit.
D. TANDA HUBUNG
2. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral
pokok pembicaraan.
Misalnya: Sajak Tranggono yang berjudul "Ubud" (nama tempat yang terkenal di
Bali) ditulis pada tahun 1962.
3.Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang merinci satu seri keterangan.
Angka atau huruf itu dapat juga diikuti oleh kurung tutup saja.
Misalnya:
Faktor-faktor produksi menyangkut masalah yang berikut:
(1) alam; a) alam;
(2) tenaga kerja b) tenaga kerja
(3) modal c) modal.
Faktor-faktor produksi menyangkut masalah (a) alam, (b)
tenaga kerja, dan (c) modal.
4.Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata
sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang
ditulis orang lain. Tanda itu menjadi isyarat bahwa kesalahan itu
memang terdapat di dalam naskah asal.
Misalnya: Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.
2. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, per,
atau nomor alamat.
Misalnya:
mahasiswa/mahasiswi
harganya Rp150,00/1embar
Jalan Sigma III/47
H, Tanda Apostrof