Anda di halaman 1dari 30

KESEHATAN LINGKUNGAN

Rani Winda Paramuditha, S. Ked


11.16.777.14.094
Pembimbing : drg. Akmal Eddy Madda

BAGIAN ILMU KESEHATAN KOMUNITAS DAN


ILMU KEDOKTERAN PENCEGAHAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ALKHAIRAAT
2017
PENDAHULUAN

Menurut Kepmenkes RI No. 1428 tahun


2006, pengawasan kesehatan lingkungan
merupakan bagian dari mempertahankan dan
meningkatkan kualitas lingkungan yang lebih baik
dan bermanfaat bagi umat manusia.

Kepmenkes RI No. 1428/2006


Menurut Undang-Undang Nomor 17 tahun 2007,
tentang RPJPN 2005-2025 bahwa prioritas
pembangunan kesehatan dilakukan melalui kegiatan
perbaikan lingkungan, dan Peraturan Presiden No. 5
Tahun 2010 tentang RPJMN 20102014, bahwa
penyelenggaraan upaya kesehatan promotif dan
preventif, kesehatan lingkungan ditujukan untuk
menurunkan kasus gizi buruk serta menurunkan angka
kematian ibu dan balita.

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025


Tahapan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014
UU No.17 tahun 2007
VISI
Profesionalisme dalam Pelayanan Kesehatan Terdepan menuju Kota Palu
Kota Jasa yang lebih sehat.

MISI
1. Mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI).
2. Mengurangi Angka Kematian Bayi dan Balita yang dapat di cegah.
3. Peningkatan Status Gizi Masyarakat.
4. Mengurangi Penyakit Menular dan Penyakit tidak Menular.
5. Meningkatkan kegiatan Preventif dan Promotif.
6. Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Seksual dan Reproduksi.
7. Deteksi dini Kanker Serviks dan Kanker Payudara.
8. Meningkatkan dan memudahkan akses Pelayanan Kesehatan
kepada Masyarakat.
9. Meningkatkan Kerjasama lintas program dan lintas sektor bidang
Kesehatan.
10. Meningkatkan cakupan indikator UKM berdasarkan Cakupan
Dinas Kesehatan Kota Palu 2016-2019.
GAMBARAN UMUM PUSKESMAS
Letak Puskesmas
Sangurara di kecamatan
Tatanga tepatnya di
kelurahan Duyu dengan
Feature 1
jarak ke pusat kota sekitar
Feature 2 10 km
Feature 3 Melayani penduduk di 5
Product A kelurahan, dengan luas
13,67 km2
Jumlah penduduk : 47.665
Puskesmas induk Duyu
membawahi 4 Puskesmas
Pembantu,1 Polinkel, dan 6
Poskeskel yang tersebar di 5
kelurahan
SDM PUSKESMAS SANGURARA 2017
PENGERTIAN
Klinik sanitasi merupakan suatu wahana untuk mengatasi
masalah kesehatan masyarakat melalui upaya terintegrasi
antara kesehatan lingkungan pemberantasan penyakit dengan
bimbingan, penyuluhan, dan bantuan teknis dari petugas
Puskesmas. Klinik Sanitasi bukan sebagai unit pelayanan yang
berdiri sendiri, tetapi sebagai bagian intergral dari kegiatan
Puskesmas, bekerjasama dengan program yang lain dari sektor
terkait di wilayah kerja Puskesmas.

Permenkes No 13 Tahun 2015


KLINIK SANITASI

TUJUAN
Sebagai acuan untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat melalui upaya preventif dan
kuratif yang dilakukan secara terpadu, terarah, dan
tersusun secara terus-menerus.

Permenkes No 13 Tahun 2015


PROSEDUR PELAYANAN
1. Petugas Menerima rujukan dari Polik Umum dan
Ruangan MTBS.
2. Petugas Mempelajari kartu status/rujukan tentang
diagnosis oleh petugas poliklinik.
3. Petugas Mencari kartu status kesehatan lingkungan,
apabila pasien belum pernah dirujuk ke ruang klinik
sanitasi maka petugas sanitasi membuat kartu status
kesehatan lingkungan untuk pasien baru.
4. Petugas Menyalin dan mencatat nama penderita atau
keluarganya, karakteristik penderita yang meliputi umur,
jenis kelamin, pekerjaan, alamat serta diagnosis
penyakitnya ke dalam buku register.

Permenkes No 13 Tahun 2015


PROSEDUR PELAYANAN
5. Petugas Melakukan konseling dengan
penderita/keluarga tentang kejadian penyakit, keadaan
lingkungan dan perilaku yang diduga berkaitan dengan
kejadian penyakit yang mengacu pada buku Pedoman
Teknis Klinik Sanitasi untuk Puskesmas dan Panduan
Konseling Bagi Petugas Klinik Sanitasi di puskesmas.
6. Petugas Membantu menyimpulkan permasalahan
lingkungan atau perilaku yang berkaitan dengan
penyakit yang diderita Pasien.
7. Petugas Memberikan saran tindak lanjut sesuai
permasalahan Pasien.
8. Bila diperlukan, membuat kesepakatan dengan
penderita atau keluarganya tentang jadwal kunjungan
lapangan.

Permenkes No 13 Tahun 2015


GRAFIK DATA KESEHATAN LINGKUNGAN
GRAFIK DATA KESEHATAN LINGKUNGAN
GRAFIK DATA KESEHATAN LINGKUNGAN
GRAFIK DATA KESEHATAN LINGKUNGAN
GRAFIK DATA KESEHATAN LINGKUNGAN
GRAFIK DATA KESEHATAN LINGKUNGAN
INDIKATOR KINERJA KESEHATAN LINGKUNGAN
DI UPTD URUSAN PUSKESMAS SANGURARA
TAHUN 2017

Sasaran 1 Tahun Sasaran 1 Bulan


NO. INDIKATOR INDIKATOR
Duyu Balaroa D.Kodi Bayaoge Nunu Duyu Balaroa D.Kodi Bayoge Nunu

Pengawasan pengguna kualitas


1 62% 1969 3351 2314 2076 2113 164 279 192 173 176
air bersih

2 80% Pengawasan rumah sehat 1270 2754 2526 1649 1803 105 229 210 137 150

Pemeriksaan pengguna jamban


3 62% 1929 3283 2267 2076 2070 160 281 188 173 172
keluarga

4 92% Pengawasan sanitasi TPM 7 21 18 22 24 1 2 2 2 2

5 92% Pengawasan sanitasi TTU 13 15 15 16 20 1 1 1 2 2

6 80% Pengawasan AMIU 8 16 7 13 12 1 2 1 2 1


Komponen Kesehatan Lingkungan Cakupan

Jumlah SAB yang memenuhi syarat 22.15 %


Jumlah rumah yang memenuhi syarat 19.15 %
Jumlah Jamban yang memenuhi syarat 22.14 %
Jumlah TTU yang memenuhi syarat 18.75 %
Jumlah TPM yang memenuhi syarat 1.78 %
Jumlah Depot Air Minum yang memenuhi
37.5 %
syarat
PENENTUAN PRIORITAS MASALAH
Penilaian besar masalah dengan menggunakan interval
menggunakan rumus sebagai berikut:
Kelas N = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 6
= 1 + 3.3 (0,748)
= 1 + 2,4684
= 3,4684
=3
Interval = ( nilai tertinggi nilai terendah )
Jumlah kelas
= ( 37,5 1,78) / 3
= 35,72 / 3
= 11,9 = 12
Besar Masalah Terhadap Pencapaian
Interval

Komponen Kesehatan 1,78 10,71 10,72 19,64 19,65 28,57 28,58 37,5 Nilai
Lingkungan
Nilai
2,5 5 7,5 10

Jumlah rumah yang x 5


memenuhi syarat

Jumlah SAB yang x 7,5


memenuhi syarat

Jumlah jamban yang


memenuhi syarat x 7,5

Jumlah TTU yang x 5


memenuhi syarat

Jumlah TPM yang x 2,5


memenuhi syarat

Jumlah AMIU yang x 10


memenuhi syarat
IDENTIFIKASI PENYEBAB MASALAH
(PENDEKATAN ANALISIS FISHBONE)

MONEY MAN

Biaya pemeriksaan Kurangnya sumber


bakteriologi dan kimia daya petugas
yang mahal pelaksana MASIH
Rendahnya RENDAHNYA
pengetahuan CAKUPAN AMIU
Kurangnya sosialisasi Bahan dan alat
pemilik Depot
petugas kesehatan ttg pemeriksaan yang
Air Minum
AMIU minim

LINGKUNGAN MARKETING MATERIAL

Sugianto A. Metode Identifikasi Permasalahan dan Kebutuhan Masyarakat. 2012.


ANALISIS PENYEBAB MASALAH
A. Biaya pemeriksaan bakteriologi dan kimia yang
mahal
B. Kurangnya sumber daya petugas pelaksana
C. Kurangnya sosialisasi petugas kesehatan
tentang AMIU
D. Bahan dan alat pemeriksaan yang minim
E. Rendahnya pengetahuan pemilik Depot Air
Minum

Bahan kuliah blok Kedokteran Komunitas dr. Armyn Usman


PAIRED COMPARISON
A B C D E Total
A A A A A 4
B C D E 0
C C C 2
D E 0
E 0
Total vertikal 0 0 1 1 2

Total horizontal 4 0 2 0 0

Total 4 0 3 1 2

Bahan kuliah blok Kedokteran Komunitas dr. Armyn Usman


NILAI KUMULATIF
A 4 4/10 x 100% 40 % 60%
C 3 3/10 x100% 30 % 70 %
E 2 2/10 x100% 20 % 80%
D 1 1/10 x100% 10% 90 %
Jumlah 10 100%

Bahan kuliah blok Kedokteran Komunitas dr. Armyn Usman


Jadi, rendahnya cakupan AMIU yang memenuhi
syarat dapat diatasi dengan menyelesaikan 2
masalah di bawah ini yang <80%:
Biaya pemeriksaan bakteriologi dan kimia yang
mahal.
Kurangnya sosialisasi petugas kesehatan tentang
AMIU.
PLAN OF ACTION
KEBUTUHAN
No TUJUAN KEGIATAN SASARAN WAKTU P. JAWAB
BIAYA
1 Melakukan DAM 5 Kel x 3 3 bulan Petugas
Memberi Sanitasi
sosialisasi orang x 2 kali sekali
pemahaman yang Puskesmas
pada pemilik x 30.000 = Sangurara
lebih jauh tentang
DAM 900.000
pentingnya
pemeriksaan
kualitas AMIU dan
kebijakan peraturan
yang berlaku.
PLAN OF ACTION
KEBUTUHAN
No TUJUAN KEGIATAN SASARAN WAKTU P. JAWAB
BIAYA
2 Meminimalkan Kunjungan DAM Dibebankan Bulan Petugas
sanitasi
pemeriksaan lapangan pada pemilik Desem
puskesmas
DAMIU (Depot Air pemeriksaan DAM ber dan sangurara
Petugas
Minum Isi Ulang) AMIU 6 bulan Bulan
Laboratorium
sekali Juni kesehatan
kota

Anda mungkin juga menyukai