Anda di halaman 1dari 30

REGULASI DAN STANDAR

TERKAIT AKUNTANSI
SEKTOR PUBLIK
Ni Made Ampriyanti (1215351166)
Ni Luh Gede Krisna Dewi (1215351169)
Ni Ketut Werdhi Astuti (1215351179)
Vazria Ulfa Liandini (1215351191)
Ni Nyoman Trisedewi Mahaputri (1215351197)
REGULASI KEUANGAN SEKTOR PUBLIK

DASAR HUKUM KEUANGAN


SEKTOR PUBLIK

Dasar Hukum Dasar Hukum


Keuangan Daerah Keuangan Negara
REGULASI KEUANGAN SEKTOR PUBLIK

Regulasi Akuntansi Sektor


Publik di Era Pra Reformasi

REVIEW REGULASI
YANG TERKAIT Regulasi Akuntansi Sektor
DENGAN AKUNTANSI Publik di Era Reformasi
SEKTOR PUBLIK

Paradigma Baru Akuntansi


Sektor Publik di Era
Reformasi
STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN SEKTOR PUBLIK

Dasar Kebutuhan Standar Akuntansi Keuangan Sektor


Publik
Penetapan standar akuntansi sangat diperlukan untuk
memberikan jaminan dalam aspek konsistensi pelaporan
keuangan. Tidak adanya standar akuntansi yang memadai akan
menimbulkan implikasi negatif berupa rendahnya reliabilitas dan
objektivitas informasi yang disajikan, inkonsistensi dalam
pelaporan keuangan serta menyulitkan pengauditan.
STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN SEKTOR PUBLIK

Perkembangan Standar Akuntansi Keuangan Sektor Publik Di Indonesia

Pada tahun 2002, Ikatan Akuntan Indonesia-Kompartemen Akuntansi Sektor


Publik (IAI-KASP) telah mengembangkan serangkaian standar-standar akuntansi
yang direkomendasikan untuk digunakan pada entitas-entitas sektor publik yang
dinamakan Standar Akuntansi Keuangan Sektor Publik (SAKSP).
Selama ini, aktivitas sektor publik dikelola dengan kualitas informasi keuangan
yang belum baik. Tidak terdapat informasi atas asset dan liabilities dan hanya
memperlihatkan item revenue seperti penjualan atas unit bisnis dan asset
pemerintah. Sehingga informasi yang tersedia sering tidak andal, tidak audit dan
hanya dapat dipakai sebagai pertimbangan pengambilan keputusan untuk periode
setelah periode pelaporan tersebut. Dengan demikian, manajemen banyak berfokus
pada cash dan cash flows, sehingga sering mengabaikan budgeting, accounting, fiscal
management, dan sumber-sumber lainnya yang dapat dikontrol oleh organisasi
sektor publik.
STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN SEKTOR PUBLIK

Manfaat Standar Akuntansi Keuangan Sektor Publik


(SAKSP), yaitu :
1. Meningkatkan kualitas dan reliabilitas laporan
akuntansi dan keuangan pemerintah;
2. Meningkatkan kinerja keuangan dan perekonomian;
3. Mengusahakan harmonisasi antara persyaratan atas
laporan ekonimis dan keuangan;
4. Mengusahakan harmonisasi antar yurisdiksi dengan
menggunakan dasar akuntansi yang sama.
IPSAS (INTERNATIONAL PUBLIC SECTOR
ACCOUNTING STANDARDS)

DEFINISI

TUJUAN

LINGKUP
IPSAS (INTERNATIONAL PUBLIC
SECTOR ACCOUNTING STANDARDS)
DEFINISI

IPSAS adalah standar akuntansi untuk entitas sektor publik


yang berlaku secara internasional yang dikembangkan oleh
International Public Sector Accounting Standards Board (IPSASB).
IPSASB merupakan badan yang bernaung di bawah International
Federation of Accountants (IFAC), organisasi profesi akuntansi di
tingkat internasional yang didirikan di Munich pada tahun 1977.
Dalam pelaksanaannya, IFAC tidak hanya menyusun standar
tetapi juga membuat program yang sistematis yang mendorong
aplikasi IPSAS oleh entitas-entitas publik di seluruh dunia.
IPSAS (INTERNATIONAL PUBLIC
SECTOR ACCOUNTING STANDARDS)
TUJUAN

IPSAS bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelaporan


keuangan untuk tujuan umum oleh entitas sektor publik, yang
mengarah ke penilaian informasi yang lebih baik dari keputusan
alokasi sumber daya yang dibuat oleh pemerintah, sehingga
meningkatkan transparansi dan akuntabilitas.
IPSAS (INTERNATIONAL PUBLIC
SECTOR ACCOUNTING STANDARDS)
LINGKUP

Yang diatur dalam IPSAS meliputi seluruh organisasi sektor


publik termasuk juga lembaga pemerintahan baik pemerintah
pusat, pemerintah regional (provinsi), pemerintah daerah
(kabupaten/kota), dan komponen-komponen kerjanya (dinas-
dinas).
IPSAS (INTERNATIONAL PUBLIC
SECTOR ACCOUNTING STANDARDS)

IPSAS meliputi serangkaian standar yang dikembangkan untuk


basis akrual (accrual basis), namun juga terdapat suatu bagian
IPSAS yang terpisah guna merinci kebutuhan untuk basis kas
(cash basis).

IPSAS yang berbasis akrual dikembangkan dengan mengacu


kepada International Financial Reporting Standards (IFRS),
standar akuntansi bisnis yang diterbitkan oleh International
Accounting Standards Board (IASB), sepanjang ketentuan-
ketentuan di dalam IFRS dapat diterapkan di sektor publik.
IPSAS (INTERNATIONAL PUBLIC SECTOR
ACCOUNTING STANDARDS)
Dalam mengembangkan standar akuntansi sektor publik, IPSASB sangat
mendorong keterlibatan pemerintah dan penyusun standar di berbagai
negara melalui penyampaian tanggapan atau komentar atas proposal-
proposal IPSASB yang dinyatakan dalam Exposure Draft yang dikeluarkan oleh
Dewan Standar Akuntansi Sektor Publik-Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).

Ada enam Exposure Draft yang dikeluarkan, yaitu :


1. Penyajian Laporan Keuangan
2. Laporan Arus Kas
3. Koreksi Surplus Defisit, Kesalahan Fundamental, dan Perubahan Kebijakan
Akuntansi
4. Dampak Perubahan Nilai Tukar Mata Uang Luar Negeri
5. Kos Pinjaman
6. Laporan Keuangan Konsolidasi dan Entitas Kendalian
SAP (STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH)

DEFINISI

PENERAPAN SAP

KERANGKA KONSEPTUAL
AKUNTANSI PEMERINTAHAN
SAP (STANDAR AKUNTANSI
PEMERINTAH)
DEFINISI

SAP adalah Standar Akuntansi Pemerintah yang diterbitkan oleh Komite


Standar Akuntansi Pemerintah. Sesuai dengan UU Nomor 17 Tahun 2003
tentang Keuangan Negara, SAP ditetapkan sebagai PP (Peraturan Pemerintah)
yang diterapkan untuk entitas pemerintah dalam menyusun Laporan
Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) dan Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah (LKPD). Setiap entitas pelaporan pemerintah pusat dan pemerintah
daerah wajib menerapkan SAP.
SAP diterapkan dengan PP Nomor 24 Tahun 2005 tanggal 13 Juni 2005
tentang Standar Akuntansi Pemerintah (PP SAP). Namun pada tahun 2010
diterbitkan PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan, sehingga sejak saat itu PP No. 24 Tahun 2005 dinyatakan tidak
berlaku lagi. PP Nomor 71 Tahun 2010 mengatur penyusunan dan penyajian
laporan keuangan berbasis akrual.
SAP (STANDAR AKUNTANSI
PEMERINTAH)
PENERAPAN SAP

SAP diyakini akan berdampak pada peningkatan kualitas


pelaporan keuangan di pemerintah pusat dan daerah. Ini berarti
informasi keuangan pemerintahan akan dapat menjadi dasar
pengambilan keputusan di pemerintahan dan juga terwujudnya
transparansi serta akuntabilitas.
SAP (STANDAR AKUNTANSI
PEMERINTAH)
Tahap-tahap penyiapan SAP adalah sebagai berikut :

1. Identifikasi Topik untuk Dikembangkan Menjadi Standar


2. Pembentukan Kelompok Kerja (Pokja) di dalam KSAP
3. Riset Terbatas oleh Kelompok Kerja
4. Penulisan Draf SAP oleh Kelompok Kerja
5. Pembahasan Draf oleh Komite Kerja
6. Pengambilan Keputusan Draf untuk Dipublikasikan
7. Peluncuran Draf Publikasian SAP (Exposure Draft)
8. Dengar Pendapat Terbatas (Limited Hearning) dan Dengar
Pendapat Publik (Public Hearning)
9. Pembahasan Tanggapan dan Masukan terhadap Draf
Publikasian
10. Finalisasi Standar
SAP (STANDAR AKUNTANSI
PEMERINTAH)
KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI PEMERINTAH

Tujuannya Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan


adalah sebagai acuan bagi :
1. Penyusun standar akuntansi pemerintahan dalam melakukan
tugasnya;
2. Penyusun laporan keuangan dalam menanggulangi masalah
akuntansi yang belum diatur dalam standar;
3. Pemeriksa dalam memberikan pendapat mengenai apakah
laporan keuangan disusun sesuai dengan standar akuntansi
pemerintahan; dan
4. Para pengguna laporan keuangan dalam menafsirkan informasi
yang disajikan pada laporan keuangan yang disusun sesuai
PSAK 45 (PERNYATAAN STANDAR
AKUNTANSI KEUANGAN)

DEFINISI
PENGANTAR KEUANGAN ORGANISASI NIRLABA

TUJUAN LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN

LAPORAN AKTIVITAS & LAPORAN ARUS KAS


PSAK 45 (PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI
KEUANGAN)
DEFINISI

PSAK adalah standar akuntansi yang dibuat oleh Ikatan


Akuntansi indonesia (IAI) yang wajib digunakan sebagai
pedoman dalam menyajikan informasi keuangan setiap
perusahaan. PSAK menyediakan sebuah kerangka kerja untuk
merumuskan konsep yang menggarisbawahi persiapan dan
penyajian informasi keuangan untuk pihak luar.
PSAK 45 (PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI
KEUANGAN)
Ada beberapa alasan mengapa dunia akuntansi memerlukan
sebuah standar akuntansi, yaitu :

1. Banyak pihak yang menggunakan informasi keuangan untuk


membuat keputusan-keputusan ekonomi.
2. Masing-masing pengguna laporan keuangan mempunyai
kebutuhan yang berbeda-beda terhadap informasi keuangan.
3. Perlakuan yang tidak sama (ukuran dan pengungkapan)
dalam menyediakan atau menyajikan informasi keuangan
perusahaan.
4. Ketentuan dalam menyajikan dalam menginterpretasikan
bentuk dan isi laporan keuangan.
5. Sebagai kriteria dalam menilai performa perusahaan.
PSAK 45 (PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI
KEUANGAN)
PENGANTAR KEUANGAN ORGANISASI NIRLABA

Karakteristik organisasi nirlaba berbeda dengan organisasi


bisnis. Perbedaan utama yang mendasar terletak pada cara
organisasi nirlaba memperoleh sumber daya yang dibutuhkan
untuk melakukan berbagai aktivitas operasinya. Organisasi
nirlaba memperoleh sumber daya dari sumbangan para anggota
dan para penyumbang lain yang tidak mengharapkan imbalan
apapun dari organisasi tersebut. Sebagai akibat dari karakteristik
tersebut, dalam organisasi nirlaba timbul transaksi tertentu yang
jarang atau bahkan tidak pernah terjadi dalam organisasi bisnis,
misalnya penerimaan sumbangan.
PSAK 45 (PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI
KEUANGAN)
TUJUAN LAPORAN KEUANGAN

Tujuan utama laporan keuangan adalah untuk menyediakan


informasi yang relevan untuk memenuhi kepentingan pemberi
sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali,
anggota, kreditor, dan pihak lain yang menyediakan sumber daya
bagi entitas nirlaba.
Laporan keuangan entitas nirlaba meliputi laporan posisi
keuangan pada akhir periode laporan, laporan aktivitas dan
laporan arus kas untuk suatu periode pelaporan, dan catatan atas
laporan keuangan.
PSAK 45 (PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI
KEUANGAN)
LAPORAN POSISI KEUANGAN

Tujuan laporan posisi keuangan adalah untuk menyediakan


informasi mengenai aktiva, kewajiban, dan aktiva bersih dan
informasi mengenai hubungan di antara unsur-unsur tersebut
pada waktu tertentu.
Laporan posisi keuangan mencakup organisasi secara
keseluruhan dan harus menyajikan total aktiva, kewajiban dan
aktiva bersih.
PSAK 45 (PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI
KEUANGAN)
LAPORAN AKTIVITAS

Tujuan utama laporan aktivitas adalah menyediakan informasi


mengenai pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah
jumlah dan sifat aktiva bersih, hubungan antar transaksi, dan
peristiwa lain, dan bagaimana penggunaan sumber daya dalam
pelaksanaan berbagai program atau jasa.

LAPORAN ARUS KAS

Tujuan utama laporan arus kas adalah menyajikan informasi


mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode.
SPKN (STANDAR PEMERIKSAAN KEUANGAN
NEGARA)
SPKN adalah Standar Pemeriksaan Keuangan Negara
sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 5 UU Nomor 15 tahun
2004 tentang pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara.
SPKN ini ditetapkan dengan peraturan BPK Nomor 1 Tahun
2007 sebagaimana amanat UU yang ada. Dengan demikian, sejak
ditetapkannya Peraturan BPK ini dan dimuatnya dalam Lembaran
Negara, SPKN ini akan mengikat BPK maupun pihak lain yang
melaksanakan pemeriksaan keuangan negara untuk dan atas
nama BPK.
SPKN (STANDAR PEMERIKSAAN KEUANGAN
NEGARA)
SPKN berlaku untuk :
1. Badan Pemeriksaan Keuangan RI
2. Akuntan publik atau pihak lainnya yang melakukan
pemeriksaan atas pengelolaan keuangan negara untuk dan
atas nama BPK-RI.
3. Acuan dalam menyusun standar pemeriksaan sesuai dengan
kedudukan, tugas pokok dan fungsi masing-masing.
4. Pihak-pihak lain yang ingin menggunakan SPKN.

Tujuan SPKN : untuk menjadi ukuran mutu bagi para pemeriksa


dan organisasi pemeriksa dalam melaksanakan pemeriksaan atas
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. Pemeriksa
juga memiliki tanggung jawab secara profesi dalam melaksanakan
PP 24/2005 TENTANG STANDAR AKUNTANSI
PEMERINTAHAN
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 mengatur
tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang merupakan
pelaksanaan UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
pasal 32 ayat (2).
Poin-poin yang dimuat dalam PP (terutama dalam Lampiran
PP) antara lain mengenai basis akuntansi yang digunakan dalam
akuntansi keuangan pemeritahan atau sektor publik, jenis laporan
keuangan minimal yang harus dibuat, serta hal-hal lain yang
berkaitan dengan akuntansi keuangan pemerintah.
PP 71/2010 TENTANG STANDAR AKUNTANSI
PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL
Dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 71
Tahun 2010, maka PP Nomor 24 Tahun 2005 dinyatakan dicabut
dan tidak berlaku lagi. Sesuai dengan PP Nomor 71 Tahun 2010,
penerapan SAP Berbasis Akrual dapat dilaksanakan secara
bertahap. Pemerintah dapat menerapkan SAP Berbasis Kas
Menuju Akrual paling lambat Tahun Anggaran 2015. Selain
mengatur SAP Berbasis Akrual, PP Nomor 71 Tahun 2010 juga
mengatur SAP Berbasis Kas Menuju Akrual yang saat ini masih
digunakan oleh seluruh entitas.
Manfaat basis akrual yaitu memberikan gambaran yang utuh
atas posisi keuangan pemerintah, menyajikan informasi yang
sebenarnya mengenai hak dan kewajiban pemerintah, dan
bermanfaat dalam mengevalkuasi kinerja pemerintah terkait
PP 71/2010 TENTANG STANDAR AKUNTANSI
PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL
Komponen Laporan Keuangan berdasarkan PP 71 tahun
2010 yaitu:
1. Laporan Realisasi Anggaran
2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL)
3. Neraca
4. Laporan Arus Kas
5. Laporan Operasional
6. Laporan Perubahan Ekuitas
7. Catatan atas Laporan Keuangan
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai