PERTANIAN
Sejarah perkembangannya:
3000 s.M minuman beralkohol (melalui fermentasi); namun dasar-dasar ilmiahnya baru
pada abad ke-17.
1680 Leeuwenhoek amati bentuk sel-sel khamir.
1818 Eryleben; mulai ketahui fermentasi oleh sel-sel khamir.
1857 Pasteur; penemuan fermentasi asam laktat.
1897 Buchner jelaskan enzim yg berperan dlm fermentasi; memahami proses fermentasi;
diikuti penemuan2 lain dlm bidang mikrobiologi mikrobiologi merupakan salah satu
dasar utama perkembangan bioteknologi.
1928 Griffith; menemukan mutan bakteri Pneumococcus tipe R (non-patogenik) dpt alami
transformasi tipe S (patogenik).Pnemococcus tipe R hidup campur dg tipe S yg
mati injeksikan pd tikus tikus mati. Isolasi darah tikus tsb.; terdpt strain tipe S yg
hidup. Perubahan tipe R (hidup) tipe S (hidup) bersifat permanen. Proses transfor-
masi itu dpt dilakukan secara in vitro the transforming principle
1944 Avery, McLeod + McCarty: the transforming principle merupakan senyawa as. nukleat
tipe deoksiribose sifat genetik ditentukan DNA.
1953 Avery & Crick : struktur 3 dimensi DNA.
Nathan & Smith menemukan enzim yg dpt potong DNA secara spesifik (endonuklease
restriksi); hasilkan DNA spesifik. Enzim DNA ligase mampu sambung potongan DNA.
1970-an Berg gunakan enzim DNA restriksi & DNA ligase berhasil sambung molekul DNA
suatu virus mol. DNA rekombinan. mendpt hadiah Nobel !
Pengembangan teknologi baru yg disebut teknologi DNA rekombinan rekayasa
genetik. Para ahli mampu melakukan perubahan2 sifat genetik organisme secara ter-
arah (yg diinginkan) misalnya tanaman / organisme transgenik (GMP / GMO):
Genetically Modified Plants / Genetically Modified Organisms.
MIKROBIOLOGI BIOLOGI MOLEKULER
Toleran thd lingkungan Prod. vaksin hepatitis Produksi metabolit pri- Degradasi pestisida &
salinitas tinggi B rekombinan mer (mis. As. Amino) senyawa sejenis
PENDAHULUAN
Bioteknologi
Penerapan prinsip-prinsip biologi, biokimia, dan rekayasa dlm pengolahan bahan
dengan memanfaatkan jasad hidup atau / dan komponen2-nya untuk hasilkan
suatu produk yg diinginkan berkaitan dengan reaksi-reaksi biologis.
Bioteknologi modern ; teknik manipulasi DNA secara in vitro; manipulasi genetik.
Komponen organisme: sel, jaringan, organel, molekul-molekul tertentu (DNA, RNA,
protein, enzim).
Bioteknologi konvensional Bioteknologi modern
2. Efek jangka panjang umumnya sdh diket. 2. Pengaruh jangka panjang belum dike-
karena sistemnya sudah mapan tahui
3. Perubahan sifat genetik tidak terarah 3. Perbaikan sifat genetik terarah
4. Tidak dpt atasi inkompatibilitas genetik 4. Dapat atasi inkompatibilitas
6. Butuh relatif lama hasilkan galur baru 6. Dpt hasilkan 7 perpendek waktu
7. Butuh relatif lama hasilkan galur baru 7. Perpendek waktu hasilkan galur baru
dgn sifat baru yg tdk ada secara alami
8. Sering tdk dpt atasi kendala alam dalam 8. Dpt tingkatkan kualitas & atasi kendala
sistem budidaya tanaman alam dlm sistem budidaya tanaman
Schematic representation of shoot tip culture
Schematic representation of vegetative propagation by single node technique.
Setiap bahan tanaman memp. tingkat kontaminasi permukaan yb berbeda,
tergantung dari:
- jenis tanaman & bagian tanaman yg digunakan
- morfologi permukaan (mis. berbulu / tidak)
- lingkungan tumbuh ( rumah kaca / lapangan)
- musim waktu mengambil (musim hujan / kemarau)
- umur tanaman (kecambah / tanaman dewasa)
- kondisi tanaman (sakit / sehat)
Sterilisasai eksplan, umum digunakan NaClO 1%, H2O2 10%, alkohol 70 %, larutan
bromin 1%, HgCl2 0,01-1% (sangat toksik !), fungisida (benlate), antibiotik 4-50 ppm
(rifamisin, streptomisin, carbenisilin).
Komposisi media kultur : 1) unsur hara makro dan mikro
2) sumber energi : sukrosa, glukosa
3) vitamin : thiamin (B1), piridoksin (B6)
4) ZPT / Growth regulators : auksin (sesuai tipe pertum-
buhan yg dikehendaki, level auksin endogen), sitokinin
(kinetin, zeatin, BAP), dan giberelin (utk membantu mor-
fogenesis)
Disamping golongan senyawa organik yg kandungannya jelas, dlm media kultur
sering pula ditambahkan senyawa kompleks alamiah yg komposisinya dpt berbeda
dari sumber yg satu dg lainnya,spt air kelapa, ekstrak ragi, ekstrak pisang, ekstrak
kentang, jus tomat, dll.
Tahapan kerja sterilisasi eksplan di dalam LFC
Schematic representation of axillary bud method of vegetatively propagating plants.
a) Rosette plants; b) elongate plants
Diagrammatic summary of steps involved in Berman cell planting technique.
Diagrammatic illustration of anther and microspores culture for production of haploid plants and diploidization
BIOTEKNOLOGI MIKROBA
Mikroba : - eukariot Saccharomyces cerevisiae
- prokariota - Eubacteria
- Archaea
Berbagai produk gunakan mikroba: utk dikonsumsi, pupuk / pestida hayati, farmasi, dll.
Prinsip dasar kultivasi, digunakan:
- medium padat / solid medium tempe, oncom
- medium cair / liquid medium antibiotik, asam-asam amino
Berdasarkan komposisi medium:
- medium lengkap: bahan organik, ekstrak bahan alamiah (khamir, daging) + bahan
anorganik mikroba tumbuh optimal
- medium minimal defined medium: bahan kimia sintetis pertumbuhan minimal; lebih
ke arah analisis fisiologis / genetika yg butuh komposisi nutrisi spesifik (utk hasilkan
produk tertentu).
Dalam industri bioteknologi, medium lengkap sering + komponen tambahan berpengaruh
signifikan thd jumlah produk + biotin utk memacu produksi antibiotik atau as.amino.
Teknik kultivasi mikroba:
1) Kultur batch (sekali panen) mikroba ditumbuhkan dlm medium pertumb. maksimal
panen produknya (sel/biomassa atau produk metabolitnya) kultivasi awal lagi.
Pola pertumb. mikroba dlm kultur batch:
- fase lag /adaptasi, tergtg: status fisiologis, macam mikroba, kondisi medium seblmnya
- fase eksponensial / logaritmik; pertumb. dipercepat / accelerated growth phase
- fase pertumb. diperlambat / deccelerating growth phase
- fase stasioner, ratio yg tumbuh dan mati seimbang jumlah sel secara total tetap
pertumb.diteruskan fase kematian, jumlah sel total menurun pemanenan saat
fase eksponensial / stasioner (krn terjadinya sintesis metabolit sekunder).
2) Kultur kontinyu; mikroba ditumbuhkan secara terus menerus pd fase paling optimum fase
pertumbuhan (fase eksponensial) beri nutrien terus menerus secara kemostat (melalui
tanki) komposisi nutrien dlm fermentor tetap (atur aliran medium baru) atau turbidostat,
penambahan nutrien secara kontinyu kerapatan sel (turbiditas kultur) selalu dlm keada-
an tetap. Aliran medium diatur berdasarkan kerapatan optik kultur media.
Bila produk metabolit berpengaruh negatif thd pertumbuhan mikroba (protein rekombinan, yg
gen-nya dari jasad lain) gunakan kultur batch. Bila produksi metabolit sel tdk berpengaruh
thd pertumbuhan selnya gunakan kultur kontinyu (mis. produksi protein / enzim homolog,
protein yg disintesis berdasarkan hasil ekspresi gen alami yg dimiliki jasad tsb. skala besar.
Mikroba juga dpt dimanfaatkan hasilkan produk tertentu dg gunakan medium padat/semipadat
tempe, tape, jamur merang, dll.
Pupuk buatan : artificial chemicall fertilizer; urea, TSP dll.,butuh energi banyak;
dampak lingkungan. Pupuk hayati / biofertilizer; inokulan mikroba alami; ramah
lingkungan; penambat nitrogen; pelarut fosfat. N2 udara, melalui rangkaian reaksi
diazotrofi (penambatan nitrogen secara biologis) senyawa nitrogen yg siap diab-
sorb tanaman. Fiksasi N:
1) secara non-simbiotis free-living microbes: kelompok bakteri & alga biru hijau.
Bakteri penambat N secara non-simbiotis dapat bersifat:
- aerob : Azotobacter, Azospirillum, Derxia, Mycobacterium, Azomonas.
- anaerob: Clostridium, Desulfovibrio, Chlorobium, Chromatium
- fakultatif anaerob: Rhodopseudomonas, Bacillus, Enterobacter.
Dari kelompok sianobakteria: Anabaena, Anabaenopsis, Lyngbya, Oscillatoria,
Nostoc, Calothrix, Plectonema, Stegonema.
Azotobacter; heterotrofik (energi dari sisa-sisa tanaman) banyak dipelajari.
sifatnya: - laju respirasi paling tinggi
- sifat mesofilik, tumbuh pd suhu sekitar 30 oC
- kerapatan di dlm tanah 103 106 sel / g tanah
A. paspali diestimasi memp. kemampuan sumbang 15-93 kg N/ha/thn pd dae-
rah perakaran Paspalum notatum. Beijerinckia (di tanah masam tropis) mampu
hasilkan 50 kg N/ha/thn pd perakaran tanaman tebu. Derxia (pd pH 5,0 9,0).
Dlm kondisi tergenamg, Clostridium acetobutylicum dan C. pasteurianum, jum-
lah meningkat 102 106 sel/g tanah.
Sianobakteri umum di daerah penanaman padi __> membtk heterokist / tidak
fiksasi N, dan juga sekresikan vit.B12, auksin, & as. askorbat utk pertumb. tanaman.
Fiksasi N secara non-simbiotis: N2 (oleh nitrogenase) NH3. Kompleks nitrogenase ter-
susun atas 2 metalloprotein:
- protein molybdo-ferro (protein Mo-Fe); peran sbg nitrogenase
- protein ferro (protein Fe), peran sbg nitrogenase reduktase
dinon-aktifkan oleh keberadaan oksigen (sifat mutlak anaerob!).
Pd sianobakteri:
- fiksasi N dlm hetercyst; ddgnya mengandung seny.glikolipid yg dpt menambat O2
suasana anaerob.
- tanpa hetercyst (Lyngbya, Oscillatoria) fiksasai N dlm sel yg terkondisi tereduksi.
Pd mikroba non-simbiotik; proses fiksasi N dilakukan dg adanya laju respirasi yg tinggi O2
tdk dpt capai kompleks nitrogenase.
2) secara simbiotis
Bbrp mikroba lakukan penambatan N melalui hub. simbiotik dg tan.tertentu struktur
khusus pd tanaman hub.simbiotik Rhizobium dg tanaman legum.
Rhizobium: bakteri Gram negatif, bersifat aerob, tdk membtk spora, btk batang dg ukuran
(0,5 0,9) x (1,2 3) m; terdpt dlm daerah perakaran, simbiosis dg tan.legum khusus.
4 kelompok bakteri pembtk bintil akar:
- Genus I: Rhizobium; tumbuh cepat/fast growing bacteria: R. leguminosorum, R.meliloti
- Genus II: Bradyrhizobium; tumbuh lambat/slow growing bacteria: B. japonicum.
- Genus III: Sinorhizobium; tumbuh lebih cepat: Rhizobium fredii; simbiosis dg kedelai.
- Genus IV: Azorhizobium; membtk bintil batang pd Sesbania: A. caulinodans.
Frankia (Actinomycetes) simbiosis dg Alnus, Myrica, Casuarina membtk bintil akar tipe corra-
loid (bercabang-cabang) & tipe Casuarina, apeks bintil akar membtk akar geotropik.
Simbiosis Rhizobium - legum dicirikan pembtkan bintil akar pd tan.legum (inang)
diawali dg sekresi produk metabolisme tan. ke daerah perakaran stimulasi pertumbuhan
bakteri; tdk hanya Rhizobium.Tahapan pembtkan bintil akar umumnya:
1) Pengenalan pasangan yg sesuai antara tanaman-bakteri pelekatan bakteri Rhizobium
pd permukaan rambut akkar tanaman.
2) Invasi bakteri ke dlm rambut akar melalui pembtkan benang infeksi / infection thread.
3) Perjalanan bakteri ke akar utama melalui benang infeksi.
4) Pembtkan sel-sel bakteri yg alami deformasi (bakteroid), di dlm sel akar tanaman.
5) Pembelahan sel tanaman dan bakteri terbtk bintil akar.
Pelekatan Rhizobium pd rambut akar dpt terjadi karena pd permukaan bakteri itu terdpt suatu
protein pelekat: rhicadhesin (protein pengikat kalsium yg berfungsi dlm pengikatan kompleks
Ca pd permukaan akar) dan lectin / phytoagglutinin (protein berkarbohidrat, berperan dlm
pengikatan bakteri.
Penetrasi awal ke rambut akar dilakukan melalui ujung rambut akar rambut akar meng-
gulung akibat sekresi bakteri (seny.faktor Nod) masuk rambut akar induksi pembtkan be-
nang infeksi (tabung selulosa) bakteri dlm benang infeksi tumbuh ke arah sel-sel akar
faktor Nod (dihasilkan bakteri) stimulasi pembelahan sel-sel tanaman bintil akar. Selanjut-
nya bakteri tumbuh cepat dan alami perubahan bentuk jadi bakteroid (struktur bercabang), di-
kelilingi peribakteroid (membran sel tanaman) barulah terjadi penambatan nitrogen.
Tanaman mati bintil akar rusak, bakteri terlepas keluar sel akar; bakteroid tdk mampu
membelah lagi; sebagian dorman (yg bukan bakteroid) dpt infeksi akar legum lagi. Selama
pembtkan bintil akar, banyak gen tanaman & Rhizobium yg diekspresikan secara berurutan.
Tahap tertentu nodulin (hasil ekspresi gen tanaman); a) protein yg jaga struktur bintil akar;
b) protein yg dukung fungsi bakteroid (fiksasi N), dan c) protein/enzim yg diekspresikan selama
proses metabolisme dan asimilasi nitrogen.
Perkembangan bintil akar dipengaruhi bbrp faktor:
1) konsentrasi nutrien anorganik
2) suhu tanah (25 30 0C utk pembtkan bintil optimum, > /< akan terhambat)
3) cahaya & naungan (cahaya: tingkatkan jumlah bintil; naungan: menurunkan)
4) konsentrasi CO2 (konsentrasi tinggi tingkatkan jumlah bintil akar)
5) ketersediaan N dlm tanah (tinggi kurangi jumlah dan berat bintil akar)
6) keberadaan mikroorganisme lain di dlm rhizosfer.
Mekanisme penambatan N di dlm bintil akar
Bintil akar legum merah (pigmen leghaemoglobin (LHb) yg mengandung Fe; myoglo-
bin pd hewan.; hanya pd akar sehat. Yg tdk sehat, bintil akar putih tdk bisa fiksasi N. LHb
berada di luar membran bakteroid, berfungsi atur konsentrasi oksigen krn bakteroid bersifat
aerob. Fiksasi N sangat peka thd keberadaan oksigen (> 0,5 atm hambat fiksasiN krn terja-
di pe-nonaktif-an kompleks nitrogenase. Dalam hal ini,LHb berfungsi sbg:
- fasilitator pengambilan oksigen oleh enzim oksidase terminal dan tingkatkan produksi
ATP utk aktivitas nitrogenase.
- pencipta suasana anaerob di sekitar nitrogenase (gabung dg oksigen oxyhaemoglo-
bin (OLHb) hingga O2 tersedia di permukaan membran sel bakteri OLHb bantu pro-
ses respirasi bakteri & sediakan ATP utk tambat N sekaligus lindungi kompleks nitroge-
nase dari pengaruh oksigen.
Dlm proses penambatan nitrogen:
- nitrogenase reduktase (protein Fe) berinteraksi dg ATP dan Mg++
- nitrogenase (protein Mo-Fe) mengkatalisis reduksi N2, H+, asetilen > NH3, H2 , etilen.
Selama fiksasi N, sumber reduktan utk transfer elektron berasal dr ferredoxin / flavodoxin
yg tereduksi berikan elektron ke protein Fe hingga reduksi protein Mo-Fe, diikuti pelepas-
an P anorganik; kompleks nitrogenase peroleh energi dari ATP hasil respirasi protein
Mo-Fe berikan elektron ke substrat yg dpt direduksi, misalnya N2.
Secara umum reaksi fiksasi N pd bintil akar:
Amonia adalah produk stabil I pd proses fiksasi N ditransfer melalui membran bakteroid
ke del tanaman digunakan dlm metabolisme tanaman.
Mikroba pelarut fosfat mampu lakukan pelarutan (solubilization) fosfat dari sumber fos-
fat (batuan fosfat); bakteri ( Pseudomonas, Bacillus) dan jamur (Penicillium, Aspergillus). Ke-
mampuan larutkan fosfat krn sekresikan as.organik format, asetat, propionat, laktat, glikolat,
fumarat, dan suksinat pH tanah turun fosfat larut as. hidroksi meng-chelate Ca & Fe
pelarutan dan penggunaan fosfat lebih efektif. Ca3(PO4)2 H2(PO4)- dan H(PO4)= sbg
hara P yg tersedia bagi tanaman. Jumlah fosfat terlarut yg dihasilkan mikroba heterotrof ber-
Variasi dg banyaknya karbohidrat yg dioksidasi; dan transformasi itu umumnya terjadi bila
substrat berkarbon diubah jadi as,organik. As.nitrat & sulfat yg dihasilkan dlm oksidasi bahan
nitrogen atau seny,anorganik sulfur bereaksi dg batuan fosfat hingga tingkatkan jumlah fosfat
terlarut.
Teknik dasar pembuatan pupuk hayati dibutuhkan 4 komponen:
a) mikroba yg sesuai utk suatu jenis pupuk hayati bila > 1 mikroba, hati-hati !
b) medium utk perbanyakan sel mikroba yg akan digunakan
c) bahan pembawa / carriermikroba
d) bahan pengemas / packaging materials
Bila > 1 mikroba (beda strain, spesies, atau genus) lakukan uji antagonistik !
setiap macam mikroba kultur dulu terpisah dlm medium yg paling sesuai sebelum
dikemas. Secara umum, tahap produksi inokulan mencakup:
1) isolasi dan skrining mikroba yg akan digunakan sbg pupuk
2) perbanyakan mikroba dlm medium yg tepat
3) pencampuran dg bahan pembawa / carrier; 4) pengemasan
Idealnya, mikroba diisolasi dari habitat lokal adaptasi mudah pd lingkungan tem-
pat aplikasi. Menurut Keyer dkk. (1993) inokulan Rhizobium tsb. sebaiknya:
1) mampu membtk bintil akar & menambat N pd tan. legum targetnya
2) mampu infeksi & membtk bintil akar meskipun ada rhizobial pesaing
3) mampu menambat N dlm kisaran kondisi lingkungan yg luas
4) mampu btk bintikl akar& menambat N meski ada N di dlm rtanah
5) tumbuh baik dlm medium perbanyakan, dlm carrier, dan dlm tanah
6) persisten di dlm tanah;, khususnya utk kepeluan penanaman kembali
7) mampu bermigrasi dari ttk awal inokulasi
8) mampu mengkolonisasi tanah tanpa ada pengaruh akar tan.inang
9) toleran thd cekaman lingkungan
10) mampu dukung fiksasi N dlm asosiasinya dg kisaran kultivar tan. yg luas
11) sesuai / kompatibel dg bahan kimia yg digunakan dlm pertanian
Medium kultur utk Rhizobium YEMA ( Yeast Extract Manitol Agar); perlu subkultur !
Komposisi YEMA (manitol bisa diganti sukrosa atau glukosa):
Komponen Berat /L (g)
K2HPO4 0,5
MgSO4 0,2
NaCl 0,1
Manitol* 10,0
Yeast extract 1,0
Akuades 1000
Agar 20
Perbanyakan dilakukan dlm fermentor besar dilengkapi alat atur pH, oksigen terlarut, suhu
dan penggojlok; atau tabung erlenmeyer dg shaker yg diatur kecepatannya.
Carrier yg digunakan dlm pembuatan pupuk hayati sebaiknya bersifat:
1) memp. Kkemampuan tinggi dlm menahan air
2) tdk toksik bagi mikroba
3) mendukung pertumbuhan mikroba
4) secara umum steril atau sdh disterilkan
5) bahan mudah diperoleh dg harga murah
6) mep.daya lekat thd benih
7) memp. Komposisi seragam secara kimia
8) mudah diatur pH-nya
9) mudah didegradasi, tidak mencemari lingkungan
10) mudah melepaskan mikroba bila digunakan di tanah
11) mudah dicampur dan dikemas
Gambut ideal sbg carrier; dpt pula digunakan lignite, arang, vermiculite, zeolite, dll. Biasa-
nya ditambahkan pula bahan lain spt kapur dan lempung, utk atur pH, peroleh tekstur bahan
Inokulan yg baik dan mudah dikemas serta digunakan kemas dlm kantong kuat tapi lentur
tdk mudah sobek atau bocor aluminum foil. Inokulan dicampur benih yg akan ditanam, bi-
asanya dipakai 4-6 g inokulan/kg benih.
Spora VAM
Bibit ditanam