Anda di halaman 1dari 57

Elektronika & Motor Listrik

Nur Indah S. ST., MT

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Mercu Buana
Elektronika dan Motor Listrik

Hubungan Komponen Elektronika


Arus DC dan AC
Motor Listrik
Hubungan Kompenen Tek Listrik
& Elektronika
Untuk menganalisis dan menghitung arus, tegangan dan resistansi
dalam suatu rangkaian, digunakan hukum dasar rangkaian listrik
sebagai berikut. :

Hukum Ohm
Hukum Kirchoff I / Kirchoffs Current Law (KCL)
Hukum Kirchoff II / Kirchoffs Voltage Law (KVL)
Hubungan Kompenen Elektronika

DASAR TEORI
Hukum Ohm
Jika sebuah penghantar atau resistansi atau hantaran dilewati oleh
sebuah arus maka pada kedua ujung penghantar tersebut akan
muncul beda potensial, atau Hukum Ohm menyatakan bahwa
tegangan melintasi berbagai jenis bahan pengantar adalah
berbanding lurus dengan arus yang mengalir melalui bahan
tersebut.
Secara matematis dapat dituliskan:

V = I.R di mana: V = tegangan [volt, V]


I = arus [amper, A]
R = resistansi/tahanan [Ohm, ]
Hubungan Kompenen Elektronika

DASAR TEORI
Hukum Kirchoff I / Kirchoffs Current Law (KCL)

Jumlah arus yang memasuki suatu percabangan atau node atau


simpul sama dengan arus yang meninggalkan percabangan atau
node atau simpul.

Dengan kata lain jumlah aljabar semua arus yang memasuki


sebuah percabangan atau node atau simpul sama dengan nol.
Hubungan Kompenen Elektronika
DASAR TEORI
Hukum Kirchoff I / Kirchoffs Current Law (KCL)
Secara matematis:

Arus pada satu titik percabangan = 0, atau I = 0


Arus yang masuk percabangan = Arus yang keluar percabangan

Contoh :
i = 0 atau -i1 + i2 i3 + i4 = 0;
i2 + i4 = i1 + i3
arus masuk = arus keluar

Gambar Arus pada suatu titik cabang


Hubungan Kompenen Elektronika

DASAR TEORI
Hukum Kirchoff II / Kirchoffs Voltage Law (KVL)

Jumlah tegangan pada suatu lintasan tertutup sama dengan nol,


atau penjumlahan tegangan pada masing-masing komponen
penyusunnya yang membentuk satu lintasan tertutup akan bernilai
sama dengan nol

Secara matematis dapat ditulis:

V = 0
Hubungan Kompenen Elektronika
DASAR TEORI

Hukum Kirchoff II / Kirchoffs Voltage Law (KVL)

Arus yang mengalir dapat ditentukan dengan menggunakan beberapa


aturan sebagai berikut:
a. Tentukan arah putaran arusnya untuk masing-masing loop.
b. Arus yang searah dengan arah perumpamaan dianggap positif.
c. Arus yang mengalir dari kutub negatif ke kutup positif di dalam
elemen dianggap positif.
d. Pada loop dari satu titik cabang ke titik cabang berikutnya kuat
arusnya sama.
e. Jika hasil perhitungan kuat arus positif maka arah
perumpamaannya benar, bila negatif berarti arah arus berlawanan
dengan arah pada perumpamaan.
Hubungan Kompenen Elektronika

DASAR TEORI
Hukum Kirchoff II / Kirchoffs Voltage Law (KVL)

Contoh: Tentukan V1 pada rangkaian


Hubungan Kompenen Elektronika

Hubungan Elemen-Elemen Rangkaian


Secara umum hubungan elemen-elemen rangkaian dibagi dalam
dua golongan, yaitu:

Hubungan seri, jika salah satu terminal dari dua elemen


tersambung, akibatnya arus yang lewat pada setiap elemen akan
sama besarnya.

Hubungan paralel, jika semua terminal terhubung dengan elemen


lain, sehingga tegangan pada setiap elemen yang terhubung akan
sama.
Hubungan Kompenen Elektronika
Resistor merupakan komponen elektronika yang sangat berpengaruh
besar, karena resistor merupakan komponen elektronika dasar yang
berfungsi untuk menghambat arus listrik yang melewati rangkaian listrik.
Berdasarkan hukum Ohm dan hukum Kirchoff I & II (KCL & KVL) maka
rangkaian beberapa resistor, dapat dibuatkan rangkaian ekivalennya
1. Hubungan Seri Resistor (R)

Rangkaian hubungan seri 3 resistor dan rangkaian ekivalennya.


Hubungan Kompenen Elektronika
Hubungan Kompenen Elektronika

Jadi Sifat rangkaian R seri:

a. Untuk n tahanan/resistor yang dihubung seri, tahanan total atau


tahanan ekivalennya ; Rtot = R1 + R2 + R3 + . . . + Rn =

b. Arus pada setiap tahanan sama: I = I1 = I2 = I3

c. Bermanfaat sebagai pembagi tegangan: V = V1 + V2 + V3.


Hubungan Kompenen Elektronika
1. Hubungan Pararel Resistor (R)

Rangkaian hubungan pararel 3 resistor dan rangkaian ekivalennya.


Hubungan Kompenen Elektronika
Hubungan Kompenen Elektronika

Jadi Sifat rangkaian R Pararel:

a. Untuk n tahanan/resistor yang dihubung pararel, tahanan total atau


tahanan ekivalennya ;

b. Arus pada setiap tahanan beda

c. Bermanfaat sebagai pembagi tegangan: V = V1 = V2 = V3.


Hubungan Kompenen Elektronika

Contoh:
Diketahui susunan beberapa tahanan seperti pada Gambar

R1=20 W

R4=10 W Hitunglah:
R2=30 W
A B C a. Tahanan antara A dan B
b. Tahanan antara B dan C
R3=60 W c. Tahanan antara A dan C
Hubungan Kompenen Elektronika

Hubungan Kompenen Elektronika


Latihan :
Buatlah gambar rangkaian listrik sederhana dan hitung nilai tegangan
dan arus pada setiap resistor untuk gambar di bawah ini, jika di ketahui
nilai tegangan sumber (Vs) =12, R1= 33 , R2=47, R3= 100 , R4
=270 dan R5= 1 k

1. Rangkaian Hubungan Seri


dengan duaTahanan
Hubungan Kompenen Elektronika

2. Rangkaian Hubungan seri dengan 3 Tahanan


Hubungan Kompenen Elektronika

3. Rangkaian Hubungan seri dengan Tahanan Tinggi


Hubungan Kompenen Elektronika

4. Rangkaian Hubungan Pararel dengan dua tahanan


Hubungan Kompenen Elektronika

5. Rangkaian Hubungan Pararel dengan tiga tahanan


Hubungan Kompenen Elektronika

Kapasitor

Kapasitor adalah komponen elektronika yang mampu menyimpan


muatan listrik, yang terbuat dari dua buah keping logam yang
dipisahkan oleh bahan dielektrik seperti keramik, gelas, vakum dan
lain-lain. Muatan positif dan negatif akan berkumpul pada kedua ujung
berlainan tersebut, apabila ujung metal (elektroda) dihubungkan
dengan sumber tegangan.
Hubungan Kompenen Elektronika

Fungsi Kapasitor
1. Sebagai kopling antara rangkaian yang satu dengan yang lain
contoh pada power suplay.
2. Sebagai filter/penyaring dalam rangkaian power suplay
3. Sebagai frekuensi dalam rangkaian antena
4. Untuk menghemat daya listrik pada lampu Neon
5. Menghilangkan loncatan bunga api apabila dipasang saklar
6. Untuk menyimpan arus/tegangan listrik
7. Untuk arus DC berfungsi sebagai isolator/penahan arus listrikm
sedangkanuntuk arus AC berfungsi sebagai konduktor/melewatkan
arus listrik
8. Perata tegangan DC pada pengubah AC to DC, Pembangkit
gelombang AC atau osilator.
Hubungan Kompenen Elektronika
Rangkaian Seri Kapasitor (Kondensator)

Rangkaian Seri Kapasitor adalah Rangkaian yang terdiri dari 2 buah dan
lebih Kapasitor yang disusun sejajar atau berbentuk Seri. Rangkaian Seri
Kapasitor ini juga dapat digunakan untuk mendapat nilai Kapasitansi
Kapasitor pengganti yang diinginkan
Hubungan Kompenen Elektronika
Hubungan Seri Kapasitor (C)

Pada gambar memperlihatkan hubungan seri 3 kapasitor dan rangkaian


ekivalennya.

Untuk n kapasitor yang dihubung seri,


kapasitansi total atau kapasitansi
ekivalennya (Cek) dapat dihitung
dengan Persamaan
Hubungan Kompenen Elektronika
Rangkaian Seri Kapasitor (Kondensator)

Catatan :
Nilai Kapasitansi Kapasitor akan bertambah dengan menggunakan Rangkaian
Paralel Kapasitor, sedangkan nilai Kapasitansinya akan berkurang jika
menggunakan Rangkaian Seri Kapasitor. Hal ini sangat berbeda
dengan Rangkaian Seri dan Paralel untuk Resitor (Hambatan
.
Pada kondisi tertentu, Rangkaian Gabungan antara Paralel dan Seri dapat
digunakan untuk menemukan nilai Kapasitansi yang diperlukan.

Kita juga dapat menggunakan Multimeter untuk mengukur dan memastikan Nilai
Kapasitansi dari Rangkaian Seri ataupun Paralel Kapasitor sesuai dengan Nilai
Kapasitansi yang kita inginkan.
Hubungan Kompenen Elektronika
Rangkaian Pararel Kapasitor (Kondensator)

Rangkaian Paralel Kapasitor adalah Rangkaian yang terdiri dari 2 buah


atau lebih Kapasitor yang disusun secara berderet atau berbentuk
Paralel. Dengan menggunakan Rangkaian Paralel Kapasitor ini, kita
dapat menemukan nilai Kapasitansi pengganti yang diinginkan.
Hubungan Kompenen Elektronika

Hubungan Paralel Kapasitor (C)


Pada Gambar memperlihatkan hubungan paralel 3 kapasitor dan
rangkaian ekivalennya.

Untuk n kapasitor yang dihubung paralel, kapasitansi total


atau kapasitansi ekivalennya (Cek) dapat dihitung dengan
Persamaan :
Hubungan Kompenen Elektronika

Contoh :

Tentukan kapasitansi ekivalen (Cek) rangkaian kapasitor


Hubungan Kompenen Elektronika

Contoh :
Hubungan Kompenen Elektronika

INDUKTOR

Induktor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk


menghasilkan medan magnetik, tegangan induksi atau arus
induksi. Induktor bekerja menurut hukum Faraday. Induktor
tidak lain adalah lilitan kawat pada sebuah coker atau inti
logam. Pada saat arus listrik (i) melewati lilitan kawat ini, maka
akan timbul fluks magnetik (N) di sekitar induktor yang
besarnya proporsional dengan kuat arus listrik yang
melewatinya.
Hubungan Kompenen Elektronika
INDUKTOR

Arus yang melewati sebuah induktor akan menghasilkan medan


magnet yang besarnya berbanding lurus dengan arus listrik yang
mengalir. Tidak seperti kapasitor yang terjadi perubahan kenaikan
tegangan pada kedua lempeng konduktor ketika sedang diisi
muatan listrik, pada konduktor justru timbul perubahan kenaikkan
arus listrik ketika diberi tegangan listrik, perubahan kenaikan arus
listrik ini menciptakan induksi energi di dalam medan magnet.

Dengan kata lain induktor mengatur perubahan arus listrik dan


dengan tidak mengubah tegangan listrik. Kemampuan induktor ini
disebut induktansi induktor dengan satuan Henry (H) dan diberi
simbol L. Untuk ukuran yang lebih kecil biasanya dinyatakan
dalam satuan miliHenry (mH), mikroHenry (H), nanoHenry (nH)
dan picoHenry (pH).
Hubungan Kompenen Elektronika

Hubungan Seri Induktor (L)

Untuk n induktor yang dihubung seri,


induktansi total atau induktansi ekivalennya
adalah:
Hubungan Kompenen Elektronika

Hubungan Pararel Induktor (L)


Hubungan Kompenen Elektronika

Contoh:
Tentukan induktansi ekivalen (Lek) rangkaian induktor pada Gambar
RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH
(Direct Current, DC)

Listrik arus searah adalah aliran arus listrik yang


konstan dari potensial tinggi ke potensial rendah

Tegangan listrik arus searah dapat dihasilkan oleh


generator DC, aki (accumulator), baterai, atau
sumber tegangan arus bolak-balik (AC) yang
disearahkan.
RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH
(Direct Current, DC)

Baterai adalah alat listrik kimiawi yang menyimpan


energi dan mengeluarkan tenaganya dalam bentuk
listrik.

Sebuah baterai biasanya terdiri dari tiga komponen


penting, yaitu:
Batang karbon sebagai anoda (kutub positif
baterai)
Seng (Zn) sebagai katoda (kutub negatif baterai)
Pasta sebagai elektrolit (penghantar).
RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH
(Direct Current, DC)

Akumulator (aki) adalah sebuah alat yang dapat menyimpan


energi dalam bentuk energi kimia. Aki temasuk sel sekunder,
karena selain menghasilkan arus listrik, Aki juga dapat diisi arus
listrik kembali. secara sederhana Aki merupakan sel yang terdiri
dari elektroda Pb sebagai anoda dan PbO2 sebagai katoda
dengan elektrolit H2SO4.

Dalam standar internasional setiap satu sel (cell) akumulator


memiliki tegangan sebesar 2 volt. sehingga aki 12 volt, memiliki
6 sel sedangkan aki 24 volt memiliki 12 sel.
RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH
(Direct Current, DC)

Analisis Rangkaian Listrik Arus Searah

Dalam rangkaian listrik arus searah, komponen pasif yang


diperhitungkan hanya tahanan atau resistor (R).

Jika kapasitor diberi tegangan DC (konstan) maka arus sama


dengan nol, sehingga kapasitor bertindak sebagai rangkaian
terbuka (open circuit) untuk tegangan DC, dan pada induktor
bertindak sebagai rangkaian hubung singkat (short circuit).
RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH
(Direct Current, DC)
Analisis Rangkaian Listrik Arus Searah

A. Rangkaian DC Dengan Satu Sumber Tegangan

Sumber tegangan adalah alat yang dapat menimbulkan beda


potensial listrik. Sebuah sumber tegangan memiliki energi yang dapat
digunakan untuk mengalirkan arus listrik disebut gaya gerak listrik (GGL, E)

Sumber-sumber tegangan pada umumnya memiliki hambatan/tahanan


yang disebut hambatan/tahanan dalam r.
RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH
(Direct Current, DC)
Analisis Rangkaian Listrik Arus Searah
A. Rangkaian DC Dengan Satu Sumber Tegangan

Misalnya, sebuah rangkaian listrik sederhana yang terdiri atas


sebuah tahanan luar, R, sumber tegangan, E, dan tahanan dalam r, seperti
pada Gambar
RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH
(Direct Current, DC)
Analisis Rangkaian Listrik Arus Searah
A. Rangkaian DC Dengan Satu Sumber Tegangan

Misalnya, sebuah rangkaian listrik sederhana yang terdiri atas


sebuah tahanan luar R, sumber tegangan E, dan tahanan dalam r, seperti
pada Gambar
RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH
(Direct Current, DC)
Analisis Rangkaian Listrik Arus Searah
A. Rangkaian DC Dengan Lebih dari Satu Sumber Tegangan

Contoh:

Diketahui rangkaian Dc seperti pada Gambar .


R2
I2
R1
A I1 B C R1 = 5
R3
I3 R2 = 3
R2 = 6
I E = 24 volt, r = 1
E, r
.
Hitunglah:
a. Arus pada setiap tahanan
b. Beda potensial antara A & B, antara B & C dan antara A & C.
c. Daya yang diserap setiap tahanan.
RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH
(Direct Current, DC)
Analisis Rangkaian Listrik Arus Searah
A. Rangkaian DC Dengan Satu Sumber Tegangan

R2
I2
R1
A I1 B C
R3
I3

E, r

Untuk menghitung arus pada R2 dan R3


digunakan Hukum Kirchoff. Pada titik
percabangan B, berdasarkan hokum Kirchoff I:

I1 I2 I3 = 0, atau

I1 = I 2 + I 3
RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH
(Direct Current, DC)
Analisis Rangkaian Listrik Arus Searah
A. Rangkaian DC Dengan Satu Sumber Tegangan

R2 b. VAB = I1.R1 = 3.5 = 15 V


I2
VBC = I2.R2 = 2.3 = 6 V, atau I3.R3 = 1.6 = 6 V
R1
A I1 B C (tegangan sama karena paralel).
R3
I3
VAC = VAB + VBC = 21 V
(lebih rendah dari E, karena sebagai tegangan
I
drop pada tahanan dalam sumber r).
E, r
Penyelesaian:

Pada loop searah jarum jam yang c. P1 = V1.I1 = 15.3 = 45 W, atau


melewati R1, R3, r dan E, berdasarkan hukum P1 = (I1)2.R1 = 32.5 = 45 W
Kirchoff II:
P2 = V2.I2 = 6.2 = 12 W, atau
-E + I.r + I1R1 + I3R3 = 0 P2 = (I2)2.R2 = 22.3 = 12 W
-24 + 3 + 15 + 6 I3 = 0
P3 = V3.I3 = 6.1 = 6 W, atau
Diperoleh: I3 = 1 A, sehingga I2 = I1 I3 = 2 A. P3 = (I3)2.R3 = 12.6 = 6 W
RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH
(Direct Current, DC)
Analisis Rangkaian Listrik Arus Searah
B. Rangkaian DC Dengan lebih dari Satu Sumber Tegangan

Rangkaian tersebut dapat diselesaikan


dengan menggunakan hukum Kirchoff I
dan II.
Pada titik percabangan A, dengan
menggunakan hukum Kirchoff I diperoleh
persamaan:

I1 I2 I3 = 0 (a)

Pada loop (1) dan (2), dengan menggunakan hukum Kirchoff II


diperoleh:

I1.R1 + I3.R3 V1 = 0, atau I1.R1 + I3.R3 = V1 (b)


I2.R2 - I3.R3 + V1 = 0, atau I2.R2 - I3.R3 = -V2 (c)
RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH
(Direct Current, DC)
Analisis Rangkaian Listrik Arus Searah
B. Rangkaian DC Dengan lebih dari Satu Sumber Tegangan
RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH
(Direct Current, DC)
Analisis Rangkaian Listrik Arus Searah
B. Rangkaian DC Dengan Lebih dari Satu Sumber Tegangan

Diketahui rangkaian arus searah seperti pada Gambar, Jika :


R1 = 2 , R2 = 4 , R3 = 8 ,
V1 = 32 V (tahanan dalam diabaikan), V2 = 20 V (tahanan dalam diabaiakn),

Tentukan arus pada setiap tahanan dan tegangan pada R3.


RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH
(Direct Current, DC)
Analisis Rangkaian Listrik Arus Searah
A. Rangkaian DC Dengan Satu Sumber Tegangan

Penyelesaian:
Dengan menggunakan persamaan (d), diperoleh:
RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH
(Direct Current, DC)
Analisis Rangkaian Listrik Arus Searah
B. Rangkaian DC Dengan lebih dari Satu Sumber Tegangan
RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH
(Direct Current, DC)
Analisis Rangkaian Listrik Arus Searah
B. Rangkaian DC Dengan lebih dari Satu Sumber Tegangan

Sehingga diperoleh:
-28 I3 = -84 atau I3 = 3 A

Subsitusi I3 kematriks baris kedua


2 I2 + 10 I3 = 32, atau 2 I2 = 2,
diperoleh I2 = 1 A

Subsitusi I3 dan I2 dkematriks baris pertama


I1 I2 I3 = 0, atau I1 = I2 + I3,

Sehingga diperoleh I1 = 4 A.

Dan

Tegangan pada R3 = I3.R3 = 3.8 = 24 V.


RANGKAIAN LISTRIK
ARUS BOLAK-BALIK (AC)

Arus bolak-balik (AC/alternating current)


adalah arus listrik dimana besarnya dan
arahnya arus berubah-ubah secara bolak-
balik.

Bentuk gelombang dari listrik arus bolak-balik


biasanya berbentuk gelombang sinusoida,
karena ini yang memungkinkan pengaliran
energi yang paling efisien
RANGKAIAN LISTRIK
ARUS BOLAK-BALIK (AC)

Arus bolak balik dibedakan antara Arus bolak balik yang


mempunyai fungsi atau pola grafik sinusoida dan Arus bolak
balik yang non sinusoida, seperti pada Gambar.
RANGKAIAN LISTRIK
ARUS BOLAK-BALIK (AC)

Gaya gerak listrik (GGL) yang dihasilkan oleh generator arus bolak balik
berubah secara periodic menurut fungsi sinus atau cosinus. GGL sinusoida
ini dihasilkan oleh sebuah kumparan yang berputar dengan laju sudut
tetap.tegangan yang dihasilkan berupa tegangan sinusoida dengan
persamaan sebagai berikut

= NBA sin t N = Jumlah lilitan kumparan


Atau A = luas kumparan
= m sin t B = besarnya induksi magnetic
= frekuensi sudut putaran kumparan
Dengan :

m = NBA = gaya gerak listrik maksimum


RANGKAIAN LISTRIK
ARUS BOLAK-BALIK (AC)

Beban listrik dalam rangkaian Arus bolak balik dapat berupa


resistor (R), kapasitor (C) dan indictor (L).

Pada Arus AC diukur dengan amperemeter AC, besaran yang


terukur merupakan nilai rms (root mean square) atau nilai afektif
dari arus,untuk melihat bentuk arus.untuk melihat bentuk arus
sinusoidal yang dihasilkan oleh sumber bolak balik, dapat
digunakan osiloskop

Anda mungkin juga menyukai