Anda di halaman 1dari 27

Armeili Shinta Putri

1210070100154

Pembimbing:
dr. Khomeini, Sp.B
Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau
kehilangan jaringan yang disebabkan kontak
dengan sumber panas

Luka bakar merupakan suatu jenis trauma


dengan morbiditas dan mortalitas tinggi.

Perawatan dan rehabilitasinya masih sukar


dan memerlukan ketekunan, biaya mahal,
tenaga terlatih dan terampil.
Luka bakar
Luka akibat sentuhan permukaan tubuh dengan
benda penghasilkan panas (api secara langsung maupun tidak
langsung, pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik, maupun
air, dll) atau zat-zat yang bersifat membakar (asam kuat, basa
kuat)
Scalds
Paparan api Uap panas
(air panas)

Aliran Zat kimia


Gas panas Radiasi
listrik (asam atau basa)

Sunburn
sinar matahari
Derajat I
Pajanan hanya merusak
epidermis sehingga masih
menyisakan banyak jaringan
untuk dapat melakukan
regenerasi.
Derajat II
Lesi melibatkan epidermis dan
mencapai kedalaman dermis
namun masih terdapat epitel vital
yang bisa menjadi dasar
regenerasi dan epitelisasi.
Derajat III

Mengenai seluruh lapisan kulit,


dari subkutis hingga mungkin
organ atau jaringan yang lebih
dalam.
PERHITUNGAN LUAS LUKA BAKAR

Pada orang Dewasa rumus luka bakar yang digunakan adalah


Rule of Nine
Kepala dan leher : 9 %
Dada : 9 % Perut : 9 %
Punggung : 9 %
bokong : 9 %
Lengan dan tangan kanan : 9 %
Lengan dan tangan kiri : 9 %
Paha kanan : 9 %
Paha kiri : 9 %
Betis kaki kanan : 9 %
Betis kaki kiri : 9 %
Perineum dan genitalia : 1 %
Pada bayi perhitungan luas luka bakar yang digunakan adalah
menggunakan Rule of Tenyaitu :

Kepala depan : 10 %
Kepala belakang : 10 %
Badan depan sisi kanan : 10 %
Badan depan sisi kiri : 10 %
Badan belakang sisi kanan : 10 %
Badan belakang sisi kiri : 10 %
Tangan kanan : 10 %
Tangan kiri : 10 %
Kaki kanan : 10%
Kaki kiri : 10 %
Bayi
rumus 10

Anak
rumus 10-15-20
Estimasi luas luka bakar menggunakan luas
permukaan palmar pasien. Luas telapak tangan
individu mewakili 1% luas permukaan tubuh. Luas
luka bakar hanya dihitung pada pasien dengan
derajat luka II atau III.
Metode Lund dan Browder

Metode yang diperkenalkan untuk kompensasi besarnya porsi


massa tubuh di kepala pada anak.

Pada anak di bawah usia 1 tahun: kepala 18% dan tiap


tungkai 14%. Torso dan lengan persentasenya sama
dengan dewasa.

Untuk tiap pertambahan usia 1 tahun, tambahkan 0.5%


untuk tiap tungkai dan turunkan persentasi kepala
sebesar 1% hingga tercapai nilai dewasa.
1. Luka bakar berat (major burn)
a. Derajat II-III > 20 % pada pasien < 10 tahun atau > 50 tahun
b. Derajat II-III > 25 % pada selain usia di atas
c. Luka bakar pada muka, telinga, tangan, kaki, dan perineum
d. Adanya cedera inhalasi tanpa memperhitungkan luas luka bakar
e. Luka bakar listrik tegangan tinggi
f. Disertai trauma lainnya
g. Pasien-pasien dengan resiko tinggi
2. Luka bakar sedang (moderate burn)
a. Luka bakar dengan luas 15 25 % pada dewasa, dengan luka
bakar derajat III kurang dari 10 %
b. Luka bakar dengan luas 10 20 % pada anak usia < 10 tahun
atau dewasa > 40 tahun, dengan luka bakar derajat III kurang
dari 10 %
c. Luka bakar derajat III < 10 % pada anak maupun dewasa yang
tidak mengenai muka, tangan, kaki, dan perineum
3. Luka bakar ringan
a. Luka bakar dengan luas < 15 % pada dewasa
b. Luka bakar dengan luas < 10 % pada anak dan usia lanjut
c. Luka bakar dengan luas < 2 % pada segala usia (tidak
mengenai muka, tangan, kaki, dan perineum
1. Pemeriksaan darah rutin dan kimia darah
2. Urinalisis
3. Pemeriksaan keseimbangan elektrolit
4. Analisis gas darah
5. Radiologi jika ada indikasi ARDS
6. Pemeriksaan lain yang dibutuhkan untuk
menegakkan diagnosis SIRS
Pasien luka bakar harus dievaluasi secara sistematik.
Prioritas utama adalah mempertahankan jalan nafas
tetap paten, ventilasi yang efektif dan mendukung
sirkulasi sistemik.
Intubasi Krikotiroidotomi

oksigen 100% Penghisapan sekret

Pemberian terapi inhalasi Bilasan bronkoalveolar

Perawatan rehabilitatif untuk


Eskarotomi
respirasi
b. Tatalaksana resusitasi cairan

Cara Evans
1. Luas luka bakar (%) x BB (kg) menjadi mL NaCl per 24 jam
2. Luas luka bakar (%) x BB (kg) menjadi mL plasma per 24 jam
3. 2000 cc glukosa 5% per 24 jam

50% dari jumlah 1+2+3 diberikan dalam 8 jam pertama. Sisanya


diberikan dalam 16 jam berikutnya.
Hari kedua diberikan 50% jumlah cairan hari pertama.
Hari ketiga diberikan 50% jumlah cairan hari kedua.
Cara Baxter

Luas luka bakar (%) x BB (kg) x 4 mL


Separuh dari jumlah cairan diberikan dalam 8 jam pertama.
Sisanya diberikan dalam 16 jam berikutnya.
Hari kedua diberikan setengah jumlah cairan hari pertama.
Hari ketiga diberikan setengah jumlah cairan hari kedua.
c. Resusitasi nutrisi

Nutrisi yang diberikan sebaiknya mengandung 10-15%


protein, 50-60% karbohidrat dan 25-30% lemak.

d. Antibiotik, Antimikroba, Analgetik,


ATS.
Eksisi Skin
dini grafting
Komplikasi

Sistemic Inflammatory Response Syndrome (SIRS)

Multi-system Organ Dysfunction Syndrome (MODS)

Sepsis
Prognosis

Prognosis dan penanganan luka bakar terutama tergantung pada


dalam dan luasnya permukaan luka bakar, dan penanganan sejak
awal hingga penyembuhan. Selain itu faktor letak daerah yang
terbakar, usia dan keadaan kesehatan penderita juga turut
menentukan kecepatan penyembuhan.
KESIMPULAN

Luka bakar adalah luka akibat sentuhan permukaan tubuh


dengan benda-benda yang menghasilkan panas atau zat-zat yang
bersifat membakar. luka bakar dideskripsikan dalam derajat luka
bakar, yaitu luka bakar derajat I, II, atau III.
Terapi pembedahan pada luka bakar terdiri Eksisi dini
dan Skin grafting. Prognosis dan penanganan luka bakar
tergantung pada dalam dan luasnya luka dan penanganan.

Anda mungkin juga menyukai