DALAM KEHAMILAN
ALLYCIA MAHARATTI ZEN
FAA 114 030
Hormon
Hormon adalah zat aktif yang dihasilkan oleh kelenjar
endokrin, yang masuk ke dalam peredaran darah
untuk mempengaruhi jaringan secara spesifik. Begitu
dikeluakan, hormon akan dialirkan oleh darah menuju
berbagai jaringan sel dan menimbulkan efek tertentu
sesuai dengan fungsinya masing-masing.
Hormon steroid
Plasenta menyintesis sejumlah besar hormon steroid selama
kehamilan. Hormon steroid utama adalah progesteron dan estrogen,
dimana hormone progesteron berfungsi untuk mempertahankan
kehamilan dan hormone estrogen berguna untuk pertumbuhan
organ-organ reproduksi. Keduanya juga diperlukan untuk perubahan-
perubahan metabolik yang terjadi setelah kehamilan. Dalam sintesis
hormon steroid, plasenta bukanlah organ yang autonom, tetapi
memerlukan perkusor-perkusor untuk sekresi estrogen ataupun
progesteron. Perkusor tersebut berasal dari adrenal janin dan
maternal untuk sekresi estrogen serta kolesterol maternal untuk
sekresi progesteron.
Progesteron
Fungsi
2) Membuat kerja sistem pencernaan menjadi lebih lambat, sehingga perut cenderung lebih
mudah menjadi kembung.
3) Menyebabkan relaksasi usus, hingga daya dorong usus terhadap sisa makanan juga
mengalami penurunan. Akibatnya, sisa makanan mudah menumpuk, sehingga ibu mudah
mengalami sembelit.
4) Meningkatkan suhu tubuh, menyebabkan mual sekaligus menurunkan gairah seks.
7) Memicu terjadinya peradangan gusi, antara lain akibat terjadinya pelebaran pembuluh
darah yang mengakibatkan bertambahnya aliran darah ke seluruh bagian tubuh,
termasuk gusi. Konsekuensinya, gusi menjadi bengkak dan mudah mengalami
perdarahan sejak trimester pertama hingga trimester akhir. Kondisi seperti ini akan
berangsur pulih pada kehamilan bulan kesembilan atau beberapa hari setelah
melahirkan.
Estrogen
Fungsi
1) Untuk meningkatkan sintesis progesterone melalui peningkatan uptakeLDL dan aktifitas P450 cc
sinsisiotrofoblast.
2) Berpengaruh pada system kardiovaskuler maternal yaitu menyebabkan vasodilatasi sirkulasi uteroplasenta,
stimulasi sistem rennin-angiotensin-aldosteron, dan (kemungkinan) neovaskularisasi plasenta.
3) Meningkatkan kontraktilitas uterus dan mempunyai efek mitogenik terhadap pertumbuhan dan
perkembangan glandula mammae.
4) Berfungsi memperkuat dinding rahim yang berguna untuk mengatasi kontraksi saat persalinan.
Efek samping
1. Melembutkan jaringan tubuh sehingga jaringan ikat dan persendian tubuh, tak
lagi sekuat sebelum hamil dalam menyangga tubuh.
3. Hormon ini juga menyebabkan ibu merasa mual dan merangsang dorongan
untuk muntah.
Sintesis hormon peptida
1. hCG (Hormone Chorionic Gonadotrophin)
Fungsi
1. Dapat digunakan untuk mendiagnosis kehamilan, karena hCG sudah mulai terdeteksi 1 hari setelah implantasi.
Sekresi hormon ini akan memperpanjang siklus hidup korpus luteum dan menstimulasi produksi progesteron
melalui sistem adenilatsiklase. Keadaan ini terus dipertahankan sampai usia kehamilan kurang lebih 11
minggu saat plasenta sudah mampu menyintesis progesteron
2. Menilai kemajuan kehamilan, yaitu bila didapatkan kadar hCG ang lebih tinggi daripada kadar normal pada
trimester dua seringkali dihubungkan dengan trisomi 21, triomi, 13, trisomi 20, sndrom turner dan klinefelter.
3. Kadar hCG naik 2x lipat setiap 2 hari, hingga mencapai nilai max pada hari ke 80-120
4. Pada kehamilan ektopik umumnya kadar hCG lebih rendah
dari normal
5. Pada Mola hidatidosa kadar hCG tinggi
6. Pada keguguran tidak adanya perkembangan janin dan
kehamilan, kadar hCG gagal meningkat/bahkan menurun
7. Merangsang proses diferensiasi sitotrofoblas
8. Stimulasi produksi testosteron testis janin dan diduga
mempunyai efek imunosupresif selama kehamilan
2. hPL (Human Placental Lactogen)
Fungsi
Hormon placenta lactogen (hPL) memiliki berbagai fungsi yang berpengaruh dalam
masa kehamilan, yaitu :
1. hPL mempunyai efek antiinsulin dan metabolisme glukosa, tapi mekanisme kerjanya sampai sekarang belum
diketahui dengan jelas.
2. Efek hPL terhadap lipolisis glucosesparing terutama pada perempuan hamil yang sedang berpuasa
menunjukkan bahwa hPL mempunyai efek proteksi atau melindungi janin. Keadaan puasa akan merangsang
sekresi hPL sehingga penggunaan glukose oleh ibu akan menurun. Hal ini akan menjamin tercukupinya sumber
energi janin.
3. hPL menyebabkan pelepasan asam lemak bebas ibu, dengan demikian asam amino dan glukosa untuk fetus
akan selalu tersedia.
4. hPL meningkatkan penguraian keton dan asam amino fetus
5. hPL merangsang resistensi insulin pada kehamilan
6. hPL dapat mempengaruhi pembentukan progesteron oleh
plasenta.
7. Dapat digunakan untuk evaluasi abnormalitas kehamilan.
Hormon-hormon protein
1. Chorionic Adrenocorticotropin (CACTH)
Protein yang mirip dengan ACTH berhasil diidentifikasi pada plasenta yang
kemudian disebut chorionic adrenocorticotropin. ACTH dalam kehamilan
kadarnya lebih rendah daripada laki-laki atau perempuan tidak hamil, tetapi
kadarnya meningkat seiring dengan bertambahnya usia kehamilan. Plasenta
menghasilkan ACTH yang kemiudian dieksresikan ke dalam sirkulasi maternal
dan janin tetapi ACTH maternal tidak masuk ke dalam sirkulasi janin.
2. Tirotropin Korionik (CT)
Inhibitin diproduksi oleh testis manusia dan sel-sel granulosa ovarium, termasuk
korpus luteum. Inhibin merupakan heterodimer dengan subunit alfa dan beta yang
berbeda. Subunit beta inhibin tersusun oleh satu atau dua peptide tertentu yaitu beta A
dan beta B.
Plasenta memproduksi subunit beta, beta A, dan beta B dengan kadar tertinggi
dicapai pada waktu aterm. Produksi inhibin plasenta selama kehamilan untuk
menghambat sekresi FSH dan karena itu menghilangkan ovulasi selama kehamilan.
Aktivin berhubungan erat dengan inhibindan dibentuk oleh oleh kombinasi dua subunit
beta. Aktivin tidak terdeteksi dalam darah tali pusat setelah persalinan dimulai.
MSH (Melanophore Stimulating
Hormone)
peningkatan hormon ini adalah :
1. Mempengaruhi deposit pigmen pada dahi, pipi dan hidung yang dikenal
sebagai cloasmagravidarum.
2. Menyebabkan hiperpigmentasi pada leher, areola mama, linea alba menjadi hitam
disebut liniagrisea.
3. Hormon ini bekerja untuk memaksa rahim agar berkontraksi sehingga terjadi
persalinan.
Dampak yang ditimbulkan bila kekurangan hormon oksitosin,
yaiu :
1. Fungsi utama prolaktin serum ibu adalah untuk menjaga kelangsungan laktasi pada awal
kehamilan, prolaktin bekerja untuk menginisiasi sintesis DNA dan mitosis sel-sel epitel
kelenjar dan sel-sel alveolar prasekretorik payudara.
4. Prolaktin juga meningkatan jumlah reseptor estrogen dan prolaktin di sel-sel yang sama.
5. Prolaktin didalam cairan amnion mengganggu transfer air dari
kompartemen janin ke ibu, sehingga melindungi cairan ekstraseluler
janin dan mencegah dehidrasi janin selama trimester terakhir
kehamilan ketika cairan amnion normalnya menjadi hipotonik.
1. Hormon prostaglandin yang berlebih memacu kerja dari otot rahim untuk
berkontraksi sehingga menyebabkan resiko lahir prematur pada trimester 1 atau
ke-2 (usia janin di bawah 28 minggu), biasanya diakibatkan karena gingivitis
gravidarum (radang gusi/gusi bengkak pada masa kehamilan).
1. FSH menyebabkan berkembangnya beberapa folikel primer dalam ovarium, umumnya satu folikel,
kadang-kadang juga lebih dari satu, berkembang menjadi folikel de Graaf yang akan membuat estrogen.
2. FSH yang dilepaskan hipofisis mempengaruhi folikel yang masih berkembang sehingga menjadi folikel
yang fesikuler, membesar dan mengekskresikan esterogen.
3. Produksi estrogen yang lebih banyak oleh folikel de Graaf akan meningkatkan produksi LH (umpan
balik positif), melalui mekanisme umpan balik estrogen terhadap hipotalamus. Sehingga LH akan
mempengaruhi pematangan folikel de Graaf dan terjadi ovulasi.
4. LH juga menyebabkan penimbunan substansi pendahulu dari progesteron dalam sel granulosa.