Anda di halaman 1dari 97

Mata Kuliah Perkerasan Jalan

LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN

Disusun oleh :
Ryan Satria Sanjaya Putra NRP. 03111 645 000041
Rengga Hermawan NRP. 03111 645 000041
Muhammad Siddiq Rezawan NRP. 03111 645 000041
Doddy Burhanuddin NRP. 03111 645 000041
Indra Giri Angga Kusuma NRP. 03111 645 000041

Dosen Asistensi
Dr. Ir. Hitapriya. S. MSc.

DEPARTMENT TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL LINGKUNGAN DAN ILMU KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2017
PENDAHULUAN

Permasalahan
Permasalahan praktikum teknik perkerasan jalan ini yaitu:
a. Berapa besar dan bagaimana cara untuk menentukan komposisi campuran (Agregat dan Aspal)
yang optimal untuk perkerasana lentur sesuai dengan spesifikasi atau syarat.
b. Apakah material perkerasan lentur sesuai spesifikasi BINA MARGA.
c. Berapa besar daya dukung tanah dasar perkerasan lentur.

Tujuan dari praktikum ini yaitu:


a. Mengetahui sifat-sifat material dan campuran perkerasan lentur yang hasilnya
sesuai dengan spesifikasi rencana.
b. Memahami pengujian yang dilakukan terkait material dan perkerasan lentur.

LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN


PROGRAM STUDI LINTAS JALUR TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI 10 NOPEMBER
SURABAYA 2017
LAPORAN PRAKTIKUM
PERENCANAAN
PERKERASAN JALAN
BAB 2 PEMERIKSAAN AGREGAT
ANALISA SARINGAN
ANALISA SARINGAN

Pemeriksaan analisa saringan ini disesuaikan dengan manual:

a.(PB-0201-76)
b.(AASHTO T-27-74)
c. (ASTM C-136-46)

LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN


PROGRAM STUDI LINTAS JALUR TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI 10 NOPEMBER
SURABAYA 2017
ANALISA SARINGAN

MAKSUD DAN TUJUAN


a. Metode ini dimaksudkan sebagai pegangan dlam pemeriksaan
untuk menentukan pembagian butir (gradasi) agregat halus dan
agregat kasar dengan menggunakan saringan (standart ASTM).
b. Untuk mengetahui distribusi besaran atau jumlah presentase
butiran baik agregat halus maupun agregat kasar. Distribusi yang
diperoleh dapat ditunjukkan dalam tabel atau grafik.

LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN


PROGRAM STUDI LINTAS JALUR TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI 10 NOPEMBER
SURABAYA 2017
ANALISA SARINGAN

PERALATAN
1. Timbangan dan neraca dengan ketelitian 0,2 % dari berat benda uji.
2. Satu set saringan (standar ASTM).
3. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untukmemanasi sampai pada suhu 110 5oC.
4. Alat pemisah bahan (sendok dan alat lainnya)
5. Mesin pengguncang saringan.
6. Talam-talam untuk tempat agregat.

LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN


PROGRAM STUDI LINTAS JALUR TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI 10 NOPEMBER
SURABAYA 2017
ANALISA SARINGAN

BENDA UJI
Fraksi Agregat, digolongkan menjadi 3 fraksi :
a. F1, ukuran 1 - 3/4, berat contoh 4000 gram
b. F2, ukuran 3/4 - No. 4, berat contoh 3000 gram
c. F3, ukuran No. 4 - No. 200, berat contoh 2000 gram

Klasifikasi Agregat:
a. Agregat kasar yaitu agregat yang
tertahan pada saringan No. 4
b. Agregat halus yaitu agregat yang lolos
melalui saringan No. 4

LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN


PROGRAM STUDI LINTAS JALUR TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI 10 NOPEMBER
SURABAYA 2017
ANALISA SARINGAN
CARA KERJA DAN PELAKSANAAN
Pelaksanaan disini disesuaikan menggunakan buku petunjuk dengan nomor
kode PB-0201-76.

a. Benda uji dikeringkan didalam oven dengan suhu ( 110+5 ) oC sampai berat tetap.
b. Saring benda uji lewat susunan saringan dengan ukuran saringan paling besar ditempatkan paling
atas. Saringan diguncang dengan tangan atau mesin pengguncang selama 15 menit.
c. Timbang masing-masing berat agregat tertahan.
PEHITUNGAN
Menghitung prosentase berat benda uji yang tertahan diatas masing-masing saringan terhadap berat
total benda uji.
HASIL PRAKTIKUM
a. Jumlah prosentase melalui masing-masing saringan
b. Grafik akumulatif.
LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN
PROGRAM STUDI LINTAS JALUR TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI 10 NOPEMBER
SURABAYA 2017
ANALISA SARINGAN
TES ANALISA SARINGAN ( AASHTO T 27 )
Nomor : F1
Jenis Material : Kasar
Tanggal Pengujian : 25 Oktober 2017
Berat Contoh : 4000 gram
Ukuran Ukuran Berat Masing2 Berat Jumlah Prosentase Prosentase
Saringan Saringan Tertahan Tertahan Tertahan melalui
(Inchi) (mm) (gram) (gram) (%) (%)
1" 25,40 0 0 0 100
3/4" 19,10 0,00 0,00 0,00 100,00
1/2" 12,70 576,00 576,00 14,40 85,60
3/8" 9,25 1766,80 2342,80 58,57 41,43
No.4 4,75 1445,20 3788,00 94,70 5,30
No.8 2,36 3,20 3791,20 94,78 5,22
No.30 0,53 2,40 3793,60 94,84 5,16
No.50 0,297 2,80 3796,40 94,91 5,09
No.100 0,149 2,00 3798,40 94,96 5,04
No.200 0,074 142,80 3941,20 98,53 1,47

LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN


PROGRAM STUDI LINTAS JALUR TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI 10 NOPEMBER
SURABAYA 2017
ANALISA SARINGAN
TES ANALISA SARINGAN ( AASHTO T 27 )
Nomor : F2
Jenis Material : Sedang
Tanggal Pengujian : 25 Oktober 2017
Berat Contoh : 3000 gram
Ukuran Ukuran Berat Masing2 Berat Jumlah Prosentase Prosentase
Saringan Saringan Tertahan Tertahan Tertahan melalui
(Inchi) (mm) (gram) (gram) (%) (%)
1" 25,40 0,0 0,0 0,00 100,00
3/4" 19,20 0,0 0,0 0,00 100,00
1/2" 12,70 1214,30 1214,30 40,48 59,52
3/8" 9,25 1305,60 2519,90 84,00 16,00
No.4 4,76 337,40 2857,30 95,24 4,76
No.8 2,36 4,70 2862,00 95,40 4,60
No.30 0,53 2,30 2864,30 95,48 4,52
No.50 0,297 1,70 2866,00 95,53 4,47
No.100 0,149 2,10 2868,10 95,60 4,40
No.200 0,074 1,30 2869,40 95,65 4,35

LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN


PROGRAM STUDI LINTAS JALUR TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI 10 NOPEMBER
SURABAYA 2017
ANALISA SARINGAN
TES ANALISA SARINGAN ( AASHTO T 27 )
Nomor : F3
Jenis Material : Halus
Tanggal Pengujian : 25 Oktober 2017
Berat Contoh : 2000 gram

Ukuran Ukuran Berat Masing2 Berat Jumlah Prosentase Prosentase


Saringan Saringan Tertahan Tertahan Tertahan melalui
(Inchi) (mm) (gram) (gram) (%) (%)
1" 25,40 0 0 0 100,00
3/4" 19,10 0 0 0 100,00
1/2" 12,70 0 0 0 100,00
3/8" 9,25 0,00 0,00 0,00 100,00
No.4 4,75 2,10 2,10 0,11 99,90
No.8 2,36 272,40 274,50 13,73 86,28
No.30 0,53 854,90 1129,40 56,47 43,53
No.50 0,297 465,10 1594,50 79,73 20,28
No.100 0,149 145,35 1739,85 86,99 13,01
No.200 0,074 121,13 1860,98 93,05 6,95

LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN


PROGRAM STUDI LINTAS JALUR TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI 10 NOPEMBER
SURABAYA 2017
ANALISA SARINGAN
SPESIFIKASI GABUNGAN AGREGAT ( AASHTO T 27 )

LOLOS KUMULATIF (%)

UKURAN AYAKAN (mm), SKALA LOG

LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN


PROGRAM STUDI LINTAS JALUR TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI 10 NOPEMBER
SURABAYA 2017
BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT KASAR
BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT KASAR

PERALATAN DAN BENDA UJI


1. Keranjang kawat ukuran 3,35 mm atau 2,36 mm (No. 6 atau No. 8) dengan kapasitas kira-kira 5 kg.
2. Tempat air dengan kapasitas dan bentuk yang sesuai untuk pemeriksaan.
3. Timbangan dengan kapasitas 5 kg dengan ketelitian 0,1 % dari berat contoh
4. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai(110 + 5) OC.
5. Saringan No. 4
6. Alat pemisah contoh.
7. Agregat yang tertahan pada saringan no. 4, diperoleh dari alat pemisah contoh atau cara perempat, sebanyak kira-kira+
5 kg.

(1) (2) (3) (4) (5) (7)


LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN
PROGRAM STUDI LINTAS JALUR TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI 10 NOPEMBER
SURABAYA 2017
BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT KASAR

CARA KERJA DAN PELAKSANAAN


a. Benda uji dicuci untuk menghilangkan debu yang melekat padapermukaan agregat.
b. Benda uji dioven pada suhu 105 OC sampai pada berat tetap.
c. Benda uji didinginkan pada suhu kamar selama 1-3 jam, kemudian ditimbang dengan ketelitian 0,5
gram (Bk).
d. Benda uji direndam dalam air pada suhu kamar selama + 24 jam.
e. Keluarkan benda uji dari air, lap dengan kain penyerap sampai selaput air pada permukaan hilang
(SSD), untuk butiran yang besar pengeringan harus satu persatu.
f. Timbang benda uji permukaan jenuh.
g. Letakkan benda uji dalam keranjang, goncangkan batunya untuk mengeluarkan udara yang
tersekap dan tentukan beratnya dalam air(Ba). Ukur suhu air untuk penyesuaian perhitungan
kepada suhu standar (25 OC).

LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN


PROGRAM STUDI LINTAS JALUR TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI 10 NOPEMBER
SURABAYA 2017
BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT KASAR
HASIL UJI LABORATORIUM
Nomor :1 Percobaa
Ket.
Jenis material : Agregat Kasar JenisPemeriksaan n
Tgl pengujian : 25 Oktober 2017 Berat benda uji kering oven Gram ( BK ) 5000
Berat contoh : 5000 gram Berat benda uji kering permukaan jenuh Gram ( BJ ) 5053
Berat benda jenis uji dalam air Gram ( Ba ) 3217
BK
(BJ Ba )
Berat Jenis ( Bulk Specific Gravity ) 2,72
BJ
(BJ Ba )
Berat jenis kering permukaan jenuh ( SSD ) 2,75
BK
Berat jenis semu ( Apparent Specific Gravity ) ( BK Ba ) 2,80
BJ BK
Penyerapan (%)
BK x 100% 1,06 %

LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN


PROGRAM STUDI LINTAS JALUR TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI 10 NOPEMBER
SURABAYA 2017
BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT HALUS
BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT HALUS
PERALATAN DAN BENDA UJI
1. Timbangan, kapasitas 1 kg atau lebih dengan ketelitian 0,1 gram.
2. Piknometer dengan kapasitas 500 ml.
3. Kerucut terpancung ( cone )
4. Batang penumbuk yang mempunyai bidang penumbuk rata
5. Saringan No. 4
6. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu
7. Pengukur suhu dengan ketelitian pembacaan 1 OC.
8. Talam.
9. Bejana tempat air.
10. Pompa hampa udara ( Vacuum pump ) atau tungku.
11. Air suling.
12. Desikator. Picnometer Benda Uji Agregat Halus
13. agregat yang lewat saringan No. 4, diperoleh dari alat
pemisah contoh sebanyak 500 gram.
LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN
PROGRAM STUDI LINTAS JALUR TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI 10 NOPEMBER
SURABAYA 2017
BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT HALUS
HASIL UJI LABORATORIUM
Percobaa
Nomor :2 Ket.
JenisPemeriksaan n
Jenis material : Agregat Halus Berat benda uji kering permukaan jenuh 500 gram 500
Tgl pengujian : 25 Oktober 2017 Berat picnometer + Air suling Gram ( B ) 631,50
Berat picnometer + Benda uji SSD + Air Gram ( Bt ) 939,70
Berat contoh : 500 gram
Berat benda uji kering oven Gram ( BK ) 492,5
BK
(BJ Ba )
Berat Jenis ( Bulk Specific Gravity ) 2,57
BJ
(BJ Ba )
Berat jenis kering permukaan jenuh ( SSD ) 2,61
BK
( BK Ba )
Berat jenis semu ( Apparent Specific Gravity ) 2,67
BJ BK
Penyerapan (%)
BK x 100% 1,52 %

LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN


PROGRAM STUDI LINTAS JALUR TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI 10 NOPEMBER
SURABAYA 2017
PEMERIKSAAN AGREGAT DENGAN
MESIN LOS ANGELES
PEMERIKASAAN AGREGAT DENGAN MESIN LOS ANGELES

MAKSUD DAN TUJUAN


Dapat mengetahui sifat keras agregat kasar yang
ditentukan dari prosentase jumlah bagian berat yang
aus lewat saringan No.12 dengan berat semula
setelah mendapatkan abrasi pada mesin Los
Angeles.

LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN


PROGRAM STUDI LINTAS JALUR TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI 10 NOPEMBER
SURABAYA 2017
PEMERIKASAAN AGREGAT DENGAN MESIN LOS ANGELES

PERALATAN DAN BENDA UJI


1. Mesin Los Angeles
2. Saringan No. 12 dan saringan-saringan lainnya seperti berikut : 3/8, , .
3. Timbangan dengan ketelitian 5 gram.
4. Bola-bola baja (11 buah) dengan diameter rata-rata sebesar 4,86 cm, dengan berat masing-masing antara 390 445 gr.
5. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110 5) OC.
6. Berat dan gradasi benda uji sesuai daftar No. 1
7. Benda uji dibersihkan dan dikeringkan dalam oven pada suhu ( 110 5 ) OC sampai berat tetap.

Mesin Los Angeles Bola Baja


LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN
PROGRAM STUDI LINTAS JALUR TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI 10 NOPEMBER
SURABAYA 2017
PEMERIKASAAN AGREGAT DENGAN MESIN LOS ANGELES

CARA KERJA DAN PELAKSANAAN


a. Benda uji diambil kemudian disaring dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Lolos 1 dan tertahan 3/4 = 2500 gram
2. Lolos 3/4 dan tertahan = 2500 gram
b. Benda uji dicuci, dan dipanaskan dalam oven selama ( 24 4 ) jam
c. Diambil 5000 gram dan dicampur, kemudian dimasukkan dalam mesin Los Angeles bersama bola-
bola sebanyak 12 buah
d. Mesin diputar dengan kecepatan antara 30-33 rpm, dengan jumlah putaran 500 kali
e. Setelah selesai pemutaran benda uji dikeluarkan dari mesin, kemudian disaring dengan saringan
No. 12. Butiran yang tertahan dicuci bersih, selanjutnya dikeringkan dalam oven dengan suhu ( 110
5 ) oC sampai berat menjadi tetap.

LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN


PROGRAM STUDI LINTAS JALUR TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI 10 NOPEMBER
SURABAYA 2017
PEMERIKASAAN AGREGAT DENGAN MESIN LOS ANGELES

HASIL UJI LABORATORIUM


Nomer :3
Jenis material : Agregat Kasar
Tgl penggujian : 25 Oktober 2017
Berat contoh : 5000 gram
UKURAN SARINGAN BERAT (Gram), (A) BERAT (Gram), (B) Banyaknya material ayakan yang aus :
LEWAT TERTAHAN a (SEBELUM) b (SESUDAH) a (SEBELUM) b (SESUDAH) a = 5000 gram
3 in 2 in
2 1/2 in 2 in b = 3420 gram -
2 in 1 1/2 in
1 1/2 in 1 in
c = 1580 gram
1 in 3/4 in
3/4 in 1/2 in 2500 c
1/2 in 3/8 in 2500 x 100% = 31,6 %
3/8 in 1/4 in a
1/4 in No. 4
No. 4 No. 8 Hasil keausan agregat
No. 12 3420
BERAT TOTAL 5000 3420 A = 31,6 % < 40% ...... ( OK )

LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN


PROGRAM STUDI LINTAS JALUR TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI 10 NOPEMBER
SURABAYA 2017
LAPORAN PRAKTIKUM
PERENCANAAN
PERKERASAN JALAN
PEMERIKSAAN AGREGAT

LAPORAN PRAKTIKUM
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
BAB III

Presented By
Indra Giri Angga Kusuma

1
Penetrasi Aspal
PENETRASI ASPAL

PA 301 76 AASHTO T 45 68 ASTM D 71

LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN


PROGRAM STUDI LINTAS JALUR TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI 10 NOPEMBER
SURABAYA 2017
PENETRASI ASPAL

Maksud dan Tujuan

Mengetahui tingkat kekerasan dan kekentalan aspal


berdasarkan angka penetrasinya dengan memasukan
jarum penetrasi,beban/pemberat dan waktu tertentu
kedalam bitumen pada suhu tertentu.

LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN


PROGRAM STUDI LINTAS JALUR TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI 10 NOPEMBER
SURABAYA 2017
PENETRASI ASPAL

PERALATAN

Eminent creativity Consecutive evolution Globalization


Assueverit adversarium pro ne. Everti Sed soluta ancillae id, magna tractatos cu Per omnis iriure in, nihil solet his ad, eu
alienum pericula et nec, ex est novum sea. Quo quod vulputate eu, zril recteque conceptam deterruisset mei. Ea ipsum
nominavi tacimates, mazim argumentum consetetur vim te. Ad vim causae mnesarchum comprehensam nec, liber
et nam. Nec dolorem scribentur ea. No omnium, ad posidonium theophrastus reprehendunt in has. Ne est erant clita
eam numquam deserunt adipisci, vix et sed. Integre dolorem repudiare an vim. expetenda. Audiam concludaturque pri ut,
nulla doctus. his ea interesset scribentur
vituperatoribus.

LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN


PROGRAM STUDI LINTAS JALUR TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI 10 NOPEMBER
SURABAYA 2017
Peralatan
Jarum Pemberat Jarum Penetrasi
01 02 03
Pemegang jarum seberat (47 Pemberat dari (50 0,05) gram Jarum penetrasi stainless steel
0,05) gram yang dapat dilepas dan (100 0,05) gram masing- dengan mutu 440 C atau HRC 54
dengan mudah dari alat penetrasi masing digunakan untuk sampai 60 dengan ukuran dan
untuk penetran. pengukuran penetrasi dengan bentuk menurut gambar dibawah,
beban 100 gram dan 200 gram. ujung jarum harus berbentuk
kerucut terpancung.

Cawan Bak Peredam Tempat Air


04 05 Bak peredam ( Waterbath ),
06
Cawan contoh terbuat dari logam Tempat air untuk benda uji
atau gelas berbentuk silinder terdiri dari bejana tidak kurang ditempatkan di bawah alat
dengan dasar yang rata-rata 10 liter dan dapat menahan penetrasi. Tempat tersebut
berukuran : suhu tertentu dengan ketelitian mempunyai isi tidak kurang dari
+ 0,1 oC. Bejana ini dilengkapi 350 ml dan tinggi yang cukup
dengan pelat dasar berlubang- untuk meredam benda uji tanpa
lubang terletak 50 mm di atas bergerak.
PENETRASI DIAMETER KEDALAMAN bejana dan tidak kurang dari
100 mm di bawah permukaan
<200 55 mm 35 mm
air dalam bejana.
200 300 70 mm 45 mm
PENETRASI ASPAL

PERALATAN

ALAT PENETRASI

Alat penetrasi yang dapat menggerakkan pemegang jarum naik


turun tanpa gesekan dan dapat mengukur penetrasi sampai 0,1 mm.

LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN


PROGRAM STUDI LINTAS JALUR TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI 10 NOPEMBER
SURABAYA 2017
PENETRASI ASPAL
PERALATAN

Pengukuran waktu (Stopwatch). Pengukuran waktu penetrasi dengan skala pembagian


terkecil 0,1 detik atau kurang dan kesalahan tertinggi 0,1 detik per jam.

Termometer.

LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN


PROGRAM STUDI LINTAS JALUR TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI 10 NOPEMBER
SURABAYA 2017
PENETRASI ASPAL
BENDA UJI

Contoh dipanaskan perlahan-lahan serta diaduk-aduk sehingga cukup air


untuk dituangkan. Pemanasan contoh ter tidak boleh lebih dari 60 oC diatas
titik lembek, dan untuk bitumen tidak boleh lebih dari 90 oC di atas titik
lembek. Waktu pemanasan tidak boleh lebih dari 30 menit, diaduk-aduk
perlahan-lahan agar udara tidak masuk kedalam contoh. Setelah cair dituang
hingga dingin. Tinggi contoh dalam tempat tersebut tidak kurang dari angka
penetrasi ditambah 18 mm. Benda uji dibuat dua, benda uji ditutup agar
bebas dari debu dan didiamkan dalam suhu ruang selama 1 sampai 1,5 jam
untuk benda uji kecil, 1,5 sampai 2 jam untuk benda uji besar.

LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN


PROGRAM STUDI LINTAS JALUR TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI 10 NOPEMBER
SURABAYA 2017
CARA KERJA DAN PELAKSANAAN

LANGKAH 1
Benda uji diletakkan dalam tempat air yang kecil dan
tempat air tersebut dimasukkan dalam bak peredam
yang bersuhu( 25 0,1 ) oC, didiamkan dalam bak
tersebut selama 1 1,5 jam..
2 LANGKAH
Pemegang jarum diperiksa agar jarum dapat dipasang
dengan baik dan jarum penetrasi dibersihkan dengan
toluena, kemudian jarum tersebut dikeringkan dengan lap
bersih dan dipasang pada pemegang jarum.
LANGKAH 3
Pemberat 100 gram diletakkan diatas jarum untuk
memperoleh beban (100 0,01 ) gram..
4 LANGKAH
Tempat air dipindahkan dari bak peredam ke bawah alat
penetrasi.

LANGKAH 5
Jarum diturunkan perlahan-lahan sehingga menyentuh
permukaan benda uji, kemudian angka nol di arloji
penetrometer diatur sehingga jarum penunjuk berhimpit..

6 LANGKAH
Pemegang jarum dilepaskan dan stopwatch serentak
dijalankan selama jangka waktu (5 0,1) detik.

LANGKAH 7
Arloji penetrometer diputar dan dibaca angka penetrasi
yang berhimpit dengan jarum penunjuk, angka
dibulatkan hingga 0,1 mm terdekat..
8 LANGKAH
Jarum dilepaskan dari pemegangnya dan disiapkan untuk test
penetrasi berikutnya.

LANGKAH 9
Pekerjaan pada point a - g diatas dilakukan berulang kali
sebanyak 5 kali untuk setiap benda uji yang sama dengan
ketentuan setiap titik pemeriksaan berjarak 1 cm, dan dari
tepi dinding lebih dari 1 cm..

HASIL
PENETRASI ASPAL

HASIL PRAKTIKUM
Dari hasil percobaan diperoleh harga penetrasi rata-rata 64,7 jadi termasuk aspal dengan
penetrasi 60/70.
Laporan angka penetrasi rata-rata dalam bilangan bulat sekurang-kurangnya dari 3
pembacaan dengan ketentuan bahwa hasil-hasil pembacaan tidak melampaui ketentuan
di bawah ini :

Hasil Penetrasi 0 49 50 - 149 150 - 249 250

Toleransi 2 4 6 0

Apabila perbedaan antara masing-masing pembacaan melebihi batas toleransi toleransi


pemeriksaan harus diulangi.

LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN


PROGRAM STUDI LINTAS JALUR TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI 10 NOPEMBER
SURABAYA 2017
PENETRASI ASPAL

LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN


PROGRAM STUDI LINTAS JALUR TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI 10 NOPEMBER
SURABAYA 2017

2
DAKTILITAS ASPAL
Daktilitas ASPAL

PA 0306 76 AASHTO T 51 74 ASTM D 113 69

LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN


PROGRAM STUDI LINTAS JALUR TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI 10 NOPEMBER
SURABAYA 2017
Daktilitas ASPAL

Maksud dan Tujuan


Mengukur jarak terpanjang yang dapat ditarik antara dua cetakan yang berisi bitumen keras sebelum putus pada suhu dan
kecepatan tarik tertentu, kegunaan :

a. Untuk mengetahui daya penguluran dari suatu jenis aspal. Aspal yang mempunyai daktilitas tinggi biasanya
mempunyai sifat semen yang aktif dan banyak terpengaruhi oleh suhu.

b. Hubungannya dengan pelaksanaan adalah untuk menentukan jenis aspal yang dipakai berkaitan dengan sifat
kerapuhannya. Aspal yang baik daktilitasnya lebih besar dari 100 cm dengan tarikan 5 cm/detik.

LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN


PROGRAM STUDI LINTAS JALUR TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI 10 NOPEMBER
SURABAYA 2017
daktilitas ASPAL

PERALATAN Termometer
01

Cetakan daktilitas kuningan


02
Bak perendam isi 10 liter yang dapat menjaga suhu tertentu selama pengujian dengan

DAKTILITAS ASPAL
ketelitian 0,1oC, dan benda uji dapat direndam sekurang - kurangnya 10 cm di bawah
03 permukaan air. Bak tersebut dilengkapi dengan pelat dasar yang berlubang diletakkan 5
cm dari dasar bak perendam untuk meletakkan benda uji.

Mesin dengan ketentuan sebagai berikut :



04 Dapat menarik benda uji dengan kecepatan yang tetap.
Dapat menjaga benda uji tetap terendam dan tidak menimbulkan getaran
selama pemeriksaan.

05 Methyl alcohol teknik dan sodium chloride teknik

LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN


PROGRAM STUDI LINTAS JALUR TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI 10 NOPEMBER
SURABAYA 2017
daktilitas ASPAL

Cetakan Daktilitas Kuningan

LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN


PROGRAM STUDI LINTAS JALUR TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI 10 NOPEMBER
SURABAYA 2017
daktilitas ASPAL

BENDA UJI
1 2 3
Cetakan benda uji diletakkan pada posisinya Contoh aspal (100 gr) dipanaskan sehingga Pada waktu mengisi cetakan, contoh
dan dilapisi dengan campuran gliserin dan menjadi cair dan dapat dituangkan. Untuk dituangkan hati-hati dari ujung keujung
dextrin atau gliserin dan talk. Kemudian menghindari pemanasan setempat hingga penuh
cetakan daktilitas dipasang di atas pelat dilakukan dengan hati-hati, pemanasan
dasar. dilakukan sampai suhu 80 oC sampai
dengan 100 oC dibawah titik lembek,
kemudian contoh disaring dengan saringan
No. 50 dan setelah diaduk dituangkan
dalam cetakan.

LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN


PROGRAM STUDI LINTAS JALUR TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI 10 NOPEMBER
SURABAYA 2017
PENETRASI ASPAL

BENDA UJI

Cetakan didinginkan pada suhu ruang antara 30 40 menit, lalu dipindahkan kedalam
bak perendam yang telah disiapkan pada suhu pemeriksaan (sesuai dengan spesifikasi)
selama 30 menit, kemudian contoh yang berlebihan diratakan dengan pisau yang
panas sehingga cetakan terisi penuh dan rata.

LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN


PROGRAM STUDI LINTAS JALUR TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI 10 NOPEMBER
SURABAYA 2017
Daktilitas ASPAL
Cara Kerja dan Pelaksanaan
Langka
h1
Benda uji didiamkan pada suhu 25 oC dalam bak perendam selama 85 95
menit kemudian benda uji dilepaskan dari pelat dasar dan sisi-sisi cetakan

Langkah 2
Benda uji dipasang pada mesin uji dan benda uji ditarik secara teratur
dengan kecepatan 5 cm/menit sampai benda uji putus. Perbedaan kecepatan
lebih kurang 5% masih diijinkan. Jarak antara pemegang cetakan dibaca, pada
saat benda uji putus (dalam cm). Selama percobaan berlangsung benda uji
harus terendam sekurang-kurangnya 2,5 cm dari muka air dan suhu harus
dipertahankan ( 25 0,5 ) oC.

LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN


PROGRAM STUDI LINTAS JALUR TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI 10 NOPEMBER
SURABAYA 2017
daktilitas ASPAL

Hasil Praktikum
Dari Hasil praktikum didapat daktilitas : 146.5 cm
Syarat spesifikasi Bina Marga untuk daktilitas adalah >
100 cm

LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN


PROGRAM STUDI LINTAS JALUR TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI 10 NOPEMBER
SURABAYA 2017

3
Pemeriksaan
Titik Nyala dan Titik bakar
TITIK NYALA DAN TITIK BAKAR

PA 0303 78 AASHTO T 48 74 ASTM D 92 52

LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN


PROGRAM STUDI LINTAS JALUR TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI 10 NOPEMBER
SURABAYA 2017
TITIK NYALA DAN TITIK BAKAR

Maksud dan Tujuan


a. Menentukan titik nyala dan titik bakar dari aspal untuk mengetahui batas cair aspal pada suhu tertentu
( 200o C ) .
Titik nyala adalah suhu pada saat terlihat nyala singkat pada suatu titik di atas permukaan aspal.
Titik bakar adalah suhu pada saat terlihat nyala sekurang-kurangnya 5 detik pada suatu titik di atas
permukaan aspal.

LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN


PROGRAM STUDI LINTAS JALUR TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI 10 NOPEMBER
SURABAYA 2017
TITIK NYALA DAN TITIK BAKAR
PERALATAN
01 Termometer

02 Cawan kuningan

TITIK NYALA
DAN 03 Pelat pemanas, terdiri dari logam untuk melekatkan cawan dan bagian
atas dilapisi seluruhnya oleh asbes setebal 0,8 cm

TITIK BAKAR
Sumber pemanas, dipakai pembakaran gas yang tidak menimbulkan
04 asap

Nyala penguji yang dapat diatur dan memberikan nyala dengan


05 diameter 3,2 4,8 mm dengan panjang tabung 7,5 cm

LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN


PROGRAM STUDI LINTAS JALUR TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI 10 NOPEMBER
SURABAYA 2017
TITIK NYALA DAN TITIK BAKAR

Cawan Kuningan

LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN


PROGRAM STUDI LINTAS JALUR TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI 10 NOPEMBER
SURABAYA 2017
TITIK NYALA DAN TITIK BAKAR

BENDA UJI
Panaskan contoh aspal antara 130 140 oC sampai cukup cair, kemudian isi
cawan kuningan sampai garis dan hilangkan gelembung udara yang ada pada
permukaan cairan.

LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN


PROGRAM STUDI LINTAS JALUR TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI 10 NOPEMBER
SURABAYA 2017
CARA KERJA DAN PELAKSANAAN

LANGKAH 1
Letakkan cawan di atas pelat pemanas dan diatur sumber
pemanas hingga terletak di bawah titik tengah cawan.

2 LANGKAH
Letakkan nyala penguji dengan poros pada jarak 7,5 cm dari
titik tengah cawan.

LANGKAH 3
Tempatkan thermometer tegak lurus di dalam benda uji dengan jarak
6,4 mm di atas dasar cawan dan terletak pada satu garis yang
menghubungkan titik poros nyala penguji, kemudian diatur hingga
poros thermometer terletak pada jarak diameter cawan dari tepi.
4 LANGKAH
Tempatkan penahan angin di depan nyala penguji.

LANGKAH 5
Nyalakan sumber pemanas dan atur pemanasan sehingga
kenaikan suhu 15 oC per menit hingga benda uji
mencapai suhu 56 oC di bawah titik nyala perkiraan

6 LANGKAH
Atur kecepatan pemanasan 5 oC 6 oC per menit pada suhu
50 oC dan 28 oC di bawah titik nyala perkiraan

LANGKAH 7
Nyala penguji dinyalakan dan diatur agar diameter nyala
penguji 3,2 sampai 4,8 mm
8 LANGKAH
Putar nyala penguji hingga melalui permukaan cawan (dari
tepi ke tepi cawan) dalam selang waktu 1 detik, ulangi
pekerjaan setiap kenaikan 2oC

LANGKAH 9
Lanjutkan pekerjaan pada point f - h sampai terlihat nyala
singkat pada suatu titik di atas permukaan benda uji, dibaca
suhu pada termometer dan dicatat

10

Lanjutkan pekerjaan ini sampai terlihat nyala yang agak lama


(5 detik) di atas permukaan benda uji. Bacalah suhu pada
termometer dan catat
TITIK NYALA DAN TITIK BAKAR

Gambar Proses Uji

Proses Uji Titik Nyala Proses Uji Titik Bakar

LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN


PROGRAM STUDI LINTAS JALUR TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI 10 NOPEMBER
SURABAYA 2017
TITIK NYALA DAN TITIK BAKAR

Hasil Praktikum

Dari hasil praktikum didapat


temperatur adalah :

Titik nyala : 305o C


Titik bakar : 318o C

LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN


PROGRAM STUDI LINTAS JALUR TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI 10 NOPEMBER
SURABAYA 2017

4
TITIK LEMBEK
TITIK LEMBEK

PA 0302 76 AASHTO T 53 74 ASTM D 36 70

LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN


PROGRAM STUDI LINTAS JALUR TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI 10 NOPEMBER
SURABAYA 2017
TITIK LEMBEK

Maksud dan Tujuan


Mengetahui batas elastisitas aspal pada suhu tertentu ( 48o C 58o C )
Titik Lembek adalah suhu pada saat bola baja dengan berat tertentu mendesak turun suatu lapisan
aspal yang tertahan dalam cicin berukuran tertentu, sehingga aspal itu menyentuh pelat dasar yang
terletak di bawah cincin pada besaran waktu tertentu, sebagai akibat pemanasan dengan kepadatan
tertentu untuk mengetahui batas elastisitas suatu aspal dengan suhu tertentu.

LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN
PROGRAM STUDI LINTAS JALUR TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI 10 NOPEMBER
SURABAYA 2017
TITIK LEMBEK

PERALATAN
Bejana gelas, tahan
Bola baja, pemanasan mendadak
dengan diameter dalam
diameter 9,53 sebesar
mm dengan 8,5 cm dan tinggi
Termometer berat antara sekurang-kurangnya 12 cm
3,45 3,55 gr

Dudukan
Cincin kuningan Alat pengarah bola benda uji

LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN


PROGRAM STUDI LINTAS JALUR TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI 10 NOPEMBER
SURABAYA 2017
TITIK LEMBEK

Penjepit

LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN


PROGRAM STUDI LINTAS JALUR TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI 10 NOPEMBER
SURABAYA 2017
TITIK LEMBEK
Benda Uji

0
Panaskan contoh perlahan-lahan sambil diaduk terus menerus hingga cairan
menjadi rata. Pemanasan dan pengadukan dilakukan perlahan-lahan agar
gelembung udara tidak masuk. Setelah merata, tuanglah contoh ke dalam dua buah
1 cincin, suhu pemanasan tidak lebih dari 111 oC di atas titik lembeknya. Waktu untuk
pemanasan< 30 menit.

0 Panaskan dua buah cincin sampai mencapai suhu tuang contoh dan letakkan
kedua cincin di atas pelat kuningan yang telah diberi lapisan dari campuran talk
2 dan sabun.

0 Tuangkan contoh kedalam 2 buah cincin, diamkan pada suhu sekurang-


kurangnya 8 C di bawah titik lembeknya sekurang-kurangnya selama 30
3 menit.

LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN


0 Setelah dingin permukaan contoh diratakan dalam cincin dengan pisau yang
PROGRAM STUDI LINTAS JALUR TEKNIK SIPIL dipanaskan
INSTITUT TEKNOLOGI 10 NOPEMBER 4
SURABAYA 2017
TITIK LEMBEK

Our Process

Langkah 01 Langkah 02 Langkah 03


Pasang dan atur kedua cincin di atas tempat Letakkan bola-bola baja bersuhu
5o C
di atas dan di Panaskan bejana sehingga kenaikan suhu menjadi 5oC per
duduknya, letakkan pengarah bola di atasnya tengah permukaan masing-masing benda uji menit. Kecepatan pemanasan ini tidak boleh diambil dari
kemudian masukkan semua peralatan tersebut dengan menggunakan penjepit dan memasang kecepatan pemanasan rata-rata dari akhir pekerjaan ini.
kedalam bejana gelas. Bejana kemudian diisi dengan kembali pengarah bola. Untuk 3 menit pertama, perbedaan kecepatan pemanasan
air suling dengan suhu (5 + 1) oC hingga tinggi < 0,5oC.
permukaan air berkisar 101,6 sampai 108 mm.
Letakkan termometer yang sesuai untuk pekerjaan
ini di antara kedua benda uji (+ 12,7 mm dari tiap
cincin). Periksa dan atur jarak antara permukaan plat
dasar dengan benda uji sehingga menjadi 25,4 mm.

LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN


PROGRAM STUDI LINTAS JALUR TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI 10 NOPEMBER
SURABAYA 2017
Pengujian Titik Lembek
TITIK LEMBEK

Hasil Praktikum

Dari hasil praktikum, didapat titik lembek = 50,5o C.


Bina Marga memberikan batas titik lembek untuk aspal
Pen 60 70 adalah 48-58oC. Jadi aspal ini memenuhi
spesifikasi Bina Marga.

LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN


PROGRAM STUDI LINTAS JALUR TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI 10 NOPEMBER
SURABAYA 2017
Thank you!

Program Sarjana Lintas Jalur


Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
BAB IV
MIX DESIGN dan MARSHALL
MIX DESIGN DAN MARSHAL

PERENCANAAN CAMPURAN ASPAL BETON


Secara umum
a. Pemerikasaan mutu bahan yang digunakan
b. Menentukan spesifikasi yang dipakai
c. Menentukan kombinasi dari bahan-bahan
d. Melakukan pengujian mutu campuran dengan alat Marshall

LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN


PROGRAM STUDI LINTAS JALUR TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI 10 NOPEMBER
SURABAYA 2017
MIX DESIGN DAN MARSHAL

PERENCANAAN CAMPURAN
Perencanaan campuran aspal beton didasari pada hasil analisa saringan.
Dari grafik kumulatif hasil analisa saringan dapat ditentukan jumlah prosentase masing-
masing fraksi terhadap berat total seluruh agregat.
Setelah prosentase berat masing-masing ukuran, untuk selanjutnya dikontrol jumlah
prosen lolos terhadap spesifikasi yang diminta.
Tentukan berat masing-masing ukuran dan berat aspal untuk membuat benda uji.
Benda uji yang diminta 3 (tiga) buah benda uji, untuk masing-masing kadar aspal yaitu
4,8%, 5,3%, 5,8%.

LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN


PROGRAM STUDI LINTAS JALUR TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI 10 NOPEMBER
SURABAYA 2017
MIX DESIGN DAN MARSHAL
Tabel 4.1 Kombinasi Gradasi

Grafik 4.1 Spesifikasi Gabungan Agregat

LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN


PROGRAM STUDI LINTAS JALUR TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI 10 NOPEMBER
SURABAYA 2017
MIX DESIGN DAN MARSHAL

PEMERIKSAAN CAMPURAN DENGAN


ALAT MARSHALL
Maksud:
Menentukan ketahanan (stabilitas) campuran aspal dengan agregat terhadap
kelelahan plastis (flows).
Ketahanan (stabilitas) adalah kemampuan suatu campuran aspal untuk menerima
beban sampai terjadi kelelahan plastis
Kelelahan plastis adalah keadaan perubahan bentuk suatu campuran aspal yang
terjadi akibat suatu beban sampai batas runtuh

LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN


PROGRAM STUDI LINTAS JALUR TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI 10 NOPEMBER
SURABAYA 2017
MIX DESIGN DAN MARSHAL
CARA KERJA DAN PELAKSANAAN
a. Persiapan benda uji :
Agregat dikeringkan sampai berat tetap pada suhu (105 5)C. Agregat
dipisahkan dengan cara penyaringan kering ke dalam fraksi-fraksi yang
dikehendaki.

Gambar 4.1 Pengayakan Gambar 4.2 Penimbangan


LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN
PROGRAM STUDI LINTAS JALUR TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI 10 NOPEMBER
SURABAYA 2017
MIX DESIGN DAN MARSHAL
b. Persiapan campuran
Untuk setiap benda uji diperlukan agregat sebanyak 1200 gram sehingga menghasilkan tinggi benda uji sekitar
6,25 0,125 cm (2,5" 0,05").

Panci dipanaskan beserta campuran agregat 28C di atas suhu pencampur untuk aspal panas dan ter dan diaduk
sampai merata. Aspal dituangkan sebanyak yang dibutuhkan kedalam agregat yang sudah dipanaskan, kemudian
diaduk sesuai point 3b sampai agregat melapis merata.

Gambar 4.4 Pencampuran Aspal Gambar 4.5 Proses Pencampuran


dan AgregatAspal dan Agregat

LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN


PROGRAM STUDI LINTAS JALUR TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI 10 NOPEMBER
SURABAYA 2017
MIX DESIGN DAN MARSHAL
Setelah suhu campuran aspal panas mencapai suhu 150C tuangkan ke dalam cetakan yang telah diletakkan
selembar kertas pada dasar cetakan.

Tusuk-tusuk campuran aspal panas di dalam cetakkan sebanyak 15 kali di samping dan 10 kali di tengah
dengan menggunakan alat penusuk kemudian ratakan.

Gambar 4.6 Penusukan Benda Uji

LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN


PROGRAM STUDI LINTAS JALUR TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI 10 NOPEMBER
SURABAYA 2017
MIX DESIGN DAN MARSHAL
Cetakan diletakkan di atas landasan pemadat, kemudian ditumbuk dengan penumbuk sebanyak 75
kali dengan tinggi jatuh 45 cm.

Gambar 4.7 Proses Penumbukan Benda Uji

Setelah itu benda uji dikeluarkan dari cetakannya ke atas permukaan rata yang halus, kemudian
didiamkan selama 24 jam pada suhu ruang.
LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN
PROGRAM STUDI LINTAS JALUR TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI 10 NOPEMBER
SURABAYA 2017
MIX DESIGN DAN MARSHAL
Pengujian benda uji
1. Benda uji dibersihkan dari kotoran-kotoran yang menempel
2. Masing-masing benda uji diberi tanda pengenal
3. Tinggi dari benda uji diukur dengan ketelitian 0,1 mm
4. Benda uji ditimbang
5. Benda uji direndam dalam air selama 24 jam
6. Benda uji ditimbang dalam air untuk mendapatkan isi
7. Sebelum melakukan pengujian Gambar 4.7 Proses Pengujian Marshall
a. batang penuntun (guide rad) dan permukaan dalam test head dibersihkan dan dilumasi
b. Segmen dipasang di atas benda uji dan keseluruhannya diletakkan dalam mesin penguji
c. Arloji kelelehan (flow meter) dipasang pada kedudukannya, sementara selubung tangki arloji dipegang teguh terhadap segmen atas kepala penekan(breaking
head).
d. Selubung tangki arloji ditekan selama pembebanan berlangsung. Kedudukan arloji tekan diatur pada angka nol.
e. Diberikan pembebanan kepada benda uji dengan kecepatan 50 mm/menit sampai pembebanan maksimum tercapai. Waktu tidak boleh melebihi 30 menit.

LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN


PROGRAM STUDI LINTAS JALUR TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI 10 NOPEMBER
SURABAYA 2017
BAB V
CBR DAN DCPT
CBR DAN DCPT
CBR
CBR ( California Bearing Ratio ) merupakan suatu satuan yang
dipergunakan sebagai salah satu dasar (standar) untuk rencana
Apa itu CBR? tebal perkerasan jalan raya.
Nilai CBR didapat dari hasil perbandingan antara beban penetrasi
suatu bahan terhadap bahan standar dengan kedalaman dan
kecepatan yang sama.
Pengujian CBR bertujuan untuk mengetahui kekuatan geser
tanah dan daya dukung tanah dasar yang akan dijadikan sub
Tujuan CBR? grade pada perkerasan jalan. Pengujian CBR ini hanya
digunakan untuk beban sementara seperti beban
kendaraan.
LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN
PROGRAM STUDI LINTAS JALUR TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI 10 NOPEMBER
SURABAYA 2017
CBR DAN DCPT
Peralatan
Mesin
penetrasi
Cetakan benda uji dengan
diameter 150,8 mm dan tebal
61,4 mm
Keping beban dengan berat
2,27 kg, diameter 194,2 m
Satu buah arloji beban dan
satu buah arloji pengukur
penetrasi
Alat timbang

LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN


PROGRAM STUDI LINTAS JALUR TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI 10 NOPEMBER
SURABAYA 2017
CBR DAN DCPT

Benda Uji
Pembuatan benda uji
Ambil contoh kira-kira seberat 5 kg atau lebih.
Campur bahan tersebut dengan air sampai diketahui kadar air
optimum.
Pasang cetakan pada keping alas dan timbang. Masukkan piringan
pemisah ( spacer disk ) di atas keping alas dan pasang kertas filter.

LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN


PROGRAM STUDI LINTAS JALUR TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI 10 NOPEMBER
SURABAYA 2017
CBR DAN DCPT

Tanah dibagi dalam 5 lapis dan tiap lapisnya


dipadatkan 55x pukulan dengan alat
penumbuk.
Buka leher sambung dan ratakan dengan
alat perata.
Keluarkan piringan pemisah, balikkan dan
pasang kembali cetakan berisi benda uji
pada keping alas dan timbang.

LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN


PROGRAM STUDI LINTAS JALUR TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI 10 NOPEMBER
SURABAYA 2017
CBR DAN DCPT
Untuk CBR yang direndam dengan cara perencaman
sebagai berikut :
Kedua permukaan tanah (atas dan bawah) diberi
lapisan kertas filter.
Bagian bawah dipasang alas silinder yang
mempunyai pori-poridan dibagian atas dipasang
cincin kepala.
Rendam, dan pada bagian atas dipasang dial untuk
mengukur pengembangan
Catat pembacaan awal dial dan biarkan benda uji
selama 96 jam.

LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN


PROGRAM STUDI LINTAS JALUR TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI 10 NOPEMBER
SURABAYA 2017
CBR DAN DCPT
Cara Kerja dan Pelaksanaan
Ambil benda uji yang telah disiapkan.
Tempatkan contoh tanah diatas dongkrak dari rangka beban.
Atur posisi piston hingga menyentuh permukaan tanah
Stel bacaan ring pada posisi nol stand.
Beri kepingan pemberat dari logam pada permukaan contoh tanah.
Contoh tanah diuji CBR dengan pemberian beban, yaitu dengan cara pemutaran
dongkrak hidrolis yang kontinyu. Dan catat bacaan pada alat penunjuk
pembebanan.
Pengujian dihentikan sampai alat penunjuk pembebanan tidak berputar maju.
Setelah itu piston dilepas, contoh tanah dibalikkemudian lakukan pengujian yang
sama pada bagian bawah.

LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN


PROGRAM STUDI LINTAS JALUR TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI 10 NOPEMBER
SURABAYA 2017
CBR DAN DCPT

LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN


PROGRAM STUDI LINTAS JALUR TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI 10 NOPEMBER
SURABAYA 2017
CBR DAN DCPT

DCPT ( Dynamic Cone Penetrometer Test )

Tujuan
Tujuan dari tes ini untuk mengetahui nilai
DCPT? CBR tanah di lapangan. Pemeriksaan
dengan alat DCPT ini menghasilkan data
kekuatan tanah sampai pada kedalaman
90 cm di bawah tanah dasar.

LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN


PROGRAM STUDI LINTAS JALUR TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI 10 NOPEMBER
SURABAYA 2017
CBR DAN DCPT

Peralatan

Alat uji DCPT Penggaris

LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN


PROGRAM STUDI LINTAS JALUR TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI 10 NOPEMBER
SURABAYA 2017
CBR DAN DCPT
Cara Kerja dan Pelaksanaan
Persiapkan alat DCPT.
Mencari lokasi tanah dasar, usahakan
kondisi tanah masih asli (tidak
terganggu).
Letakkan alat uji DCPT vertikal di atas
tanah dasar.
Jatuhkan pemberat dari ketinggian 20
inch (50,8 cm ) melalui sebuah tiang
berdiameter 5/8 inch ( 16 mm ),
kemudian catat berapa kedalaman
masuknya alat dari muka tanah.
Ulangi langkah diatas sampai kedalaman
penetrasi 90 cm dari muka tanah.
LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN
PROGRAM STUDI LINTAS JALUR TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI 10 NOPEMBER
SURABAYA 2017
BAB VI
KESIMPULAN
kesimpulan

Pemeriksaan terhadap agregat


1.Dari hasil analisa ayakan, komposisi agregat yang diperoleh sebagai berikut ( spesifikasi
menggunakan Bina Marga IX ) :
Agregat kasar ( F1 ) : 49,00%
Agregat sedang ( F2 ) : 13,00 %
Agregat halus ( F3 ) : 38,00 %

2. Dari pemeriksaan berat jenis dan absorbsi agregat kasar didapat:


- berat jenis ( Bulk Specific Gravity ) = 2,72
- berat jenis kering permukaan ( SSD ) = 2,75
- berat jenis semu ( Apparent Specific Gravity ) = 2,80
- penyerapan ( absorbsi ) = 1,06 %
Hasil tersebut memenuhi syarat maksimum 3 % ( AASHTO T-85-74 /ASTM C-127-68 ).

LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN


PROGRAM STUDI LINTAS JALUR TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI 10 NOPEMBER
SURABAYA 2017
kesimpulan
3. Dari pemeriksaan berat jenis dan absorbsi agregat halus didapat:
- berat jenis ( bulk Specific Gravity ) = 2.57
- berat jenis kering permukaan ( SSD ) = 2,61
- berat jenis semu ( Apparent Specific Gravity ) = 2,67
- penyerapan ( absorbsi ) = 1.52%
Hasil tersebut memenuhi syarat maksimum 5 % ( AASHTO T-84-74 /ASTM C-128-68 ).

4. Keausan yang didapat dari Los Angeles Abration Test adalah 31,6%, sehingga telah memenuhi syarat
maksimum yaitu 40 % ( AASHTO T-96-74 / ASTM C-131-55 )

LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN


PROGRAM STUDI LINTAS JALUR TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI 10 NOPEMBER
SURABAYA 2017
kesimpulan

Pemeriksaan terhadap aspal


Dari pemeriksaan terhadap aspal yang dipakai didapatkan kesimpulan sebagai berikut :
1. Harga penetrasi rata-rata yang diperoleh adalah 64,70 (0,1mm) sehingga termasuk jenis
aspal penetrasi 60-70 (AASHTO T-59-68 / ASTM D-5-71)
2. Titik nyala yang didapat adalah 305 C dan titik bakar adalah 318o C yang telah memenuhi syarat
minimum 200o C ( AASHTO T-84-74 / ASTM D- 95-52 )
3. Titik lembek yang diperoleh adalah 50.5 oC sehingga telah memenuhi syarat yaitu antara 46-
58 C ( AASHTO T-53-70 / ASTM D-36-70 )
4. Daktilitas yang didapat adalah 146.5 cm, sehingga memenuhi syarat minimum untuk
daktilitas yaitu 100 cm ( AASHTO T-51-74 / ASTM D-113-69 )

LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN


PROGRAM STUDI LINTAS JALUR TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI 10 NOPEMBER
SURABAYA 2017
kesimpulan

Pemeriksaan Terhadap Campuran Aspal Beton

Dari hasil pemeriksaan terhadap campuran aspal beton ( dilakukan dengan Marshall Test ),
didapat harga-harga Stability, Flow, Percent Air Voids, dan Percent Air Voids in mineral Agregates
maka didapat kadar aspal optimum untuk beberapa jenis lalu lintas adalah sebagai berikut :
- lalu
lintas berat = 5,50 %

Dari pelaksanaan pengujian berbagai material dalam lingkup perkerasan jalan mungkin
didapati banyak kesalahan dimana praktikan kurang teliti dalam melakukan praktikum, sehingga
perlu diambil hikmah bahwa dalam melakukan praktikum diperlukan ketelitian disamping prosedur
pengujian yang jelas.

LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN


PROGRAM STUDI LINTAS JALUR TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI 10 NOPEMBER
SURABAYA 2017
kesimpulan
Pemeriksaan Terhadap Daya Dukung Subgrade

Pemeriksaan terhadap daya dukung tanah dilakukan dengan CBR test dan DCPT ( Dynamic Cone
Penetrometer Test ).
Dari CBR test diperoleh nilai : 55,46 %.
Sedangkan dari DCPT diperoleh harga CBR lapangan
Titik 1 = 3.50 %
Titik 2 = 1.50 %
Titik 3 = 1.70 %
Terjadinya perbedaan harga CBR karena perbedaan material yang digunakan. Syarat CBR
subgrade untuk bina marga adalah harus 5 %, artinya tanah di lokasi rawa-rawa sebelah barat
Masjid Manarul Ilmi tidak memenuhi syarat CBR minimum Bina Marga.

LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN


PROGRAM STUDI LINTAS JALUR TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI 10 NOPEMBER
SURABAYA 2017
terimakasih

There are only two ways to live your life.


One is as though nothing is a miracle.
The other is as though everything is a miracle.

LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN


PROGRAM STUDI LINTAS JALUR TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI 10 NOPEMBER
SURABAYA 2017

Anda mungkin juga menyukai