Anda di halaman 1dari 32

1

dr. Devi /dr. Yudha


dr. Rekno/dr. Cempaka /dr. Febry/ dr. Rini
dr. Prima / dr. Bayu
dr. Ifa/dr. Dian/ dr. Indra
2

I. Pasien Bangsal
1. An. E 16 thn/58 kg dengan bisitopenia et causa DD/ ITP, infeksi, tersangka Tifoid fever DD/
ISK, defisiensi asam folat, menorrhagia, anemia makrositik hiperkromik, gizi baik
2. An. A 6 bulan/7,5 kg dengan bronkitis, gizi baik
3. An. D 10 bulan/6,3 kg dengan tersangka difteri laring/faring, gizi baik
4. An. V 2 thn 10 bln/ 12 kg dengan tersangka ISK, gizi baik
5. An. A 2,5 bln/ 4,3 kg dengan kejang berulang et causa DD/ perdarahan intrakranial,
gangguan elektrolit
II. Pasien HCU (-)
III. Pasien WINGs (-)
IV. Pasien PICU (-)
V. Pasien HCU Neonatus
1. By. Ny. L/ 0 hari/ 3400 gram dengan potensial infeksi, hipotermia riangan, neo, perempuan,
BBLC, CB, SMK, lahir spontan dari ibu dengan trombositopenia, lekositosis
VI. Pasien NICU
1. By. S/ 4 hari/ 1200 gram dengan gangguan napas sedang, sepsis, neo, perempuan, BBLSR,
CB, SMK, lahir spontan, partus luar
3

IDENTITAS PASIEN
Nama : An. D
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 10 bulan
Alamat : Kartasura, sukoharjo
No RM : 01336801
BB/TB : 6,3 kg /63 cm
4

II. KELUHAN UTAMA

Bercak putih di tenggorokan


5

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Pasien rujukan dari RS swasta di Solo dengan suspect difteri
Sejak 4 hari SMRS pasien demam yang awalnya sumer-sumer
kemudian semakin lama semakin tinggi. Demam naik turun, saat
minum penurun panas demam turun, kemudian naik lagi. Tidak
ada batuk, pilek, BAK dan BAB tidak ada keluhan. Adanya riwayat
mimisan, gusi berdarah, bintik merah di badan disangkal.
Sejak 3 hari SMRS pasien masih demam, nafsu makan dan minum
menurut orang tua pasien berkurang. Tidak ada batuk maupun
pilek, kemudian oleh orang tuanya pasien dibawa berobat. Pasien
disarankan rawat jalan dan untuk cek darah jika besok pagi masih

panas.
6

Hari masuk RS, pasien masih demam kemudian


pasien dibawa periksa ke dokter dan di cek lab.
Pada pemeriksaan didapatkan selaput putih
pada tenggorokan dan mudah berdarah ketika
tersenggol, kemudian pasien dirujuk ke RSDM.
Saat di IGD RSDM pasien demam, BAK warna
kuning jernih, BAB warna kuning kecoklatan.
7

IV. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


Riwayat difteri sebelumnya:disangkal
8

V. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


Riwayat difteri di keluarga dan lingkungan
sekitar: disangkal
9

VI. RIWAYAT KEHAMILAN DAN


PERSALINAN
Selama hamil ibu penderita tidak pernah dirawat maupun
mengeluhkan sakit, kontrol ke bidan hanya 1 x pada trimester
pertama, 2 kali pada trimester ke dua, dan tiap bulan pada
trimester ketiga.
Penderita lahir spontan pada usia kehamilan 40 minggu,
ditolong bidan, lahir langsung menangis kuat, gerak aktif, BB
lahir 3000 gram, PB lahir 49 cm, air ketuban jernih, kebiruan
(-), langsung pulang 1 hari setelah persalinan.
Kesan: kehamilan dan persalinan tidak ada kelainan
10

VII. RIWAYAT IMUNISASI


BCG : 1 bln
Hep B : 0 bln 2 bln 3 bln
DPT : 2 bln 3 bln
Polio : 0 bln 1 bln 2 bln 3 bln
Campak : 9 bln
Kesan : Imunisasi sesuai Depkes 2013
11

VIII. RIWAYAT NUTRISI


Pasien masih minum ASI dari lahir sampai
sekarang. Pasien makan 3 kali sehari berupa
bubur halus dengan lauk pauk (ayam, daging,
ikan, telur, tempe dan tahu) dan sayuran

Kesan : kuantitas dan kualitas cukup


12

POHON KELUARGA

II

33 tahun 30 tahun

III

An D, 10 bulan
13

X. PEMERIKSAAN FISIK
KU : Tampak sakit sedang, composmentis, kesan gizi baik
VS : laju nadi : 110 x/menit,reguler, isi dan tegangan kurang
laju nafas : 24 x/ menit, reguler, kedalaman cukup
suhu : 38,60C per axila
Kepala : mesosefal
Mata : konjungtiva anemis -/- , sklera ikterik -/-, pupil
isokor 2mm/2mm , reflek cahaya +/+
Hidung : napas cuping hidung -/- , sekret -/-
Mulut : mukosa basah (+), pseudomembran pada
faring(+), mudah berdarah (+)
Telinga : sekret -/-
Leher : pembesaran kelenjar getah bening colli (-),
bullneck (-)
Thorax : retraksi (-)
14

Cor : I : Ictus cordis tidak tampak


P : Ictus cordis tidak kuat angkat
P : batas jantung kesan tidak melebar
A : BJ I-II intensitas normal, reguler, bising (-)
Pulmo: I :pengembangan dinding dada kanan = kiri
P: fremitus raba kanan = kiri
P: sonor / sonor
A: Suara dasar vesikuler +/+ , Suara tambahan-/-
Abd : I : dinding perut // dinding dada
A : bising usus (+) normal
P : timpani
P : supel, nyeri tekan (-), hepar/lien tidak teraba
15

Extermitas :
Edema : -/- Akral dingin : -/-
-/- -/-

Arteri dorsalis pedis teraba kuat


Cappilary refill time < 2
16

XI. STATUS GIZI


BB / U :6,3/8,5 x 100% = 74,11% ( -2>z-score > - 3)
underweight
TB / U : 63x71,5 % = 88,11% (-3>z-score) severe stunted
BB/TB : 6,3/6,7x100 % = 94,02 % (0>z-score>-1) gizi baik

Kesimpulan : gizi baik, underweight dan severe stunted


17

XII. LABORATORIUM (18/04/2016)


Hb : 12,2 g/dl
HCT : 31,8 %
Al : 7,o ribu/ul
AT : 213 ribu/ ul
AE : 4,24 juta/ul

Kesan : dalam batas normal


18

DAFTAR MASALAH
Seorang anak perempuan, 10 bulan dengan :
Demam hari ke 4-5, demam sumer-sumer, naik-turun, demam
turun dengan penurun panas
Tidak ada riwayat perdarahan (mimisan, gusi berdarah, bercak
merah dibadan)
Selaput putih di tenggorokan yang mudah berdarah
Riwayat difteri sebelumnya disangkal
Riwayat difteri pada keluarga dan lingkungan disangkal
Riwayat imunisasi DPT (+) usia 2 bulan, 3 bulan
Keadaan umum: sakit sedang, composmentis, gizi kesan baik
Laju nadi: 110 x/menit,reguler, isi dan tegangan kurang
Laju nafas: 24 x/ menit, reguler, kedalaman cukup
Suhu 38,60C per axila
Mulut : Faring: pseudomembran (+), mudah berdarah (+)
19

DIAGNOSIS BANDING
Tersangka difteri faring/laring DD/ Tonsilitis
membranosa akut, tonsilitis membranosa non-
bakterial, epiglotitis, laringitis
20

DIAGNOSIS KERJA
1. Tersangka difteri laring/faring
2. Gizi baik, underweight, severe stunted
21

Terapi
Rawat bangsal isolasi
O2 nasal 2 lpm
Diet bubur halus + ASI on demand
D5 NS 26cc/jam
ADS 40.000 iu + NaCl 0,9% 100 ml, habis
dalam 2 jam
Eritromisin (40 mg/kg/8 jam) ~ 3x80 mg
Parasetamol (10 mg/kgbb/kali) ~ 3x cth
(suhu>37,5)
22

Plan : DL2, golongan darah, GDT


Kultur swab tenggorok (pro konsul THT)
Lapor dinas kesehatan
Monitoring : KUVS/SiO2/8jam
BCD/8jam
23

Follow up selasa, 19 April 2016


KU : Tampak sakit sedang, cm, kesan gizi baik
VS : laju nadi : 100 x/menit,reguler, isi dan tegangan kurang
laju nafas : 24 x/ menit, reguler, kedalaman cukup
suhu : 37,60C per axila
Kepala : mesosefal
Mata : konjungtiva anemis -/- , sklera ikterik -/-, pupil
isokor 2mm/2mm , reflek cahaya +/+
Hidung : Napas cuping hidung -/- , sekret -/-
Mulut : mukosa basah (+), pseudomembran pada
faring(+), mudah berdarah (+)
Telinga : sekret -/-
Leher : pembesaran kelenjar getah bening colli (-),
bullneck (-)
Thorax : retraksi (-)
24

Cor : I : Ictus cordis terlihat kuat


P : Ictus cordis teraba kuat angkat
P : batas jantung kesan tidak melebar
A : BJ I-II intensitas normal, reguler, bising (-)
Pulmo: I :pengembangan dinding dada kanan = kiri
P: fremitus raba kanan = kiri
P: sonor / sonor
A: Suara dasar vesikuler +/+ , Suara tambahan-/-
Abd : I : dinding perut // dinding dada
A : bising usus (+) normal
P : timpani
P : supel, nyeri tekan (-), hepar/lien tidak teraba
25

Extermitas :
Edema : -/- Akral dingin : -/-
-/- -/-

Arteri dorsalis pedis teraba kuat


Cappilary refill time < 2
26

DIAGNOSIS KERJA
1. Tersangka difteri laring/faring
2. Gizi baik, underweight, severe stunted
27

Terapi
Rawat bangsal isolasi
O2 nasal 2 lpm
Diet bubur halus + ASI on demand
D5 NS 26cc/jam
ADS 40.000 iu + NaCl 0,9% 100 ml, habis
dalam 2 jam
Eritromisin (40 mg/kg/8 jam) ~ 3x80 mg
Parasetamol (10 mg/kgbb/kali) ~ 3x cth
(suhu>37,5)
28

Planing
kultur swab tenggorok, konsul THT, membuat
pelaporan ke dinas kesehatan setempat.

Monitoring
KU/VS/SiO2/8jam
BCD/ 8jam
29

TERAPI
Uji mata: 0,1 cc + NS s/d 1 cc1 tetes di mata kiri ADS, 1 tetes di
mata kanan NS
Evaluasi: Hiperemis pada konjungtiva bulbi (-), lakrimasi (-)
Uji kulit: 0,1 cc ADSADS 0,05 ml + NS s/d 50 ml (intracutan)
Evaluasi: indurasi 0 mm (dikatakan (+) jika 20 menit: indurasi >
10 ml)
Terapi diruangan : ADS 40.000 IU + NaCl 0,9% 100 ml habis dalam
2 jam50 ml/jam (via syringe pump)
30

Apakah ada hubungan antara imunisasi DPT


dengan angka kejadian difteri?

P: anak denga difteri


I: imunisasi DPT
C: -
O: kejadian difteri
31

Faktor risiko terjadinya difteri?


P: Anak dengan difteri
I:
C:
O: faktro risiko difteri
32

Anda mungkin juga menyukai