Anda di halaman 1dari 10

SUPERKONDUKTOR

RAMADHAN K. AKBARI
165060307111027
KELAS G
Superkonduktor merupakan bahan material yang
memiliki hambatan listrik bernilai nol dan memiliki
resistivitas yang rendah jika di bawah suhu kritis yang
artinya superkonduktor dapat menghantarkan arus listrik
walaupun tanpa adanya sumber tegangan.
Untuk menghasilkan keadaan atau kondisi superkonduktor
membutuhkan syarat yaitu suhu kritis (Tc), suhu kritis ini
bervariasi dari tiap material, suhu kritis ini biasanya antara
0K sampai 130K, di bawah suhu kritis akan menghasilkan
hambatan bernilai 0 dan bersifat diamagnetik.
Karakteristik dari bahan Superkonduktor adalah medan
magnet dalam superkonduktor bernilai nol dan mengalami
efek meissner, yaitu penolakan/pengosongan medan magnet
dari sekitar superkonduktor yang membuat efek levitasi jika
diletakkan magnet di atasnya atau superkonduktor itu
melayang di atas magnet. Efek meissner ini dimanfaatkan
untuk kereta super cepat MAGLEV.
Dari penelitian, logam murni seperti emas atau tembaga
yang di suhu ruang merupakan konduktor yang sangat baik,
justru mempunyai suhu kritis yang ekstrim, di bawah 4k
untuk menjadi superkonduktor. Beberapa contoh bahan
superkonduktor yang berhasil ditemukan dan suhu kritisnya
dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

No Bahan Suhu Kritis (Tc) Tahun Ditemukan


K
1 Raksa Hg 4,2 1911
2 Timbal Pb 7,2 1913
3 Niobium nitrida 16,0 1960-an
4 Niobium-3-timah 8,1 1960-an
5 Al0,8Ge0,2Nb3 20,7 1960-an
6 Niobium germanium 23,2 1973
7 Lanthanum barium Tembaga 28 1985
oksida
8 Yttrium barium tembaga 93 1987
oksida (1-2-3 atau YBCO)
9 Thalium barium kalsium 125 -
Tembaga oksida
10 Karbon ( C ) 15 -
11 HgBa2Ca2Cu3O8 164 1995
Berdasarkan medan magnet kritisnya, bahan
superkonduktor dibagi menjadi dua tipe, yaitu
superkonduktor tipe I dan superkonduktor tipe II
Superkonduktor tipe 1 Superkonduktor tipe 2
hanya mempunyai satu harga medan mempunyai dua harga medan magnet kritis,
magnet kritis (Hc). Jika medan yaitu Hc1 atau medan kritis rendah dan Hc2
atau medan kritis tinggi. Superkonduktor tipe
magnet luar yang dikenakan pada II akan bersifat sama dengan superkonduktor
superkonduktor berharga lebih kecil tipe I ketika medan magnet luar berharga
dari Hc, maka terjadi efek Meissner lebih kecil dari Hc1. Jika medan magnet luar
sempurna dan jika lebih besar dari berharga antara Hc1 dan Hc2, maka sebagian
Hc, maka fluks magnet luar akan fluks magnet akan menerobos ke dalam
bahan superkonduktor, sehingga
menerobos masuk ke dalam bahan superkonduktor dikatakan berada dalam
superkonduktor sehingga fenomena keadaan campuran (mixed state).
superkonduktivitas menghilang Selanjutnya, bahan akan kehilangan sifat
superkonduktifnya ketika medan magnet luar
berharga lebih besar dari Hc2.
Bisakah kita membuat
superkonduktor dari isolator?
Pada tahun 1986, terjadi sebuah terobosan baru di bidang
superkonduktivitas. ketika Alex Miller dan George Bednorz, peneliti di
Laboratorium Riset IBM di Zurich, Switzerland, berhasil membuat
keramik yang terdiri dari unsur Lanthanum, Barium, Tembaga, dan
Oksigen, yang bersifat superkonduktor pada suhu tertinggi pada waktu
itu, 35 K atau sekitar -238,15 C. Padahal selama ini keramik dikenal
sebagai isolator.

Keramik tidak mengantarkan listrik sama sekali pada suhu ruang. Hal
ini menyebabkan para peneliti pada waktu itu tidak memperhitungkan
bahwa keramik dapat menjadi superkonduktor. Penemuan ini
dipublikasikan di Jerman dalam jurnal Zeitschrift for Physik,
September 1986.
Bisakah sifat superkonduktivitas
hilang atau berubah?
Superkonduktor dapat bersifat sebagai
konduktor, semikonduktor atau insulator jika
berada pada suhu yang lebih tinggi dari suhu
kritisnya. Suhu kritis merupakan suhu
dimana terjadi peralihan keadaan bahan dari
keadaan normal menjadi keadaan
superkonduktif jika suhu diturunkan. Jadi
intinya jika suatu bahan superkonduktor
suhunya dinaikkan melebihi suhu kritisnya,
sifat konduktivitasnya akan menghilang dan
kembali ke sifat awal.

Anda mungkin juga menyukai