Waktu nisbi adalah waktu yang tidak dinyatakan dalam besaran angka, tetapi dinyatakan dalam perbandingan, sesuatu lebih tua dari sesuatu yang lain, atau sesuatu lebih muda atau sama dengan sesuatu yang lain. Prinsip dasar dari waktu nisbi iniadalah prinsip Superposisi dan Cross Cutting yang diperkenalkan oleh Nicolaus Steno pada awal abad ke 18.
Prinsip Superposisi menyatakan bahwa apabila belum mengalami gangguan, maka
dalam suatu tumpukan batuan sedimen, maka batuan sedimen yang terbentuk lebih dahulu (lebih tua) akan berada di bawah sedimen yang terbentuk kemudian (lebih muda). Dengan memperhatikan kedudukan batuan yang satu terhadap batuan yang lain akan dapat ditentukan mana di antara batuan tersebut yang lebih tua dan mana yang lebih muda. Apabila proses ini dikerjakan ke daerah yang luas, maka akan dapat diperoleh urutan dari seluruh batuan yang ada di daerah tersebut. Urutan batuan ini menggambarkan urutan proses kejadiannya, dan disebut sebagai kolom stratigrafi.
Prinsip cross cutting (saling memotong) menyatakan bahwa apabila ada
penyebaran batuan yang memotong batuan lain baik secara vertikal maupun horosontal, maka batuan yang memotong lebih muda dari yang dipotong. Waktu Mutlak (absolut) Umur absolut pada prinsipnya ditentukan dengan menyebutkan lebih tegas berapa ribu ataupun juta tahun yang lampau umur dari batuan tersebut. Untuk menentukan umur absolut dapat digunakan fosil atau peluruhan unsur radioaktif.
Cara menentukan umur absolut salah satunya didasarkan atas dijumpainya
fosil di dalam batuan yang bersangkutan, dalam hal ini yang mempunyai peranan penting adalah fosil indek. Beberapa contoh fosil indek antara lain : - Turritella angulata bantamensis - Pleistosen bawah - Conus soadeanus - Pliosen atas - Austrotrillina homohini (SCHUB) - Miosen bawah - Globorotalia menarddipremenardii - Miosen bawah (Burdigalian)
Dari contoh-contoh tersebut diatas timbulah pertanyaan. Bagaimana semula
para ahli menemukan bahwa fosil tersebut menunjukkan umur yang dimaksud. Disamping itu di dalam satuan geokronologi disamping didapatkan nama jenis jaman ataupun nama kala terdapat juga interval waktu yang disebutkan dalam angka. Proses Pembentukan Fosil Proses Pembentukan Fosil Waktu Mutlak (absolut) Metode Potassium Argon Potasium 40 mempunyai sifat radioaktif yang dalam menuju kestabilannya akan berubah menjad argon 40 dengan masa paruh 1300-juta tahun. Metode Rubidium - Strontium Rubidium-87 mempunyai sifat radioaktif yang dalam menuju kestabilannya akan berubah menjadi Strontium 87 dengan masa paruh - 47.000 juta tahun. Metode Uranium Timbal. Uranium 238 mempunyai sifat radioaktif yang dalam menuju kestabilannya akan berubah menjadi timbal 206 atau uranium 235 akan berubah menjadi timbal - 207 dengan masa paruh 4510 juta tahun dan 713 juta tahun. Metode Carbon - 14 Carbon 14 merupakan isotop radioaktif yang sangat jarang, dan kebanyakan dijumpai di atmosfer dan sisa kehidupan baik pada hewan maupun tumbuhan. Carbon yang berasal dari atmosfera akan diubah oleh kehidupan dalam bentuk CO2. Cara ini dapat dipergunakan untuk semua jenis kehidupan. Masa paruh dari unsur ini adalah 5750 tahun dengan ketelitian penentuan umur absolut kurang dari 40.000 tahun. Metode Thorium 230 Thorium 230 yang merupakan hasil pemecahan dari uranium 238 akan menyebar di dasar laut. Thorium 230 dengan paruh umur 75.000 tahun sampai beberapa ratus ribu tahun. Metode Thorium 230 / Protactimium - 231 Perbandingan antara thorium 230/protactimium 231 adalah cara yang lain dalam rangka menentukan umur absolut batuan sedimen laut dalam.Protactimium 231 dihasilkan oleh uranium-235, seperti halnya thorium-230, maka protactimium-231 mudah sekali menguap di laut. Seperti diketahui thorium-230 dan protactimium-231 berasal dari isotop uranium yang berbeda, tetapi keduanya akan bercampur didasar laut. Waktu yang dapat dijangkau dengan metode ini adalah 150.000 tahun. Waktu Mutlak (absolut)