Disusun oleh :
Ryan Satria Sanjaya Putra NRP. 03111 645 000041
Rengga Hermawan NRP. 03111 645 000041
Muhammad Siddiq Rezawan NRP. 03111 645 000041
Doddy Burhanuddin NRP. 03111 645 000041
Indra Giri Angga Kusuma NRP. 03111 645 000041
Dosen Asistensi
Dr. Ir. Hitapriya. S. MSc.
Permasalahan
Permasalahan praktikum teknik perkerasan jalan ini yaitu:
a. Berapa besar dan bagaimana cara untuk menentukan komposisi campuran (Agregat dan Aspal)
yang optimal untuk perkerasana lentur sesuai dengan spesifikasi atau syarat.
b. Apakah material perkerasan lentur sesuai spesifikasi BINA MARGA.
c. Berapa besar daya dukung tanah dasar perkerasan lentur.
a.(PB-0201-76)
b.(AASHTO T-27-74)
c. (ASTM C-136-46)
PERALATAN
1. Timbangan dan neraca dengan ketelitian 0,2 % dari berat benda uji.
2. Satu set saringan (standar ASTM).
3. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untukmemanasi sampai pada suhu 110 5oC.
4. Alat pemisah bahan (sendok dan alat lainnya)
5. Mesin pengguncang saringan.
6. Talam-talam untuk tempat agregat.
BENDA UJI
Fraksi Agregat, digolongkan menjadi 3 fraksi :
a. F1, ukuran 1 - 3/4, berat contoh 4000 gram
b. F2, ukuran 3/4 - No. 4, berat contoh 3000 gram
c. F3, ukuran No. 4 - No. 200, berat contoh 2000 gram
Klasifikasi Agregat:
a. Agregat kasar yaitu agregat yang
tertahan pada saringan No. 4
b. Agregat halus yaitu agregat yang lolos
melalui saringan No. 4
a. Benda uji dikeringkan didalam oven dengan suhu ( 110+5 ) oC sampai berat tetap.
b. Saring benda uji lewat susunan saringan dengan ukuran saringan paling besar ditempatkan paling
atas. Saringan diguncang dengan tangan atau mesin pengguncang selama 15 menit.
c. Timbang masing-masing berat agregat tertahan.
PEHITUNGAN
Menghitung prosentase berat benda uji yang tertahan diatas masing-masing saringan terhadap berat
total benda uji.
HASIL PRAKTIKUM
a. Jumlah prosentase melalui masing-masing saringan
b. Grafik akumulatif.
LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN
PROGRAM STUDI LINTAS JALUR TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI 10 NOPEMBER
SURABAYA 2017
ANALISA SARINGAN
TES ANALISA SARINGAN ( AASHTO T 27 )
Nomor : F1
Jenis Material : Kasar
Tanggal Pengujian : 25 Oktober 2017
Berat Contoh : 4000 gram
Ukuran Ukuran Berat Masing2 Berat Jumlah Prosentase Prosentase
Saringan Saringan Tertahan Tertahan Tertahan melalui
(Inchi) (mm) (gram) (gram) (%) (%)
1" 25,40 0 0 0 100
3/4" 19,10 0,00 0,00 0,00 100,00
1/2" 12,70 576,00 576,00 14,40 85,60
3/8" 9,25 1766,80 2342,80 58,57 41,43
No.4 4,75 1445,20 3788,00 94,70 5,30
No.8 2,36 3,20 3791,20 94,78 5,22
No.30 0,53 2,40 3793,60 94,84 5,16
No.50 0,297 2,80 3796,40 94,91 5,09
No.100 0,149 2,00 3798,40 94,96 5,04
No.200 0,074 142,80 3941,20 98,53 1,47
LAPORAN PRAKTIKUM
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
BAB III
Presented By
Indra Giri Angga Kusuma
1
Penetrasi Aspal
PENETRASI ASPAL
PERALATAN
PERALATAN
ALAT PENETRASI
Termometer.
LANGKAH 1
Benda uji diletakkan dalam tempat air yang kecil dan
tempat air tersebut dimasukkan dalam bak peredam
yang bersuhu( 25 0,1 ) oC, didiamkan dalam bak
tersebut selama 1 1,5 jam..
2 LANGKAH
Pemegang jarum diperiksa agar jarum dapat dipasang
dengan baik dan jarum penetrasi dibersihkan dengan
toluena, kemudian jarum tersebut dikeringkan dengan lap
bersih dan dipasang pada pemegang jarum.
LANGKAH 3
Pemberat 100 gram diletakkan diatas jarum untuk
memperoleh beban (100 0,01 ) gram..
4 LANGKAH
Tempat air dipindahkan dari bak peredam ke bawah alat
penetrasi.
LANGKAH 5
Jarum diturunkan perlahan-lahan sehingga menyentuh
permukaan benda uji, kemudian angka nol di arloji
penetrometer diatur sehingga jarum penunjuk berhimpit..
6 LANGKAH
Pemegang jarum dilepaskan dan stopwatch serentak
dijalankan selama jangka waktu (5 0,1) detik.
LANGKAH 7
Arloji penetrometer diputar dan dibaca angka penetrasi
yang berhimpit dengan jarum penunjuk, angka
dibulatkan hingga 0,1 mm terdekat..
8 LANGKAH
Jarum dilepaskan dari pemegangnya dan disiapkan untuk test
penetrasi berikutnya.
LANGKAH 9
Pekerjaan pada point a - g diatas dilakukan berulang kali
sebanyak 5 kali untuk setiap benda uji yang sama dengan
ketentuan setiap titik pemeriksaan berjarak 1 cm, dan dari
tepi dinding lebih dari 1 cm..
HASIL
PENETRASI ASPAL
HASIL PRAKTIKUM
Dari hasil percobaan diperoleh harga penetrasi rata-rata 64,7 jadi termasuk aspal dengan
penetrasi 60/70.
Laporan angka penetrasi rata-rata dalam bilangan bulat sekurang-kurangnya dari 3
pembacaan dengan ketentuan bahwa hasil-hasil pembacaan tidak melampaui ketentuan
di bawah ini :
Toleransi 2 4 6 0
2
DAKTILITAS ASPAL
Daktilitas ASPAL
a. Untuk mengetahui daya penguluran dari suatu jenis aspal. Aspal yang mempunyai daktilitas tinggi biasanya
mempunyai sifat semen yang aktif dan banyak terpengaruhi oleh suhu.
b. Hubungannya dengan pelaksanaan adalah untuk menentukan jenis aspal yang dipakai berkaitan dengan sifat
kerapuhannya. Aspal yang baik daktilitasnya lebih besar dari 100 cm dengan tarikan 5 cm/detik.
PERALATAN Termometer
01
DAKTILITAS ASPAL
ketelitian 0,1oC, dan benda uji dapat direndam sekurang - kurangnya 10 cm di bawah
03 permukaan air. Bak tersebut dilengkapi dengan pelat dasar yang berlubang diletakkan 5
cm dari dasar bak perendam untuk meletakkan benda uji.
BENDA UJI
1 2 3
Cetakan benda uji diletakkan pada posisinya Contoh aspal (100 gr) dipanaskan sehingga Pada waktu mengisi cetakan, contoh
dan dilapisi dengan campuran gliserin dan menjadi cair dan dapat dituangkan. Untuk dituangkan hati-hati dari ujung keujung
dextrin atau gliserin dan talk. Kemudian menghindari pemanasan setempat hingga penuh
cetakan daktilitas dipasang di atas pelat dilakukan dengan hati-hati, pemanasan
dasar. dilakukan sampai suhu 80 oC sampai
dengan 100 oC dibawah titik lembek,
kemudian contoh disaring dengan saringan
No. 50 dan setelah diaduk dituangkan
dalam cetakan.
BENDA UJI
Cetakan didinginkan pada suhu ruang antara 30 40 menit, lalu dipindahkan kedalam
bak perendam yang telah disiapkan pada suhu pemeriksaan (sesuai dengan spesifikasi)
selama 30 menit, kemudian contoh yang berlebihan diratakan dengan pisau yang
panas sehingga cetakan terisi penuh dan rata.
Langkah 2
Benda uji dipasang pada mesin uji dan benda uji ditarik secara teratur
dengan kecepatan 5 cm/menit sampai benda uji putus. Perbedaan kecepatan
lebih kurang 5% masih diijinkan. Jarak antara pemegang cetakan dibaca, pada
saat benda uji putus (dalam cm). Selama percobaan berlangsung benda uji
harus terendam sekurang-kurangnya 2,5 cm dari muka air dan suhu harus
dipertahankan ( 25 0,5 ) oC.
Hasil Praktikum
Dari Hasil praktikum didapat daktilitas : 146.5 cm
Syarat spesifikasi Bina Marga untuk daktilitas adalah >
100 cm
3
Pemeriksaan
Titik Nyala dan Titik bakar
TITIK NYALA DAN TITIK BAKAR
02 Cawan kuningan
TITIK NYALA
DAN 03 Pelat pemanas, terdiri dari logam untuk melekatkan cawan dan bagian
atas dilapisi seluruhnya oleh asbes setebal 0,8 cm
TITIK BAKAR
Sumber pemanas, dipakai pembakaran gas yang tidak menimbulkan
04 asap
Cawan Kuningan
BENDA UJI
Panaskan contoh aspal antara 130 140 oC sampai cukup cair, kemudian isi
cawan kuningan sampai garis dan hilangkan gelembung udara yang ada pada
permukaan cairan.
LANGKAH 1
Letakkan cawan di atas pelat pemanas dan diatur sumber
pemanas hingga terletak di bawah titik tengah cawan.
2 LANGKAH
Letakkan nyala penguji dengan poros pada jarak 7,5 cm dari
titik tengah cawan.
LANGKAH 3
Tempatkan thermometer tegak lurus di dalam benda uji dengan jarak
6,4 mm di atas dasar cawan dan terletak pada satu garis yang
menghubungkan titik poros nyala penguji, kemudian diatur hingga
poros thermometer terletak pada jarak diameter cawan dari tepi.
4 LANGKAH
Tempatkan penahan angin di depan nyala penguji.
LANGKAH 5
Nyalakan sumber pemanas dan atur pemanasan sehingga
kenaikan suhu 15 oC per menit hingga benda uji
mencapai suhu 56 oC di bawah titik nyala perkiraan
6 LANGKAH
Atur kecepatan pemanasan 5 oC 6 oC per menit pada suhu
50 oC dan 28 oC di bawah titik nyala perkiraan
LANGKAH 7
Nyala penguji dinyalakan dan diatur agar diameter nyala
penguji 3,2 sampai 4,8 mm
8 LANGKAH
Putar nyala penguji hingga melalui permukaan cawan (dari
tepi ke tepi cawan) dalam selang waktu 1 detik, ulangi
pekerjaan setiap kenaikan 2oC
LANGKAH 9
Lanjutkan pekerjaan pada point f - h sampai terlihat nyala
singkat pada suatu titik di atas permukaan benda uji, dibaca
suhu pada termometer dan dicatat
10
Hasil Praktikum
4
TITIK LEMBEK
TITIK LEMBEK
PERALATAN
Bejana gelas, tahan
Bola baja, pemanasan mendadak
dengan diameter dalam
diameter 9,53 sebesar
mm dengan 8,5 cm dan tinggi
Termometer berat antara sekurang-kurangnya 12 cm
3,45 3,55 gr
Dudukan
Cincin kuningan Alat pengarah bola benda uji
Penjepit
0 Panaskan dua buah cincin sampai mencapai suhu tuang contoh dan letakkan
kedua cincin di atas pelat kuningan yang telah diberi lapisan dari campuran talk
2 dan sabun.
Our Process
Hasil Praktikum
PERENCANAAN CAMPURAN
Perencanaan campuran aspal beton didasari pada hasil analisa saringan.
Dari grafik kumulatif hasil analisa saringan dapat ditentukan jumlah prosentase masing-
masing fraksi terhadap berat total seluruh agregat.
Setelah prosentase berat masing-masing ukuran, untuk selanjutnya dikontrol jumlah
prosen lolos terhadap spesifikasi yang diminta.
Tentukan berat masing-masing ukuran dan berat aspal untuk membuat benda uji.
Benda uji yang diminta 3 (tiga) buah benda uji, untuk masing-masing kadar aspal yaitu
4,8%, 5,3%, 5,8%.
Panci dipanaskan beserta campuran agregat 28C di atas suhu pencampur untuk aspal panas dan ter dan diaduk
sampai merata. Aspal dituangkan sebanyak yang dibutuhkan kedalam agregat yang sudah dipanaskan, kemudian
diaduk sesuai point 3b sampai agregat melapis merata.
Tusuk-tusuk campuran aspal panas di dalam cetakkan sebanyak 15 kali di samping dan 10 kali di tengah
dengan menggunakan alat penusuk kemudian ratakan.
Setelah itu benda uji dikeluarkan dari cetakannya ke atas permukaan rata yang halus, kemudian
didiamkan selama 24 jam pada suhu ruang.
LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN
PROGRAM STUDI LINTAS JALUR TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI 10 NOPEMBER
SURABAYA 2017
MIX DESIGN DAN MARSHAL
Pengujian benda uji
1. Benda uji dibersihkan dari kotoran-kotoran yang menempel
2. Masing-masing benda uji diberi tanda pengenal
3. Tinggi dari benda uji diukur dengan ketelitian 0,1 mm
4. Benda uji ditimbang
5. Benda uji direndam dalam air selama 24 jam
6. Benda uji ditimbang dalam air untuk mendapatkan isi
7. Sebelum melakukan pengujian Gambar 4.7 Proses Pengujian Marshall
a. batang penuntun (guide rad) dan permukaan dalam test head dibersihkan dan dilumasi
b. Segmen dipasang di atas benda uji dan keseluruhannya diletakkan dalam mesin penguji
c. Arloji kelelehan (flow meter) dipasang pada kedudukannya, sementara selubung tangki arloji dipegang teguh terhadap segmen atas kepala penekan(breaking
head).
d. Selubung tangki arloji ditekan selama pembebanan berlangsung. Kedudukan arloji tekan diatur pada angka nol.
e. Diberikan pembebanan kepada benda uji dengan kecepatan 50 mm/menit sampai pembebanan maksimum tercapai. Waktu tidak boleh melebihi 30 menit.
Benda Uji
Pembuatan benda uji
Ambil contoh kira-kira seberat 5 kg atau lebih.
Campur bahan tersebut dengan air sampai diketahui kadar air
optimum.
Pasang cetakan pada keping alas dan timbang. Masukkan piringan
pemisah ( spacer disk ) di atas keping alas dan pasang kertas filter.
Tujuan
Tujuan dari tes ini untuk mengetahui nilai
DCPT? CBR tanah di lapangan. Pemeriksaan
dengan alat DCPT ini menghasilkan data
kekuatan tanah sampai pada kedalaman
90 cm di bawah tanah dasar.
Peralatan
4. Keausan yang didapat dari Los Angeles Abration Test adalah 31,6%, sehingga telah memenuhi syarat
maksimum yaitu 40 % ( AASHTO T-96-74 / ASTM C-131-55 )
Dari hasil pemeriksaan terhadap campuran aspal beton ( dilakukan dengan Marshall Test ),
didapat harga-harga Stability, Flow, Percent Air Voids, dan Percent Air Voids in mineral Agregates
maka didapat kadar aspal optimum untuk beberapa jenis lalu lintas adalah sebagai berikut :
- lalu
lintas berat = 5,50 %
Dari pelaksanaan pengujian berbagai material dalam lingkup perkerasan jalan mungkin
didapati banyak kesalahan dimana praktikan kurang teliti dalam melakukan praktikum, sehingga
perlu diambil hikmah bahwa dalam melakukan praktikum diperlukan ketelitian disamping prosedur
pengujian yang jelas.
Pemeriksaan terhadap daya dukung tanah dilakukan dengan CBR test dan DCPT ( Dynamic Cone
Penetrometer Test ).
Dari CBR test diperoleh nilai : 55,46 %.
Sedangkan dari DCPT diperoleh harga CBR lapangan
Titik 1 = 3.50 %
Titik 2 = 1.50 %
Titik 3 = 1.70 %
Terjadinya perbedaan harga CBR karena perbedaan material yang digunakan. Syarat CBR
subgrade untuk bina marga adalah harus 5 %, artinya tanah di lokasi rawa-rawa sebelah barat
Masjid Manarul Ilmi tidak memenuhi syarat CBR minimum Bina Marga.