Anda di halaman 1dari 33

Latar Belakang

Perubahan iklim terjadi sejak revolusi industri yang disebabkan


oleh aktivitas manusia khususnya kegiatan memproduksi emisi
yang disebut gas rumah kaca' (GRK).

Indonesia sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim,


sebagai negara kepulauan dan kegiatan ekonomi masyarakat
bertumpu pada sumber daya alam

Aksi perubahan iklim merupakan suatu target pencapaian


pembangunan dan Millenium Development Goals (MDGs)

Perlu respon untuk melakukan mitigasi dan adaptasi agar


masyarakat siap untuk menyesuaikan perubahan-perubahan yang
terjadi akibat perubahan iklim (low carbon development &
perubahan behavior )
Tujuan

Mengetahui keterkaiatan
perubahan iklim dengan
perencanaan wilayah dan kota

Mengetahui Strategi Adaptasi dan


Mitigasi yang tepat untuk mengatasi isu
perubahan iklim di Indonesia
Review

1. Definisi Perubahan Iklim


2.Pengertian Perencanaan Tata Ruang
3. Penyebab Perubahan Iklim
4. Dampak Perubahan Iklim
Definisi Perubahan Iklim
Cuaca dan Iklim adalah proses interaktif alami (kimia,biologis
dan fisis) di alam, khususnya di atmosfer.

Iklim selalu berubah menurut ruang dan waktu. Dalam skala


waktu perubahan iklim akan membentuk pola atau siklus
tertentu. (harian, musiman, tahunan, maupun siklus beberapa
tahunan). Dalam skala ruang aktivitas manusia
menyebabkan pola iklim berubah secara berkelanjutan,
baik dalam skala global maupun skala lokal.

Perubahan iklim didefiniskan sebagai perubahan pada iklim


yang dipengaruhi langsung atau tidak langsung oleh
aktivitas manusia yang merubah komposisi atmosfer, yang
memperbesar keragaman iklim pada periode yang cukup
panjang (Trenbeth, Houghton, and Filho.1995)
Pengertian Tentang Penataan Ruang

Rencana tata ruang pada dasarnya merupakan bentuk


intervensi yang dilakukan agar interaksi
manusia/makhluk hidup dengan lingkungannya dapat
berjalan serasi, selaras, seimbang untuk tercapainya
kesejahteraan manusia/makhluk hidup serta
kelestarian lingkungan dan keberlanjutan
pembangunan (development suistainability).

Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan


tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengembdalian
pemanfaatan ruang (UU 26 th 2007)
Penyebab Perubahan
Iklim
Terjadi akibat aktivitas manusia, terutama
yangberhubungan dengan penggunaan bahan bakar
fosil (minyak bumi dan batu bara) serta kegiatan lain
yang berhubungan dengan hutan, pertanian, dan
peternakan. Aktivitas manusia di kegiatan-kegiatan
tersebut secara langsung maupun tidak langsung
menyebabkan perubahan komposisi alami atmosfer,
yaitu peningkatan kuantitas Gas Rumah Kaca secara
global.
Pemanasan Global akan diikuti dengan perubahan
iklim, seperti meningkatnya curah hujan di beberapa
belahan dunia sehingga menyebabkan banjir dan erosi
Terjadinya perubahan iklim didorong oleh
beberapa aspek yaitu:
Negara maju yang terus tumbuh.
Negara penduduk dan miskin dimana perkembangan
ekonominya dipicu oleh batubara misalnya Cina dan
India sebagai penghasil utama emisi gas rumah kaca.
Banyaknya negara berkembang yang belum menikmati
manfaat dari pembangunan sehingga membentuk
industrialisasi.
Adanya globalisasi melalui peningkatan integrasi dan
saling ketergantungan ekonomi maju dan
berkembang, peningkatan barang, modal jasa, orang
dan informasi di seluruh dunia yang menyebabkan
konsumsi energi dan gas rumah kaca emisi meningkat.
Dampak Perubahan Iklim Terhadap Indonesia

Kenaikan suhu mungkin tidak terlihat terlalu tinggi, tetapi di negara


tertentu seperti Indonesia, kenaikan itu dapat memberikan dampak yang
parah. Iklim global merupakan suatu sistem yang rumit dan pemanasan
global akan berinteraksi dengan berbagai pengaruh lainnya seperti banjir,
kemarau panjang, angin kencang, longsor , dan kebakaran hutan.
Dampak Perubahan Iklim 1
Di Indonesia perubahan iklmin yang lebih banyak dibahas adalah
datangnya musim kemarau yang berkepanjangan. Penyebab anomali
iklim,sering disebut El Nino,.

Meningkatnya pemanasan , temperatur rata-rata global naik sebesar


0,47C selama abad ke-20, dimana pemanasan lebih dirasakan pada
daerah daratan daripada lautan

Jumlah karbondioksida yang lebih banyak di atmosfer. Karbondioksida


adalah penyebab paling dominan terhadap adanya perubahan iklim
saat ini dan konsentrasinya di atmosfer telah naik dari pra-industri
yaitu 278 ppm( parts-permillion) menjadi 379 ppm pada tahun 2005.

Dampak yang terjadi akibat perubahan iklim diantaranya akan


menimbulkan kerusakan infrastruktur dan perumahan,
menitikberatkan pada utilitas pubik dan layanan darurat, fluktuasi
populasi hama dan peningkatan kejadian penyakit, kerusakan
tanaman, dan kehilangan barang (IPCC, 1998).
Dampak Perubahan Iklim 2
Dampak pada pemukim perkotaan
Kenaikan muka air laut antara 8 hingga 30 centimeter juga akan berdampak parah
pada kota-kota pesisir seperti Jakarta dan Surabaya yang akan makin rentan
terhadap banjir dan limpasan badai.
Di Jakarta terjadi kenaikan muka air laut, permukaan tanah turun: pendirian
bangunan bertingkat dan
meningkatnya pengurasan air tanah telah menyebabkan tanah turun. Jakarta sudah
secara rutin dilanda banjir besar: pada awal Februari, 2007, banjir di Jakarta
menewaskan 57 orang dan memaksa 422.300 meninggalkan rumah, yang 1.500 buah
di antaranya rusak atau hanyut.Total kerugian ditaksir sekitar 695 juta dolar.7
Suatu penelitian memperkirakan bahwa paduan kenaikan muka air laut setinggi 0,5
meter dan turunnya tanah yang terus berlanjut dapat menyebabkan enam lokasi
terendam secara permanen dengan total populasi sekitar 270,000 jiwa,
Wilayah yang akhir-akhir ini baru dilanda bencana banjir. Banjir besar di Aceh,
misalnya, tahun 2006 menewaskan 96 orang dan membuat mengungsi 110,000
orang .Pada tahun 2007 di Sinjai, Sulawesi Selatan banjir telah merusak jalan dan
memutus jembatan, serta mengucilkan 200.000 penduduk.
banjir dan longsor yang melanda Morowali, Sulawesi Utara memaksa 3.000 orang
mengungsi ke tenda-tenda dan barakbarak darurat.
Dampak Perubahan Iklim 3

Sumber air berkurang


Perubahan pola curah hujan juga menurunkan ketersediaan air untuk
irigasi dan sumber air bersih. Di pulau Lombok dan Sumbawa antara
tahun 1985 dan 2006, jumlah titik air menurun dari 580 menjadi hanya
180 titik.
jeda musim- kekeringan panjang selama musim penghujan yang kini
menjadi makin sering, menimbulkan gagal panen.
Banyak sungai yang makin dangkal seperti Sungai Ular
(Sumatra Utara), Tondano (Sulawesi Utara), Citarum (Jawa Barat),
Brantas (Jawa Timur), Ciliwung-Katulampa (Jawa Barat),
Barito-Muara Teweh (Kalimantan Tengah), serta Larona-Warau
(Sulawesi Selatan).
Di wilayah pesisir, berkurangnya air tanah disertai kenaikan muka air
laut telah memicu intrusi air laut ke daratan .
Dampak Perubahan Iklim Terhadap
Penataan Ruang
Analisis

1. Upaya Penanggulangan Perubahan Iklim


2. Pengertian Mitigasi
3. Pengertian Adaptasi
4. Kaitan Perubahan Iklim dengan Tata Ruang
5. Adaptasi dalam Perencanaan Wilayah dan Kota

6. Strategi dalam Perencanaan Wilayah dan Kota


Upaya Mengurangi Perubahan Iklim
Upaya untuk mengurangi perubahan iklim dilakukan dengan
cara mitigasi dan adaptasi melalui kontrol dan penetapan
kebijakan.
Perubahan dan Variabilitas
Iklim

Dampak

Mitigasi Adaptasi

Respon
Sumber : Santoso, 2006
Dasar Dasar Pemikiran Tentang Adaptasi
Adaptasi terhadap perubahan iklim merupakan hal yang
sangat penting dan harus segera dilakukan, mengingat
rentannya Indonesia terhadap dampak perubahan iklim
dan rendahnya kapasitas dalam beradaptasi.
Strategi adaptasi terhadap perubahan iklim harus segera
disusun dan diadopsi dalam strategi pembangunan
nasional.
Rancangan tersebut memerlukan pengarus-utamaan
(mainstreaming) dalam kerangka tujuan pembangunan
berkelanjutan yang bersifat lintas sektoral (antar
departemen).
Arah dan kegiatan adaptasi memerlukan konsistensi dari
seluruh jenjang lembaga pemerintah yang terkait.
Mitigasi
Mitigasi yakni upaya yang dilakukan mulai dengan
menghentikan dari sumbernya. (imam s. ernawi)
Upaya mitigasi bertujuan untuk meningkatkan
kapasitas penyerapan karbon dan pengurangan emisi
gas-gas rumah kaca (GRK) ke atmosfir yang berpotensi
menipiskan lapisan ozon.
Upaya mitigasi difokuskan pada penggunaan energi,
dimana kebijakan energi menggunakan energi
terbarukan yang semula hanya 5% sekarang menjadi
17%.
Upaya mitigasi lainnya adalah dibidang LULUCF (Land
Use, Land Use Change, Forestry). Menurut data
Departemen Kehutanan pada tahun 2007 luas hutan di
Indonesia hingga 120,35 juta Ha. Dari luasan tersebut
53,9 juta ha diantaranya terdegradasi.
Adaptasi
Adaptasi adalah berbagai tindakan penyusuaian terhadap kondisi
perubahan iklim
adaptasi yakni menyesuaikan segala aktivitas kehidupan terhadap
terjadinya dampat negatif terhadap lingkungan. Skema tersebut
dapat dilakukan antara lain dengan menjaga hutan, menggunakan
energi dan memproduksi barang ramah lingkungan serta
mengelola buangan limbah industri.
Upaya adaptasinya adalah mengembangkan pola pembangunan
yang tahan terhadap perubahan iklim dan gangguan iklim ekstrim.
Hingga saat ini kegiatan adaptasi difokuskan pada area-area yang
dianggap rentan terhadap perubahan iklim yaitu : daerah pantai,
sumber daya air, pertanian, kesehatan masyarakat, dan
infrastruktur.
Keterkaitan Dengan Perencanaan Wilayah

isu perubahan iklim bukan-lah isu lingkungan hidup semata, tetapi telah
menjadi isu pembangunan secara global Penataan ruang merupakan
alat untuk mencapai tujuan pembangunan.

para perencana ruang dapat mengakomodasi berbagai isu perubahan iklim


untuk diintegrasikan ke dalam kebijakan, perencanaan dan program
penataan ruang di setiap wilayah.

penataan ruang juga perlu melakukan re-orientasi pendekatan penataan


ruang yang lebih ramah lingkungan dengan pertimbangan daya dukung
dan daya tampung sumber daya alam dan lingkungan yang komprehensif.

Penataan ruang yang berpihak pada lingkungan hidup perlu ditegakkan


bersama. Hal ini dapat dicermati dari keberadaan lahan-lahan produktif
dan kawasan buffer zone berada dalam ancaman akibat konversi lahan
secara besar-besaran untuk kepentingan penyediaan lahan. Diperkirakan
sekitar 15 ribu 20 ribu ha per tahun lahan pertanian beririgasi beralih
fungsi menjadi lahan non pertanian
Keterkaitan Dengan Perencanaan Wilayah
UU Penataan Ruang mengatur zonasi kawasan di Indonesia. Yakni
kawsan lindung dan kawasan budidaya. Pemerintah Pusat, Provinsi,
Kabupaten/Kota harus membuat RTRW untuk menciptakan
kawasan yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan. Serta,
meminimalisasi dampak dari perubahan iklim, kata Imam.

Masalah jangka panjang bagi Indonesia dalam kerangka perubahan


iklim adalah bagaimana kebijakan dan ketentuan yang ada mampu
menjawab setiap persoalan. Peraturan dan kebijakan yang dibuat
harus mampu menjamin perbaikan kondisi sosial ekologis. Karena
itu, keselarasan dan kebaruan kerangka kebijakan dan peraturan
pengelolaan tata ruang akan menentukan keberlanjutan rencana
aksi tersebut.

Dalam konteks perubahan iklim dan tata ruang, penegakan hukum


adalah kebijakan pendukung. Dengan aturan yang jelas dan tegas,
deforestasi dan degradasi yang diakibatkan manusia bisa dikurangi,
polusi yang disengaja bisa ditekan, dan konservasi energi bisa
dilanjutkan.
Adaptasi Dalam Hal Perencanaan Wilayah dan Kota

Adaptasi di wilayah pesisir


Membuat perlindungan Untuk perlindungan, pilihan
yang tampaknya paling meyakinkan barangkali adalah
Membuat tanggul di laut, namun selain sangat mahal
tindakan ini dapat memberikan efek samping seperti
erosi dan sedimentasi.
Pemerintah berperan dalam menetapkan sempadan
pantai yang mempersyaratkan pembangunan baru
dilakukan dalam jarak tertentu dari sisi laut.
Adaptasi dalam penyediaan air :
1. Terdapat kawasan perlindungan dibawahnya yaitu untuk
menjaga kelestarian hutan dengan maksud dapat
menjamin pasokan air
2. Didalam perencanaan tata ruang ditetapkan kawasan
lindung perlindungan setempat yang berfungsi untuk
melindungi sumber sumber air sebagai supply bagi
kebutuhan masyarakat
3. perlu mempertimbangkan berbagai persoalan seperti
penggundulan hutan, pengelolaan air untuk irigasi dan
hubungan menggunakan infrastruktur ramah lingkungan
seperti saringan pasir dan pengelolaan air limbah dengan
tanaman rawa (wetlands).

Adaptasi Dalam Pengelolaan Bencana :


1. Intinya perencanaan wilayah menetapkan kawasan rawan
bencana, jalur evakuasi, dan lokasi evakuasi
Pengarusutamaan Perubahan Iklim Ke dalam Agenda
Pembangunan Nasional
Prioritas Nasional dan Rencana Aksi
Strategi Menghadapi Perubahan Iklim di Indonesia
Strategi Mitigasi
Mendorong perwujudan 30 % dari luas wilayah kota untuk Ruang
Terbuka Hijau (RTH) dalam rangka pengendalian iklim mikro, serta
pengalokasian lahan parkir air dan resapan;
Mendorong perwujudan 30 % dari luas Daerah aliran Sungai (DAS)
untuk hutan lindung dan kawasan konservasi dalam rangka
pengendalian fungsi ekosistem;
Mengarahkan pembentukan struktur dan pola ruang kawasan perkotaan
yang lebih efisien (menghindari terjadinya urban/sub-urban sprawling);
Menorong pemanfaatan transportasi publik untuk mendukung
kebutuhan pergerakan orang dan barang/jasa/logistik yang dituangkan
dalam produk-produk RTRW
Mengarusutamakan konsep ekonomi rendah karbon dalam
penyelenggaraan penataan ruang
Pengembangan konsep ecological footprint dalam penataan ruang
Clean Development Mecanism merangsang pembangunan
berkelanjutan
Perlunya tindakan dini (Kemampuan beradaptasi, menghindari
kerugian ekonomi,
Strategi adaptasi terhadap perubahan iklim

Mengendalikan terjadinya urbanisasi masif (termasuk industrialisasi) dan migrasi


dari kawasan perdesaan ke kawasan perkotaan;
Mengendalikan pertumbuhan kota-kota besar yang berada pada kawasan rawan
bencana iklim (tsunami, kenaikan muka air laut, banjir repetitif, serangan angin
topan/siklon, dsb);
Meningkatkan kapasitas adaptasi kota/kabupaten/kawasan dengan mengutamakan
kearifan lokal
Penyediaan akses dan pengolahan terhadap data dan informasi terkait perubahan
iklim terhadap tata ruang
Identifikasi wilayah (kabupaten/kota) yang mengalami dampak perubahan ik;lim
Peningkatan kapasitas kelembangaan
Pengarusutamaan konsep kota dan peran masyarakat yang memiliki daya tahan
terhadap dampak perubahan iklim (Climate Change resilience)
Beradaptasi terhadap Perubahan Iklim (adanya kenaikan suhu, dapat
memasang AC, adanya kenaikan permukaan laut, dapat pindah ke daerah yang
kurang rentan untuk melindungi risiko banjir)
Wawasan dari Bahaya Mitigasi Perencanaan (perencaan mitigasi , tanggap
darurat, dan rekonstruksi)
Alat Adaptasi, Pendekatan, dan Waktu (mengidentifikasi alat yang tepat
seperti: membangun tanggul untuk melindungi infrastruktur penting,
melakukan penghijauan untuk menahan gelombang panas)
Hambatan untuk Adaptasi (ketidakjelasan siklus iklim, mengevaluasi
kebijakan, kegagalan koordinasi, batas kewenangan kelembangan)
Kebijakan Terkait Perubahan Iklim

Untuk Mewujudkan keterpaduan pemanfaatan dan pengendalian


ruang, ditetapkan kebijakan seperti :
a. melaksanakan konservasi suaka alam, kawasan lindung, dan pengembangan
ruang terbuka untuk keseimbangan ekologi di Jakarta
b. penurunan emisi gas rumah kaca sebagai upaya antisipasi pemanasan global
dan perubahan iklim
Untuk mencapai penurunan resiko bencana, ditetapkan kebijakan,
seperti :
a. mengembangkan prasarana dan sarana pengurangan resiko bencana alam
b. meningkatkan adaptasi dan mitigasi terhadap ancaman pemanasan global
dan perubahan iklim serta peningkatan resiko bencana lainnya.
Mengarahkan pemanfaatan kawasan bencana untuk kegiatan budu daya
yang mempunyhai daya adaptasi tinggi (Mengembangkan kawasan Pantai
Utara (Pantura), Meningkatkan penyediaan ruang terbuka baru,
Menyempurnakan Peraturan Perlindungan daerah mengenai bangunan dan
lingkungan sesuai ancaman bahaya bencana).
Tantangan Yang Mendasar
Kebijakan yang dapat dilakukan antara lain:
Dalam pengembangan kawasan budidaya (seperti : pertanian), RTRWN
mengatur kriteria dan pola pengelolaan kawasan
Pemetaan kawasan pusat-pusat kegiatan dan kawasan strategis yang rawan
terkena dampak perubahan iklim
Adanya regulasi pemanfaatan ruang
Mendefinisikan "peran kunci, tanggung jawab, hubungan dan output
Mengidentifikasi bagaimana para pemangku kepentingan dapat terlibat
Menjelaskan bagaimana strategi regional lainnya harus terkait
Menyarankan bagaimana keberlanjutan harus praktis dinilai; dan
Mengartikulasikan prinsip-prinsip untuk memantau kinerja dan review.
Tindakan Selanjutnya
Seluruh stakeholder harus memahami fenomena dampak
dari perubahan iklim yang terjadi. Bagaimanapun, kesadaran
semua pemangku kepentingan adalah kunci bagi upaya
mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.
Dalam perencanaan mengkombinasikan antara kebijakan top
down dengan konsesus (yaitu pertimbangan teknis dengan
kesepakatan masyarakat).
Stakeholder juga harus memiliki database yang
mengintegrasikan sektor-sektor yang terkait seperti
transportasi, pertanian, industri, penggunaan lahan untuk
menentukan hasil yang berkelanjutan.
Memiliki komitmen jangka panjang dari para pengguna
sistem transportasi, energi, produksi, perumahan, dll
terhadap perubahan lingkungan yang terjadi.
Terkait realitas perubahan iklim yang terjadi, sehingga dapat
membangun kesepakatan yang dapat mengurangi dampak
perubahan iklim.
Kesimpulan
Perubahan iklim telah terjadi sejak lama yaitu pada masa revolusi
industri
Perubahan iklim terjadi karena aktifitas manusia yang secara
langsung maupun tidak langsung menyebabkan perubahan
komposisi alami atmosfer, yaitu peningkatan kuantitas Gas
Rumah Kaca secara global.
Dampak dari perubahan iklim dapat terjadi pada akan
menimbulkan kerusakan infrastruktur dan perumahan,
menitikberatkan pada utilitas pubik dan layanan darurat,
fluktuasi populasi hama dan peningkatan kejadian
penyakit, kerusakan tanaman, dan kehilangan barang
Perencanaan tata ruang berperan penting dalam mengurangi
dampak perubahan iklim melalui kebijakan, strategi, dan
program yang akan dilaksanakan.

Anda mungkin juga menyukai