Anda di halaman 1dari 33

Stratifikasi Sosial, Diferensiasi Sosial

dan Mobilitas Sosial

Alam Bakti Keloko

Dept. PKIP FKM USU


Aristoteles mengatakan bahwa dalam tiap
negara terdapat 3 unsur atau golongan :
1. Golongan mereka yang kaya sekali.
2. Golongan yang melarat.
3. Golongan yang berada ditengahnya.

Karl Marx membagi menjadi :


1. Golongan proletariat.
2. Golongan borjuis.
3. Golongan menengah (borjuis rendah).

2
Pitirim A. Sorokin mendefinisikan Stratifikasi
Sosial adalah : Pembedaan penduduk atau
masyarakat ke dalam kelas-kelas secara
bertingkat (hirarkis).

Proses Stratifikasi sosial di masyarakat dapat


terjadi dengan sendirinya dalam proses
pertumbuhan masyarakat itu, tetapi dapat
juga terjadi secara sengaja untuk mencapai
tujuan bersama.

3
Dapat terjadi dengan sendirinya karena:

1. Kepandaian.
2. Tingkat umur.
3. Sifat keaslian keanggotaan kerabat
seorang kepala masyarakat.
4. Harta yang dimiliki.

4
Disusun dengan sengaja karena :
1. Berkaitan dengan pembagian kekuasaan
dan wewenang resmi dalam organisasi
formal. Seperti :
a. Pemerintahan.
b. Perusahaan.
c. Partai Politik.
d. Angkatan Bersenjata.
e. Perkumpulan.

5
Stratifikasi sosial dapat bersifat tertutup (closed
social stratification) atau bersifat terbuka (open
social stratification).

Bersifat tertutup untuk menjadi anggota adalah


melalui kelahiran.
Contoh : India dengan sistem kastanya :

1.Kasta Brahmana, kasta pendeta.


2. Kasta ksatria, kasta bangsawan dan tentara.
3. Kasta Vaicya, kasta pedagang.
4. Kasta Sudra, kasta rakyat jelata.
5. Mereka yang tidak berkasta disebut golongan paria.

6
Stratifikasi sosial yang bersifat tertutup juga
dijumpai di Bali yaitu :
1. Kasta Brahmana.
2. Kasta Satria.
3. Kasta Vesia.
4. Kasta Sudra.

Ke tiga lapisan pertama disebut dengan :


Triwangsa. Dan lapisan terakhir disebut
dengan : Jaba.

7
Sedangkan syarat untuk menjadi anggota
dalam open social stratification adalah
berdasarkan kecakapan yang dimiliki.
Kriteria menggolongkan anggota masyarakat
ke dalam suatu lapisan adalah berdasarkan :
1. Ukuran kekayaan.
2. Ukuran kekuasaan
3. Ukuran kehormatan.
4. Ukuran ilmu pengetahuan.
Ukuran diatas tidak bersifat limitatif.

8
Unsur penting dalam stratifikasi sosial adalah
kedudukan (status) dan peranan (role).
Keduanya memiliki arti penting dalam sistem
sosial.

Sistem sosial ialah : Pola-pola yang mengatur


hubungan timbal balik antar individu dalam
masyarakat dan antara individu dengan
masyarakatnya, dan tingkah laku individu
tersebut.

9
3 Aspek Karakteristik Stratifikasi Sosial :
Perbedaan dalam kemampuan atau
kesanggupan.
Perbedaan dalam gaya hidup (life style).
Perbedaan dalam hal hak dan akses dalam
memanfaatkan sumber daya.

Unsur-unsur sistem stratifikasi sosial :

1. Kedudukan (status).
2. Peran (Role).
10
Kedudukan (Status) menunjukkan tempat atau posisi
seseorang dalam masyarakat.
Peran (Role) menunjukkan aspek dinamis dari status,
merupakan suatu tingkah laku yang diharapkan dari
seorang individu tertentu yang menduduki status
tertentu.
Pitirim A. Sorokin mengatakan bahwa untuk mengukur
status seseorang dapat dilihat dari :
1. Jabatan atau pekerjaan.
2. Pendidikan dan luasnya ilmu pengetahuan.
3. Kekayaan.
4. Politis.
5. Keturunan, dan
6. Agama.

11
Dalam masyarakat sering kedudukan dibedakan menjadi :
1. Ascribed-Status. Yaitu : kedudukan seseorang dalam
masyarakat tanpa memerhatikan perbedaan
seseorang. Kedudukan tersebut diperoleh karena
kelahiran.
2. Achieved-Status. Yaitu : kedudukan yang dicapai
oleh seseorang dengan usaha-usaha yang sengaja
dilakukan, bukan diperoleh karena kelahiran.
3. Assigned-Status. Yaitu kedudukan yang diberikan.
Erat kaitannya dengan achieved-status, dimana
suatu kelompok memberikan kedudukan yang lebih
tinggi kepada seseorang karena telah berjasa
kepada masyarakat.

12
Peran merupakan aspek dinamis dari
kedudukan artinya : Seseorang telah
menjalankan hak-hak dan kewajiban-
kewajibannya sesuai dengan
kedudukannya, maka orang tersebut telah
melaksanakan sesuatu peran. Keduanya
tidak dapat dipisahkan karena satu dengan
yang lain saling tergantung, artinya tidak
ada peran tanpa status dan tidak ada status
tanpa peran.
13
Suatu peran mencakup 3 hal yaitu :
1. Peran meliputi norma-norma yang
dihubungkan dengan posisi atau tempat
seseorang dalam masyarakat.
2. Peran adalah suatu konsep tentang apa yang
dapat dilakukan oleh individu dalam
masyarakat.
3. Peran dapat dikatakan sebagai perilaku
individu yang penting bagi struktur sosial
masyarakat.

14
Diferensiasi sosial

Oleh

Drs. Alam Bakti Keloko, MKes.

15
Ada 2 proses sosiologis yang memengaruhi
perilaku kelompok secara komprehensif
yaitu :
1. Integrasi Sosial yaitu : kecenderungan untuk
saling menarik, tergantung dan
menyesuaikan diri.
2. Diferensiasi sosial yaitu : kecenderungan ke
arah perkembangan sosial yang berlawanan
seperti pembedaan menurut ciri-ciri biologis
antar manusia atau atas dasar agama, jenis
kelamin dan profesi. (Svalastoga, 1989).

16
Diferensiasi sosial dan integrasi sosial muncul bersamaan
dengan munculnya stratifikasi sosial, tumbuh sebagai
konsekuensi dari perubahan sosial akibat pembagian kerja
yang semakin rinci.
Masyarakat berkembang semakin lama semakin terspesialisasi
dan heterogen.
Emile Durkheim mengatakan bahwa heterogenitas dan
kompleksitas pembagian kerja dalam masyarakat modern
tidak akan mengahancurkan solidaritas sosial, sebaliknya
karena pembagian kerja yang semakin tinggi, individu dan
kelompok dalam masyarakat merasa menjadi semakin lebih
tergantung satu sama lain daripada hanya mencukupi
kebutuhannya sendiri.

17
Di masyarakat manapun, struktur sosial yang
ada umumnya ditandai dengan :
1. Secara vertikal, struktur sosial masyarakat
ditandai oleh adanya perbedaan-perbedaan
antarkelas sosial yang cukup tajam.
2. Secara horizontal, masyarakat ditandai oleh
kenyataan adanya kesatuan-kesatuan sosial
berdasarkan perbedaan suku bangsa,
perbedaan agama, profesi, ras, adat serta
perbedaan kedaerahan.

18
Perbedaan masyarakat secara vertikal disebut
stratifikasi sosial, sedangkan perbedaan
masyarakat secara horizontal disebut
diferensiasi sosial.
Stratifikasi sosial muncul karena ketimpangan
distribusi dan kelangkaan barang berharga
yang dibutuhkan masyarakat seperti uang,
kekuasaan, pendidikan.
Diferensiasi sosial muncul karena pembagian
kerja, perbedaan agama, ras, etnis dan jenis
kelamin.

19
Masyarakat manusia pada dasarnya bisa
dibedakan menurut berbagai kriteria, seperti
ciri fisiologis dan ciri kebudayaan.
Beberapa wujud diferensiasi sosial dapat
terjadi atas :
1. Ras
2. Etnis
3. Agama
4. Jenis Kelamin.

20
Ad.1. Perbedaan Ras.
Menurut Horton dan Hunt, Ras adalah suatu
kelompok manusia yang agak berbeda dengan
kelompok-kelompok lainnya selain dalam segi
ciri-ciri fisik bawaan, dalam banyak hal juga
ditentukan oleh pengertian yang digunakan
oleh masyarakat.
Ciri-ciri fisik yaitu : warna mata, warna kulit,
bentuk wajah, warna rambut, bentuk kepala
dan prinsip evolusi rasial.

21
Cuvier membedakan masyarakat ke dalam 3 ras
pokok yaitu :
1. Ras Putih (Kaukasoid).
2. Ras Kuning (Mongoloid dan Orang Amerika).
3. Ras Hitam (Etiopoid, Australia dan Melanesia).
E. Von Eickstedt menyempurnakan pembedaan
masyarakat atas dasar prinsip evolusi rasial :
1. Leukoderm (Leuoko artinya putih).
2. Melanoderm (Melano artinya hitam).
3. Xantoderm (Xanto artinya kuning).

22
Ad.2. Perbedaan Etnik. Konsep etnik didasarkan pada
persamaan kebudayaan. Koentjaraningrat (1983) mengatakan
bahwa konsep ini terkait dalam istilah suku bangsa yaitu suatu
golongan manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas
akan kesatuan kebudayaan, dan kesadaran dan identitas tadi
sering kali dikuatkan oleh persamaan bahasa.
Ad.3. Perbedaan Agama.Menurut Emile Durkheim agama
adalah suatu sistem terpadu yang terdiri atas kepercayaan
dan praktik yang berhubungan dengan hal-hal suci, dan
bahwa kepercayaan dan praktik tersebutmempersatukan
semua orang beriman ke dalam suatu komunitas moral yang
disebut umat.

23
Ad.4. Perbedaan Jenis Kelamin. Pada masyarakat primitif
perbedaan jenis kelamin merefleksikan perbedaan hak dan
kewajiban dimana kedudukan kaum wanita dalam banyak
hal ditempatkan lebih rendah daripada kaum pria.

Diferensiasi dan Disorganisasi sosial.


Faktor-faktor yang menyebabkan integrasi sosial dan
kerjasama antarkelompok dalam diferensiasi sosial pecah,
sehingga terjadi disorganisasi sosial yaitu :
1. Faktor politik.
2. Faktor Ekonomi.
3. Faktor Sosial budaya.

24
Menurut Nasikun (1984) mengatakan bahwa faktor
yang menyebabkan konflik di dalam masyarakat
yang pluralistis tidak meletup menjadi konflik yang
terbuka yaitu :
1. Cross-Cutting Affiliations.
2. Cross-Cutting Loyalities.
Suatu masyarakat senantiasa terintegrasi oleh
karena berbagai anggota masyarakat sekaligus
menjadi anggota dari berbagai kesatuan sosial.
Oleh karena dengan demikian setiap konflik yang
terjadi diantara kelompok sosial dengan kelompok
sosial lain segera akan dinetralisir oleh adanya
loyalitas ganda dari para anggota masyarakat
terhadap berbagai kelompok sosial.

25
Menurut Nasikun (1984) mengatakan bahwa faktor
yang menyebabkan konflik di dalam masyarakat
yang pluralistis tidak meletup menjadi konflik yang
terbuka yaitu :
1. Cross-Cutting Affiliations.
2. Cross-Cutting Loyalities.
Suatu masyarakat senantiasa terintegrasi oleh
karena berbagai anggota masyarakat sekaligus
menjadi anggota dari berbagai kesatuan sosial.
Oleh karena dengan demikian setiap konflik yang
terjadi diantara kelompok sosial dengan kelompok
sosial lain segera akan dinetralisir oleh adanya
loyalitas ganda dari para anggota masyarakat
terhadap berbagai kelompok sosial.

26
Mobilitas Sosial
Horton dan Hunt, (1987) mengatakan bahwa Mobilitas
Sosial dapat diartikan sebagai suatu gerak perpindahan
dari suatu kelas sosial ke kelas sosial lainnya.

Mobilitas Sosial bisa berupa peningkatan atau


penurunan dalam segi status sosial dan termasuk segi
penghasilan yang dialami sebagian atau seluruh
anggota kelompok tersebut.

Tingkat mobilitas sosial pada masyarakat dengan kelas


sosial terbuka cenderung tinggi demikian sebaliknya
pada kelas sosial tertutup.
Ada 2
Mobilitas 1. 2.
Sosial
yaitu : Mobilitas Mobilitas
Sosial Sosial
Vertikal. Horizontal
Mobilitas Sosial Vertikal adalah : Perpindahan
individu dari kedudukan sosial ke kedudukan
sosial lainnya yang tidak sederajat.

Mobiltas Sosial Horizontal adalah :


Perpindahan individu dari kelompok sosial ke
kelompok sosial lainnya yang sederajat.
Ada 2 jenis Mobilitas Vertikal :

Gerak Sosial yang meningkat (Social Climbing).

Gerak Sosial yang menurun (Social Sinking).


Pitirim A. Sorokin
mengatakan
Mobilitas Sosial 1. Angkatan 2. Lembaga
vertikal dapat Bersenjata. Pendidikan.
dilakukan lewat
saluran sbb :

3. Lembaga
4. Organisasi 5. Organisasi
Keagamaan Politik. Ekonomi.
.
Faktor yang memengaruhi tingkat mobilitas pada
masyarakat modern, Horton dan Hunt (1987).
Faktor Struktural.
Faktor Individu.
Kualitas orang per orang
Jumlah relatif dari kedudukan baik ditinjau dari segi tingkat
tinggi yang bisa dan harus diisi pendidikan dan ketrampilan
serta kemudahan untuk pribadi.
memperolehnya.

Kedua hal tersebut di atas


Ketidakseimbangan jumlah sulit ditentukan mana
lapangan kerja yang tersedia pengaruhnya yang paling
dibandingkan dengan jumlah besar karena keduanya
pelamar kerja termasuk faktor saling melengkapi.
struktural.
Horton dan Hunt (1987), menyebutkan konsekuensi
negatif dari mobilitas vertikal :

1. Kecemasan akan terjadinya penurunan status


bila terjadi mobilitas yang menurun.
2. Ketegangan dalam mempelajari peran baru dari
status jabatan yang meningkat.
3. Keretakan hubungan antara anggota kelompok
primer yang semula ada karena pindah status
baik ke yang tinggi atau ke yang rendah.

Anda mungkin juga menyukai