100%(2)100% menganggap dokumen ini bermanfaat (2 suara)
358 tayangan29 halaman
Dokumen tersebut membahas penyebab kegagalan bangunan konstruksi, meliputi kesalahan perencanaan, pelaksanaan, pemakaian, perawatan, pemilihan lokasi, bahan, dan teknologi. Juga dibahas faktor force majeure dan kriteria kegagalan bangunan yang terkait dengan perencanaan, pelaksanaan, operasi, pemeliharaan, dan struktur.
Dokumen tersebut membahas penyebab kegagalan bangunan konstruksi, meliputi kesalahan perencanaan, pelaksanaan, pemakaian, perawatan, pemilihan lokasi, bahan, dan teknologi. Juga dibahas faktor force majeure dan kriteria kegagalan bangunan yang terkait dengan perencanaan, pelaksanaan, operasi, pemeliharaan, dan struktur.
Dokumen tersebut membahas penyebab kegagalan bangunan konstruksi, meliputi kesalahan perencanaan, pelaksanaan, pemakaian, perawatan, pemilihan lokasi, bahan, dan teknologi. Juga dibahas faktor force majeure dan kriteria kegagalan bangunan yang terkait dengan perencanaan, pelaksanaan, operasi, pemeliharaan, dan struktur.
KONSTRUKSI PENYEBAB KERUNTUHAN Secara Garis Besar : 1. Predictable (human error) 2. Unpredictable (act of God) Penyelidikan bangunan roboh (sistem dan lingkungan) : 1. Perencanaan 2. Pelaksanaan 3. Pengawasan 4. Pemeliharaan KESALAHAN DALAM PERENCANAAN
Kesalahan dalam perencanaan mulai dari:
Studi kelayakan Desain arsitektur Desain Engineering (struktur, mekanikal, elektrikal, lingkungan) Pekerjaan-pekerjaan ini ditangani oleh konsultan yang berkompeten dan berpengalaman di bidangnya CONTOH KASUS Robohnya The Ruby Tower dan Hotel New World (Singapura) , merupakan contoh bangunan yang dibuat oleh konsultan yang tidak memiliki kualifikasi dan pengalaman yang memadai
Runtuhnya Jembatan Mahakam II (Kutai
Kartanegara) , menurut Tim Evaluasi dan Investigasi dalam pembangunan jembatan ini proses perencanaan dilakukan oleh tenaga ahli dalam negeri berdasarkan pengalaman kerja dianggap belum memadai sehingga menimbulkan indikasi kurangnya pengetahuan (lack of knowledge) secara teknis. Dapat disimpulkan : perencanaan yag lemah dapat menjadi awal penyebab keruntuhan suatu bangunan KESALAHAN DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN Pelaksanaan pembangunan mencakup : tender, pelaksanaan konstruksi oleh kontraktor dan subkontraktor, pengendalian dan pengawasan pelaksanaan fisik oleh konsultan pengawas atau konsultan manajemen konstruksi CONTOH KASUS 1. Amblesnya salah satu bangunan dalam pelaksanaan Proyek Hambalang (Bogor). Disamping faktor fisik tanah, ada indikasi kuat terjadi penyimpangan dengan unsur KKN yang membuat pelaksanaan dan spesifikasi bangunan menjadi rendah tidak sesuai persyaratan (under specification) CONTOH KASUS 2. Terjadinya kesalahan dari metode pengerjaan pada kasus robohnya Lotus River Compound (Shanghai). Penyebab utamanya adalah pekerjaan galian tanah tidak dilakukan dengan prosedur yang telah direncanakan. Hal ini bisa disebabkan karena pelaksanaan yang terburu- buru, metode pekerjaan yang keliru, atau pengawasan lapangan yang lemah KESALAHAN DALAM PEMAKAIAN
Kesalahan dalam pemakaian sering dijumoai
dimana-mana saat sebuah bangunan runtuh. Umumnya kesalahan ini diakibatkan oleh penggunaan yang tidak sesuai fungsi gedung tersebut (malfungsi) atau pemakaian yang melebihi kapasitas beban dan struktur bangunan CONTOH KASUS 1. Sampoong Departemen Store (Seoul) , terjadi perubahan fungsi gedung dari perkantoran menjadi pusat perbelanjaan di saat konstruksi mencapai 50%. Dalam hal ini ada pengurangan kolom pendukung untuk menginstalasi eskalator dan penambahan sistem pendingin udara dan chiller di atap gedung. Serta adanya penambahan lantai tanpa memperhiungkan kembali kalkulasi teknik bangunan 2. Runtuhnya gedung akibat penambahan lantai pada gedung yang sudah dipakai (Royal Place Hotel) di Nakhon Rachasima (Thailand) tanpa ijin yaitu pada bagian atap yang digunakan sebagai tempat penampungan air dalam jumlah besar. 3. Ambruknya Aula Versailles (Jerussalem) yang seharusnya hanya mampu dibebani tidak lebih dari 500 orang, sementara tamu undangan yang hadir 600 orang. Kasus serupa juga terjadi pada Delhi Building (New Delhi) dimana penghuni flat tersebut over capacity KESALAHAN DALAM PERAWATAN Perawatan yang tidak benar dapat menyebabkan bengunan runtuh atau rusak Contoh Kasus : 1. Pada Jembatann Mahakan II (Kutai Kartanegara) terjadi pada saat tengah dilakukan perawatan. Usia bangunan diperkirakan dapat melayani 100 tahun tetapi hancur pada usia 10 tahun. Rencana perawatan rutin dan standar operating prosedur (SOP) tidak dilakukan, sehingga gejala- gejala terjadi degradasi bangunan tidak terdeteksi sejak awal 2. Terjadi pada Katowice Trade Hall (Polandia) saat diadakan pameran nasional. Pihak manajemen tidak merawat dengan baik dan benar , atap gedung melengkung akibat tumpukan es musim dingin empat tahun sebelumnya, dan belum pernah diperbaikin atau dilakukan pemeriksaan. KESALAHAN DALAM PEMILIHAN LOKASI Kesalahan pemilihan lokasi bisa terjadi karena dua hal : 1. Rawan Bencana (gempa, gunung api, angin kencang, banjir dan sejenisnya) 2. Fisik Tanah , lokasi tersebut memiliki lapisan dalam tanah yang labil (elspansif), sifat kelistrikan tanah yang tinggi dan perbedaan kontur yang ekstrem Hal ini dapat diantisipasi dengan penelidikan tanah (soil investigation) yang cermat dan akurat. CONTOH KASUS 1. Kasus amblesnya salah satu gedung di Proyek Hambalang (Bogor) memang di lokasi tersebut tidak cocok untuk bangunan bertingkat tinggi karena berada di kawasan cincin api dan juga memiliki kemiringan yang tajam dan rawan longsor 2. Runtuhnya Highland Tower (Selangor), kondisi tanah yang berada di kaki bukit rawan longsor dan tidak layak untuk bangunan setinggi 12 lantai KESALAHAN DALAM PEMILIHAN BAHAN ATAU MATERIAL Kesalahan dalam pemilihan bahan atau material yang sering terjadi adalah penggunaan material murah dan tidak bermutu. Contoh kasus : pada negara-negara berkembang banyak ditemukan pembangunan gedung memakai bahan atau material tidak memenuhi standar dan kualitas yang baik 1. Kasus runtuhnya Delhi Building 2. Baghlan (Afganistan) bangunan runtuh akibat penggunaan material yang tidak tepat (lumpur bukan beton) dan kayu (bukan besi) 3. Ajuba (Nigeria) , akibat penggunaan bahan bangunan kurang baik dan pelanggaran terhadap standar konstruksi bangunan 4. Jembatan Sarinah (Jakarta) akibat putusnya balok tarik beton pratekan penahan gaya reaksi horisontal walaupun sampel bahan telah diuji dan memenuhi spesifikasi teknis. Penyebab keruntuhan karena penurunan kualitas kabel penyangga struktur bangunan jembatan. (faktor pengkaratan dan atau faktor fatik/kelelahan struktur). KESALAHAN DALAM PENGGUNAAN TEKNOLOGI
Penggunaan teknologi yang tepat guna
dapat mempercepat proses pembangunan sebuah bangunan sekaligus mengefisiensi kan biaya-biaya pengeluaran proyek. Sebaliknya penggunaan teknologi yang salah dan tidak tepat bisa membuat bangunan menjadi berisiko fatal CONTOH KASUS 1. Pembuatan pondasi jalan Tol Sedyatmo (daerah Kapok, Jakarta Utara) menggunakan teknologi cakar ayam yang cocok digunakan untuk daerah pantai dan tanah rawa, dengan sistem pondasi dangkal. Namun tidak cocok untuk banguna n yang memikul gaya atau beban dinamis yang relatif berat seperti jalan tol. Lambat laun pondasi mengalami penurunan, sehingga tergenang air (kebanjiran) pada saat musim hujan. Seharusnya menggunakan pondasi dalam dengan sistem tiang pancang. 2. Kasus urugan jalan Tol Cipularang yang sering mengalami longsor . Sistem pengurugan semestinya menggunakan sistem konstruksi bendungan (bukan urugan biasa) dengan metode pengurugan lapis demi lapis yang kedap air, karena di bawahnya masih mengalir beberapa sungai atau kali kecil yang masih aktif yang berpotensi menggerus lapisan tanah di atasnya FAKTOR FORCE MAJEURE
Dalam konteks Manajemen Properti
(Pengelolaan Gedung) biasanya ada klausul yang disebut keadaan luar biasa atau kahar (force majeure), kerusakan gedung akibat angin topan, kebakaran, gempa bumi, perang, huru hara dan kejadian lainnya yang tidak dapat diduga. CONTOH KASUS 1. Runtuhnya Gedung World Trade Center (New York) sebenarnya dapat dikategorikan sebagai force majeure karena diserang secara tiba-tiba oleh teroris dengan dihantamkan melalui pesawat terbang. 2. Run tuhnya The Ruby Tower (Manila) dan Cantarbury Television (Christchurch) , sesaat sebelumnya mengalami gempa bumi, agak sulit digolongkan sebagai faktor force majeure karena banyak gedung di sekitarnya tidak runtuh dan tetap kokoh ketika gempa bumi berlangsung KRITERIA KEGAGALAN BANGUNAN
Kegagalan bangunan adalah keadaan
bangunan, yang setelah diserahterimakan oleh penyedia jasa kepada pengguna jasa menjadi tidak berfungsi baik secara keseluruhan maupun sebagian dan/atau tidak sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam kontrak kerja konstruksi atau pemanfaatannya yang menyimpang sebagai akibat kesalahan penyedia jasa dan/atau pengguna jasa A. Kriteria Kegagalan Dalam/Disebabkan Perencanaan 1. Data hasil pengukuran (survey) dan penelitian (investigation) tidak akurat. 2. Norma Standar Pedoman dan Manual (NSPM yang diterbitkan oleh instansi nasional dan lembaga internasional terkait) yang dipergunakan dalam analisis perencanaan tidak tepat B. Kriteria Kegagalan Dalam/Disebabkan Pelaksanaan Pembangunan 1. Persiapan pembangunan pondasi (clearing, grubbing, grouting, anchoring) tidak sempurna 2. Bahan atau material bangunan tidak memenuhi spesifikasi dan kualitas yang telah ditetapkan 3. Pemasangan tulangn dan kuantitas-kualitas cara penyusunan tidak sesuai dengan gambarperencanaan 4. Peralatan dan fasiltas yang digunakan dalam pelaksanaan tidak memadai 5. Urutan kegiatan pelaksanaan (sequences of activities) dari bagian-bagian yang tidak tepat C. Kriteria Kegagalan Dalam/Disebabkan Operasi dan Pemeliharaan 1. Gaya/beban melebihi gaya atau beban yang ditetapkan dalam perencanaan (design) 2. Pengoperasian bangunan tidak sesuai dengan standard operating procedure (SOP) yang ditetapkan 3. Pengoperasian bangunan tidak sesuai dengan SOP pemeliharaan yang ditetapkan D. Kriteria Kegagalan Disebabkan Struktur Yang termasuk dalam kegagalan struktur ini adalah kegagalan kuat geser (shear failure) dimana tegangan geser yang timbul jarena beban internal dan eksternal melebihi kekuatan geser dari konstruksi atau tubuh pondasi dan bangunan atasnya (upper structure) E. Kriteria Kegagalan Disebabkan Hal Lain 1. Kejadian yang tidak dapat doperkirakan atau diprediksi sebelumnya akibat ulah manusia 2. Terjadi kondisi kahar (force majeure) seperti bencana alam (gempa bumi, banjir, tsunami, gunung meletus, angin puyuh, kebakaran, peperangan, huru hara, dll)