Anda di halaman 1dari 21

SEPSIS

SGL BEDAH 3 JUNI 2015


PENDAHULUAN
Sepsis, sindroma sepsis maupun syok septik merupakan
salah satu penyebab kematian yang mencolok di rumah-
rumah sakit
Definisi....
SEPSIS kondisi dimana terjadi sindrom respon
peradangan sistemik (systemic inflammatory response
syndrome) yang dapat disebabkan oleh invansi bakteri,
virus, jamur atau parasit

Efek yang sangat berbahaya dari sepsis adalah terjadinya


kerusakan organ dan dalam fase lanjut kerusakannya akan
melibatkan lebih dari satu organ.
Komplikasi-komplikasi yang terjadi berhubungan dengan
tipe dari infeksi awal dan keparahan dari sepsis
Ciri-ciri Sepsis :
Sepsis komplit
Patologi anatominya meliputi : splenitis, limfadenitis,
degenerasi organ parenkim (hati, ginjal, jantung dan
limpa), diare provus, perdarahan semua organ
Sepsis non-komplit
Apabila tanda sepsis yang ditemukan tidak
menunjukan semua tanda sepsis complet, maka
kejadian sepsis yang terjadi merupakan sepsis
incomplete
TINGKATAN SEPSIS
Klasifikasi berdasarkan sumber Infeksi
Jenis Sepsis Sumber Infeksi
MRSA Sepsis Sepsis yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus
aureus yang resisten terhadap methicillin

VRE Sepsis Sepsis yang disebabkan oleh jenis bakteri Enterococcus


yang resisten terhadap vancomycin

Urosepsis Sepsis yang berasal dari infeksi saluran kencing

Wound Sepsis Sepsis yang berasal dari infeksi luka

Neonatal Sepsis Sepsis yang terjadi pada bayi baru lahir (biasanya 4
minggu setelah kelahiran)

Sepsis Abortion Aborsi yang disebabkan oleh infeksi dengan sepsis pada
ibu
PATOGENESIS
Infeksi oleh agen infeksius

Respon eliminasi agen infeksius oleh limpa dan hati

Aktivasi sel mononuklear fagosit

Menarik sitokin

Aktivasi sel terus-menerus

Kerja limpa dan hati melebihi kapasitas

Timbul splenitis dan hepatitis (ditandai dengan terbentuknya multifokal


nekrosa milier)
Proses aktivasi mediator-mediator inflamasi
oleh agen infeksi sepsis
Gejala dan tanda klinis
Dikatakan atau dicurigai menderita sepsis bila
terdapat gejala dan tanda minimal dua dari
kriteria berikut ini :
denyut jantung meningkat (tachycardia) saat
istirahat
demam atau hipotermia
RR meningkat
WBC abnormal
Kadang mual dan muntah
Garis-garis merah atau alur-alur merah pada
kulit (tidak seluruhnya terjadi)
DIAGNOSIS
SIRS SEPSIS SEVERE SEPSIS SEPTIC SHOCK
denyut jantung kultur, adanya disfungsi refraktori pada
>90 detak per pemeriksaan organ, arteri
menit waktu warna, atau PCR Adanya menyebabkan
istirahat (Polymerase hipoperfusi dan hipotensi atau
hipoperfusi
temperatur tubuh Chain Reaction), hipotensi
kadar laktat
tinggi (>100.4F pemeriksaan serum > 4
atau 38o C) atau WBCs di dalam mmol/dL
hipotermia cairan normal Oliguria
(<96.8F atau 36 o
tubuh, Adanya
C) rontgen gangguan
RR >20 napas abdominal yang mental
per menit atau abnormal atau
PaCO2 <32 mm CT scan,
Hg (4,3 kPa) rontgen dada
WBC (>12000 abnormal (CXR)
sel/L atau <4000
sel/L atau >10%
bands
TATA LAKSANA
TERAPI
SEPSIS
Eliminasi Sumber Infeksi
Dukungan Hemodinamik
Resusistasi
Antibiotika
Terapi Suportif
TUJUAN TERAPI SEPSIS :
Menetapkan pathogen
Eliminasi sumber infeksi
Inisiasi awal dari terapi antimikrobial yang agresif
Menghentikan kemungkinan terjadinya shok sepsis
Menghindari kegagalan organ
1. Eliminasi Sumber Infeksi
- Tujuan : menghilangkan patogen penyebab
- sumber infeksi harus dicari dengan telit
- bila sumber teridentfikasi, dilakukan :
a. Drainase sumber infeksi
b. Melepaskan obstruksi
c. reaksi organ

2. Dukungan Hemodinamik
- Tujuan : memberikan oksigenasi dan substrat yang adekuat
ke dalam jaringan terutama pada keadaan syok
- Vasopressor/ inotropik dan Transfusi bila diperlukan
- Target : CVP 8-12 mmHg, MAP > 65 mmHg, urine output >
0,5 ml/KgBB/jam atau >30 ml/jam
RESUSITASI

Terutama pada pasien sepsis berat dengan


hipertensi atau syok
Dilakukan secepat mungkin, secara intensif :
1. Airway, breathing circulation
2. Oksigenasi
3. Terapi cairan
4. Transfusi darah bila diperlukan Anemia
sering terjadi pada pasien sepsis
ANTIBIOTIKA
First line agen terapi sepsis antibiotik spektrum luas lactam karena
tempat infeksi dan mikroorganisme biasanya belum diketahui awalnya.
Pemilihan antibiotika berdasarkan :
pengalaman tentang jenis organisme penyebab dengan
sensitivitasnya di rumah sakit .
sumber infeksi.
infeksi didapat di luar rumah sakit atau di rumah sakit.
Antibiotika yang diberikan harus dapat mencapai sumber infeksi
dan diberikan dosis optimal.
Untuk gram positif sering dipakai vancomycin . Selain itu digunakan
juga apabila pasien resistan terhadap methicillin untuk melawan
Staphylococcus aureus .
Pada gram negatif digunakan antibiotik yang mencegah pelepasan
endotoksin
Contnue....
Terapi Empiris Terapi Kombinasi
untuk sumber infeksi tak 1. Memperluas spektrum
jelas : cefotaxim 3 g iv/6jam atau 2. Mengatasi jenis bakteri resisten
ceftazidime 2 g/ 8 jam + yang muncul setelah bakteri
Gentamycin/ Tobramycin 1,5 sensitif mati selama pengobatan
mg/Kg/BB/8 jam 3. Mendapatkan efek aditif dan
Urosepsis : ampicilin-sulbaktam, sinergis
karbapenem, fluorokuinolon Mis : Sefalosporin generasi III
Sistem epidermidis : dengan aminoglikosida
Klindamisin, sefalosporin generasi (seftriakson, seftazidim,
III sefotaxim
Infeksi intra abdomen: +gentamisin/amikasin). Semua
karbapenem, fluorokuinolon obat ini baik untuk penderita
dengan kombinasi metronidazole non-neutropenia.
untuk anaerob Pada penderita neutropenia,
untuk P. Aeruginosa dipakai
penisilin aktivitasnya tinggi
seperti mezlocilin dikombinasi
dengan aminoglikosida atau
karbapenem, misalnya
imipenem
Terapi Suportif
Mencegah dan mengatasi komplikasi akibat sepsis
sehingga kondisi pasien dapat dipertahankan atau
diperbaiki sebelum antmikroba bekerja.

Macam-macamnya :
a.Oksigenasi untuk mengatasi hipoksia
dengan upaya meningkatkan saturasi oksigen
darah, meningkatkan transpor oksigen dan
memperbaiki utilisasi oksigen di jaringan.
b. Terapi cairan
Hipovolemia dapat terjadi karena penurunan
venous return, dehidrasi, pendarahan dan
kebocoran plasma mengganggu transpor
oksigen dan nutrisi dan dapat mengakibatkan syok.
Hipovolemia diatasi dengan pemberian cairan baik
kristaloid (NaCl 0,9% atau RL) maupun koloid.
Albumin merupakan protein plasma yang berfungsi
sebagai koloid.
Transfusi PRC diperlukan pada pendarahan aktif
hingga Hb 10 g/dl dengan mempertimbangkan
kondisi klinis pasien.
c. Vasopressor /inotropik
Diberikan setelah hipovolemik teratasi namun
masih terjadi hipotensi.
Hipotensi tersebut timbul karena vasodilatasi atau
disfungsi miokard.
Pilihan vasopresor: dopamin mulai 8 mcg/kg/
menit, norepinefrin 0,03-1,5 mcg/kg/ menit.
Pilihan inotropik : dobutamin 2-28 mcg/kg/
menit, dopamin 3-8 mcg/kg/ menit, epinefrin 0,1-
0,5 mcg/kg/ menit atau fosfodiesterase inhibitor
(amrinon & milrinon).
d. Bikarbonat
Mengoreksi asidemia pada sepsis.
Dapat diberikan PH < 7,2 atau serum bikarbonat < 9
meq/L.
Disertai upaya memperbaiki hemodinamik

e. Nutrisi
Kebutuhan kecukupan nutrisi berupa kalori, protein
(asam amino ), asam lemak, cairan vitamin dan
mineral perlu diberikan sedini mungkin.
Diutamakan pemberian enteral, bila perlu parenteral.
Perlu pengendalian kadar gula darah.
f. Hyperglycemia dan Terapi Insulin
Intensif
Insulin berfungsi sebagi anti inflammatory, anti
koagulan, dan antiapoptotik.

g. Disfungsi ginjal
Terjadi secara akut pada pasien sepsis dan Syok
Septik
Diberikan vasopresor bila diperlukan (Dopamin
dosis renal 1-3 mcg/kg/ menit)
Pada oliguria pemberian cairan dipantau ketat.

Anda mungkin juga menyukai