RAMADHAN K. AKBARI
165060307111027
KELAS G
Superkonduktor merupakan bahan material yang
memiliki hambatan listrik bernilai nol dan memiliki
resistivitas yang rendah jika di bawah suhu kritis yang
artinya superkonduktor dapat menghantarkan arus listrik
walaupun tanpa adanya sumber tegangan.
Untuk menghasilkan keadaan atau kondisi superkonduktor
membutuhkan syarat yaitu suhu kritis (Tc), suhu kritis ini
bervariasi dari tiap material, suhu kritis ini biasanya antara
0K sampai 130K, di bawah suhu kritis akan menghasilkan
hambatan bernilai 0 dan bersifat diamagnetik.
Karakteristik dari bahan Superkonduktor adalah medan
magnet dalam superkonduktor bernilai nol dan mengalami
efek meissner, yaitu penolakan/pengosongan medan magnet
dari sekitar superkonduktor yang membuat efek levitasi jika
diletakkan magnet di atasnya atau superkonduktor itu
melayang di atas magnet. Efek meissner ini dimanfaatkan
untuk kereta super cepat MAGLEV.
Dari penelitian, logam murni seperti emas atau tembaga
yang di suhu ruang merupakan konduktor yang sangat baik,
justru mempunyai suhu kritis yang ekstrim, di bawah 4k
untuk menjadi superkonduktor. Beberapa contoh bahan
superkonduktor yang berhasil ditemukan dan suhu kritisnya
dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Keramik tidak mengantarkan listrik sama sekali pada suhu ruang. Hal
ini menyebabkan para peneliti pada waktu itu tidak memperhitungkan
bahwa keramik dapat menjadi superkonduktor. Penemuan ini
dipublikasikan di Jerman dalam jurnal Zeitschrift for Physik,
September 1986.
Bisakah sifat superkonduktivitas
hilang atau berubah?
Superkonduktor dapat bersifat sebagai
konduktor, semikonduktor atau insulator jika
berada pada suhu yang lebih tinggi dari suhu
kritisnya. Suhu kritis merupakan suhu
dimana terjadi peralihan keadaan bahan dari
keadaan normal menjadi keadaan
superkonduktif jika suhu diturunkan. Jadi
intinya jika suatu bahan superkonduktor
suhunya dinaikkan melebihi suhu kritisnya,
sifat konduktivitasnya akan menghilang dan
kembali ke sifat awal.