Metode
Secara kuantitatif : Kjeldahl , Lowry, biuret
Analisa protein
Metode Kjeldahl Dibagi menjadi 3 tahap
Prinsip : Penentuan protein yaitu
berdasarkan jumlah N Dekstruksi
Distilasi
Disebut sebagai protein kasar
Titrasi
(crude protein) karena selain N
Kadar protein = Kadar N
protein juga terikut N bukan
x Faktor konversi
protein seperti :
Faktor Konversi (umum)
Urea, asam nukleat, amomnium, : 100/16 = 6.25
nitrat, nitrit, amina, puridin dan
purimidin.
Analisa protein
Metode Lowry
Prinsip : Protein dengan asam fosfotungstat-fosfomalibdat
pada suasana alkalis akan memberikan warna biru yang
intensitasnya tergantung pada konsentrasi protein yang akan
ditera.
Konsentrasi protein diukur berdasarkan optical density (OD)
pada panjang gelombang 600 nm.
Untuk mengetahui banyaknya protein dalam larutan, terlebih
dahulu dibuat kurva standar yang menggambarkan
hubungan antara konsentrasi dengan OD.
Analisa protein
Metode Biuret
Prinsip : bahan yang mengandung
ikatan peptida dia atau lebih Tahapan analisis
membentuk kompleks berwarna Pembuatan kurva standart
ungu dengan ion Cu2+/kupri pada Preparasi
kondisi alkali
Penetapan sampel dengan
Pengukuran jumlah ikatan peptida spektrofotometer
dalam protein
Perhitungan
Semakin tinggi kadar protein bahan,
jumlah ikatan peptida semakin
banyak
A Protein tersusun atas beberapa unit zat yang
s dinamakan asam amino
a Daya cerna protein adalah ukuran jumlah asam
A amino yang diserap dari asupan protein tertentu
m
m Kemudahan protein untuk dipecah menjadi asam
i amino atau komponen pembentuknya sehingga
mudah diserap tubuh ditunjukkan dari daya cerna
n protein.
o Metode in vitro mengevaluasi komposisi asam
amino essensial suatu protein
A
s Protein yang terkandung dalam bahan pangan
setelah dikonsumsi akan mengalami pencernaan
a
A Pemecahan atau hidrolisis oleh enzim-enzim
m protease menjadi unit-unit penyusunnya, yaitu asam
m
amino.
i
Asam-asam amino diserap oleh tubuh melalui usus
n kecil dialirkan ke seluruh tubuh digunakan
o dalam pembentukan jaringan-jaringan baru dan
mengganti jaringan-jaringan yang rusak.
A Penyerapan asam amino berlangsung terutama pada
s bagian atas usus, 60% asam amino bebas diserap di usus
a halus, 28% di usus besar atau kolon, dan 12% telah mulai
A diserap saat makanan berada di lambung (Suwandito dan
m Trimartini 2011).
m
Asam-asam amino yang berlebihan dapat juga digunakan
i sebagai sumber energi bagi tubuh atau disimpan dalam
n bentuk lemak sebagai cadangan energi.
Berdasarkan kandungan asam-asam amino essensialnya,
o maka suatu protein bahan pangan dapat dinilai apakah
bergizi tinggi atau rendah.
A Protein bernilai gizi tinggi mengandung
s asam-asam amino essensial, susunannya
lengkap serta komposisinya sesuai dengan
a kebutuhan tubuh asam-asam amino
A
m tersebut dapat digunakan oleh tubuh
m
Metode biologis untuk evaluasi nilai gizi protein
i (asam amino) pada umumnya menggunakan
n tikus putih (albino rat) sebagai hewan
o percobaan; tetapi ada juga yang menggunakan
mencit, ayam atau hewan lain (kera ekor
panjang) dan bahkan manusia.
SKOR KIMIA/ SKOR ASAM AMINO
Net Protein Ratio atau (NPR) dikembangkan oleh Bender dan Doel pada
tahun 1957 dengan tujuan untuk memecahkan masalah masalah
teoritis yang terdapat pada Protein Efficiency Ratio (PER).
Dalam penentuan NPR, baik ransum maupun persyaratan tikus yang
digunakan sama dengan yang terdapat pada penentuan PER.
Bedanya adalah pada NPR ditambahkan 1 grup tikus yang diberi ransum
non protein dan percobaan hanya dilakukan selama 10 hari.
NPR dihitung menggunakan rumus :
Pertambahan berat badan tikus grup protein uji + Penurunan berat badan tikus grup non protein
Jumlah konsumsi protein yang diuji