Disusun Oleh :
Berman 1351175
Ray Krismawan 1451116
Loorin Ben Hardi 1451173
Andreas Pratama Saragih 1451122
Istilah-Istilah dalam PSAK 46
Aset pajak tangguhan adalah jumlah pajak
penghasilan yang dapat dipulihkan pada periode masa
depan sebagai akibat adanya:
Beban PPh terdiri atas beban pajak kini dan beban pajak tangguhan atau
pendapatan pajak tangguhan. Pajak kini (current tax ) merupakan jumlah PPh
terutang atas Penghasilan Kena Pajak pada suatu periode. Pajak Penghasilan
diperlakukan sebagai biaya bagi perusahaan. Oleh karena itu, Pajak Penghasilan
harus diasosiasikan dengan laba dimana Pajak Penghasilan tersebut dikenakan atau
diperhitungkan. Proses untuk mengasosiasiakan Pajak Penghasilan dengan laba
dimana pajak itu dikenakan disebut Alokasi Pajak.
Apabila Penghasilan sebelum Pajak lebih Sebaliknya apabila Penghasilan Sebelum Pajak lebih
besar dari Penghasilan Kena Pajak, maka kecil dari Penghasilan Kena Pajak, maka Beban
Beban Pajak pun akan lebih besar dari Pajak Pajaknya akan juga lebih kecil dari Pajak Terutang,
Terutang, sehingga akan menghasilkan sehingga akan menghasilkan Aktiva Pajak
Kewajiban Pajak Tangguhan. Tangguhan.
Perbedaan Temporer Perbedaan Temporer x Tarif Hasilnya :
Keterangan :
PSP : Penghasilan Sebelum Pajak BP : Beban Pajak
PKP : Penghasilan Kena Pajak PT : Pajak Terutang
Metode Penangguhan dalam Pajak
penghasilan (Deferred Method)
Metode ini menggunakan pendekatan laba
rugi (Income Statement Approach) yang
memandang perbedaan perlakuan antara
akuntansi dan perpajakan dari sudut pandang
laporan laba rugi, yaitu kapan suatu transaksi
diakui dalam laporan laba rugi baik dari segi
komersial maupun fiskal. Metode ini lebih
menekankan matching principle pada periode
terjadinya perbedaan tersebut.
Pengakuan pada Pajak Tangguhan
Untuk Kewajiban Pajak Tangguhan (Deferred Tax Liabilities)
Pengakuan asset atau kewajiban Pajak Tangguhan didasarkan fakta
bahwa adanya kemungkinan pemulihan asset atau pelunasan
kewajiban yang mengakibatkan pembayaran pajak periode
mendatang menjadi lebih kecil atau lebih besar. Tetapi, apabila akan
terjadi pembayaran pajak yang lebih besar dimasa yang akan
datang, maka berdasarkan standar akuntansi keuangan, harus
diakui sebagai suatu kewajiban.
Tarif efektif PPh x Selisih Laba Kena Pajak = 25% x 25,000,000 = 6,250,000
(Catatan: Utang PPh = Utang PPh 2016 Aset Pajak Tangguhan 2015 = 20,000,000
6,250,000 = Rp 13,750,000.).
KESIMPULAN
Jika laba pajak lebih besar dibandingkan dengan laba komersial,
maka selisih tersebut diakui sebagai Aset Pajak Tangguhan
(Deferred Tax Asset), sebesar selisih tersebut dikalikan tarif efektif
PPh, yang nantinya bisa dikreditkan (dijadikan pengurang) di tahun
fiskal berikutnya.
Jika laba pajak lebih kecil dibandingkan dengan laba komersial,
maka selisih tersebut diakui sebagai Kewajiban Pajak Tangguhan
(Deferred Tax Liability), sebesar selisih tersebut dikalikan tarif efektif
PPh, yang nantinya dihapuskan ketika bisa dipulihkan di masa
depan.
Aset/ beban pajak tangguhan akan mengurangi laba tahun berjalan
perusahaan (sebelum ditambah penghasilan/ rugi komprehensif
lain) karena besar aset/ beban pajak tangguhan tersebut
diperhitungkan dalam akun Beban Pajak Penghasilan dalam Laporan
Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain.